Share

GANGGUAN DATANG VERSI BERBEDA

Kini di tanah depan teras letaknya persis lurus menghadap pintu masuk, Bu Teti memberi tanda.

Pak Kiai segera meminta salah satu santri membantu memusnahkan tumbal tersebut dengan cara gaib.Tampak sang santri berkeringat saat membaca doa dan itu dirasakan oleh Pak Kiai juga.

“Astaghfirullah hal adzim! Subhanallah! Allahu Akbar!”

Pak Kiai menggeleng-gelengsambil tersenyum karena keheranan dengan yang telah Bu Teti lakukan.

“Bu, percaya dan yakin, hanya Allah sebaik-baiknya pertolongan.”

“Iya, Kiai. Saya minta maaf telah khilaf,” balas wanita separuh baya ini sembari menunduk.

“Mohon maaf pada Allah lalu segera bertobat dan jangan lupa kasian anak dan menantu yang telah jadi imbas perbuatan Ibu.”

“Iya, Kiai.”

“Buat bahan renungan bersama. Jangan percaya bujuk rayu setan. Yang bisa menjaga kita dari mara bahaya dan juga gangguan ilmu hitam sekali pun hanya Allah. Mohon perlindungan hanya pada-Nya.”

Bu Teti semakin merasa bersalah mendengar wejangan dari Pak Kiai lalu memeluk Dinda dan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status