"Kapan kamu akan pergi?" ucap Bayan malas."Kenapa kakak berbicara seolah-olah kakak tidak senang melihatku di rumah. Sepertinya kakak berharap aku cepat-cepat pergi ke perbatasan."Bayan pun memutar matanya dengan bosan. Ia lelah melihat Raka yang tak kunjung pergi juga. Apalagi saat ini Bayan ingin segera membawa Ayudisha masuk ke kamar dan beristirahat. Ia ingin Ayudisha dapat istirahat dengan cukup dan sehat secara lahir batin, agar saat anaknya berumur 3 bulan nanti ia dapat berolahraga tanpa rasa was-was."Kamu telah berpamitan selama hampir 5 jam dan kamu masih belum berangkat juga. Kamu tak melihat istriku sudah terlihat lelah dan pucat, aku ingin membawanya segera masuk ke kamar dan beristirahat.""Ck, bilang saja kakak ingin bermesraan di kamar dengan kakak ipar.""Memang!" ucap Bayan tak menyangkal. "Kamu saja yang tidak peka, sejak tadi aku memberimu kode untuk cepat pergi tapi hingga sekarang tidak pergi-pergi juga."Mendengar hal itu Raka merasa sedih, ia sudah tidak men
Sepanjang perjalanan hampir semua orang menatap ke arah Amor dengan tatapan takjub dan mengagumi. Raka mungkin terlihat tampan dan menarik, tapi pesona Amor begitu mematikan hampir mirip dengan adiknya Ayudisha. Apalagi Amor merupakan orang yang sangat jarang terlihat oleh masyarakat di Malaka. Hal ini dikarenakan Amor terlalu sering pergi berlayar keluar pulau.Raka pun melihat Amor dengan tatapan heran. Menurutnya Amor memang luar biasa, tapi sikap orang-orang di sekelilingnya tentu saja membuat tidak nyaman. Apalagi dengan wajah seperti itu, kemanapun ia melangkah akan diperhatikan oleh orang lain."Apakah kakak Amor tidak merasa risih dengan tatapan orang-orang yang menatap kemanapun kakak Amor pergi?"Mendengar hal itu Amor pun tersenyum singkat. Ia menepuk bahu Raka dengan begitu santai."Aku terlahir tampan dan berpenampilan menarik, jadi wajar saja jika orang-orang melihatku dengan tatapan kagum. Sebagai orang tampan aku sudah terbiasa dilihat oleh orang banyak."Kalimat itu t
Menghilangnya Amor dan Raka tak membuat Bayan merasa senang. Karena selain dua orang itu, ada beberapa orang lagi yang terus memonopoli istrinya. Orang-orang tersebut tak lain dan tak bukan adalah ayah dan para sepupunya. Hal itu membuat Bayan merasa jengah dan ingin membawa istrinya pergi dari rumah.Tuan Gada menyadari bahwa anaknya sedang marah padanya. Akan tetapi ia tak peduli karena sudah terbiasa melihat wajah marah Bayan. Baginya Bayan tak lebih penting dari menantu dan calon cucunya."Ayu, makanlah madu ini. Ini adalah madu pegunungan dengan banyak khasiat, salah satunya mengurangi rasa mual pada ibu hamil." ucap Tuan Gada antusias."Aku juga membawa hati Rusa yang telah digoreng. Aku dengar kakak ipar suka makan hati Rusa, jadi aku langsung menggorengnya untuk kakak." ucap Sian.Hampir semua orang yang ada di rumah ini memanjakan Ayudisha dengan membabi buta. Tentu saja hal itu membuat Bayan senang dan menganggap keluarganya begitu perhatian. Namun setelah beberapa hari ia p
Setelah 1 bulan berada di rumah besar keluarga Bayan, akhirnya mereka memutuskan untuk pindah kembali ke rumah Dinas. Hal ini dikarenakan tugas Bayan sebagai seorang prajurit telah diaktifkan kembali, hingga ia harus mulai bekerja dan kembali ke rutinitas seperti biasanya.Sekarang hampir semua barang telah ditaruh di atas kereta. Mereka seharusnya sudah berangkat beberapa jam yang lalu, hanya saja keluarga Bayan terlalu enggan untuk melihat Ayudisha kembali ke rumah Dinas. Mereka berharap dapat merawatnya hingga Ayudisha dapat melahirkan dengan selamat. Akan tetapi tugas negara adalah sesuatu yang selalu menjadi prioritas bagi seorang prajurit. Seberapa enggan pun mereka untuk berpisah itu tak akan pernah bisa mengalahkan tugas dari negara."Ayah akan merindukan mu." ucap Tuan Gada."Ayah bisa berkunjung ke rumah dinas kapan saja." ucap Ayudisha menghibur."Baiklah, aku akan berkunjung ke rumah dinas ketika Bayan tidak ada."Mendengar hal itu Bayan pun langsung naik pitam. "Apa maksu
Bayan melihat wajah istrinya dengan lebih seksama. Wajah itu kini telah terlelap dengan sedikit keringat di wajahnya.'sangat cantik' pikir Bayan.Bayan selalu merasa hidupnya tidak pernah berjalan sesuai rencana semenjak ia bertemu dengan Ayudisha. Hampir setiap saat yang terjadi selalu menjadi kejutan tak terduga.Bayan tak pernah berpikir untuk menikah, ia adalah laki-laki mandiri dan seorang calon jenderal yang akan disegani oleh banyak orang. Ia pun tak pernah berpikir untuk memiliki seorang istri karena ia merasa tak membutuhkannya. Tapi lihat sekarang, ia memiliki seorang istri yang sangat cantik.Bayan juga tak pernah iri dengan kehidupan seksual orang lain, apalagi saat teman-temannya bercerita mengenai hubungan ranjang bersama istri mereka. Baginya itu hanya sebuah nafsu sesaat yang sama sekali tidak menarik. Tapi lihat sekarang, ia justru kecanduan dan hampir hilang kendali karena ingin melakukannya bersama Ayudisha.'mungkin ini yang dinamakan menjilat ludah sendiri'Lagip
Suasana rumah yang awalnya begitu harmonis berubah menjadi begitu suram dan dingin. Ayudisha masih kesal dan belum puas setelah berkelahi melawan empat perempuan itu. Ia ingin merobek mulut mereka karena berbicara sembarangan. Hampir sepanjang hidupnya ia mendedikasikan diri dalam sebuah hubungan, bahkan ketika Tanjung tak berperilaku baik padanya ia tak pernah berfikir untuk berselingkuh. Tapi hari ini mendapatkan sebuah tuduhan dari empat wanita yang tidak ia kenal dah mengatakan bahwa ia berselingkuh dengan Tanjung. Hal itu membuat Ayudisha tidak terima dan merasa sangat kesal."Lain kali jika aku mendengar hal yang sama, aku akan merobek mulut mereka."Mendengar hal itu Bayan langsung mematung, awalnya ia sedang memanaskan air untuk mengusap luka Ayudisha. Tapi saat melihat wajah Ayudisha yang terlihat marah, ia segera menciut dan tak berani membuat gerakan yang besar. Akan tetapi saat mendengar omelan Ayudisha saat ini, Bayan menjadi semakin takut.Tak lama suara air yang mendidi
Ayudisha pun menatap Bayan sambil tersenyum dan melambaikan tangan. Iya akan segera pergi menuju pasar dan membeli berbagai kebutuhan rumah tangga. Akan tetapi kereta masih belum juga berangkat karena Bayan sedang berbicara dengan kusir sambil memasang wajah yang serius."Jangan mengemudi dengan kecepatan yang tinggi, cari jalan yang tak memiliki banyak batu. Pastikan semua barang diangkat olehmu. Kalau istriku terlihat berkeringat setetes saja, langsung bawa dia pulang ke rumah.""Siap Tuan."Setelah memberitahu kusir, Bayan langsung mencium kening istrinya melalui jendela kereta. Ia sebenarnya masih enggan melihat istrinya pergi, tapi apa boleh buat transaksi sudah mencapai kesepakatan. Kalau Bayan melanggar janji, siapa yang menjamin berapa lama ia akan tidur di luar setelahnya."Berhati-hatilah.""Kamu sudah mengatakannya puluhan kali.""Aku akan mengatakan ribuan kali jika itu diperlukan. Ingat! Jangan sampai kelelahan.""Siap!" ucap Ayudisha sambil memberi hormat.Bayan langsung
Ayudisha merupakan seorang gadis yang terlahir menjadi bangsawan dari seorang putri bernama Putri Minah. Hidupnya dipenuhi oleh puisi-puisi cinta serta sastra sastra yang bermutu dan berkelas. Hal itu membuatnya menjadi seorang gadis yang besar dengan mimpi-mimpi yang dipenuhi cinta dalam sebuah pernikahan.Akan tetapi pernikahan yang sepanjang hidupnya tak pernah terwujud sesuai seperti apa yang ia minta. Pengorbanan, kesepian dan kematian menyertai pernikahannya. Tak ada lagi tawa ataupun fantasi yang dapat terlintas dalam benaknya. Hanya ada mimpi buruk yang terus menyertai setiap tidur malamnya.Selama satu kehidupan ia menderita dan mengorbankan banyak hal dalam hidupnya. Namun di kehidupan ini berhasil mengubah alur hidupnya menjadi lebih baik dan penuh dengan kebahagiaan. Hal-hal yang tak pernah berani ia impikan kini ia dapatkan satu persatu. Akan tetapi mimpi buruk itu datang kembali. Hidupnya diambang kehancuran mengingat tragedi di kehidupan sebelumnya akan terjadi kembali.