Share

Pria Ambigu

Penulis: Anita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-26 12:39:37

“Anda tidak bisa terus mengabaikan isu perselingkuhan anda yang semakin beredar tidak jelas di media sosial. Anda harus segera mencari jalan keluar untuk menjaga opini publik,” kata Andri, asisten Marvin di kantor.

“Kau tahu kan bahwa aku tidak pernah peduli dengan opini orang lain tentang diriku,” bantah Marvin.

“Iya saya mengerti. Tapi sekarang masalah ini sudah berdampak pada harga saham perusahaan kita. Saya harus sampaikan kabar ini walau anda tidak akan senang mendengarnya. Beberapa klien juga sudah membatalkan kerja samanya dengan kita akibat gosip itu,” tutur Andri.

“Dasar orang-orang aneh. Kenapa mereka bisa begitu terpengaruh dengan gosip murahan dan menjadikannya sebagai alasan untuk memutuskan sebuah kerja sama bisnis,” kata Marvin.

“Memang begitulah adanya, Pak. Sekarang apa yang beredar di media sosial termasuk gosip memang sangat mempengaruhi preferensi konsumen. Mereka mengatakan tidak mau bekerja sama dengan perusahaan yang dipimpin oleh pria perebut istri orang.”

“Sialan!” umpat Marvin kesal.

Laporan dari Andri membuat Marvin tidak bisa bersikap acuh seperti sebelumnya. Dia tidak peduli dengan pandangan orang lain tentang dirinya. Tapi dia tidak akan diam saja jika hal itu mempengaruhi bisnisnya.

Setelah kepergian sang sekretaris, Marvin mulai memutar otak untuk mencari jalan keluar. Dia berpikir berita di media juga harus dilawan dengan cara yang sama. Tapi Marvin tidak bisa bekerja senidiri karena kabar perselingkuhan itu juga melibatkan orang lain.

Akhirnya Marvin memilih untuk menghubungi Leonardo. Dia merasa berunding dengan Leonardo lebih baik dari pada berhadapan langsung dengan Regita. Marvin merasa perempuan itu hanya bisa mengomel tapi tidak mampu memberi solusi.

Marvin membuat janji dengan Leonardo untuk membicarakan masalah gosip perselingkuhan yang sudah tersebar. Mereka berencana membayar media agar membuat pemberitaan yang bisa menghapus citra buruk Marvin dan Regita. Leonardo bahkan mengizinkan untuk membuka identitas Regita sebagai pewaris kedua perusahaannya pada media.

Dengan begitu mereka berharap orang-orang akan berpikir bahwa Regita memang lebih pantas bersanding dengan Marvin dibandingkan dengan suaminya yang hanya karyawan biasa. Leonardo juga berniat membuka perlakuan buruk yang diterima Regita di rumah mertuanya sehingga masyarakat tidak akan menyudutkan adiknya karena isu perselingkuhan. Mereka merasa publikasi itu sudah cukup untuk meredam gosip.

Namun ternyata langkah yang mereka ambil justru membuat situasi semakin kacau. Raka tidak terima keluarganya dijelek-jelekkan sekalipun hal itu memang benar terjadi. Sekarang semua orang mulai berbalik menyalahkan Raka dan keluarganya. Terutama perbuatan ibunya yang tidak pernah memperlakukan mertuanya dengan baik.

Perang media tak bisa dihindari. Raka pun memberikan serangan yang sama dengan balik menjelekkan Regita. Dia mengungkap pada media bahwa Regita tidak bisa memberinya keturunan. Regita yang juga membaca berita itu menjadi salah paham.

Regita mengira publikasi itu adalah ulah Marvin. Hatinya merasa sakit saat kekurangannya diungkap pada semua orang. Selama beberapa hari dia terus mengikuti perkembangan pemberitaan simpang siur tentang dirinya. Tapi pemberitaan kali ini sudah sangat melukai hati.

“Aku sudah muak dengan semua ini. Aku sudah lelah. Aku memang meminta Marvin untuk melakukan sesuatu agar isu ini selesai. Tapi bukan berarti dia bisa menggunakan kekuranganku untuk menarik simpati publik. Aku tidak bisa menerimanya,” ujar Regita.

Regita yang merasa geram pada Marvin langsung memutuskan untuk menemui Marvin di kantornya. Dia tidak peduli walau harus menghadapi tatapan mencela dan sindiran dari para karyawan di sana. Baginya semua itu sudah tidak ada artinya saat namanya terlanjur rusak di mata orang lain.

Kedatangan Regita benar-benar menjadi pusat perhatian orang-orang di kantor. Perempuan itu langsung menyatakan keinginannya untuk bertemu Marvin. Tentu saja tidak ada yang berani menghalanginya karena menganggap Regita adalah tamu khusus. Meski tak membuat janji sebelumnya, Regita tetap dibiarkan masuk ke ruang kerja orang nomor satu di perusahaan itu.

“Apa yang kau lakukan? Apa seperti ini caramu menyelesaikan masalah? Apa kau hanya bisa mempermalukan orang lain demi membersihkan namamu sendiri? Kau begitu egois, Pak Marvin!” cecar Regita langsung menyerang pria itu saat tiba di ruang kerja Marvin. Marvin yang tidak mengerti apa-apa jelas merasa kebingungan karena Regita tiba-tiba datang dengan kemarahan.

“Hei, ada apa sebenarnya? Kau menerobos ruangan orang dengan tidak sopan lalu marah-marah tanpa alasan. Apa kau memang tidak punya tatakrama?” balas Marvin.

“Aku tidak perlu belajar tatakrama pada orang yang tidak punya tatakrama. Kau memang tidak bisa menghargai perasaan orang lain. Beraninya kau mengungkit kekuranganku pada semua orang,” ujar Regita sembari menyodorkan ponselnya dengan kasar ke meja kerja Marvin.

Marvin mengambil ponsel itu dan membaca berita pada halaman website yang sedang terbuka. Marvin pun mengerti apa yang menjadi alasan kemarahan Regita.

“Kau pikir aku yang menyebarkan berita murahan seperti ini? Ah, yang benar saja. Aku memang suka membayar media untuk meningkatkan popularitasku. Tapi berita seperti ini bukan kelasku, Regita. Hanya orang rendahan yang bisa membuat berita murahan,” kata Marvin membuat Regita berdecih mendengar kesombongan pria itu.

“Aku sudah tahu dari Kak Leon kalau kalian membayar media untuk membuat berita agar orang-orang tidak menghakimi isu perselingkuhan kita,” ujar Regita.

“Ya itu memang benar. Tapi aku tidak pernah memberikan keterangan seperti ini. Lagi pula aku juga melibatkan Leon. Kakakmu itu tidak mungkin akan membuka aib adiknya sendiri demi memperbaiki citra perusahaan kami,” bantah Marvin.

“Kalau memang bukan ulahmu, lalu siapa lagi?”

“Kau ingin tahu siapa pelakunya?” tantang Marvin. Tapi sebelum Regita sempat memberikan jawaban, pria itu sudah lebih dulu menariknya keluar dari ruangan.

“Ayo ikut aku!” ujarnya sambil terus menarik tangan Regita. Adegan itu juga sempat mencuri perhatian karyawan kantor tapi keduanya sama sekali tidak peduli.

Rupanya Marvin membawa Regita ke ruang kerja Raka. Kedatangan mereka jelas mengejutkan semua orang yang ada di sana. Apalagi ekspresi Marvin tampak tak bersahabat. Sedikit banyak mereka sudah tahu apa yang terjadi antara Marvin, Regita dan Raka dari gosip yang beredar.

“Semuanya keluar dari ruangan ini kecuali Raka!” titah Marvin tegas dan cukup membuat nyali para karyawannya menciut.

Tak ada yang bisa melawan perintah Marvin. Mereka pun segera meninggalkan ruangan satu persatu hingga tersisa Raka. Raka sebenarnya juga tampak cemas namun masih berusaha memberanikan diri.

“Berita ini ulahmu ‘kan?” tanya Marvin menunjukkan berita di ponsel Regita. Bukannya merasa bersalah, Raka justru semakin mencibir Regita.

“Kenapa? Apa selingkuhan anda ini sudah mengadu dan meminta anda untuk membalas saya? Saya tidak menyangka ternyata selama ini saya memiliki seorang istri berhati iblis. Dia tega membuat berita buruk tentang perlakuan suami dan ibu mertuanya. Padahal selama ini kami sudah cukup bersabar menerimanya meski dia tidak bisa memberikan keturunan,” ujar Raka.

“Saya juga heran. Apa yang membuat Pak Marvin tertarik berselingkuh dengannya? Padahal dia begitu naif. Dia mengenakan daster kumal di rumah tapi berpenampilan seksi saat di hadapan pria lain. Saya bahkan baru tahu kalau istri saya punya keahlian dalam menggoda pria kaya,” imbuh Raka semakin membuat hati Regita terbakar emosi. Regita ingin angkat bicara karena sudah tak bisa menahan diri terus direndahkan. Tapi lagi-lagi Marvin sudah lebih dulu memasang badan untuknya.

“Tutup mulutmu! Kalau dia hanya berpenampilan seadanya saat di rumahmu, itu tandanya kamu yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya untuk mempercantik diri sebagai seorang wanita. Dia sudah menerima kondisimu dan tidak banyak menuntut. Tapi rupanya memang kau yang tidak pandai bersyukur. Tindakanmu menunjukkan bahwa kamu hanya seorang laki-laki pengecut, Raka. Jadi jangan salahkan kalau ada laki-laki lain yang tertarik untuk merebut istrimu. Itu terjadi karena salahmu sendiri yang tidak bisa menjaganya saat masih menjadi milikmu,” balas Marvin.

“Jadi apa anda benar-benar berniat untuk merebut istriku, Pak Marvin?”

“Kenapa tidak? Regita perempuan yang cantik, wajar kalau aku tertarik.”

“Apa maksudmu, Marvin?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jandaku Ternyata Seorang Mafia   Menyatukan Cinta

    Seperti yang sudah direncanakan, Marvin benar-benar mengadakan perayaan besar untuk kelahiran anaknya. Perayaan dilakukan dengan mengundang seluruh karyawan kantor dan juga rekan-rekan bisnis Marvin dan Leonardo. Selain mengumumkan kelahiran bayi Alena, mereka juga berniat untuk mengumumkan kembali kerja sama dua perusahaan mereka.Berbagai persiapan dilakukan untuk acara besar itu. Seluruh penghuni rumah ikut sibuk karena acara akan diselenggarakan di kediaman Marvin. Penataan lokasi, dekorasi, catering, semuanya sudah diurus sedemikian rupa. Marvin tidak ingin ada kesalahan untuk hari penting mereka.Selain sibuk mengatur konsep acara, Marvin juga langsung menyiapkan pakaian yang akan dikenakan keluarganya. Dia menyuruh perancang busana terkenal untuk membuatkan gaun khusus untuk dipakai Regita. Dia ingin istrinya tampil luar biasa di acara perayaan. Itu adalah bentuk perhatian Marvin pada Regita.Acaranya itu dilaksanakan malam hari. Saat hari H tiba, Marvin juga sampai mengundang

  • Jandaku Ternyata Seorang Mafia   Bertemu Mantan

    Regita tidak menyangka dirinya akan bertemu dengan mantan suaminya secara tidak sengaja. Meski cukup canggung, tapi Regita mencoba untuk bersikap biasa. Raka hanyalah masa lalu baginya.Raka tampak lebih kurus dan penampilannya sedikit berantakan dibandingkan dulu. Sudah lama sekali Regita tidak mendengar kabar tentang mantan suaminya itu. Sejak bercerai dan dinyatakan mengalami masalah kesuburan, Raka juga memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan Marvin. Entah di mana sekarang pria itu bekerja.“Kau juga sedang berbelanja?” tanya Regita dengan akrab. Saat itu Seravina pergi mencari bahan belanjaan yang lain sengaja untuk memberi kesempatan bagi Regita dan mantan suaminya. Tidak ada maksud lain, hanya saja untuk menjaga hubungan baik.“Ya begitulah. Mama sedang sakit sehingga aku yang memutuskan untuk belanja bulanan,” tutur pria itu.“Semoga Mama cepat sembuh,” balas Regita tanpa bertanya lebih panjang terkait sakit yang dialami oleh mantan ibu mertuanya itu.“Kalau kau sed

  • Jandaku Ternyata Seorang Mafia   Persiapan Kepulangan

    Setelah mengetahui kabar tentang apa yang menimpa Regita, Seravina pun menjadi sering berkunjung ke rumah sakit. Hubungannya dengan Leonardo juga perlahan membaik seiring kesalah pahaman yang telah terurai. Belakangan bahkan Seravina menjadi sangat akrab dengan Regita.Semasa di rumah sakit, Seravina yang sering menemani Regita ketika Marvin dan Leonardo harus kembali pada pekerjaannya. Terlebih lagi tanggungan Marvin cukup berat karena harus memperbaiki semua kekacauan yang dilakukan Recky di perusahaannya. Semenjak Recky ditahan, Marvin kembali berkuasa penuh atas perusahaan.Bahkan hal itu memang bagian dari salah satu tujuan Regita. Regita sudah membuat Recky menguasai perusahaan Marvin. Dengan ditangkapnya Recky, maka Regita juga bisa mengembalikan posisi Marvin seperti semula. Lagi-lagi hal itu tak luput menuai rasa terima kasih dan bangga dari Marvin untuk Regita.Cukup banyak kekacauan yang diciptakan Recky selama masuk di perusahaan Marvin. Memperbaikinya pun bukan sesuatu ya

  • Jandaku Ternyata Seorang Mafia   Anugerah Cinta

    “Bagaimana keadaanmu, Sayang?” tanya Marvin setelah Regita sadar. Dia merasa senang akhirnya istrinya itu bisa kembali membuka mata. Padahal sebelumnya dia sudah sangat takut akan kehilangan Regita.“Di mana Recky? Kau baik-baik saja ‘kan? Apa dia melukaimu juga?” tanya Regita dengan ekspresi panik. Marvin hanya tersenyum ringan.“Kau terluka tapi masih sempat mengkhawatirkanku, Sayang” ujar Marvin merasa begitu dicintai. Dia pun mengecup puncak kepala Regita.“Aku serius, Marvin. Di mana Recky? Sangat berbahaya jika dia masih berkeliaran bebas di sekitar kita,” ujar Regita masih cemas.“Tenang, Regita. Recky sudah diamankan oleh polisi. Aku jamin dia akan mendapatkan ganjaran seumur hidup atas semua kejahatan yang sudah dia lakukan selama ini. Dia juga sudah berani melukai istriku. Tadinya aku sangat takut kalau aku akan kehilanganmu,” ungkap Marvin sembari mengambil tangan Regita dan dikecupnya berkali-kali.“Tunggu sebentar, sepertinya ada yang aneh” ujar Regita. Dia baru sadar den

  • Jandaku Ternyata Seorang Mafia   Keajaiban

    Marvin dan Leonardo menunggu dengan cemas. Dokter sedang melakukan tindakan. Mereka hanya bisa berharap akan mendapatkan hasil yang diharapkan yaitu keselamatan Regita.Selama menunggu, Marvin benar-benar tidak bisa tenang. Dia takut jika harus menerima kenyataan pahit yang tidak dia inginkan. Dia tidak siap untuk kehilangan Regita. Dia merasa belum sempat membahagiakan Regita dan membalas semua pengorbanan yang sudah Regita lakukan untuk dirinya.“Tuhan...jika aku tidak layak kau perhitungkan, setidaknya lihatlah dia. Perempuan itu begitu baik atas semua yang telah dia lakukan padaku. Selamatkanlah dia,” batin Marvin. Dia benar-benar kehilangan cara untuk menenangkan dirinya.Marvin teringat semua jasa Regita. Regita yang sangat perhatian dan menyayangi Nathan seperti anak kandungnya sendiri. Regita yang tidak mau Marvin jatuh pada perangkap licik Callista palsu. Regita yang tidak ingin Marvin celaka karena Recky. Sudah banyak hal yang Regita lakukan untuk hidup Marvin.Sementara itu

  • Jandaku Ternyata Seorang Mafia   Dua Pilihan

    “Apa maksud dokter berkata seperti itu? Apa tidak bisa diselamatkan dua-duanya?” tanya Leonardo memastikan. Dia tidak tega melihat Marvin yang sudah terdiam dengan ekspresi tak berdaya.“Kami akan berusaha semaksimal mungkin, Pak. Tapi kami hanya punya opsi untuk menyelamatkan salah satu saja. Antara ibu atau anaknya. Kami membutuhkan persetujuan dari pihak keluarga untuk melakukan tindakan selanjutnya. Silahkan dirundingkan denga baik dan segera sampaikan hasil keputusannya pada kami. Kami juga tidak bisa menunda terlalu lama karena keselamatan pasien benar-benar dipertaruhkan,” ucap dokter itu kemudian pergi meninggalkan Marvin dan Leonardo. Mereka diberi kesempatan untuk berpikir secara matang dengan memperhitungkan segala konsekuensinya.Baik Marvin maupun Leonardo sama-sama merasa berada dalam situasi pelik. Kedua pilihan yang diajukan dokter sama beratnya. Mereka tidak ingin kehilangan keduanya.Marvin terduduk lesu di kursi tunggu. Dia benar-benar tidak menyangka akan ada satu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status