“Apa alasanmu ingin menghancurkan Marvin? Kau pikir aku akan semudah itu percaya padamu, Regita?” ujar Recky meremehkan. Pria itu tidak percaya dengan tawaran Regita untuk bekerja sama.“Kau pun tahu bahwa sekarang hubungan keluargaku dengan Marvin sudah rusak. Kakakku bahkan memusuhi pria itu. Aku punya banyak alasan di balik hasratku untuk menghancurkan Marvin. Dia sudah mempermainkan diriku, perasaanku, pernikahanku, bahkan kepercayaan keluargaku. Dia menikahiku hanya sebagai batu lompatan untuk mencapai tujuannya. Setelah semua itu, apa menurutmu aku tidak akan membencinya?” balas Regita.“Apa kau yakin akan mengkhianati suamimu sendiri?” tanya Recky masih memastikan.“Kenapa tidak? Dia bahkan tidak pernah berniat sungguh-sungguh menjadikanku sebagai istrinya. Aku mendengar sendiri dia berkata dia menikahiku dengan terpaksa. Aku sakit hati mendengarnya. Beraninya dia mempermainkan perasaanku. Dia membuangku setelah Callista kembali.”“Tapi kau tahu kalau itu bukan Callista yang as
“Apa kau sudah gila, Regita?” sanggah Leonardo tak habis pikir.Leonardo tidak mengerti kenapa Regita tiba-tiba punya pemikiran untuk memiliki saham di perusahaan Marvin. Dia tidak mengerti apa yang sebenarnya diinginkan oleh adiknya itu. Leonardo tahu Regita bukan seseorang yang akan mengincar kekuasaan orang lain yang dia sendiri sudah memilikinya.Regita tidak kekurangan sehingga akan bersikap materialistis. Jika hanya ingin kekuasaan dan jabatan, dia bisa meminta Leonardo memberinya posisi di perusahaan keluarga mereka. Selama ini Regita tidak tertarik dengan semua itu. Tapi entah mengapa kini perempuan itu memiliki jalan pemikiran yang berbeda. Dia dengan terang-terangan menyatakan ingin mulai bergelut dalam dunia bisnis.“Seseorang pasti akan merasa tidak nyaman saat harus berbagi apa yang menjadi miliknya dengan orang lain. Setidaknya Marvin harus merasakan itu dengan terpaksa menyerahkan sebagian saham perusahaannya dengan kita,” kata Regita.Leonardo hanya bisa geleng-geleng
“Aku tidak berkata seperti itu, Marvin. Aku hanya tidak mau menahan diri untuk melakukan apa yang aku suka. Apalagi jika harus menahan diri hanya karena kepentinganku. Seperti yang kau lakukan, aku pun akan melakukan apa yang aku inginkan. Satu hal lagi, sebenarnya ide untuk menyebarkan berita palsu tentang perusahaanmu adalah ideku.”“Apa?”Marvin benar-benar terkejut mendengar pernyataan Regita. Berbeda dengan Regita yang tampak santai saja dan Leonardo hanya tersenyum miring.“Kenapa? Kamu terkejut?” ujar Regita dengan senyum sinis.“Sebelum mengkhianati seseorang, seharusnya kau bisa memperhitungkan dengan baik apa yang bisa dilakukan oleh orang yang kau khianati,” imbuhnya.“Kurang ajar! Ternyata kau seorang perempuan licik. Apa yang sebenarnya kau inginkan?” tanya Marvin sudah berada di puncak emosi.Tidak menjawab dengan kata-kata, Regita justru melemparkan sebuah dokumen ke atas meja. Dia memberi isyarat agar Marvin membacanya. Marvin pun meraih dokumen itu dan memeriksa isiny
“Regita meminta kepemilikan sebagian saham perusahaanku sebagai ganti rugi atas kerugian pembatalan kerja sama dengan perusahaan keluarganya.”“Apa?”Callista merasa terkejut saat mendengar cerita Marvin tentang masalah perusahaan yang sedang dihadapinya. Awalnya dia tidak terlalu peduli dengan hal itu. Dia hanya sibuk menikmati fasilitas yang diberikan Marvin. Tapi dia mulai merasakan perbedaan sikap Marvin yang akhir-akhir ini tampak lebih sibuk. Marvin tidak punya waktu untuk Callista.Marvin tidak bisa mengontrol emosi dan terkadang memarahi habis-habisan pekerja rumah hanya untuk kesalahan kecil. Bahkan Marvin juga menghindar saat Callista mencoba untuk mendekatinya pada suatu malam. Di situ lah Callista mulai merasa ada hal yang aneh. Dia tidak bisa membiatkan ada jarak di antara mereka berdua.Sebenarnya dia tidak benar-benar peduli pada kesulitan Marvin. Dia hanya peduli pada dirinya sendiri. Dia khawatir jika perubahan sikap Marvin menandakan lunturnya perasaan pria itu terha
“Sial! Aku pikir masalah perusahaan yang aku ciptakan akan membuat mereka mengurungkan rencana pernikahan ulang itu. Tapi ternyata tidak. Mereka justru mempercepatnya. Bagaimana ini bisa terjadi?” keluh Regita seorang diri di dalam mobil.Perempuan itu baru saja keluar dari perusahaan Marvin untuk penanda tanganan pengalihan saham. Dia berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan. Tapi masalah baru juga kembali menghantam.Regita memandang bergantian dua kertas di tangannya. Satu surat kepemilikan saham dan yang lainnya adalah surat undangan. Regita bingung apa yang harus dia lakukan karena rencana pernikahan itu akan dilangsungkan minggu depan. Waktu yang sangat singkat.Dia tahu dia tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Tapi dia tidak tahu cara apa yang harus dia lakukan untuk menghentikannya. Regita berusaha memutar otak dengan cepat. Dia tidak punya banyak waktu.Regita menghubungi Carissa dan meminta bertemu. Regita kemudian mendatangi perempuan itu ke hotel tempatnya tinggal. Di
“Aku membicarakan tentang rencana pernikahan ulang antara Marvin dan Callista.”Regita mengeluarkan undangan pernikahan yang dia terima dari Marvin dan menunjukkannya pada Recky. Pria itu semakin terkejut. Sementara Regita tersenyum dalam hati. Dia berhasil membuat Recky terjebak dalam perangkapnya.Sebenarnya Regita tahu bahwa pernikahan ulang itu hanya rencana Callista sendiri tanpa melibatkan Recky. Regita tahu tentang niat Callista untuk mengkhianati Recky. Sekarang Regita akan memanfaatkan Recky untuk menghentikan Callista.Regita berniat untuk mengadu domba mereka berdua. Bahkan kalau perlu dia akan memberitahu niat buruk Callista dengan rekaman sadap suara yang dia miliki. Setelah itu pasti hubungan mereka berdua akan hancur. Callista dan Recky tidak akan bekerja sama lagi dan akan lebih mudah menyingkirkan Callista.“Aku pikir ini juga bagian dari rencana kalian berdua untuk menjebak Marvin,” ujar Regita.“Aku memang mengirimnya ke sana untuk mendekati Marvin dan menghancurkan
“Kenapa kau mulai membandingkanku dengan Regita?” sergah Callista tidak terima nama saingannya disebut.“Lihat saja! Dia begitu cerdas dan bisa menundukkan Marvin dengan mudah. Sedangkan kamu? Apa yang kamu lakukan? Selama ini kamu hanya bisa menggodanya saja tanpa mendapatkan apa-apa.”“Cukup, Recky!” teriak Callista. Dia benar-benar tidak terima dirinya diremehkan.Callista merasa Recky sudah keterlaluan. Dia tidak hanya membandingkannya dengan Regita seolah Regita lebih baik darinya. Tapi Recky sudah menunjukkan sikap tidak menghargai atas pengorbanan Callista selama ini.“Selama ini aku sudah menuruti semua keinginanmu. Apa yang tidak aku lakukan untukmu hingga kamu menganggap Regita lebih baik dariku? Aku bahkan rela kehilangan identitasku sendiri sebagai Arabella demi mendukung misi gilamu menghancurkan Marvin,” cecar Callista menumpahkan keluhannya.Membalas Recky dengan emosi memang akan semakin memperburuk keadaan. Tapi Callista sudah tidak bisa menahan diri lagi. Dia sudah b
“Regita, keluar kamu!”Marvin berteriak di depan rumah Regita tengah malam. Sikapnya itu jelas membuat semua penghuni rumah terbangun. Leonardo yang mengetahuinya langsung merasa geram. Tapi Regita menahan Leonardo agar tidak semakin terjadi keributan besar. Akhirnya Regita yang keluar sendiri untuk menemui Marvin.Pria itu marah besar karena Callista tidak dipulangkan ke rumah. Setelah dari klub malam, Marvin langsung pulang dan berpikir anak buah Regita akan langsung mengantar Callista yang mabuk ke rumah mereka. Namun nyatanya dia tidak mendapati Callista di sana bahkan setelah menunggu cukup lama. Hal itu yang kemudian membuat Marvin nekat ke rumah Regita tengah malam.Regita sengaja meminta anak buahnya mengamankan Callista sementara waktu ke hotel. Namun dia memastikan bahwa Callista akan dijaga dengan baik di sana. Callista sedang berada dalam pengaruh obat perangsang. Dia tidak mau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi antara Callista dan Marvin jika dia membiarkan Callista pu