Share

Bab 16 Memalukan Mengendarai Brand Yang Sama

Membual dengan sangat keras tetapi tidak mampu membeli mobil itu benar-benar memalukan, tetapi Zack, yang ahli dalam skenario seperti itu, sama sekali tidak terganggu oleh hal canggung seperti ini.

“Tidak usah keburu. Seseorang nggak bisa hanya dinilai kehormatannya cuma dengan membeli mobil. Harus ada sesuatu yang buat greget juga. Maka dari itu, aku harus pilih satu yang cocok dengan ke-geregetan hatiku.”

Saat dia mencoba membuka jalan keluar dari rasa malu, dia berjalan berkeliling dan melihat-lihat mobil lain. Melihat label harga yang ditempatkan di atas mobil, Zack bingung ketika dia melihat tidak ada yang kurang dari seratus ribu dolar. Namun, dia tetap menolak untuk menunjukkan kesedihannya, dia menggelengkan kepalanya di GLS dengan jari-jarinya menggenggam dagunya.

"Nggak, aku nggak suka gearbox 9AT."

Ketika Zack datang ke G500, dia mengerutkan kening. "Apa-apaan ini? Sudut-sudutnya sangat lancip sudah kayak peti mati aja. Sungguh pertanda buruk….”

Pria itu bahkan tidak menghentikan langkahnya saat melewati lini performa merek kelas AMG GLE. “Aku tidak suka mobil coupe. Kombinasi gak cocok sama sekali. Para insinyurnya pasti sudah kehilangan akal saat merancang sampah ini….”

Apa pun mobilnya, selama harganya melebihi beberapa ratus ribu dolar—entah itu harga eceran atau harga di luar pintu (OTD), Zack akan menemukan alasan untuk tidak menyukainya. Dan tentu saja, tidak ada alasan yang berhubungan dengan harga mobil. Dia mencoba membuatnya terdengar seolah-olah dia cukup kaya untuk membelinya, dan dia tidak menyukainya.

Saat dia memilih dan mengeluh, dia akhirnya sampai di area showroom yang memiliki model dengan anggaran tidak lebih dari beberapa ratus ribu dolar harga OTD.

“Ini dia! Kayaknya sudah cocok banget sama ke-geregetanku dan penampilan statusku yang tinggi dan indah. Kemewahannya low-profile dan diredam. Mobil yang sangat indah…. Kayaknya emang sengaja dirancang khusus untuk aku, deh. Perancangnya tahu persis apa yang aku cari. Cemerlang!"

Pramuniaga merasa bahwa pria ini benar-benar tercela dan ingin menghinanya, tetapi karena profesionalismenya, dia harus memasang senyum hangat.

“Tuan, ini adalah tipe MG GLC. 3.0T berharga 101 ribu dolar, 4.0T berharga 152 ribu dolar….”

Si pramuniaga mengoceh tentang mobil itu, tetapi Zack tidak mendengarkannya dan sedang menghitung-hitung dalam pikirannya.

'Membeli spek rendah akan membuatku terlihat murah tapi speknya lengkap ... Pajak penjualan sekitar 10%, kurasa asuransinya bakal naik jadi sekitar tiga ribu dolar, biaya pendaftaran mungkin sekitar 50 dolar….'

Setelah beberapa perhitungan, Zack menyimpulkan bahwa ia akan membutuhkan tidak kurang dari 173 ribu dolar untuk mobil. Tidak apa-apa, dia punya jumlah itu. Dia punya tambahan 15 ribu dolar dari siang ini, jadi itu akan menutupinya.

Sekarang yakin, Zack mulai menggertak.

“Simpan pidatomu itu. Aku ini nggak picik dengan pemberianku. Aku akan membelinya jika aku memang suka dan aku akan membeli yang terbaik yang tersedia! Aku mau ambil 4.0T. Adapun diskon dan yang lainnya, lakukan sesukamu. Aku nggak akan menanyakannya, selesaikan aja untukku.”

Dengan lambaian tangan yang percaya diri, Zack berjalan bersama pramuniaga untuk mendapatkan kontrak.

Dia terus menggenggam tangannya di belakang punggungnya saat dia berjalan ke tempat Javier berada dan bersolek di punggungnya. Pramuniaga yang sedang melayani Javier menyambutnya dengan sopan, "Tuan, apakah Anda sudah memutuskan mobil yang Anda inginkan?"

"Tentu saja. AMG spesifikasi lengkap dengan harga lebih dari seratus ribu dolar, OTD. Aku suka ini, jadi aku akan beli ini. Nominal sekecil itu tidak masalah bagiku!”

Zack kemudian melanjutkan memberi tahu pramuniaga, “Tapi aku merasa kasihan padamu. Jika kamu melayaniku, kamu pasti sudah menghitung komisi mu dengan gembira. Kamu tidak akan bisa ngelakuin itu, kalau kamu ngelayanin dia. Dia kan sangat miskin, sampai istrinya aja lari sama laki-laki lain dan dia malah kesini lihat Mercedes?”

“Aku kasih tahu kamu, yah. Wanita yang kabur dari pria miskin ini, dia menangis dan memohon padaku untuk memberinya pekerjaan sore ini!”

Sudut bibir Javier berkedut. Sebenarnya dia tidak ingin repot-repot berurusan dengan pria pembual ini, tetapi dia tidak bisa menahan diri lagi.

“Hei, mengaku saja kalau kamu memang nggak punya duit. Ngapain kamu ribet dengan banyak alasan? Apa kamu barusan dengar soal dirimu sendiri? Sungguh geli telingaku ini, waktu aku dengar kamu ngomong tentang ke-geregetan dan status?? Kayak kamu tahu banyak aja tentang mobil … Kamu bilang tidak suka girboks 9AT, tapi kamu ngerti nggak? Kalau mobil yang barusan kamu pilih itu, punya spesifikasi transmisi yang sama persis, kayak girboks 9AT??”

“Dan karena cuma pengen nyombongin diri di sini, makanya kamu sengaja beli spesifikasi lengkap AMG … AMG tai kucing! Padahal itu cuma kelas GLC dan kamu berkoar terus tentang itu??”

“Ketika kamu jingkrak-jingkrak di showroom sebelumnya, kamu pasti lagi mikir model mana yang harganya kurang dari beberapa ratus ribu dolar dengan harga OTD, ya? Kenapa? Tidak punya cukup duit untuk itu??"

Balas Javier tajam dan ditujukan tepat ke titik-titik yang jelas akan menyakiti hati Zack. Itu membuatnya bingung, dan pria itu hanya balas menatap Javier.

“Omong kosong! Sejak kapan aku nggak punya cukup uang? Hanya uang yang aku miliki! Itu hanya mobil bodoh. Emang berapa sih biayanya? Ini kan cuma kayak setetes air di lautan buatku!”

“Apakah kamu pikir semua orang di sini sama kayak kamu? Menghabiskan begitu banyak waktu di sini hanya untuk menemukan mobil berkelas-A bodoh yang harganya lebih dari 30 ribu dolar? Luar biasa!”

“Aku bahkan nggak berniat mengolok-olok mu saat ini. Kamu bahkan tidak mampu membeli Mobil Kelas-A. Kamu mendingan menyatukan tangan saja dan berdoa sekenceng-kencengnya! Oh, Yah Tuhan … Tolong lah hambamu ini … Aku berdoa supaya kamu punya banyak uang dan bisa beli Mercedes di masa depan. Aku bahkan nggak keberatan jika itu Mobil Kelas-A!”

Zack tidak hanya mengeluarkan rengekan bernada tinggi saat mengucapkan kata-kata terakhir itu, dia bahkan menyatukan tangannya seolah-olah berdoa untuk mengusir ejekannya terhadap Javier, seolah-olah dia tidak akan mengalah dirinya, dan memastikan bahwa dirinya telah menang telak dari Javier.

Sebelum melanjutkan dengan ejekannya, pramuniaga yang telah melayaninya kembali dengan perjanjian penjualan mobilnya.

“Sungguh sia-sia aku ngomong gini denganmu. Sampah! Aku nggak membual, sudah jelas kamu tidak akan mampu beli mobil seperti punyaku, sepanjang kamu hidup!”

“Dan kamu masih juga lihat-lihat Mobil Kelas-A?! Jika kamu emang beneran keliling untuk membelinya, itu kayak jadi penghinaan buat mobilku. Aku sebenarnya malu, naik mobil yang mereknya sama kayak kamu!”

Setelah putaran omelan lain ini, Zack pergi untuk menandatangani dan membayar dengan gembira.

Javier mendengus. Dia sebenarnya tidak berniat membeli A180L, dia hanya ingin cari mobil sedan baru yang cukup bagus. Pramuniaga yang melayaninya angkat bicara, “sudah, tidak usah dengerin dia, Tuan. Beberapa orang memang kayak gitu.”

Javier berhenti dan menoleh untuk melirik pramuniaga. Dia memasang senyum ramah yang bisa menghangatkan hati siapa pun. Dia merasa dia sedikit tidak enak. Karena dia sudah melihat mobil yang dia inginkan, maka Javier memutuskan untuk membeli mobil dan membiarkan wanita itu mendapatkan komisinya, dengan pertimbangan bahwa orang yang baik harus dibayar untuk perbuatan baiknya.

"Aku tadi melihat, kalau kalian punya G63 edisi khusus di serambi dalam kalian sekarang, ‘kan?"

Pramuniaga itu mengangguk, “Ya, kami punya. Itu baru saja tiba di showroom. Ini adalah unit display pajangan untuk pameran mobil yang akan berlangsung dua hari lagi.”

Mengangguk mengerti, Javier melanjutkan bertanya, “Apakah ada yang mau beli itu?”

Si pramuniaga menjawab sambil terkekeh, “Ya, Siapa yang tahu? Itu harganya lebih dari 300 ratus ribu dolar. Sulit untuk bilang, apa ada yang mau beli atau tidak.”

Yang dimaksud Javier adalah apakah mobil itu dijual? Tapi jawaban pramuniaga itu secara tidak sudah langsung menjawabnya. Oleh karena itu, dia mengeluarkan kartu Messer-nya dan memberikannya padanya.

“Ini tidak pakai kata sandi. Kamu cukup menggeseknya. Dan aku mau pergi mengendarai mobil ini, hari ini juga.”

Pramuniaga itu tercengang. Dia mengira Javier sedang bercanda tetapi tatapan seriusnya sama sekali tidak terlihat. Dengan skeptis, dia pergi ke konter pembayaran dengan kartu bank logam tersebut.

Beberapa saat kemudian, Zack keluar dengan membawa sebuah amplop dan kunci mobilnya, terlihat dengan sombong.

“Ah, aku cuma beli mobil. Lihatlah kalian agaknya berniat banget buat adain semacam upacara perayaan. Haaah ... Lagian itu cuma mobil senilai lebih dari seratus ribu dolar. Ini tidak sebanding dengan formalitas macam itu. Tidakkah ini berlebihan?! Aku bahkan nggak peduli sama nominal uang itu!”

“Ini bahkan bukan uang. Itu cuma kayak setetes air, setetes air di lautan. Hahaha, Aku kan tajir melintir!”

Javier menyaksikan Zack meniup terompetnya sendiri dan bahkan tidak memberi celah pada dirinya untuk bisa mencemooh.

Beberapa menit kemudian, staf di dealer selesai dengan persiapan upacara kecil, menggelar karpet merah, dan mengemudikan mobil baru. Ada satu lagi dari mereka memegang pita besar untuk dipasang di mobil.

Zack melirik Javier dengan penuh kemenangan. “Sampah, apa kamu tidak mau sudahi akting kamu sekarang? Ayo, beli mobil. Ayo berdiri di sampingku juga!”

Sementara dia menyombongkan diri, manajer dealer keluar untuk menginstruksikan staf lainnya. “Hei teman-teman, cepat ke sini. Ayo, upacara itu tunda dulu. Kita harus siapkan karpet merah lainnya lagi. Kita akan bunyikan bel upacara dua kali hari ini!”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
BertusRuanus
Ini cerita terlalu bertele tele....saling caci maki aja memakan 3 sd 4 bab,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status