Share

Bab 7

Baju-baju wanita yang ada di dalam lemari membuat pikiran Najma benar-benar kalut. Hatinya terus saja menebak-nebak siapa pemiliknya. Hingga sebuah adzan Maghrib yang mengalun merdu di udara, membuyarkan lamunannya.

Dan dia pun beristighfar dengan hati yang sedih. "Astaghfirullah adzim. Apa yang sedang aku pikirkan ini? Bukankah aku tidak punya hak atas pernikahan ini? Bukankah aku tidak boleh menuntut dia menjadi layaknya seorang suami yang setia, perhatian, dan menyayangiku? Pernikahan ini terjadi karena sertifikat tanah panti. Hanya untuk sertifikat tanah panti. Kalau pun baju-baju itu adalah milik seorang wanita yang memiliki hubungan dengan dia, aku tidak boleh protes. Ya, tidak boleh."

Najma menghela nafas panjang untuk melenyapkan rasa sesak yang menyerang. Sekaligus memberi kekuatan untuk kemungkinan terburuk dalam pernikahan yang baru terjadi hari ini.

Tapi ternyata itu tidak mudah. Meskipun dia sudah mencoba, rasa sesak itu tetap ada. Satu-satunya cara yang bisa diharapkan a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status