Cinta yang panjang

Cinta yang panjang

Oleh:  Zay Nilah  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
31Bab
1.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Perasaan itu seperti laut jika sudah tak terkendali akan menghancurkan Besar kemungkinan setiap orang pernah berada pada fase ini. Dilema antara tetap memendam perasaan atau menyatakan. Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang memilih memendam. Seperti aku misalnya, aku takut perasaanku tidak berbalas. Meski aku tahu, kemungkinan terburuk dari mencintai hanyalah tidak dicintai kembali. Dan, itu sesungguhnya tidak teramat buruk. Bahkan ada yang lebih buruk dari itu, saat aku tidak berani menyatakan perasaan. Aku akan dihantui pertanyaan seumur hidup: apa kau pernah mencintai aku juga? Banyak orang akhirnya menyesal. Seperti yang diceritakan di film-film, dan buku-buku.

Lihat lebih banyak
Cinta yang panjang Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Jaja Prasetio Saputra Dinata
Please continue, true story
2021-08-25 23:48:10
0
user avatar
Zay083
good rival
2021-08-25 23:44:03
0
31 Bab
Perihal Menyatakan Perasaan
Besar kemungkinan setiap orang pernah berada pada fase ini. Dilema antara tetap memendam perasaan atau menyatakan. Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang memilih memendam. Seperti aku misalnya, aku takut perasaanku tidak berbalas. Meski aku tahu, kemungkinan terburuk dari mencintai hanyalah tidak dicintai kembali. Dan, itu sesungguhnya tidak teramat buruk. Bahkan ada yang lebih buruk dari itu, saat aku tidak berani menyatakan perasaan. Aku akan dihantui pertanyaan seumur hidup: apa kau pernah mencintai aku juga? Banyak orang akhirnya menyesal. Seperti yang diceritakan di film-film, dan buku-buku. Perasaan yang terlambat dinyatakan. Padahal sebenarnya kau juga punya perasaan yang sama. Hanya saja, kau juga tidak punya keberanian untuk menyatakan. Dan, saat salah satu dari kau dan aku memberanikan diri menyatakan, saat itu salah satu dari kita suda
Baca selengkapnya
Bab 2
    Perasaan yang tumbuh di dada. Bukanlah perasaany ang salah. Setiap orang berhak dijatuhi cinta. Dan, dari teori mana pun yang kau pelajari, cinta tak pernah salah. Perasaan adalah perasaan. Meski saat jatuh dan membuatp atah, cinta terlihat kejam dan menyakitkan. Namun,harus diingat-ingat lagi, setiap hal yang jatuh selalu punya masa baik. Semisal, buah yang jatuh, jika tak cepat diambil dan dimakan, akan menjadi buah yang busuk. Atau mungkin akan diambil orang lain. Begitulah perasaan. Saat dia memilih jatuh di hatimu. Kau hanya punya pilihan. Mengambilnya dan menyatakan. Atau, membiarkan waktu membuatnya hilang atau mungkin diambil orang lain. Sebab itu, aku tidak ingin terlambat. Aku memilih mengambilnya, memilih menyatakan perasaan kepadamu. Ah, kupikir soal perasaan bukan perihal jenis kelamin perempuan atau laki-laki. Per
Baca selengkapnya
Bab 3
Aku tahu aku yang jatuh cinta. Bukan dirimu. Aku paham aku yang memiliki perasaan terlebih dulu kepadamu. Aku yang diam-diam memerhatikanmu. Yang tanpa pernah kau sadari (atau mungkin kau sadar tetapi pura-pura tidak sadar) aku sering mencari perhatianmu. Aku hanya ingin melakukan sesuatu agar kau melirik aku. Hanya ingin kau tahu ada orang yang dengan sepenuh hati sedang ingin kau tatap. Meski sejujurnya, dengan beradasedang ingin kau tatap. Meski sejujurnya, dengan berada di sampingmu tanpa kau tahu perasaanku pun sudah bahagia. Aku hanya ingin menumpangkan rindu di dadamu. Bukan untuk memaksamu memilikinya. Aku hanya ingin menumpang harap di pelukmu. Bukan untuk memaksamu mewujudkannya. Aku hanya ingin mencintaimu, tanpa pernah memaksamu untuk kembali membalas cinta. Aku hanya ingin melakukan hal-hal yang tak membuat hatiku menyesal nanti bila aku tak melakukannya. Kelak, jika
Baca selengkapnya
Bab 4 chatting
Kalau diibaratkan warna. Ini mungkin warna merah jambu muda. Lembut, lucu, dan bikin bahagia. Begitulah perasaan saat menikmati obrolan denganmu. Meski hanya melalui chatting. Namun sungguh, aku bahagia. Aku menikmati pembicaraan yang sejujurnya terkesan kaku. Bagaimana tidak, aku harus menenangkan diri untuk membalas chatmu. Sumpah, ini bikin deg-degan. Kalau kau pernah menanti momen pengumuman juara di sebuah lomba. Barangkali ini lebih deg-degan dari itu. Aku bahkan menulis beberapa pesan, lalu menghapusnya, berulang-ulang sebelum akhirnya kukirimkan kepadamu.   Momen chatting denganmu sudah lama kunantikan. Berkali-kali aku online di media sosial. Selalu saja aku melihat akun media sosialmu. Namun, ternyata untuk sekadar mengirimimu salam atau halo saja aku tidak berani. Ah, apa setiap hal yang diikutsertakan hati memang begini? Aku bahkan
Baca selengkapnya
Bab 5 salingg diam
Berlama-lama   Mungkin, ini yang namanya nyaman. Berlama-lama denganmu. Tak melakukan apa-apa. Selain saling diam menatap pantai. Atau tiduran menatap langit di taman belakang kampus. Melihat bintang-bintang berlarian. Menikmati momen diam yang lama. Kita tidak perlu apa-apa lagi untuk merasakan bahagia.   Berjam-jam tanpa suara, masih bisa membuat kita ingin berdua. Aku senang menatapmu, yang tiba-tiba menatapku lama. Di matamu, aku selalu merasa lebih baik. Aku tak pernah merasa sendiri. Aku selalu punya teman, bahkan saat aku sudah pulang. Di kepalaku kau kuajak ke mana-mana. Mendatangi tempat-tempat tak terduga.   Itulah alasan, kenapa aku selalu ingin bertemu denganmu. Aku suka mengusap keningmu. Menggodamu,"Ih, jerawatan". Atau sekadar membelai rambutmu, "Ih, kamu ketombean, ya?" Kamu cemb
Baca selengkapnya
Bab 6 Di Balik Rencana
Malam ini hujan turun dengan angkuhnya. Sedari pukul lima sore. Padahal, kita sudah membuat janji untuk menikmati malam Minggu berdua. Bahkan, untuk menentukan ke mana kita malam ini, kau dan aku sempat berdebat. Kau ingin ke toko buku. Sedangkan, aku ingin mengajakmu datang ke acara malam puisi (aku sebenarnya telah menyiapkan puisi untuk kubacakan di depan semua orang "untuk kamu"). Namun akhirnya, kita sepakat: setelah ke toko buku, barulah kita datang ke acara malam puisi. Katamu, ke toko bukunya hanya sebentar, kau hanya ingin membeli buku baru penulis idolamu.   Kau tahu? Jauh sebelum malam ini, dua minggu yang lalu. Aku sudah menyiapkan semuanya untukmu. Juga, sebenarnya acara malam puisi ini adalah salah satu hal yang aku tunggu. Dan, semuanya seperti kebetulan, malam ini kau ulang tahun. Aku pun berpikir, sebuah puisi untuk menikmati malam berdua denganmu adalah cara
Baca selengkapnya
Bab 7
Hat Ini Tak Terpikirkan Sebelumnya   Aku tidak pernah berpikir akan menjadi kekasihnya. Tidak pernah juga berharap akan menjadi seseorang yang menemaninya makan sebagai sepasang kekasih. Aku dan dia hanya berteman, sebelumnya. Sebelum akhirnya kami saling menyadari. Ada hal yang mengikat kami. Perasaan yang tumbuh melalui proses panjang. Perasaan yang berawal dari perkenalan biasa. Kemudian kami memilih berteman. Hingga akhirnya kami sepakat menyebutnya dengan sahabat. Setelah sekian lama. Tanpa kami sadari. Hari ini aku dan dia sudah menjadi begini saja.   Tiba-tiba saja aku cemburu saat ada orang lain menginginkannya. Tiba-tiba saja aku merasa risih saat ada teman lain yang lebih mesra dengannya. Entah sejak kapan. Yang aku tahu, perasaan itu mulai mendatangiku setiap kali ia membagi senyum kepada orang lain. Jika
Baca selengkapnya
Bab 8
Apa Jatuh Cinta BeginiSebuah Kesalahan?Sejujurnya aku senang berlama-lama denganmu.Menikmati setiap detik yang menemani detak jantungkita. Suaramu, manjamu, dan semua hal yang kauhadirkan membuatku merasa lebih baik. Seringkali suasana hati yang sedang tak keruan bisa tiba-tiba tenang karenamu. Semakin hari kita semakin nyaman. Dan,rasanya aku semakin terikat kepadamu. Ada rasa butuh yang membuatku semakin betah denganmu.Namun, ada sesuatu yang tiba-tiba mendebarkan dadaku lebih kencang.Ada hal yang tiba-tiba menggoyahkan segalanya. Kata nyaman tak lagi terasa seaman dulu. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Akubahkan tidak bisa memercayai diriku sendiri. Aku jatuh hati pada seseorang yang sudah membiarkan hatinyadi ikat oleh orang lain.Apakah perasaan ini salah? Adakah cinta yang tumbuhatas kesalahan? Atau, memang keadaan yang membuatsemua ini menjadi salah. Lalu, k
Baca selengkapnya
Bab 9
Tak perlu Tergesah-gesahBelakangan aku hanya ingin sendiri.Menikmati hari-hari sendiri.Tanpa siapa pun.Tidak ada alasan yang perlu dijelaskan untuk itu.Aku hanya ingin sendiri.Dan, itu cukup untuk menjadi alasan yang kuat.Bukankah semua yang kita jalani berawal dari keinginan? Meski tanpa kita sadari, meski tidak atas keinginan kita sendiri.Seperti, kamu harus kuliah di jurusan A, itu ingin orangtuamu.Walaupun kau tak ingin, kau tetap menjalaninya.Apalagi yang sudah menjadi keinginan sendiri, tentu tidak butuh penjelasan.Sebab, apa yang diinginkan diri sendiri memang tidak semuanya harus dijelaskan kepada orang lain.Jika itu berkaitan dengan hal yang bisa dilakukan sendiri.Seperti aku sedang ingin sendiri. Tidak kupungkiri, sejak berakhir luka denganmu, rasanya untuk jatuh cinta kembali cukup sulit.Perasaan yang ada di dadaku semakin rumit.Pada
Baca selengkapnya
Bab 10
Melebihi Teman Mungkin kau lupa ada perasaan yang tidak bisa dijadikan bahan gurauan.Kau selalu saja menganggap apa yang aku lakukan sebagai gurauan.Padahal, aku butuh kekuatan lebih untuk mengatakan itu.Aku butuh keberanian menatap matamu saat berbicara hal ini.Sungguh, mencintai seseorang yang sudah lama dikenal sebagai teman tidak mudah.Aku harus mencari cara yang tepat agar apa yang aku katakan tidak dianggap sebagai ucapan seorang teman.Seperti yang kau lakukan selama ini."Ah, kau suka bercanda!" katamu. Padahal untuk mengatakan aku suka padamu, aku butuh berhari-hari mengajak diriku sendiri bicara. Kita melakukan hal-hal lebih.Aku mulai merasakan perasaan aneh kalau tidak bertemu kamu.Menjadi serba salah kalau sudah berada di dekatmu.Sementara kamu, masih bersikap seperti biasa.Seolah tidak ada perasaan yang berbeda.Apakah selama ini kau tid
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status