Share

Part 5

Penulis: Mama fia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-05 09:34:47

"Ma, ponselku mana?" seru Rayan dari teras depan.

Firda tersentak dan segera sadar karena panggilan Rayan. Sambil berjalan ke teras depan, Firda membersihkan sisa-sisa airmatanya. Firda berusaha menata hati seperti tak ada yang terjadi dan berpura-pura tak tahu apa-apa tentang suaminya yang sudah bermain hati.

Saat ini Firda merasa tidak boleh emosi. Tak mungkin dia marah dan bertengkar di depan teman-temannya Rayan. Firda memikirkan cara yang tepat agar suaminya mau berterus terang apa yang sebenarnya terjadi.

Rayan masih dalam keadaan sakit dan Firda yakin emosi Rayan akan lebih tak terkendali. Firda menahan semua rasa sakit hatinya. Hanya kepada Allah Firda mengadukan keluh kesahnya.

Bukannya Firda tak ingin marah. Bukannya Firda membiarkan suaminya berbuat maksiat di depannya. Firda hanya ingin menyelesaikan urusan ini dengan kepala dan hati dingin serta bukti yang nyata. Meskipun itu membuat hati Firda semakin tertekan tapi Firda tak mau membahasnya sekarang.

Pantas saja Rayan akhir-akhir ini jarang sekali meminta haknya sebagai suami. Jika meminta pun, gairahnya sudah tak seperti dulu lagi. Firda berpikir jika semua itu karena Rayan terlalu sibuk dan lelah karena pekerjaannya. Atau tak ada waktu karena Rayan selalu begadang dengan teman-temannya.

Firda tahu betul jika dirinya sudah tidur, Rayan tak pernah tega membangunkannya. Dengan alasan tak tega karena istrinya capek seharian mengerjakan pekerjaan rumah dan merawat putrinya.

Kembali mengingat masa-masa itu, di saat mereka masih sering berbicara dan bercerita sampai dini hari setelah melakukan hubungan suami istri, Firda kembali meneteskan airmata. Miris sekali keadaan rumah tangganya sekarang.

Apakah nasibnya akan sama dengan kakak-kakaknya yang gagal dalam berumah tangga? Lalu, jika memang suaminya selingkuh dan sudah tak mencintainya lagi, buat apa mempertahankan rumah tangganya?

Dalam diam Firda menangis tanpa suara. Sakit hatinya karena perselingkuhan suami yang sangat dicintainya.

Teringat dulu kakak-kakak Firda menentang pernikahannya dengan Rayan tapi Firda tak putus asa. Bersama Rayan, Firda berjuang meraih restu mereka, dengan bantuan ibu Firda tentunya.

Hanya ibunya yang merestui hubungannya dengan Rayan. Karena waktu itu Firda akan dijodohkan dengan laki-laki pilihan pamannya. Sementara Siti tak ingin memaksa Firda untuk menerima perjodohan.

Siti hanya ingin putrinya bahagia dengan pilihannya sendiri. Betapa bahagianya Firda memiliki ibu seperti Siti. Semakin deras saja airmata Firda mengingat kembali semuanya. Hatinya sungguh hancur tapi dia sendiri bingung harus bagaimana.

Tak ingin larut dalam kesedihan dan airmata, Firda bangkit berjalan ke belakang mengambil air wudhu dan kembali bermunajat pada Allah mengadukan masalahnya. Hanya itu yang membuat hatinya kembali tenang.

Lewat tengah malam, teman-teman Rayan pun pulang. Seperti biasanya, Firda segera membereskan sisa-sisa makanan dan juga piring serta gelas-gelas yang kotor untuk dibawa ke dapur.

Setelah selesai semuanya Firda lalu ke kamar dan merebahkan dirinya yang sudah lelah dan ingin segera tidur. Namun, ternyata keinginannya harus tertunda karena sang suami langsung mengajaknya bicara.

"Ma, aku diberi minyak dari Kalimantan, namanya minyak bintang. Katanya ampuh untuk patah tulang sepertiku, semoga saja bisa segera pulih lagi, ya. Tapi ada syaratnya, tidak boleh ditaruh di dalam rumah."

"Sakit itu datangnya dari Allah dan yang menyembuhkan juga Allah. Jangan terlalu percaya dengan hal-hal seperti itu, takut jatuhnya syirik nanti," jawab Firda.

"Kamu ini selalu begitu, namanya juga usaha kan nggak apa-apa, apalagi ini juga gratis dikasih teman. Harusnya bersyukur karena temanku ada yang perduli dan kalau memang bisa cepat sembuh kan aku juga bisa cepat masuk kerja. Apa kamu nggak suka kalau aku sembuh, apa kamu mau aku terus-terusan seperti ini?" Rayan mulai emosi.

Firda pun menjawab dengan lesu, "Iyaa, maaf. Semoga cocok dan segera sembuh dan bisa berjalan normal lagi, aku sudah mengantuk, aku mau tidur."

Firda sangat lelah, lelah fisik dan juga lelah pikiran serta hatinya. Dia bukan orang yang setuju dengan pengobatan seperti itu karena menurutnya hanya mengundang jin ke dalam rumah.

Firda sadar meskipun tidak bisa melihat jin atau setan, tetapi dia sering merasakan jika sedari awal tinggal di rumahnya ini Firda sering mengalami gangguan.

Akan tetapi Firda tak pernah terlalu menjadikannya pikiran. Hidupnya sudah banyak ujian. Masih banyak urusan yang jauh lebih penting daripada memikirkan setan yang bergentayangan.

***

Dua bulan berlalu, meskipun agak pincang, Rayan sudah bisa berjalan tanpa menggunakan tongkat. Percaya atau tidak, minyak bintang yang dibawakan oleh temannya dari Kalimantan itu memang benar-benar ampuh. Rayan sudah tidak berobat lagi ke Kyai Guntur. Bahkan sudah seminggu yang lalu Rayan sudah kembali bekerja.

Semua tetangga dan teman-teman Rayan pun heran. Dalam waktu kurang dari tiga bulan Rayan sudah bisa berjalan tanpa tongkatnya walaupun agak sedikit pincang. Bahkan sebulan kemudian, Rayan pun sudah bisa berjalan seperti biasa.

Dengan memegang sebuah kertas di tangan, Firda berbicara pada dirinya sendiri, "Sekarang saatnya aku menyelesaikan semua masalah!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri dari Surga   Part 31

    Firda melangkah keluar kamar dan berjalan ke luar dengan membawa dompet yang hanya berisi KTP dan juga ponselnya. Entah apa yang dipikirkan Firda saat ini, hatinya terasa sakit dan perih. Dia terus melangkah tanpa arah dan tujuan dengan berjalan kaki.Tak ada air yang menetes dari matanya, tak ada suara isak tangis dari bibirnya, tak ada kemarahan dalam hatinya, yang ada hanya keinginan untuk meninggalkan semuanya. Bahkan Firda tak ingin mengajak serta putrinya. Firda hanya ingin pergi sendiri karena tak ingin putrinya terlunta-lunta bersamanya yang bahkan tak tahu ke mana tujuannya dan hanya mengikuti kaki melangkah.Berjalan dan terus berjalan tanpa menoleh ke belakang tanpa ada tetangga yang mengetahuinya karena saat itu suasana sekitar perumahan benar-benar sepi.Sementara Rayan masih menunggu balasan pesan dari istrinya yang tak kunjung ada. Sudah lebih dari lima belas menit Rayan pun tak sabar lagi. Sambil menahan emosi karena pesan yang tak berbalas, Rayan menemui Firda di ka

  • Istri dari Surga   Part 30

    Ketika ketulusanmu tidak dihargai,sebaiknya segera angkat kaki.Tebus kecewamu dengan keikhlasan.Dan pergilah tanpa menoleh ke belakang.***Entah pulang jam berapa Rayan tadi malam, Firda tak mau tahu lagi. Dibiarkan Rayan tidur sepanjang hari tanpa niat membangunkannya walaupun sampai malam nanti, begitu rencana Firda. Hatinya juga sudah mulai lelah. Lelah dengan masalah yang selalu sama.Setelah membersihkan rumah dan menjemur pakaian yang sudah dicucinya, Firda pun tidur kembali di kamar Syifa. Kepalanya pusing sekali akhir-akhir ini, perutnya mual dan Firda menyadari jika dirinya hamil lagi karena tamu bulanannya bulan ini tak kunjung tiba. Firda tak tahu harus bersyukur atau sedih dengan keadaannya, mengingat kondisi ekonominya saat ini yang masih tak membaik juga. Dia juga masih belum memberitahukan kepada Rayan tentang kehamilannya. Firda takut akan menambah beban pikiran Rayan dan semakin memancing emosi suaminya."Masih belum saatnya memberitahunya sekarang, mungkin aku a

  • Istri dari Surga   Part 29

    Malam harinya mereka semua bermusyawarah membicarakan harga rumah serta biaya-biaya notaris dan tak lupa kesepakatan mengenai pajak-pajak yang harus ditanggung oleh keduanya. Rayan menyampaikan juga bahwa semuanya akan diurus oleh Ali. Beny pun setuju karena dia juga mengenal Ali dengan baik karena mereka semua memang tinggal di perumahan yang sama. Rayan pun meminta uang muka pada Beny untuk melunasi hutangnya di bank agar bisa segera mengambil sertifikat rumahnya. Kesepakatan pun akhirnya tercapai sudah.Firda dan Rayan kemudian mencari info rumah yang dijual untuk persiapan tempat tinggal mereka. Setelah hampir tiga bulan lamanya mencari ke sana ke mari akhirnya mereka pun mendapatkannya. Rumah kecil di sebuah perumahan yang letaknya di pinggir kota. Bersyukur mereka masih mendapatkan sisa uang untuk membeli rumah dengan cara tunai. Firda sudah lelah dan tak mau berhutang lagi. Rayan pun menyetujui. Syifa terpaksa pindah sekolah karena tak mungkin bersekolah di tempat sebelumnya

  • Istri dari Surga   Part 28

    Berjuanglah meski terkadang raga lelah.Berdo'a dan pasrahlah pada Sang Pemilik Ijabah.Hingga tersingkirkan segala macam masalah.***"Ma, aku menyerah. Memang lebih baik kita jual saja rumah ini. Semoga masih ada sisa dan cukup untuk beli rumah lagi. Aku juga ingin tenang. Semoga aku juga bisa segera mendapatkan pekerjaan kembali. Malu aku sama teman-teman, aku sudah terlanjur cerita pada mereka akan bekerja di Australia. Pusing sekali aku, Ma," ucap Rayan pada Firda dengan wajah yang kusut karena banyak pikiran.Rayan akhirnya mau tak mau menyetujui keinginan Firda untuk menjual rumahnya agar bisa melunasi semua hutangnya yang ada di bank dan koperasi. Meskipun rasanya berat sekali, tapi mau bagaimana lagi karena ini adalah jalan satu-satunya."Alhamdulillah, akhirnya Papa mau menjual rumah ini. Ya, sudah, minta tolong saja sama teman Papa yang kerja di bagian pemasaran perumahan itu, biar sekalian dipasarkan rumah kita. Nanti aku juga akan bilang ke ibu-ibu barangkali ada yang min

  • Istri dari Surga   Part 27

    "Bagaimana ini, kok kita belum dapat kabar lagi, ya? Mana paspor kita dibawa. Aku telepon juga nggak pernah diangkat, malah sekarang nggak aktif," kata Harun pada Rayan."Iya nih, aku jadi khawatir. Aku takut yang dipikirkan Firda benar, kita berdua tertipu. Tapi kenapa paspor kita juga dibawa, kalau niatnya menipu buat apa coba dia repot-repot mengurus paspor kita dan juga visanya," ucap Rayan yang sebenarnya hanya meyakinkan dirinya sendiri.Rayan benar-benar takut jika dirinya kena tipu lagi. Uang darimana untuk membayar semua hutangnya. Bayar pinjaman di bank, di koperasi, apalagi sekarang dirinya sudah tak bekerja lagi."Begini, besok kita datangi saja pondok pesantrennya. Semoga orangnya lagi di sana dan kita bisa bertemu untuk memastikan kapan keberangkatan kita," saran Harun yang mau tak mau dia sedikit tidak enak dengan Rayan karena gara-gara dirinya, Rayan jadi ikut-ikutan mendaftarkan diri jadi TKI di Australia. Apalagi Rayan sudah keluar kerja, Harun semakin merasa bersala

  • Istri dari Surga   Part 26

    Karena takdir itu tak seindah rencana.Itulah mengapa di balik setiap do'a selalu ada kata "semoga".... ***Sekali lagi ... kenyataan yang dihadapi tak sesuai ekspetasi. Harapan berjualan skincare pun tak berjalan dengan lancar. Kembali Firda berpikir, kenapa tak seperti yang dia baca di novel yang selalu menceritakan kesuksesan seorang istri yang berjualan online. Sementara Firda, tiga bulan ini menjalaninya tak juga ada hasilnya. Jika laku pun hanya beberapa dan itu pun untungnya hanya bisa dibuat untuk membeli kuota mingguan saja.Apalagi kalau ada yang bertanya, yang jualan pakai nggak? Kalau pakai, kenapa wajahnya nggak berubah? Masih saja sama seperti sebelumnya. Terus terang saja Firda jawab apa adanya, dia memang belum memakai produk yang dijualnya karena uangnya belum ada. Tujuan menjual juga dia sampaikan kalau sudah punya uang baru akan membelinya. Miris sekali rasanya, dan Firda pun mulai putus asa.Ingin rasanya Firda membantu suaminya menambah penghasilan walaupun ha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status