“Kenapa kau mulai membandingkanku dengan Regita?” sergah Callista tidak terima nama saingannya disebut.“Lihat saja! Dia begitu cerdas dan bisa menundukkan Marvin dengan mudah. Sedangkan kamu? Apa yang kamu lakukan? Selama ini kamu hanya bisa menggodanya saja tanpa mendapatkan apa-apa.”“Cukup, Recky!” teriak Callista. Dia benar-benar tidak terima dirinya diremehkan.Callista merasa Recky sudah keterlaluan. Dia tidak hanya membandingkannya dengan Regita seolah Regita lebih baik darinya. Tapi Recky sudah menunjukkan sikap tidak menghargai atas pengorbanan Callista selama ini.“Selama ini aku sudah menuruti semua keinginanmu. Apa yang tidak aku lakukan untukmu hingga kamu menganggap Regita lebih baik dariku? Aku bahkan rela kehilangan identitasku sendiri sebagai Arabella demi mendukung misi gilamu menghancurkan Marvin,” cecar Callista menumpahkan keluhannya.Membalas Recky dengan emosi memang akan semakin memperburuk keadaan. Tapi Callista sudah tidak bisa menahan diri lagi. Dia sudah b
“Regita, keluar kamu!”Marvin berteriak di depan rumah Regita tengah malam. Sikapnya itu jelas membuat semua penghuni rumah terbangun. Leonardo yang mengetahuinya langsung merasa geram. Tapi Regita menahan Leonardo agar tidak semakin terjadi keributan besar. Akhirnya Regita yang keluar sendiri untuk menemui Marvin.Pria itu marah besar karena Callista tidak dipulangkan ke rumah. Setelah dari klub malam, Marvin langsung pulang dan berpikir anak buah Regita akan langsung mengantar Callista yang mabuk ke rumah mereka. Namun nyatanya dia tidak mendapati Callista di sana bahkan setelah menunggu cukup lama. Hal itu yang kemudian membuat Marvin nekat ke rumah Regita tengah malam.Regita sengaja meminta anak buahnya mengamankan Callista sementara waktu ke hotel. Namun dia memastikan bahwa Callista akan dijaga dengan baik di sana. Callista sedang berada dalam pengaruh obat perangsang. Dia tidak mau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi antara Callista dan Marvin jika dia membiarkan Callista pu
“Apa aku sungguh mencintai Marvin?”Pertanyaan itu terus bergejolak dalam benak Regita. Dia membantahnya di hadapan Leonardo. Tapi sesungguhnya dia sendiri tidak yakin dengan hal itu.Bahkan setelah kembali ke kamarnya, dia tetap terusik dengan pertanyaan itu. regita berusaha mencari-cari jawaban. Ada sebagian sisi dirinya yang membantah dan menganggap apa yang dia lakukan hanya bentuk keangkuhan untuk membalas Marvin. Tapi sisi yang lain menganggapnya sebagai bentuk kepedulian yang tak ingin hal buruk terjadi pada pria itu.Regita mengelus perutnya yang mulai membesar. Dia tahu benar bahwa semua yang dia lakukan belakangan ini hanya sebuah kepura-puraan. Sikapnya yang memusuhi Marvin dan merugikan perusahaan milik pria itu hanya dia lakukan demi mendapat kepercayaan Recky. Bahkan dia juga tidak serius saat mengatakan tidak peduli lagi pada kehidupan bayi dalam kandungannya.Regita tidak benar-benar yakin untuk apa dia ingin membongkar kebenaran Callista pada Marvin. Meskipun dia bisa
“Aku akan mengikuti saranmu. Tapi kalau sampai kau mengkhianatiku, nyawa Marvin adalah bayarannya. Aku tidak akan segan-segan untuk menghabisinya.”Persetujuan sekaligus ancaman Recky membuat Regita menelan ludah susah payah. Dia tahu Recky tidak pernah main-main dengan perkataannya. Pria itu bisa saja melakukan apa pun. Di satu sisi Regita merasa terbantu karena sekarang Recky berpihak padanya. Tapi di sisi lain dia juga merasa semakin terikat.Regita sadar diri bahwa dia tidak sepenuhnya sepaham dengan Recky. Bahkan diam-diam dia juga berniat mengkhianati Recky dan hanya memanfaatkan pria itu demi membongkar kebenaran Callista palsu. Entah bagaimana jadinya kalau sampai Recky tahu semua itu adalah permainan Regita.Regita tahu akibatnya pasti akan fatal. Tapi dia juga tidak punya pilihan lain. Bahkan Marvin tak mau mempercayainya hanya dengan bukti yang dia tunjukkan.Sementara waktu Regita tidak mau memikirkan konsekuensi buruknya terlebih dahulu. Kalau dia tidak punya keberanian
“Akui saja bahwa sebenarnya kau bukanlah Callista!”Regita mendesak Callista yang masih menunjukkan ekspresi kebingungan. Callista tidak menyangka bahwa Regita mendapatkan rekaman saat dia tidak sengaja mengakui identitasnya dan sudah memberitahu Marvin. Sayangnya, Marvin tidak percaya pada Regita dan hal itu menguntungkan posisi Callista.“Sudah cukup, Regita! Jangan mempermalukan dirimu sendiri. Kembalilah ke tempatmu dan duduk dengan tenang!” ujar Marvin tetap mengelak kebenaran.Regita heran sudah sejauh apa Callista mencuci otak Marvin hingga pria itu tidak bisa melihat kenyataan. Saat itu Callista masih bisa bersikap jumawa. Dia tetap merasa menang atas Regita karena Marvin lebih percaya padanya. Tapi sesaat kemudian, drama lebih lanjut kembali terjadi di tempat itu.“Semua yang dikatakan Regita itu benar, Marvin” timpal Carissa yang membuat pandangan semua orang tertuju padanya. Carissa baru menunjukkan diri dari arah pintu.“Carissa? Kau di sini?” ujar Callista merasa terkejut
“Ya. Kau sangat bodoh hingga mudah terjebak dalam permainanku. Aku yang sudah merencanakan semua ini,” ujar Recky mengakui perbuatannya di hadapan semua orang.Pengakuan itu jelas mengejutkan Marvin. Tidak sampai di situ saja, Recky membeberkan bagaimana dia mengatur semuanya hingga membuat Marvin percaya. Dia juga membuktikan bahwa dia sudah merubah wajah asli Arabella menjadi mirip seperti Callista demi melancarkan rencananya. Marvin benar-benar tidak bisa berkata-kata.“Aku kasihan padamu. Kau sendirian, Marvin. Tidak ada yang mendukungmu. Bahkan orang-orang terdekat di sekitarmu diam-diam juga berpihak padaku dan mengkhianatimu,” imbuh Recky. Dia bermaksud untuk menyerang mental Marvin.“Siapa yang kau maksud?” tanya Marvin.“Andri,” jawab Recky membuat Marvin semakin terhenyak. Semua orang juga terkejut. Seketika itu juga tatapan Marvin tertuju pada asistennya yang sudah menundukkan kepala. Recky menceritakan bahwa semua rencana yang dia lakukan untuk menjebak Marvin juga tak l
Acara pernikahan itu berakhir kacau. Callista sudah diamankan. Regita dilarikan ke rumah sakit. Recky bebas begitu saja setelah mengakui kepemilikannya atas sebagian saham perusahaan Marvin. Sementara Marvin sendiri memilih mengurung diri di kamarnya.Semua fakta itu menjadi pukulan telak bagi Marvin. Dia disadarkan oleh kenyataan. Terlampau banyak kesalahan yang sudah dia lakukan. Dia tertipu terlalu banyak.Fakta tentang Callista palsu memaksa Marvin untuk menerima kenyataan bahwa istrinya memang sudah pergi sejak lima tahun lalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Dia benar-benar sudah kehilangan Callista sejak saat itu. Harapan yang sempat muncul kembali tercerai berai.Di lain sisi, dia juga merasa tidak enak pada keluarga Leonardo. Dia sudah menyakiti Regita atas semua perbuatannya. Dia juga sampai merusak kerja sama dan pertemanannya dengan Leonardo.Tapi dia juga tidak menyangka Regita tega bekerja sama dengan Recky untuk menguasai perusahaannya. Marvin merasa bimbang. Antara
Marvin belum juga datang ke kantor. Dia hanya terus mendapatkan informasi dari Andri terkait perkembangannya. Situasi kantor semakin hari semakin tak terkendali dalam kuasa Recky. Sambil lalu dia mencari cara agar menyingkirkan Recky. Dia banyak berkonsultasi dengan pakar bisnis maupun ahli hukum.Marvin sibuk mencari jalan keluar atas masalah yang terjadi pada perusahaannya. Dia juga menggunakan alasan itu untuk menunda menjenguk Regita di rumah sakit. Dia masih belum punya keberanian untuk menghadapi perempuan itu. Lebih tepatnya ia merasa sangat malu.Setelah sebelumnya Andri yang datang ke rumah Marvin, pada hari selanjutnya, Carissa yang bertamu ke sana. Gadis itu meminta maaf atas kebohongannya pada Marvin sekaligus pamit untuk benar-benar kembali ke Australia.“Sekarang tugasku di sini sudah selesai. Aku sudah menyingkirkan orang yang merusak nama baik kakakku dan mengambil keuntungan dari hal itu. Aku tidak punya urusan lagi di sini,” ujar Carissa.“Sampai kapan pun kau tetap