“Marvin Marcellino, CEO Waymart berselingkuh dengan perempuan berinisial RA yang merupakan istri dari karyawannya sendiri.”
Regita memijat pelipisnya yang terasa pusing karena tidak bisa tidur nyenyak sejak semalam. Pemberitaan tentang dirinya dan Marvin semakin ramai saja. Entah sudah ada berapa artikel dan akun gosip dengan berbagai tagline. Regita juga mengeluhkan kepandaian para wartawan yang berhasil mengambil potret saat Marvin merengkuh pinggang Regita hingga posisi mereka tampak begitu mesra. Sekarang foto itu sudah menyebar ke mana-mana.
Semua terjadi akibat pengakuan Marvin di pesta ulang tahun Nathan. Marvin bukan orang biasa sehingga setiap apa yang terjadi dalam kehidupannya akan menjadi daya tarik bagi orang lain termasuk media massa. Acara ulang tahun Nathan sebagai putra seorang pengusaha sukses juga tak luput dari rekaman awak media. Itu sebabnya berita tentang pengakuan perselingkuhan Marvin bisa menyebar dengan cepatnya.
Regita gelisah memikirkan pemberitaan yang semakin simpang siur. Bahkan orang-orang mulai membicarakan tentang dirinya di kolom komentar salah satu akun gosip. Banyak orang yang belum mengenal Regita akhirnya mulai penasaran dan mempertanyakan identitas perempuan itu dan kehidupan rumah tangganya. Padahal Regita tidak pernah ingin kehidupan keluarganya menjadi konsumsi publik.
“Siapa ya perempuan itu? Beruntung sekali dia bisa dipilih Pak Marvin walau hanya sebagai selingkuhan.”
“Apa bagusnya berselingkuh dengan perempuan yang sudah menjadi istri orang? Bukankah masih banyak perempuan single yang lebih cantik dari dia? Apa memang Marvin lebih suka barang bekas orang dari pada yang masih original?”
“Lebih baik sih punya simpanan jalang dari pada selingkuh sama perempuan yang masih berstatus istri orang. Setidaknya seorang jalang tidak komitmen dengan siapa pun dan tidak akan mengkhianati siapa pun. Tidak seperti dia yang tega mengkhianati suaminya sendiri.”
“Wajarlah kalau dia berpaling. Mungkin lebih menguntungkan menjadi selingkuhan bos dari pada istri karyawan.”
Semua komentar buruk itu membuat Regita sakit hati. Dia tidak nyaman dirinya menjadi bahan cibiran orang yang tidak tahu apa-apa. Seperti yang dia duga, tindakan Marvin bukan membantunya tapi justru menambah masalah dalam hidupnya.
Regita merasa harus melakukan sesuatu agar berita buruk itu tidak terus melebar. Namun dia tidak bisa menyelesaikannya sendiri karena Marvin juga ikut andil di dalamnya. Akhirnya Regita meminta nomor Marvin pada Leonardo. Dia ingin berbicara langsung dengan pria itu.
“Halo. Ini aku, Regita. Apa kamu sudah melihat berita-berita yang beredar tentang kita?” tanya Regita langsung pada intinya saat panggilan tersambung.
“Sudah. Memangnya kenapa?” jawab Marvin dengan santainya.
“Kenapa? Kau bilang kenapa? Semua ini terjadi gara-gara kamu. Aku terganggu dengan semua gosip ini,” kata Regita.
“Apa kau punya banyak waktu untuk mempedulikan gosip mereka yang bahkan tidak mengenalmu? Abaikan saja. Tidak ada gunanya,” balas Marvin terdengar tak peduli. Tapi Regita tidak punya kepribadian seperti Marvin. Dia tidak bisa mengabaikan semua berita buruk itu begitu saja.
“Aku tidak mau tahu. Pokoknya kamu harus melakukan sesuatu agar orang-orang berhenti memberitakan tentang kita. Kamu harus bertanggung jawab dengan semua kekacauan ini,” tuntut Regita.
“Lalu maumu apa? Aku harus melakukan apa?”
“Aku ingin kau membuat klarifikasi,” pinta Regita.
“Maksudmu aku harus mengakui pada media bahwa perkataanku malam itu hanya sebuah kebohongan belaka? Itu tidak mungkin aku lakukan, Regita. Aku tidak pernah dikenal sebagai orang yang suka main-main dengan ucapan. Integritasku bisa diragukan dan dianggap hanya mencari sensasi,” tolak Marvin.
“Tapi apa yang kau katakan malam itu memang tidak benar adanya. Sekarang terserah cara seperti apa yang akan kamu gunakan. Intinya aku ingin gosip buruk ini segera diredam. Aku tunggu kabar baiknya,” tegas Regita kemudian mengakhiri panggilan secara sepihak.
Dia malas berlama-lama berbicara dengan Marvin. Ujung-ujungnya pria itu tidak akan mengalah. Marvin bukan orang yang peduli pada gosip sehingga dia masih bisa hidup santai sekalipun orang berbicara buruk tentang dirinya. Sekarang Regita memberikan kesempatan penuh pada Marvin untuk menyelesaikan permasalahan mereka. Meski sebenarnya Regita tidak yakin dia bisa percaya pada pria itu.
***
“Sialan! Apa mereka benar-benar berselingkuh di belakangku selama ini? Aku tidak menyangka Regita tega berbuat serendah ini. Perbuatannya sangat menghancurkan harga diriku sebagai seorang suami,” ungkap Raka yang merasa kesal.
Bayang-bayang pengakuan Marvin di pesta semalam serta foto dan berita-berita yang beredar tentang mantan istrinya membuat Raka diburu emosi. Tangannya menggenggam erat ponsel dengan layar menyala yang berisi salah satu artikel berita tentang Regita. Meski sudah memutuskan untuk berpisah, tapi tetap saja Raka merasa dikhianati dengan pengakuan perselingkuhan yang ia dengar.
Raka menganggap perselingkuhan Marvin dan Regita adalah sebuah kebenaran. Ditambah lagi dengan tindakan Nadia yang semakin menghasud Raka agar membenci Regita. Kini tidak hanya Marvin dan Regita, dirinya juga mulai menjadi sasaran media. Publik juga ingin tahu siapa sosok suami yang ditinggalkan istrinya berselingkuh dengan atasannya di kantor.
Raka merasa terganggu dengan semua itu. Bahkan rekan-rekannya di kantor mulai memandang remeh kepadanya. Orang-orang mulai tahu bahwa perempuan yang diberitakan berselingkuh dengan Marvin adalah istri Raka. Bahkan Raka juga mulai menghadapi sindiran-sindiran yang membuatnya merasa semakin tak punya harga diri.
Di tengah kondisi itu, Nadia memanfaatkan kesempatan untuk memperkeruh hubungan antara Raka dan Regita. Meski sudah memutuskan untuk berpisah namun pasangan itu belum resmi bercerai. Posisi Nadia belum cukup aman sebagai calon istri baru Raka. Nadia menghasud Raka agar membalikkan keadaan dan membuat nama Regita yang dicap buruk oleh semua orang.
“Kamu harus memberi pelajaran atas pengkhianatan yang dilakukan Regita. Sekarang semua orang memandangmu rendah dan membandingkanmu dengan atasanmu di kantor. Kamu dianggap sebagai seorang suami yang gagal menjaga istrinya agar tidak berpaling pada pria lain. Apa kamu mau orang-orang terus memandangmu seperti itu?” ujar Nadia pada suatu ketika.
“Tidak ada orang yang senang berada dalam posisi seperti ini, Nad. Aku bahkan merasa tidak nyaman setiap kali pergi ke kantor,” balas Raka.
“Kalau begitu kamu bisa melakukan apa yang aku sarankan. Kamu bisa mengubah pandangan orang-orang agar bersimpati padamu dan sebaliknya menyalahkan Regita.”
“Tapi bagaimana caranya?” tanya Raka.
“Media. Mereka para pencari berita pasti akan tertarik untuk mengulas lebih jauh tentang hubunganmu dengan Regita. Mereka yang akan mencarimu karena kepentingan mereka. Kamu hanya perlu memutar balikkan fakta saat memberi keterangan pada mereka,” jelas Nadia.
Tanpa pikir panjang, Raka dengan mudahnya menuruti saran dari Nadia. Dia pikir itu adalah cara untuk membalas perbuatan Regita. Dia ingin semua orang tahu bahwa Regita bukanlah perempuan yang baik hingga tega berselingkuh. Raka tidak sadar bahwa perlakuan keluarganya sendiri yang selama ini tidak adil pada istrinya.
“Lihat saja, Regita! Aku tidak akan membiarkanmu bersenang-senang dengan selingkuhanmu itu. Kau harus menerima akibatnya karena sudah berani berselingkuh dariku,” ujar Raka penuh emosi.
“Anda tidak bisa terus mengabaikan isu perselingkuhan anda yang semakin beredar tidak jelas di media sosial. Anda harus segera mencari jalan keluar untuk menjaga opini publik,” kata Andri, asisten Marvin di kantor.“Kau tahu kan bahwa aku tidak pernah peduli dengan opini orang lain tentang diriku,” bantah Marvin.“Iya saya mengerti. Tapi sekarang masalah ini sudah berdampak pada harga saham perusahaan kita. Saya harus sampaikan kabar ini walau anda tidak akan senang mendengarnya. Beberapa klien juga sudah membatalkan kerja samanya dengan kita akibat gosip itu,” tutur Andri.“Dasar orang-orang aneh. Kenapa mereka bisa begitu terpengaruh dengan gosip murahan dan menjadikannya sebagai alasan untuk memutuskan sebuah kerja sama bisnis,” kata Marvin.“Memang begitulah adanya, Pak. Sekarang apa yang beredar di media sosial termasuk gosip memang sangat mempengaruhi preferensi konsumen. Mereka mengatakan tidak mau bekerja sama dengan perusahaan yang dipimpin oleh pria perebut istri orang.”“Si
“Sudahlah, Sayang. Kita tidak perlu lagi menyembunyikan hubungan kita di hadapan Raka.”“Apa? Sayang?” ujar Regita merasa heran dengan panggilan yang diberikan Marvin pada dirinya.“Iya. Syukurlah kalau sekarang dia sudah tahu segalanya. Kita tidak perlu repot-repot lagi mencari kesempatan untuk bermesraan secara sembunyi-sembunyi. Aku tidak sabar menantikan kalian segera resmi bercerai,” kata Marvin yang diikuti tindakan mengejutkan.Marvin merengkuh tubuh Regita hingga posisi mereka sangat dekat. Regita yang masih kebingungan kalah cepat dengan ulah Marvin yang tiba-tiba mengecup singkat bibir gadis itu. Regita terbelalak tak percaya dengan apa yang pria itu lakukan.Bukan hanya Regita, Raka juga terkejut menyaksikan adegan yang terjadi di hadapannya. Marvin sangat berani mencumbu Regita tepat di depan matanya. Raka semakin terbakar emosi karena hal itu.“Apa yang kau lakukan?” tanya Regita lirih. Dia masih tak mengerti dengan sikap aneh Marvin.“Aku merindukanmu, Sayang” jawab Marv
“Pria kurang ajar! Sudah berani menyentuhku sembarangan tapi malah memarahiku seperti itu. Dia tidak terima saat aku menyebutnya gila perempuan. Memang tidak sadar diri. Aku berharap tidak perlu berurusan dengannya lagi,” keluh Regita sembari menyetir mobil.Perempuan itu baru terlibat pertengkaran dengan Marvin. Setelah kejadian Marvin menciumnya di depan Raka, Regita langsung menyusul ke ruang kerjanya dan melayangkan protes. Tapi Marvin justru memarahi dan membentak Regita dengan kasar.Regita pikir harusnya dia yang marah karena Marvin sudah menyentuhnya tanpa izin. Tapi sebaliknya malah pria itu yang berkata kasar saat Regita membahas tentang mantan istrinya.“Kalau aku punya suami yang gila perempuan seperti Marvin itu, aku pasti juga akan meminta pisah darinya. Aku tidak kuat kalau harus makan hati setiap hari melihat kelakuannya bersama perempuan lain,” ujar Regita membiarkan imajinasinya melayang jauh tentang watak pria kaya seperti Marvin. Padahal dia tidak mengenal dengan p
Marvin terus merasa gelisah setelah pembicaraannya dengan Andri. Dia sibuk mempertanyakan perasaannya sendiri. Bahkan saat mengemudi dalam perjalanan pulang dari kantor, pria itu sempat teringat kembali adegan yang terjadi antara dirinya dan Regita.“Benar kata Andri. Bagaimana bisa aku mencium perempuan itu bahkan tanpa izinnya?” ujar Marvin bermonolog sembari mengusap bibirnya. Dia mulai meragukan diri sendiri.“Tidak! Aku tidak mungkin benar-benar tertarik pada Regita. Mungkin aku hanya terbawa suasana dan tertantang untuk memancing emosi Raka. Itu sebabnya aku berani menyentuh Regita. Tidak ada perasaan apa pun dan aku hanya bermain-main untuk membalas mantan suaminya,” imbuh Marvin.Pria itu menjadi gusar. Dia takut jika hatinya benar-benar mempunyai ketertarikan pada Regita. Padahal dia sudah bertekad akan tetap menyimpan nama Lista sebagai satu-satunya perempuan yang dia cintai dalam hidupnya. Dia tidak ingin posisi Lista tergantikan oleh siapa pun.Marvin takut perasaannya ber
“Aku memang janda tapi aku tidak akan menjual bebas diriku pada duda kaya sepertimu. Aku bukan perempuan murahan yang bisa menghangatkan ranjangmu saat kau butuhkan. Jika kau menginginkan mainan untuk malam ini, kau bisa membayar jalang tapi jangan memintaku untuk datang,” ujar Regita dengan ketus tanpa mendengarkan penjelasan Marvin lebih dulu. Regita masih kesal dengan perbuatan Marvin padanya saat di kantor.“Siapa yang memintamu datang untuk menghangatkan ranjangku? Aku tidak terlalu kesepian sampai harus membayar seorang jalang. Aku memintamu datang bukan untukku tapi untuk Nathan. Dia sedang sakit dan terus memanggilmu sejak tadi. Aku juga tidak mengerti kenapa putraku bisa merasa terikat padamu,” balas Marvin mengurai kesalah pahaman Regita.Sesaat setelah itu, panggilan terputus. Regita menyetujui untuk datang karena alasan Nathan yang sakit. Akhirnya Regita pun bersiap-siap untuk pergi ke rumah Marvin.“Dasar pria besar kepala! Tadi siang marah-marah padaku. Sekarang tanpa me
“Sebenarnya ke mana pria itu pergi dan belum kembali tengah malam seperti ini. Anaknya sedang sakit bukannya dijaga malah keluyuran tidak jelas. Kalau begini caranya aku tidak bisa pulang. Aku tidak bisa membiarkan Nathan sendirian tanpa ada yang menjaga,” keluh Regita.Perempuan itu sedang mondar-mandir tidak jelas di ruang tamu rumah Marvin yang sepi. Beberapa kali dia melihat jam di ponselnya dan sudah menunjukkan tengah malam. Seharusnya dia sudah pulang ke rumah. Tapi dia tidak bisa pergi begitu saja jika Marvin belum kembali.Regita khawatir meninggalkan Nathan sendirian. Kondisinya yang sedang tidak sehat bisa membuat anak itu terbangun kapan saja. Regita memikirkan bagaimana jika nantinya Nathan tiba-tiba terbangun dan tidak mendapati siapa pun yang menjaganya. Itu sebabnya dia tidak bisa langsung pergi dari sana.Beberapa kali Regita telah mencoba menghubungi Marvin via telepon. Namun tetap saja tak ada respon. Dia hanya bisa menunggu dengan gelisah tanpa tahu ke mana sebenar
“Aku tidak benar-benar ingat apa yang sudah aku lakukan semalam. Tidak mungkin juga aku menghubungi Regita dan bertanya langsung padanya,” ujar Marvin merasa gusar di kamarnya.Pagi itu Marvin menjadi tidak tenang karena memikirkan kejadian semalam. Dia memutar-mutar ponselnya karena merasa bimbang. Dia hendak menghubungi Regita namun ia urungkan. Rasanya tidak enak jika dia bertanya langsung pada perempuan itu.“Bagaimana jika aku benar-benar meniduri Regita semalam?” kata Marvin sembari mengusap wajahnya dengan kasar.Tak bisa menghubungi Regita, Marvin akhirnya menghubungi Andri. Dia hanya ingat bahwa semalam dirinya pergi ke bar bersama asistennya itu. Andri pun membenarkan pertemuan mereka di bar. Tapi Andri mengatakan bahwa dia pulang lebih dulu karena urusan keluarga yang mendesak dan terpaksa meninggalkan Marvin sendirian.“Apa semalam aku banyak minum hingga mabuk?” tanya Marvin.“Iya, Pak. Semalam kondisi anda sangat kacau. Saya sudah melarang tapi anda tetap meminum minuman
“Untuk apa nenek sihir itu datang ke rumah kita?” tanya Leonardo dengan eskpresi tidak senang saat mengetahui Malini datang ke sana. Dia merasa geram melihat perempuan yang sudah memperlakukan adiknya dengan tidak baik.“Sudah tidak apa-apa. Kakak tidak perlu ikut campur. Biar aku sendiri yang menghadapinya,” kata Regita menenangkan.Regita meminta Leonardo untuk memberikan kebebasan padanya untuk menghadapi sang ibu mertua. Dia sendiri tidak tahu bagaimana Malini bisa mengetahui alamat rumah keluarganya dan dengan tujuan apa dia datang ke sana. Dia tidak membiarkan Leonardo masuk terlalu jauh karena masalah itu masih dalam ranah rumah tangganya.Leonardo pun mengikuti keinginan Regita. Dia pun berangkat ke kantor dan meninggalkan Regita bersama Malini di rumah. Namun dia berpesan agar Regita segera menghubunginya jika tamunya itu berbuat buruk.Regita mempersilahkan Malini duduk di ruang tamu. Malini tampak kagum karena luas ruangan dan desain interiornya jauh lebih bagus dibandingka