Regina meringis dan bingung dibentak oleh ibunya. dia adalah putri kedua dari keluarga Hadley yang juga merupakan adik dari pengantin wanita yang melarikan diri.“Maaf Bu, aku tadi ke toilet ....” Dia terbata-bata lalu menatap ayahnya dengan bingung.“Ayah apa yang terjadi? Aku tidak melihat kakak di ruang riasnya, kupikir dia ada di sini.”Harion balik membentaknya.“Kamu masih bertanya?! Karena kacerobohanmu membiar kakakmu kabur dari pernikahannya!” serunya memarahi gadis itu.Wajah gadis itu berubah pucat, matanya melebar.“Kak ... kak Freya melarikan diri? Itu tidak mungkin ....” Dia berkata terbata-bata yang membuat jengkel orang tuanya.Regina bukan gadis yang menonjol seperti saudara perempuannya.Keluarga Hadley memiliki dua orang putri, tanpa anak laki-laki. Salah satunya adalah Freya, gadis cantik berjiwa sosial dan ceria sangat disukai orang-orang di sekitarnya. Dia semakin menjadi pusat perhatian karena menjadi kekasih Dixon Orang tuanya, terutama Georgina yang sangat bia
“Aku mengenal Freya hampir sepanjang hidupku. Dia bukan jalang yang berselingkuh di belakangku,” desisnya dengan suara gelap.“Pasti dia terpaksa pergi di hari pernikahan kami. Kamu tidak ingat dia sangat bahagia ketika aku melamarnya. Kami sudah mempersiapkan pernikahan ini selama satu tahun, tapi mengapa?!” Dixon bercoleteh dengan suara melantur karena mabuk. Ekspresi wajahnya berubah-ubah dari emosi dan melankolis.“Apa yang kurang dari aku?! dia pikir aku siapa?!”Tentu saja kamu Tuan Muda yang sempurna, batin Aaron memutar mata dalam hati.Jika tidak melihat Dixon yang patah hati, Aaron akan menertawakan penampilan mabuk yang langka dari seorang pria yang sangat disegani di Capital.“Sebenarnya kawan ... ada desas-desus tentang Freya menjalin hubungan dengan seorang pria di belakang punggungmu.” Aaron melirik Dixon dengan ekspresi hati-hati.Dixon langsung menoleh menatapnya tajam.“Mengapa tidak ada yang memberitahuku?” desisnya tajam.Aaron menyeringai mencemooh.“Karena mereka
Dixon bersandar di dinding tampak sedang merokok. Jas hitamnya hilang entah ke mana hingga hanya menyisakan kemeja putih yang sudah kusut. Tiga kancing atasnya terlepas memperlihatkan separuh dada bidangnya.Regina menegang. jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Dia gugup dan cemas jika harus melewati pria itu. Dixon adalah calon kakak iparnya, namun Freya melarikan diri di hari pernikahannya yang membuat keluarganya harus menanggung amarah dari keluarga Clark, terutama Dixon.Dixon takut untuk bertemu pria itu mengingat reputasinya di kalangan elite Capital, bahkan ayahnya segan pada pria itu.Mengingat Freya sudah mempermalukan Dixon dengan meninggalkan di hari pernikahan mereka dan melarikan diri dengan pria lain, Dixon pasti memendam amarah pada keluarga Hadley. Jika dia melihatnya, Regina takut pria itu akan melampiaskan amarah padanya.Regina menggigit bibir bawahnya berdebat dengan dirinya sendiri apa dia harus berbalik pergi atau tetap melewati pria itu. sial lagi pintu kamar
Mata Regina membelalak ngeri merasakan tubuhnya berputar, punggungnya menghantam permukaan kayu dan tubuh kekar menekannya ke pintu. “Aaaaa ... lepaskan!” Regina menjerit panik mendorong dada bidang Dixon. Dixon mendesis mencengkeram lengannya dengan tangan satunya sebelum menekan kedua tangan Regina di atas kepalanya. “Diam,” desisnya dingin. Regina meronta panik menendang kakinya, ketakutan dan kepanikan memenuhi dirinya. “Lepaskan aku! lepaskan aku!” “Kubilang diam!” Salah satu tangan Dixon meninju daun pintu di sebelah kepala Regina dan menekan tubuhnya dengan kuat tubuh wanita itu. Regina berhenti meronta, tubuhnya gemetar. Mata-matanya berkaca-kaca mendongak menatap pria di depannya dengan takut. Pria itu sangat tinggi tampak mengintimidasi baginya. matanya yang gelap menusuknya dengan tatapan tajam. Regina menundukkan kepalanya takut. Matanya terpejam berusaha menahan kecemasan dan air matanya. “A-apa yang kamu inginkan? Kumohon lepaskan aku,” bisik Regina lirih. Sudu
Malam belum berakhir. Tempat tidur tampak berantakan. Beberapa potongan baju berserakan di lantai. Aktivitas di atas ranjang telah berhenti sejam yang lalu menyisakan dua orang dengan perasaan berkecamuk. Regina menarik selimut menutupi tubuh menatap kosong dinding di depannya. Jejak air mata membasahi pipinya. Bercak merah menyebar di kulit leher dan pundaknya menunjukkan tanda kepolosannya telah hilang.Pada saat itu pintu kamar mandi terbuka dan sosok pria keluar dengan handuk menutupi pinggangnya. Tubuh Regina sesaat menegang, tanpa berbalik untuk melihat pria itu dia mencengkeram erat selimut di depan dadanya. Matanya bengkak dan memerah berusaha untuk tidak menangis lagi.Dixon mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kering. Dia sesaat melirik punggung Regina yang memunggunginya. Dari tubuhnya yang tegang, dia dapat mengetahui bahwa gadis itu tidak tidur. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun atas tindakannya yang memperkosa gadis malang itu.Suasana sangat hening, tida
PLAKK!!!Bunyi tamparan keras bergema di ruang tamu keluarga Hadley.“Apa kamu sudah tidak waras?!” Harion mengamuk menampar sang putri dan melempar sebuah majalah koran ke wajah Regina. Majalah itu meluncur jatuh di bawah kakinya.Di belakang, Georgina tidak berani menyela kemarahan suaminya dan menonton bagaimana dia memarahi Regina.Wajah Regina miring ke samping dengan bekas tanpa merah di pipinya akibat tamparan sang ayahnya. Matanya menatap kosong majalah yang jatuh di kakinya.Majalah itu memuat foto-foto dirinya bersama Dixon tampak intim di luar kamar hotel dan sampai kemudian foto dirinya mereka masuk ke dalam kamar. Majalah itu memuat berita skandal dirinya dan Dixon yang menghabiskan cinta satu malam.Setelah sang Kakak yang melarikan diri, Regina Hadley mengambil kesempatan untuk merayu calon ipar miliarder yang terpuruk. Isinya penuh dengan penghinaan dan cemooh pada Regina alih-alih Dixon.Regina tak menyangka seseorang mengambil foto dirinya bersama Dixon menjadikannya
Dia menatap orang tuanya dengan mata memerah menahan tangis. Kejadian semalam sungguh menimbulkan trauma baginya dan mengungkap traumanya pada orang tua yang tak pernah perhatian dan peduli padanya hanya membuatnya putus asa.Menahan tangis di tenggorokannya, dia berbisik lirih.“Dixon memperkosaku. Malam itu dia mabuk dan aku kebetulan lewat karena harus mengambil dokumen ayah.” Regina menunduk mati-matian menahan tangisannya agar tidak pecah. Bayangan dilanggar oleh calon kakak iparnya bergema di kepalanya.Georgina dan Harion saling pandang, tidak berbicara selama beberapa saat.Regina tetap menundukkan kepalanya, dia terlalu takut untuk melihat kekecewaan dan kemarahan di mata orang tuanya.Georgina menatap suaminya sambil meremas tangannya.“Sayang, ini tidak sepenuhnya salah Regina. Dixon yang lebih dulu melanggarnya. Bagaimana kalau meminta tanggung jawabnya dan membiarkannya melupakan masalah Freya? Jika Dixon melupakan masalah Freya melarikan diri dengan pria lain, putri kita
Satu tahun berlalu sejak Regina tinggal di Inggris—lebih tepatnya dibuang oleh ayahnya— untuk menghindari dipermalukan lebih lanjut jika masih tinggal di Capital. Sejak skandal dia tidur Dixon, Regina menjadi bahan lelucon di masyarakat kelas atas Capital dan membuat malu nama keluarga Hadley.Pada awal tinggal di Inggris, Regina tidak bisa beradaptasi dan sangat kesepian. Dia tidak memiliki teman atau kenalan di Inggris. Kepribadiannya yang pendiam tidak memungkinkannya untuk bergaulHidupnya di Inggris sangat monoton. Orang tuanya jarang menanyakan kabarnya dan hanya mengirim uang setiap bulan. Hati Regina mati rasa untuk mengharapkan kepedulian dari orang tuanya. Dia berusaha melupakan masa lalunya di Capital dan pria itu .... Dixon yang telah melanggarnya.Dia sangat kesepian dan ... terbuang. Kadang-kadang di malam dingin, dia mengkhayalkan sebuah kehidupan yang lebih baik dari kepribadiannya yang lemah dan pengecut.Puk.Regina tersentak tersadar dari lamunannya merasakan tepuka