Share

BAB 8.

Penulis: Meta Janush
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-02 21:29:28

Natasha tampak kesal dan sedih.  Dia meneteskan airmata “Mama…..”

“Sayang, kau sudah bangun? Sudahlah jangan menangis ya….” ujar Clarisa dengan hati yang sakit dan tertekan melihat kesedihan putrinya. Melihat Natasha suda sadar maka Danendra merasa bahwa dia tidak perlu berlama-lama disana.

“Masih banyak tamu dibawah, aku pergi dulu untuk menemani para tamu. Rapikanlah dirimu dan segera turun ke bawah.”

Danendra bergegas pergi tanpa menunggu sepasang ibu dan anak itu berbicara. Dia tidak peduli lagi pada mereka, dia sudah menemukan harta karunnya yang bisa dia manfaatkan untuk kemajuaannya.  Begitu pintu tertutup, Natasha langsung meraih bantal dan melemparkannya ke pintu. “Ma, kau lihat papa! Dia tidak peduli padaku! Aku sudah tidak tahan lagi Ma. Aku ingin Anatasya lenyap selamanya.”

Mata Clarisa penuh amarah, awalnya pesta ulang tahun putri kesayangannya berjalan sempurna tetapi setelah kemunculan Anatasya, semua perhatian tamu malah jatuh pada gadis itu.  Clarisa menarik napas dalam-dalam dan berusaha menenangkan dirinya.

“Sayang, jangan khawatir ya. Jika kita bertindak dan sesuatu terjadi pada Anataasya maka papamu akan mencurigai kita. Kau tau papamu adalah seorang pria yang membenci orang yang tidak mau menurutinya. Kau harus bersabar, mama akan mencari cara untuk melenyapkan Anatasya.”

“Jangan lama-lama Ma! Apa yang harus aku lakukan sekarang? Tanya Natasha menutupi wajahnya dengan kedua tangan.  Dia menangis tersedu-sedu. “Pesta ulang tahunku hancur! Semua orang pasti akan menertawakanku. Semua wanita itu suka bergosip dibelakangku!”

Clarisa baru saja hendak bicara saat suster pengasuh Natasha masuk, dengan gembira dia memegang sebua amplop ditangannya dan berkata “Ada kabar gembira nona, ini adalah kabar yang sangat baik untukmu.”

Natasha memalingkan wajahnya, saat ini dia tak berminat.

“Pergilah! Sudah tak ada lagi kabar gembira dalam hidupku sekarang. Semuanya hancur dan hanya ada kabar buruk! Hari ini adalah hari terburuk sepanjang hidupku!”

Semua miliknya telah direbut oleh Anatasya dalam sekejap, dia tak lagi disanjung dan mendapat perhatian semua orang setelah kemunculan Anatasya.

Berbeda dengan Natasha, nampak Clarisa lebih tenang dan bertanya pada pengasuh itu “Kabar baik apa itu? Apa itu yang ada ditanganmu?”

Pengasuh itu langsung mendekat dan berkata “Aku baru saja menerima paket yang ditujukan pada Nona Natasha. Paket ini memiliki lambang dari The World Coffee Institute.”

“Benarkah?” ujar Clarisa langsung mengambil paket itu dari tangan si pengasuh.

Clarisa langsung membukanya dan melihat kata-kata yang tertulis didalamnya. Dengan senang hati dia menarik tangan Natasha “Natasha! Lihat ini. Ini benar-benar kabar baik bahkan sangat baik! Kau menjuarai kompetisi kopi sosialita!”

Kompetisi kopi sosialita adalah sebuah acara yang diselenggarakan oleh semua barista top diseluruh dunia. Pemenang dari kompetisi itu akan menjadi brand ambasador Cafe Moonlight dari perusahaan perusahaan keluarga Archilles.

Ini sungguh luar biasa dan putri kesayangan Clarisa memenangkan kompetisi tersebut. Ini adalah kebanggan tersendiri untuknya. Saat Natasha mendengar barita itu suasana hatinya langsung membaik lalu dia mengambil dokumen itu dan membacanya berulang kali.

Selain ucapan selamat diatasnya juga diberitahukan untuk pergi ke Hotel Nature Ville minggu depan untuk menghadiri acara pemberian penghargaan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kenneth akan datang untuk memberikan penghargaan langsung pada pemenang dan mengumumkan brand ambasador baru dari cafe Moonlight.  Mendadak Natasha merasa bahagia membayangkan pertemuannya nanti dengan Kenneth.

“Pesta ulang tahunmu kali ini pasti diingat oleh Tuan Muda Archilles. Dia pasti akan memperlakukanmu berbedan dan spesial!” ujar Clarisa senang.

“Ya! Tuan Muda Archilles pasti memiliki kesan yang mendalam padaku! Setelah aku mendapatkan brand ambasador itu semua sosialita terkenal yang suka mengejek dan menggosipiku pasti akan menutup mulut mereka sekarang!” ujar Natasha sambil meremas kerta itu dengan erat. 

Dia semakin bersemangat sekarang, seketika lupa dengan semua masalah yang terjadi sebelumnya. Setelah ini dia akan menjadi topik pembicaraan banyak orang dan Kenneth takkan pernah bisa melupakannya.

“Ini….benar-benar kabar yang sangat baik!”

Clarisa lantas melepaskan gelang emas ditangannya dan memberikan pada pengasuh itu sambil berkata “Berita yang kau bawakan ini sangat bagus dan membuat putriku bahagia! Ini hadiah untukmu.”

“Nyonya, jangan begitu. Aku hanya melakukan tugasku dengan membawakan paket itu. Bukankah gelang ini bernilai mahal?”

Clarisa memegang tangan pengasuh itu dengan paksa “Gelang ini memang bernilai sangat mahal. Coba kau tanyakan pada toko perhiasan diluar sana berapa harga gelang ini! Tapi bukan itu masalahnya, aku memberikan gelang ini padamu karena aku juga memerlukan bantuanmu untuk melakukan sesuatu.”

Pengasuh yang tamak itu tak dapat menyembunyikan sorot matanya yang berbinar melihat gelang emas itu.  Dia mengambilnya dna bertanya “Nyonya, apa yang harus aku lakukan untukmu? Katakan saja apa yang nyonya mau aku lakukan, aku pasti akan melakukannya.”

“Baiklah. Tolong kau awasi Anatasya. Jika dia bersikap aneh dan tidak biasa harus segera kau laporkan padaku!” ujar Clarisa.

“Akan saya kerjakan! Aku akan mengawasi gadis desa itu dengan  baik.”

Mendengar ucapan pengasuh itu raut wajah Clarisa berubah, apakah gadis itu benar-benar berasal dari pedesaan? Orang yang dia suruh sebelumnya untuk mencari Anatasya sampai saat ini belum kembali dan tak ada berita sama sekali.

Apalagi alamat yang diberikan Anatasya waktu itu berada di kepulauan Bahama yang jelas-jelas bukan daerah pedesaan dan itu berada di luar negeri. Saat Anatasya memberikan alamatnya, dia tidak terlalu memikirkannya. Clarisa hanya berpikir mungkin setelah sepuluh tahun tinggal didesa, gadis itu pergi merantau untuk bekerja di Bahama.

Tetapi setelah melihat Anatasya malam ini, Clarisa merasa bahwa dia perlu menyelidikinya. Dia harus mencari tahu semua hal tentang gadis itu, dimana dia tinggal selama sepuluh tahun terakhir. Sikap dan cara bicara Anatasya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh seorang gadis yang tinggal di pedesaan.

“Natasha, sepertinya Anatasya tidak sesederhana yang kita pikirkan. Mama harap kau jangan bertindak gegabah. Biar mama pikirkan rencana pembalasan, kau cukup mengikuti arahan mama saja dan jangan melakukan sesuatu yang membuatnya waspada. Jangan sampai kita yang akan repot sendiri.”

“Aku tahu! Aku tahu! Mama jangan khawatir.”

Mulutnya mengatakan kalau dia paham ucapan mamanya tapi dalam hatinya dia sama sekali tidak peduli. Gadis itu hanya berasal dari desa yang mewarisi kecantikan ibunya, hanya itu saja yang menjadi andalannya, bukan?

Tidak mungkin IQ ibunya juga diwariskan pada Anatasya. Sangat mustahil jika IQ, bakat dan keterampilan ibunya akan diwariskan pada Anatasya.  Natasha membandingkan dirinya dengan Anatasya. Jelas-jelas Natasha memiliki prestasi yang baik dibidang kebudayaan dan dia juga termasuk kalangan sosialita.

Dia sudah menghabiskan banyak uang untuk berlatih, sedangkan gadis desa itu pasti hanya lulus SMA saja sudah beruntung.  Bagi Natasha, membereskan seorang gadis desa bukanlah masalah baginya. Hari ini dia hanya salah perhitungan saja.

“Ma, aku punya ide. Aku akan mengundang Anatasya untuk datang di acara penghargaan bersamaku. Saat itu Anatasya pasti akan dipermalukan saat melihat kesenjangan antara aku dan dirinya.”

Clarisa berpikir sejenak dan merasa bahwa cara itu juga bagus.

“Bagus juga! Kau jangan hanya mengundangnya tapi ajak juga ayahmu untuk pergi bersama. Biarkan dia tahu dan melihat sendiri kedua putrinya yang mana yang lebih memiliki masa depan lebih cerah.”

Sepasang ibu dan anak itu tampak senang dan begitu bersemangat untuk mempermalukan Anatasya.  Mereka tak sabar ingin melihat ekspresi wajah Anatasya saat dia mempermalukan dirinya sendiri, pasti akan sangat memalukan.  Seorang gadis desa yang berpendidikan rendah dan hanya mengandalkan kecantikannya tidak akan dapat bertahan lama di lingkungan sosialita dan kalangan atas di Jakarta,

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • JANJI CINTA SANG CEO   BAB 70.

    “Tuan Muda Archilles…..aku mohon jangan batalkan kerjasama dengan perusahaan ayahku. Ini semua adalah kesalahanku dan tidak ada hubungannya dengan ayahku. Jika aku ingin menghukum maka hukum aku saja. Tolong jangan libatkan ayahku dalam masalah ini, jangan libatkan perusahaannya juga. Aku mohon…..”Kenneth adalah orang yang tidak memiliki empati tapi saat dia melihat Natasha yang menangis terisak dengan napas terengah-engah membuatnya kesal. Dia memalingkan wajahnya enggan melihat Natasha.“Kalau sudah seperti ini baru kau sadar jika perbuatanmu itu salah. Tapi saat kau mencuri kartu nama itu apa kau tidak menyadari itu salah? Kau sangat menjengkelkan. Tak perlu memohon padaku!”Hati Natasha semakin sakit karena usahanya sia-sia, hal terakhir yang bisa dilakukannya hanyalah memohon pada Anastasya.“Kak, tolong maafkan aku. Aku sadar kalau aku berbuat salah dengan mencuri kartu nama itu dari tasmu. Tapi apakah kau akan membiarkan keluargamu kesulitan dengan dibatalkannya kerjasama itu?

  • JANJI CINTA SANG CEO   BAB 69.

    Anastasya yang selalu cantik dengan dandanan sederhana, kulit putihnya seperti salju yang lembut dan halus. Dengan hanya berdiri saja tanpa mengucapkan sepatah katapun sudah membuat orang-orang diruangan itu mengalihkan perhatian.Wanita itu adalah Anastasya Sanari. Natasha membelalakkan matanya tak percaya, dalam sekejap tatapannya langsung lemas dan hancur.Saat Anastasya melihat ada pancaran ketakutan dimata Natasha, diapun tersenyum sedikit memahami situasi. “Wah jika bukan karena Tuan Muda Archilles, aku bahkan tidak tahu kalau aku sudah ikut main film sebagai pemeran utama wanita.""Tasha kau memang hebat! Bravo! Kau sengaja menyamar sebagai aku untuk mendapatkan peran itu? Apakah kau merasa senang? Mungkin bagimu sangat menyenangkan untuk bermain-main seperti ini, ya?” sindir Anastasya seraya menatap tajam Natasha.Natasha gemetar ketakutan dan merasa sangat malu. Dia mundur dua langkah dengan tangan memegang ujung bajunya. Mampus! Anastasya sudah mengetahui semuanya…...Natasha

  • JANJI CINTA SANG CEO   BAB 68.

    Sementara itu dikediaman keluarga Bagaskara. Anastasya masih terjebak dengan antusiasme Keenan yang tidak paham mengapa Brandon menatapnya dengan tatapan tajam penuh permusuhan. Sedangkan Keenan malah menatap Brandon dengan ekspresi yang sulit diartikan.Niat Anastasya yang ingin meminjam mobil malah tidak punya kesempatan untuk berbicara karena situasi ambigu yang dihadapinya. Anastasya tidak tahu harus berbuat apa saat itu, tiba-tiba Kenneth berjalan menghampirinya dengan wajah berkerut.Kenneth meraih pergelangan tangannya lalu menariknya keluar dari rumah itu sambil berkata. “Kita pergi kesuatu tempat. Ada hal penting.”Anastasya belum sempat berekasi saat Kenneth menariknya keluar dari rumah itu.“Hei...mau kemana?”“Hei...”Brandon dan Keenan berteriak bersamaan menghentikan Kenneth tapi sebelum mereka sempat menghentikan Kenneth, keduanya sudah dihalangi oleh Diego. “Apa kalian sudah lupa dengan masalah yang seharusnya kita tangani? Ada apa dengan kalian ini?”Barulah keduanya

  • JANJI CINTA SANG CEO   BAB 67.

    Sontak wajah Emma memucat setelah Rian menceritakan semuanya. Pria itu bahkan menyakinkan semua orang untuk memeriksa CCTV di mall untuk melihat kejadian sebenarnya.Emma mengepalkan tangannya lalu memasang wajah menyedihkan, menatap Keenan. “Bukan…...bukan seperti itu kejadiannya. Mereka ini mengarang cerita sembarangan. Mereka sengaja memfitnahku agar aku terlihat buruk dihadapan kalian.”Keenan menatap sinis Emma sambil mencibir, “Masalah anjing tempo hari juga kau bilang dia memfitnahmu, sekarang pun kau bilang dia memiftnahmu juga. Apakah kau seseorang yang selalu difitnah begitu mudahnya? Bahkan oleh seseorang yang tidak mengenalmu sama sekali?’“Aku----” wajah Emma semakin pucat tak mampu berkata-kata lagi. Sepertinya Keenan lebih membela Anastasya daripada dirinya.“CUKUP! Jangan bicara lagi!” ujar Keenan penuh amarah.“Apa kau lupa jika aku sudah memperingatkanmu! Jangan pernah anggap aku ini orang bodoh yang mudah terperdaya olehmu. Dan untuk kedua kalinya kau menganggapku o

  • JANJI CINTA SANG CEO   BAB 66.

    Kenneth masih tak bergeming, hanya menatap Emma dengan dingin. Siapa Anastasya itu? Dia sama sekali tidak mengenal Anastasya dengan baik tapi dia pun tidak percaya sedikitpun dengan ucapan Emma.Jika Emma bukan tunangan Keenan mungkin Kenneth sudah mengusirnya sejak tadi dan tak memberinya peluang untuk bicara.“Kau sadar dengan apa yang kau ucapkan barusan? Kau tidak perlu mendikte bagaimana caraku mengatur asistenku. Dia bekerja untukku dan aku yang berhak.”Sebenarnya Kenneth hendak mengatakan “Anastasya” tapi dengan beberapa pertimbangan dia mengganti ucapannya menjadi “asisten utama”.Mendengar ucapan Kenneth sontak membuat wajah Emma pucat pasi. “Aku…..” dia hendak mengatakan sesuatu tapi tak ada satu kalimat pun yang bisa dia ucapkan.Dia sama sekali tak menyangka jika tak ada satu orangpun di ruangan itu yang membelanya padahal dia tunangan Keenan, setidaknya begitulah yang dia pikir.Yang satu lebih mempercayai asisten utamanya sedangkan yang lain malah lebih menyukai gadis u

  • JANJI CINTA SANG CEO   BAB 65.

    Emma melirik kearah Keenan dan menyadari jika tunangannya itu menatapnya bahkan dia langsung memalingkan wajah dan ekspresinya tampak biasa saja. Keenan sama sekali tidak tertarik untuk menyapa Emma.Wanita itupun merasa sakit hati dengan sikap dingin tunangannya dan memaksakan tersenyum. “Ehm….ada hal yang ingin kubicarakan denganmu dan juga Tuan Muda Archilles. Aku tidak tahu jika Keenan juga ada disini.”Keenan mengeryitkan alisnya tak senang dengan ucapan Emma. “Kenapa emangnya kalau aku ada disini? Apa aku tidak boleh berada disini atau kau merasa tidak nyaman melihatku disini? Ada urusan apa kau ingin menemui teman-temanku?” ujar Keenan marah.Dia sangat membenci Emma, setelah melihat kekejaman tunangannya dirumah keluarga Hilman dan dia tak menyangka jika wanita itu ingin melakukan sesuatu pada teman-temannya tanpa sepengetahuannya. Benar-benar wanita sialan dan tak tahu malu! Sepertinya wanita ini perlu diberi pelajaran!Emma yang melihat ekspresi kemarahan diwajah Keenan hany

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status