Home / Urban / Istriku Dewi Perang yang Sakti / Bab 5 Usik Nona Zira Sedikit saja, Aku Lenyapkan Seluruh Keluargamu

Share

Bab 5 Usik Nona Zira Sedikit saja, Aku Lenyapkan Seluruh Keluargamu

Author: Sungai Merah
Reno dan Melly datang dengan beberapa pengawal.

Melihat tragedi Jager dan yang lainnya, Reno tak bisa menahan emosi dan mulai memaki-maki.

"Mengurus Dirga dan ibunya saja nggak bisa, apa gunanya aku pelihara kalian!"

"Kalian semua nggak berguna!"

"Bukan begitu, Tuan Reno, anak itu benar-benar pandai berkelahi. Tuan Reno, tolong bantu kami!"

Jager merangkak ke kaki Reno dan menyeka sepatunya dengan lengan bajunya.

Namun, fokus Reno sekarang sepenuhnya pada Zira dan Aisa.

Dua wanita yang cantik dan elegan!

Bila Melly dibandingkan dengan Zira dan Aisa, perbedaannya sangat jelas!

Mereka bagaikan itik buruk rupa dan angsa putih yang cantik!

Pikiran Reno seketika dipenuhi dengan pikiran jahat, matanya tertuju pada tubuh Zira.

"Halo, dua wanita cantik, namaku Reno Markus, ini kartu namaku!"

"Keluarga Markus adalah keluarga konglomerat kelas tiga di Kota Langgara. Ayahku adalah kepala keluarga, aku khawatir kamu belum tahu bahwa Dewi Perang Angsa Putih sudah tiba di Kota Langgara, ya?"

"Aku lihat kalian berdua seperti bukan berasal dari Kota Langgara, tapi pasti pernah mendengar nama Dewi Perang Angsa Putih. Sejujurnya, Keluarga Markus adalah satu-satunya keluarga yang pendapatnya bisa diterima oleh Dewi Perang Angsa Putih."

"Karena pamanku adalah jenderal bintang sembilan di Departemen Perang, inilah berita yang pamanku dapat dari Departemen Perang. Sekarang pamanku yang menemani Dewi Perang Angsa Putih, jadi aku dengan tulus mengundang kalian berdua ke kediaman Keluarga Markus sebagai tamu!"

"Kalau kalian mau melihat aura pahlawan Dewi Perang Angsa Putih, itu soal gampang bagi pamanku!"

Reno membagikan kartu namanya dengan sombong!

Dalam hatinya Reno merasa senang, berpikir bahwa dua wanita cantik itu pasti tidak akan menolak berita yang begitu mengejutkan. Pada saat itu, ketika mereka tiba di Keluarga Markus, apa mereka masih bisa melarikan diri?

Kecantikan yang luar biasa ini harus dinikmati oleh Reno!

Melly menatap Reno, raut wajahnya bahkan terlihat kesal.

"Kak Reno, kapan paman menemani Dewi Perang Angsa Putih? Bicara apa kamu ini?"

Melly sangat tidak senang, karena tatapan Reno pada Zira membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Hari ini, dia pulang bersama Reno sejak pagi dan bertemu dengan paman Reno. Namun, setelah bertanya, dia baru tahu bahwa pamannya hanya tahu Dewi Perang Angsa Putih sedang dalam perjalanan ke Kota Langgara.

Sedangkan kapan dia akan tiba dan di mana, pamannya sama sekali tidak tahu. Sekarang, Keluarga Markus sedang secara diam-diam menggerakkan semua orang sekitar di seluruh kota untuk mencari tahu tentang berita Dewi Perang Angsa Putih.

Dia dan Reno juga ditugaskan untuk menyelidiki sebuah daerah.

Duar!

Saat Reno mengatakan bahwa Zira akan datang ke Kota Langgara, Aisa tiba-tiba mengeluarkan aura yang dingin dan kejam!

Sudah menjadi rahasia bahwa dia dan Zira datang ke Kota Langgara, bahkan di Departemen Perang, hal ini hanya diketahui oleh Komandan.

Dari mana dia mendengar tentang jenderal perang bintang sembilan ini?

Pada titik ini, Reno sudah mati di mata Aisa! Selama Zira memberi perintah, dia tidak akan ragu untuk membanting Reno ke lantai!

"Hehe, Keluarga Markus itu apaan? Kalian memenuhi syarat untuk diterima pendapatnya oleh Dewi Perang Angsa Putih?"

"Apa kamu tahu apa itu cari mati?"

Aisa melangkah maju, tubuh Reno dan yang lainnya tanpa sadar gemetaran!

Sial, bagaimana wanita ini bisa begitu mengintimidasi?

Pada saat ini, Zira berbicara.

"Reno, 'kan? Apa kamu yang menyuruh mereka untuk memukuli ibunya Pak Dirga?"

Pada saat ini, Zira seperti ratu berkuasa yang menatap semua makhluk hidup. Kata-katanya menyiratkan niat membunuh. Dia selalu sangat tenang dan tidak ingin orang-orang luar mengetahui hubungannya dengan Dirga!

Kalau tidak, ibunya akan segera tahu tentang Dirga, hal ini tentu akan berbahaya bagi Dirga dan ibunya!

Namun, dia sudah memutuskan untuk menikahi Dirga. Ibu Dirga adalah calon ibu mertuanya. Kalau ibu mertuanya dipukuli, apakah Zira bisa diam saja?

Sedangkan identitasnya akan segera ketahuan, dia sama sekali tidak peduli!

"Pak Dirga? Dirga? Apa hubunganmu dengan Dirga?"

"Kalian berdua bukan wanita yang dibungkus Dirga dari kelab malam, 'kan?"

Sejak awal, Melly kesal melihat Zira dan Aisa, terutama Zira. Karena baik temperamen ataupun kecantikannya, semuanya kalah dari Zira!

Ditambah cara Reno menatap Zira barusan, Reno terlihat begitu ingin memikat hati Zira. Melly sangat kesal melihatnya!

"Berani sekali menghina atasanku, kotor sekali mulutmu!"

"Plak!"

Aisa menampar wajah Melly seperti kilat hingga merontokkan satu giginya!

Melly langsung tercengang. Tepat ketika dia ingin menatap mata dingin Aisa, dia langsung ketakutan oleh aura pembunuh yang melintas dari matanya yang dingin!

Dengan sedih, dia meminta bantuan Reno.

"Kak Reno, dia, dia benar-benar berani memukulku. Cepat suruh pengawalmu lampiaskan emosiku!"

Reno juga benar-benar ketakutan dengan aura Zira dan Aisa, tapi dia langsung tenang dan merasa senang.

Karena sekarang dia punya alasan untuk memberikan tekanan pada Aisa dan Zira.

"Aku benar-benar ingin berteman dengan kalian berdua. Tapi kalian malah memukul tunaganku. Masalah ini tentu saja besar, kalian hanya punya satu pilihan sekarang!"

"Kalian berlutut meminta maaf pada tunanganku, lalu kalian temani aku minum!"

"Kalau nggak begitu, aku jamin kalian berdua nggak akan bisa keluar dari rumah sakit ini hari ini!"

Reno selesai bicara. Dia menoleh melemparkan tatapan ke pengawal di belakangnya. Tak lama kemudian beberapa pengawal mengelilingi Zira dan Aisa!

"Kamu mengancamku?"

Zira tidak marah, tetapi malah menatap Reno dengan konyol.

Reno berkata dengan kesal, "Nona, kalau kamu masih bersikeras, aku pun nggak bisa berbuat apa-apa lagi. Begini saja, selama pamanku nggak ada, setengah Kota Langgara ini dikuasai oleh Keluarga Markus!"

"Sekarang pamanku menemani Dewi Perang Angsa Putih, seluruh Kota Langgara bisa dikuasai oleh Keluarga Markus!"

"Pamanmu Jenderal Bintang Sembilan? Dia sangat kuat?"

Zira meledeknya.

"Biasa saja, Keluarga Markus adalah keluarga konglomerat kelas tiga di Kota Langgara. Tapi kekuatan Keluarga Markus dalam bidang medis berada di tiga besar di Kota Langgara!"

"Obat-obatan dari Keluarga Markus dipasok langsung ke Departemen Perang, Dewi Perang Angsa Putih sudah berjanji akan menjadi saksi pertunanganku enam hari lagi."

"Apa kamu tahu apa artinya ini? Artinya, Keluarga Markus akan menjadi keluarga kelas dua atau bahkan nomor satu. Pamanku akan segera dipromosikan menjadi Raja Perang. Bukan nggak mungkin untuk dipromosikan menjadi Dewa Perang dalam waktu dua tahun."

Pfftt!

Aisa tidak bisa menahan tawa!

"Apa yang kamu tertawakan?"

Reno agak marah.

"Aku ingat hal-hal menyenangkan. Aku bebas tertawa kalau aku mau, bukan?"

Aisa menutup mulutnya dan tertawa!

Wajah Reno langsung muram.

"Hal menyenangkan apa? Aku sarankan kamu tahu diri dan meminta maaf kepada tunanganku sambil berlutut. Kalau nggak, jangan salahkan aku kalau main kasar!"

Siapa sangka, setelah Reno selesai bicara, Aisa tertawa lagi dan berkata, "Kucingku lahiran!"

Pfftt!

Kali ini giliran Zira yang tertawa. Tawa ini mengejutkan semua orang!

"Kenapa kamu tertawa lagi?"

Reno kagum dengan tawa Zira, dia ingin marah tapi tidak bisa!

"Kucingku lahiran juga!"

Zira ikut-ikutan Aisa.

Eh?

Kenapa kata-katanya mirip sekali?

Reno seketika sadar!

"Kalian sedang mentertawakanku? Bagus sekali, kalian berdua cari gara-gara, ya!"

"Habisi mereka, agak lembut sedikit!"

Reno memerintahkan pengawal, tetapi pada saat ini suara Dirga datang dari ruang rawat.

"Reno, kalau kamu berani mengusik Nona Zira, aku akan menghancurkan seluruh keluargamu!"

Saat suara itu terdengar, Dirga keluar dari kamar sakit dengan aura yang mematikan. Dia datang ke depan Zira dan meraih tangan wanita itu, lalu melindungi Zira di belakangnya.

Pada saat itu, Zira merasakan aliran hangat aneh yang belum pernah dia rasakan sebelumnya di hatinya. Dia sepenuhnya mengabaikan aura membunuh dari diri Dirga.

Jadi, beginilah rasanya dilindungi oleh pasangan sendiri?

Namun, Aisa saat ini merasakan bahaya yang belum pernah dia rasakan sebelumnya dari sosok Dirga!

Bahaya parah!

Bahaya ini membuatnya merasakan ketakutan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya!

Aisa ketakutan sampai ke tulang-tulangnya!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Marta Ardilaga
puas dan semakin penasaran
goodnovel comment avatar
Tarja
puas sekali
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 776 Tamat

    Seiring dengan teknik jitu yang terus dilancarkan oleh Dirga, aura di tubuhnya mencapai puncak dan niat pedangnya menjadi makin kuat!Aura di tubuhnya segera mencapai tahap yang menakutkan, lelaki tua dapat merasakan semua ini.Ekspresinya berubah drastis. Meskipun sosok aslinya berada di Kota Bintang, bagi pendekar super sepertinya, jarak bukanlah halangan.Dirga seolah-olah berada di hadapannya."Nak, aku memang sudah salah menilai dan terlalu meremehkanmu.""Aku nggak menyangka pemahamanmu terhadap Teknik Pantang Menyerah sudah sedalam ini, perlu diakui kamu adalah anak muda kedua paling berbakat yang pernah kutemui.""Teknik Pantang Menyerah sangat menarik, semoga kamu nggak mengecewakanku."Setelah berkata demikian, lelaki tua melompat ke udara. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Dirga. Pemuda berbakat seperti ini hanya punya dua pilihan, yaitu diperalat olehnya atau mati di tangannya.Awalnya dia pun ingin menerapkan prinsip ini pada Zira, tetapi akhirnya dia dikalahkan o

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 775 Pertarungan Terakhir

    Kali ini, Dirga memilih untuk menyerang duluan!"Tsing!"Pedang Asura di tangannya berdenting pelan. Di bawah dukungan Niat Pedang Pantang Menyerah dan Teknik Pantang Menyerah, dia menyesuaikan sudut Pedang Asura, lalu menghunuskan Pedang Asura ke arah tangan raksasa itu.Terdengar suara hantaman.Dirga tidak berhasil memotong tangan raksasa itu menjadi beberapa bagian, tetapi sekarang tangan raksasa itu berubah menjadi ilusi.Dirga memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan!"Shiu shiu shiu ...."Pada akhirnya, tangan raksasa itu hancur berkeping-keping dan menghilang dari pandangan semua orang.Melihat adegan ini, Dirga dan yang lainnya mengembuskan napas lega. Namun, tak lama kemudian, muncul tangan raksasa lainnya.Tangan raksasa ini lebih besar dan padat dari yang sebelumnya. Dirga sudah mempersiapkan diri untuk menyerang.Namun, ketika tangan raksasa itu melesat ke arahnya, dia sama sekali tidak bisa bergerak. Karena kakinya seolah-olah melekat di tanah.Dalam sekejap

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 774 Pendekar yang Sesungguhnya Datang

    Biksu muda dan yang lainnya langsung terhempas sejauh puluhan ribu meter. Untungnya Dirga tanggap dan langsung melepaskan energi pedang untuk menarik mereka kembali, kalau tidak, entah ke mana mereka akan terdampar."Menakutkan sekali, momentum dan aura ini sungguh mengerikan.""Momentum ini jauh lebih kuat dari dugaan kita, orang di dalam mungkin sudah menerobos tingkat Yang Bebas dan menapaki Alam Gamasesa."Saat ini, biksu muda dan yang lainnya ketakutan. Hati mereka dipenuhi dengan keterkejutan!Sebenarnya orang itu memang jauh lebih kuat dari dugaan mereka. Suaranya dapat menimbulkan gejolak yang begitu menggemparkan.Saat ini, mereka berdiri di belakang Dirga dan bernapas dengan hati-hati. Kalau tadi Dirga tidak menyelamatkan mereka, mereka mungkin sudah hancur berkeping-keping.Saat ini, mereka menaruh semua harapan pada Dirga. Mereka sangat mengagumi Dirga.Sedangkan ekspresi Dirga pun berubah muram, kekuatan orang di dalam melampaui dugaannya. Meskipun dia sudah mempersiapkan

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 773 Pertarungan Akhir Dimulai

    Setelah selesai berbicara, roh pedang berubah menjadi energi pedang dan masuk ke dalam Pedang Asura.Dirga tertegun di tempat. Setelah belasan detik kemudian, dia baru tersadar. Sebenarnya sekarang dia sangat terluka dan terpukul.Karena ucapan roh pedang membuatnya menyadari betapa lemah dan tidak berharga dirinya. Roh pedang tidak mungkin membohonginya, sekarang dia merasa sangat tidak berdaya.Selama ini, dia tidak merasa bahwa bakatnya yang paling menonjol. Karena jika dibandingkan dengan Zira dan Vania, bakatnya bukanlah apa-apa.Namun, dia melalui semua tahap yang harus dia lalui. Meskipun dia dibimbing oleh Rafan, semua pencapaiannya hari ini diraih dengan kerja kerasnya sendiri.Terlebih lagi, di alam agung seperti Yang Bebas, dia bukan hanya menciptakan teknik jitu, tetapi juga berhasil memahami cara kerja Teknik Pantang Menyerah.Hanya dinilai dari dua poin ini, dia pantas disebut genius di antara para genius. Namun, setelah mendengar ucapan roh pedang, dia baru menyadari ada

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 772 Roh Pedang Bangun

    Keadaan mereka tidak diketahui!Dirga mencari di sekeliling, tetapi tidak menemukan jejak mereka."Jangan-jangan semuanya terbunuh?""Mana mungkin?"Dirga kebingungan. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu yang membuatnya gelisah."Nggak, nggak, jangan-jangan mereka terbunuh oleh tebasanku tadi?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin?"Dirga membantah pikirannya, dia terus mencari biksu muda dan yang lainnya.Akhirnya, dia menemukan mereka di sebuah ruangan yang sudah hancur. Ketika melihat mereka, Dirga tidak bisa berkata-kata.Karena keadaan biksu muda dan yang lainnya sangat mengenaskan, setiap orang terluka parah, bahkan beberapa di antara mereka sekarat.Lokasi kejadian sangat tragis.Tanpa ragu-ragu, Dirga langsung menerjang ke hadapan biksu muda, dia memasukkan beberapa butir pil obat ke dalam mulut biksu muda.Dirga menyuntikkan energi sejati ke tubuh biksu muda, lalu pergi memeriksa keadaan yang lainnya.Setelah memulihkan diri selama dua jam, akhirnya nyawa semua orang aman. Namun,

  • Istriku Dewi Perang yang Sakti   Bab 771 Satu Lawan Tiga

    Saat ini, ketiganya memiliki keinginan untuk membunuh Dirga.Karena kekuatan Dirga jauh di atas dugaan mereka, Dirga membuat mereka merasa sangat terancam!"Kalau begitu, mari lihat apa kalian sanggup. Jangan basa-basi, ayo bertarung!" Semangat tempur Dirga membara. Dia haus akan pertarungan dan akan bertarung dengan sekuat tenaga.Meskipun ketiga orang di hadapannya belum bisa memuaskan keinginannya, mereka cukup bermanfaat.Sekarang, dia makin bersemangat untuk bertarung, terutama dengan musuh yang kuat.Karena musuh yang kuat dapat menutupi kekurangannya dan membuatnya lebih cepat berkembang."Nak, mati kamu."Ketiganya menerjang ke arah Dirga sambil melancarkan serangan, tidak ada yang menyembunyikan kekuatan mereka."Bum bum bum!"Terpancar aura yang menakutkan dari tubuh ketiga orang itu sehingga ruangan yang baru saja diciptakan pun hancur.Perlu diakui kekuatan yang mereka tunjukkan sangat menakutkan.Namun, inilah hal yang diinginkan oleh Dirga."Serang!"Dirga menghilang bers

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status