Share

Part 4

Author: Mama fia
last update Huling Na-update: 2023-11-04 21:11:39

Suatu hari nanti kamu akan diuji dengan orang yang sangat kamu cintai.

Karena tanpa kamu sadari kamu telah meletakkan dia sebagai cinta pertamamu.

Sedang Allah tidak menyukai itu.

***

"Ma ... nanti malam teman-teman SMP-ku mau main ke sini. Ada yang baru datang dari Kalimantan. Tolong siapkan hidangan, belikan saja nasi bebek sama buah atau camilan. Minumnya sediakan kopi hitam," perintah Rayan pada Firda yang sedang menjemur pakaian.

"Iya, Pa, berapa orang kira-kira yang datang?" tanya Firda tanpa menoleh ke arah Rayan. Dia masih fokus dengan pekerjaannya.

"Mungkin empat atau lima orang saja kok, Ma," jawab Rayan.

"Baik, Pa, nanti sore Mama belikan," balas Firda.

"Uangnya aku letakkan di meja dapur." 

"Iya."

Setelah meletakkan dua lembar uang berwarna merah, Rayan berjalan tertatih menuju kamarnya. Terlihat olehnya, Syifa bermain sendiri di depan televisi. 

Rayan duduk bersandar di atas ranjang lalu meraih ponsel yang ada di bawah bantal. Tersenyum dirinya saat melihat notifikasi pesan dari sang guru mengaji. 

Hidup Rayan menjadi berwarna setelah mengenal Maya. Berawal dari perkenalan di salah satu media sosial dan berlanjut di dunia nyata. Saling curhat, saling memuji, dan sekarang mereka mulai bermain hati. 

***

Sore hari, setelah semua pekerjaan rumahnya selesai, Firda pergi ke warung nasi bebek bersama putrinya. Firda sangat bersyukur karena Syifa adalah anak yang pendiam dan jarang sekali rewel. 

Syifa tidak pernah mau dititipkan kepada orang lain bahkan dengan papanya sendiri. Meskipun Rayan suka sekali bercanda dengan putrinya tapi Syifa masih saja tak pernah mau jika ditinggal hanya berdua dengan Rayan.

Rayan pun enggan jika harus berdua saja dengan putrinya. Dia akan bingung sendiri jika Syifa menangis. Firda juga lebih tenang jika putrinya ikut dengannya karena jika Firda terlalu lama pergi meninggalkan mereka, maka Rayan pun akan marah.

***

Setelah sholat isya', Firda menyiapkan semua hidangan. Sementara Rayan sudah siap menunggu di teras rumahnya. 

Tidak lama kemudian, yang ditunggu pun datang. Meskipun hanya berlima tapi suaranya terdengar heboh. Setelah menyajikan hidangannya, Firda langsung masuk kamar dan bermain dengan putrinya.

Begitulah Firda, dìa hanya bagian menyiapkan hidangan untuk tamu Rayan. Jarang sekali dia ikut mengobrol. Apalagi tamunya Rayan laki-laki, tak pantas jika dia ikut bergabung dengan mereka.

Di sela-sela percakapan bersama teman-temannya, ponsel Rayan berdering. Dilihatnya nama "Ibu" terpampang di layar ponsel itu. Dengan terpaksa dia memanggil istrinya.

"Ma, ada telepon dari ibu!" teriak Rayan memanggil Firda.

Dengan langkah tergesa, Firda berjalan ke teras lalu kembali ke kamar. Dia lupa kalau dari sore tadi ponselnya sendiri mati dan sampai sekarang belum diaktifkan.

"Assalamu'alaikum, bagaimana kabarmu, Firda? Kamu dan keluargamu baik-baik saja, kan?" tanya Bu Siti—ibu Firda.

"Alhamdulillah baik, Bu. Ibu juga apa kabar di sana?" Mendengar suara ibunya saja sudah membuatnya bahagia.

"Alhamdulillah, ibu sehat, Nduk. Ibu hanya ingin kasih kabar kalau masmu Fauzan sudah bercerai. Anak-anaknya ikut ibunya semua. Memang sudah jalannya mau bagaimana lagi. Kamu jadi istri yang baik, ya, Nduk. Jaga suamimu, jaga keluargamu, jaga rumah tanggamu. Jangan seperti mas-masmu. Ibu sebenarnya sedih, ibu malu, tapi mau bagaimana lagi. Kalau sudah tidak cocok, daripada diteruskan malah semakin banyak masalah," cerita Siti, membuat Firda menarik napas dalam-dalam. 

"Nggih, Bu, insyaa Allah Firda akan berusaha sebaik-baiknya. Semoga anak-anaknya Mas Fauzan bisa menerima semua ini dengan hati yang ikhlas," jawab Firda.

Hanya itu yang bisa Firda do'akan. Dia juga sudah lama mendengar kabar keretakan rumah tangga kakaknya.

Setelah cukup lama berbincang-bincang dengan ibunya melalui ponsel suaminya, Firda pun memutuskan percakapan mereka.

Baru saja Firda ingin mengembalikan ponsel pada Rayan, tanpa sengaja Firda melihat notifikasi pesan masuk dari seseorang yang diberi nama ST.

Hai, bagaimana kabarmu, Sayang? Aku kangen banget nih.

Degh!!

Ponsel Rayan masih menyala dan belum terkunci lagi, kesempatan ini digunakan oleh Firda. Dibukanya pesan-pesan yang ada di semua aplikasi yang ada di ponsel suaminya.

Gemetar seluruh tubuhnya, bergemuruh isi dadanya, terasa nyeri hatinya, terisak menahan luka. Prasangka buruk yang selalu menghantuinya terjadi sudah.

Banyak pesan mesra bahkan juga pesan yang tidak sepantasnya di ponsel Rayan. Namun yang tidak disangkanya, bukan hanya kepada satu orang wanita saja. Entah berapa, Firda tak sempat menghitungnya. Malu rasanya jika harus meneruskan membaca semuanya.

Firda membaca pesan di aplikasi pesan dan salah satu media sosial Rayan dengan cepat. Ini adalah waktu yang tepat. Kesempatan membaca ponsel suaminya mungkin tak akan datang lagi untuk yang kedua kali. Firda juga takut jika waktunya tak akan cukup.

Namun, ada salah satu nama yang menjadi pusat perhatian Firda. Nama yang baru saja mengirim pesan. Sungguh, Firda tak menyangka Rayan bisa melakukannya.

"Astaghfirullah ... Ya Allah, aku harus bagaimana?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Istri dari Surga   Part 31

    Firda melangkah keluar kamar dan berjalan ke luar dengan membawa dompet yang hanya berisi KTP dan juga ponselnya. Entah apa yang dipikirkan Firda saat ini, hatinya terasa sakit dan perih. Dia terus melangkah tanpa arah dan tujuan dengan berjalan kaki.Tak ada air yang menetes dari matanya, tak ada suara isak tangis dari bibirnya, tak ada kemarahan dalam hatinya, yang ada hanya keinginan untuk meninggalkan semuanya. Bahkan Firda tak ingin mengajak serta putrinya. Firda hanya ingin pergi sendiri karena tak ingin putrinya terlunta-lunta bersamanya yang bahkan tak tahu ke mana tujuannya dan hanya mengikuti kaki melangkah.Berjalan dan terus berjalan tanpa menoleh ke belakang tanpa ada tetangga yang mengetahuinya karena saat itu suasana sekitar perumahan benar-benar sepi.Sementara Rayan masih menunggu balasan pesan dari istrinya yang tak kunjung ada. Sudah lebih dari lima belas menit Rayan pun tak sabar lagi. Sambil menahan emosi karena pesan yang tak berbalas, Rayan menemui Firda di ka

  • Istri dari Surga   Part 30

    Ketika ketulusanmu tidak dihargai,sebaiknya segera angkat kaki.Tebus kecewamu dengan keikhlasan.Dan pergilah tanpa menoleh ke belakang.***Entah pulang jam berapa Rayan tadi malam, Firda tak mau tahu lagi. Dibiarkan Rayan tidur sepanjang hari tanpa niat membangunkannya walaupun sampai malam nanti, begitu rencana Firda. Hatinya juga sudah mulai lelah. Lelah dengan masalah yang selalu sama.Setelah membersihkan rumah dan menjemur pakaian yang sudah dicucinya, Firda pun tidur kembali di kamar Syifa. Kepalanya pusing sekali akhir-akhir ini, perutnya mual dan Firda menyadari jika dirinya hamil lagi karena tamu bulanannya bulan ini tak kunjung tiba. Firda tak tahu harus bersyukur atau sedih dengan keadaannya, mengingat kondisi ekonominya saat ini yang masih tak membaik juga. Dia juga masih belum memberitahukan kepada Rayan tentang kehamilannya. Firda takut akan menambah beban pikiran Rayan dan semakin memancing emosi suaminya."Masih belum saatnya memberitahunya sekarang, mungkin aku a

  • Istri dari Surga   Part 29

    Malam harinya mereka semua bermusyawarah membicarakan harga rumah serta biaya-biaya notaris dan tak lupa kesepakatan mengenai pajak-pajak yang harus ditanggung oleh keduanya. Rayan menyampaikan juga bahwa semuanya akan diurus oleh Ali. Beny pun setuju karena dia juga mengenal Ali dengan baik karena mereka semua memang tinggal di perumahan yang sama. Rayan pun meminta uang muka pada Beny untuk melunasi hutangnya di bank agar bisa segera mengambil sertifikat rumahnya. Kesepakatan pun akhirnya tercapai sudah.Firda dan Rayan kemudian mencari info rumah yang dijual untuk persiapan tempat tinggal mereka. Setelah hampir tiga bulan lamanya mencari ke sana ke mari akhirnya mereka pun mendapatkannya. Rumah kecil di sebuah perumahan yang letaknya di pinggir kota. Bersyukur mereka masih mendapatkan sisa uang untuk membeli rumah dengan cara tunai. Firda sudah lelah dan tak mau berhutang lagi. Rayan pun menyetujui. Syifa terpaksa pindah sekolah karena tak mungkin bersekolah di tempat sebelumnya

  • Istri dari Surga   Part 28

    Berjuanglah meski terkadang raga lelah.Berdo'a dan pasrahlah pada Sang Pemilik Ijabah.Hingga tersingkirkan segala macam masalah.***"Ma, aku menyerah. Memang lebih baik kita jual saja rumah ini. Semoga masih ada sisa dan cukup untuk beli rumah lagi. Aku juga ingin tenang. Semoga aku juga bisa segera mendapatkan pekerjaan kembali. Malu aku sama teman-teman, aku sudah terlanjur cerita pada mereka akan bekerja di Australia. Pusing sekali aku, Ma," ucap Rayan pada Firda dengan wajah yang kusut karena banyak pikiran.Rayan akhirnya mau tak mau menyetujui keinginan Firda untuk menjual rumahnya agar bisa melunasi semua hutangnya yang ada di bank dan koperasi. Meskipun rasanya berat sekali, tapi mau bagaimana lagi karena ini adalah jalan satu-satunya."Alhamdulillah, akhirnya Papa mau menjual rumah ini. Ya, sudah, minta tolong saja sama teman Papa yang kerja di bagian pemasaran perumahan itu, biar sekalian dipasarkan rumah kita. Nanti aku juga akan bilang ke ibu-ibu barangkali ada yang min

  • Istri dari Surga   Part 27

    "Bagaimana ini, kok kita belum dapat kabar lagi, ya? Mana paspor kita dibawa. Aku telepon juga nggak pernah diangkat, malah sekarang nggak aktif," kata Harun pada Rayan."Iya nih, aku jadi khawatir. Aku takut yang dipikirkan Firda benar, kita berdua tertipu. Tapi kenapa paspor kita juga dibawa, kalau niatnya menipu buat apa coba dia repot-repot mengurus paspor kita dan juga visanya," ucap Rayan yang sebenarnya hanya meyakinkan dirinya sendiri.Rayan benar-benar takut jika dirinya kena tipu lagi. Uang darimana untuk membayar semua hutangnya. Bayar pinjaman di bank, di koperasi, apalagi sekarang dirinya sudah tak bekerja lagi."Begini, besok kita datangi saja pondok pesantrennya. Semoga orangnya lagi di sana dan kita bisa bertemu untuk memastikan kapan keberangkatan kita," saran Harun yang mau tak mau dia sedikit tidak enak dengan Rayan karena gara-gara dirinya, Rayan jadi ikut-ikutan mendaftarkan diri jadi TKI di Australia. Apalagi Rayan sudah keluar kerja, Harun semakin merasa bersala

  • Istri dari Surga   Part 26

    Karena takdir itu tak seindah rencana.Itulah mengapa di balik setiap do'a selalu ada kata "semoga".... ***Sekali lagi ... kenyataan yang dihadapi tak sesuai ekspetasi. Harapan berjualan skincare pun tak berjalan dengan lancar. Kembali Firda berpikir, kenapa tak seperti yang dia baca di novel yang selalu menceritakan kesuksesan seorang istri yang berjualan online. Sementara Firda, tiga bulan ini menjalaninya tak juga ada hasilnya. Jika laku pun hanya beberapa dan itu pun untungnya hanya bisa dibuat untuk membeli kuota mingguan saja.Apalagi kalau ada yang bertanya, yang jualan pakai nggak? Kalau pakai, kenapa wajahnya nggak berubah? Masih saja sama seperti sebelumnya. Terus terang saja Firda jawab apa adanya, dia memang belum memakai produk yang dijualnya karena uangnya belum ada. Tujuan menjual juga dia sampaikan kalau sudah punya uang baru akan membelinya. Miris sekali rasanya, dan Firda pun mulai putus asa.Ingin rasanya Firda membantu suaminya menambah penghasilan walaupun ha

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status