Share

6. Pulang kampung

Author: Mardiana
last update Last Updated: 2021-07-20 09:57:36

Keesokan hari nya mereka bekerja seperti biasa dan tidak ada perubahan pada hari - hati berikutnya.

Tanpa terasa setahun sudah mereka berada  di Batam, sesuai kontrak kerja jika sudah setahun bekerja mereka bisa mengambil cuti jika mereka mau jika tidak merak akan mendapatkan uang yang akan di bayar di akhir tahun nanti.

Kesempatan ini tidak di sia -sia kan Mila, mungkin ini lah saatnya kesempatan dia bisa meminta maaf kepada orang tua nya.

"Seperrinya gue akan pulang kampung deh hari Raya nanti" ucapnya  di sela waktu istirahatnya kepada kedua sahabanya itu.

"Serius lu" ucap Tina seakan nggak percaya.

Mila hanya menggaukan kepalanya saja membenarkan perkataan Tina.

"Ya udah, gue juga " ucap Yanti, sekilah Tina menoleh ke arah Yanti.

"Gue juga lag kalau gitu" ucapnya sambil memghela nafas ringan.

"Nah itu baru best frend" ucap yanti dan Mila kompak, mereka pun langsung berpelukan tanpa menghiraukan tatapan dari sekeleliling mereka.

Seketika Tina melepaskan pelukan nya.

"Sebentar,  kayaknya ada yang kompak nih" perkataan Tinah mbuat kedu sahabtnya terkejut dan saling menukan kedua alis mereka.

"Duh.. yang mau jadi iaparan" ledek Tina, sontak membuat pipi Yanti bersembuh merah bak kepiting rebus karena menahan malu.

Mila hanya tersemyum saja mendengar ucapan Tina dan langsung mengaamiinkan nya.

"Aamiin, gue seneng banget punya ipar yang udah tau gimana sifat manja gue ke Abang gue dan berharap lo nggak cemburu nanti ya sama gue." Jelas Mila kepada kedua sahabatnya.

Mendengar ucapan Mila membuat Yanti terharu dan terlihat matanya mulai mengembun. Hal tersebut membuat Tina langsung memeluk kedua sahabanya itu.

Dua hari sebelum hari Raya, mereka telah sampai di bandara Sulatan Mahmmud Badarudin II. Mereka di jemput  oleh Yuda Abang nya Mila.

Sebelumnya mereka harus mngurus surat ijin cuti terlebih dahulu.

"Abang..." teriak Mila ketika melihat Yuda yang sudah berada di luar Bandara.

Yuda lngsung mendekati Mila dan memeluknya.

"Apa kabar adik Abang ini? " Tanya yuda kepada Mila.

"Seperti yang Abang liat " jawab Mila sambil menaik - naikan alis nya.

Yuda tersenyum melihat tingkah Mila, dan saat melihat Yanti dia tidak bisa menyembunyikan kegugupan nya.

Mila dan Tina yang melihat itu hanya bisa tersenyum dan saling pandang.

"Ekhemm...ekhem..." Yuda yng mendengar nya lngsung mengalihkan pandangan nya ke sembarang arah sedangkan Yanti hanya menundukan wajah ny.

"Apa kabar kamu, Ti" tanya Yuda membuat Yanti salah tingkah.

"Ba.. baik Ba-ng" jawb Yanti tegagao karena gugup.

Yuda hanya tersenyum saja melihatnya sedangkan Tina dan Mila tertawa terbahak.

"Tumben banget lu gagap gitu, mau nyaingi Azis gagap lu." Ucap Tina yang mendapat pukulan di bahu nya.

"Awww... sakit tau" ucapnya meringis sambil mengelus tangan nya yang di pukul Yanti.

"Mangkanya jaga tu mulut" bisik Yanti. 

Mula dan Yuda hanya tersenyum saja melihat keduanya.

"Ayo, Ibu dan Bapak sudah menunggu kita d rumah "ucap Yuda yang mencoba menengahi keduanya.

Mereka pun memasuki mobil yang di kendarai Yuda, tidak butuh waktu lama mereka pun akhirnya sampai di kediaman nya. Setelah mengantarkan Yanti dan Tina terlebih dahulu tentunya.

Kedatangan Mila di sambut hangat oleh orang tua nya, mereka saling berpelukan untk melepas rindu yang sudah satu tahun tidak bertemu.

Mila tidak bisa membemdung air mata bahagianya ketika bertemu dengan orang tuanya. Dia langsung teringat ketika dia pergi tanpa pamit dan memberitahu kedua orang tuanya terlebih dahulu.

"Yah, Bu.. maafin Mila ya." Pinta Mila tulus.

Ayah dan ibu nya merasa terhatu dan mengangguk mendengar ucapan anak perempuannya.

"Iya sayang, sudah Ayah dan Ibu maafkan" ucap sang Ibu sambil memeluk dan sesekali mencium pucuk kepala anaknya.

Mila yang mendengarnya merasa sangat bahagia, begitupun dengan Yuda. Ia merasa kalau ungkapan banyak orang yang mengatakan, "semarah-marahnya orang tua terhadap anaknya tidak akan mengurangi kasih sayangnya".

Setelah bercengkrama dan melepas rindu, akhirnya mereka pun meminta Mila untuk beristirahat d kamar nya. Kamar yang sangat di rindukan Mila selama ini, bahkan semua letaknya tidak ada yang di rubah sedikit pun. Dan kamarnta terlihat baru karena kata Bang Yuda setiap hari Ibunya selalu membersihkan kamarnya itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jamila ( hidup di perantauan)   20. Pulang

    Setelah mendengar kecelakaan yang di alami suaminnya, Mila langsung berngkat dengan di temani Yuda. Sebelum berangkat Mila menitipkan Anak-anak nya kepada orang tua nya. Di tengah perjalanan tak hentinya Mila menangis karena memikirkan kondisi Damar, Yuda yang melihat adiknya tak henti menangisencoba untuk menghiburnya. Sesampainnya Mila di sana dia langsung menuju ke RSUD Pagar Alam. setelah melihat keadaan Damar seletika Mila merasa lega. "Sayang.." panggilan Mila membuat Damar tekejut "Sayang, sama siapa kesini?" Tanya Damar "Hai, bro" sapa Yuda "Bang .." ucap Damar yang memcoba bangun karena merasa tidak enak sama Yuda. "Udah- udah tiduran aja" ucap Yuda ketika melihat Damar mencoba duduk "Makasih ya Bang, sudah anter Mila ke sini" ucap Damar. "Iya, santai aja bro yang penting kamu gak kenapa - napa dan gimana pun Mila itu kan adik aku" balas Yuda. "Iya Bang, Alhamdulillah aku ngak kenapa- napa,

  • Jamila ( hidup di perantauan)   19.kecelakaan

    Bulan telah berlalu kandungan Mila mencapai 8 bulan, sedangkan Yangi telah melahirakan seorang anak laki- laki.Tinah yang masih betah mengikuti suaminnya yang tinggal di Batam juga baru saja melahirkan seoarang anka perempuan. Mereka tidak bisa berkumpul seperti dulu lagi karena kesibukan mngurus keluarga masing -masing. Mila mengalami kontraksi saat usia kandungan nya mencapai 9 bulan lebih 3 hari, kata orang memnag seperti itu bisa lebih bahkan kurang dari HPL. Damar tidak panik bukan nya tidak tapi Damar mencoba setenang mungkin saat Mila mengalami kontrasi, dia lalu mengambil barang yang sudah di siapkan sebelum nya oleh Mila.D Dengan mengendarai mobil Damar sampai juga di ruamh sakit yang telah menjadi langganannya periksa kehamilan Mila. Tak lama orang tua Mila pun datang dan mencoba menguatkan Damar yang terlihat cemas ketika berada di runag tunggu. "Owekkk...owekk.. owekk..." Terdengar tangisan bayi dari dalam ruang

  • Jamila ( hidup di perantauan)   18. Baby twins

    Sekembali Damar dari kamar nya, dia berniat untuk menelepon mertuanya untuk datang kerumah nya. "Halo, assalamualikum Bu?" Salam damar pada Ibu mertua nya. "Baik Bu, hanya saja Mila muntah - muntah sejak pagi dan dia tidak mengijinkan aku mendekatinya."ucap Damar pada Ibu nya. "Iya, baiklah bu aku akan menunggu ibu." Damar pun mematikan telepon nya dan berniat mendekati Mila, tapi dia takut kalau Mila akan mual lagi. "Sayang, kau tidak apa-apa?" Tanya Damar dari jauh ketika melihat Mila yang tiduran di rung tv. "Iya sayang, aku hanya merasa mual dan pusing saja" jawab Mila "Apa kiat perlu ke dokter?" Pinta Damar masih dari kejauhan. "Mungkim aku butuh istirahat saja." Bakas Mila "Aku tadi menelepon Ibu dan meminta nya untuk datang kemari, karena kau akan mual kalau aku mendekati mu".jelas DamarMila hanya menganggukan keplanya, sambil terus tiduran. Tak lama bunyi salam dan ketukan pintu dari luar.<Ketik

  • Jamila ( hidup di perantauan)   17. Mila hamil

    Mila dan Damar pun pergi berbulan madu ke Singapura yang didapat dari kado kak Andre.Mila dangat senang begitupun Damar, selama di sana merek selalu pergi jalan -jalan. Mila selalu bergaya jika melihat tempat yang bagus berfoto dan Damar pun tidak pernah merasa bosan atau kelelahan.Tanpa di sengaja mereka bertemu dengan Tina dan suami yang kebetulan sedang berada di sana karena suami Tina ada kerja d Singapura. "Millaaaaa..." terdengar suara yang mamggil namany dan ketika dia melihtanya Mila terkejut ternyata Tian seketika mereka pun langsung berpelukan . "Di sini juga" tanya Mila dan Tina menjelaskan bahwa suaminnya ada kerja di sini selama seminggu. Sedangkan Mila akan pulang 2 hari lagi, karena dia sudah 4 hari berada di Singapura ini.Setelah berbincang merekapun berpamitan untuk kembalinke hotel karena waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Waktu pun cepat berlalu, Mila dan Danar pun pulang ke palembang. Tidak lupa dia membeli oleh -o

  • Jamila ( hidup di perantauan)   16. Bulan Madu

    Sebelumnya Damar meminta maaf kepada Mila yang baru sempat datang sekarang.Karena dia tidak punya orang tua lagi , maka Andre lah yang akan menggantikan peran orang tua nya. Damar juga harus menunggu Andre yang baru pulang dati luar kota untuk melakukakan pekerjaan nya."Om, tante, maaf seharusnya saya datang ke sini beberapa minggu yang lalu, tapi karena kak Andre ada d luar kota jadi aku harus menunggunya pulang terlebih dahulu" ucap Damar mencoba menjelaskan kepada orang tua Mila "Kedatangan kami ke sini bermaksud untuk meminta Mila menjadi istri nya Damar, Om." Sambung Andre yang ikut bicara. Orang tua Mila menatap putri bungsunya dan meminta persetujuan dari nya. "Om tidak bisa menolak nya, dan tidak bisa menerima nya. Karena sebagai orang tua kami hanya ingin yang terbaik untuk putri kami." Jelas Bapak Mila kepada Andre dan Damar. Damar yang mendengar penjelasan dari orang tua Mila, menatap Mila dengan dalam seolah mengatakan kalu

  • Jamila ( hidup di perantauan)   15. Tina menikah

    Damar masih memikirkan ucapan Mila ketika makan malam itu, dia pun membicarakan hal ini kepada kakak nya Andre. Andre yang mendengar kabar dari Damar langsung menghubungi Yuda yang sudah kembali dari bukan madu nya seminggu yang lalu. Yuda mengucap syukur atas kabar yang dia terima dari Andre. Dan Yuda pun meminta agar Damar cepat menemui orang tua nya jika memang dia serius dengan Mila. Dua minggu berlalu tak ada kabar dari Damar membuat Mila merasa kehilangan. Mila berfikir kalau dia seharuanya tak mengucapkan nya "Aku gak mau pacaran " ucap Mila waktu itu. Damar yang mendengar nya itu mbuat dia terlihat murung. "Aku ingin, kau langsung memint ku pada orang tua ku." Penjelasan Mila membuat Damar senang dan sekaligus terkejut. Dorrrrr..... Mila dikejutkan oleh Yanti yang mengagetkan nya. "Melamun aja &nbsp;neng" ucap Yanti"Hemmm...pengantin baru, ngapain ke sini" ucap Mila."Memang nya kenapa gak boleh" ucap Yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status