LOGINRose spontan mengirim pesan kepada Juno.[ Kapan kamu pulangnya? ]Rose menuruni ranjang, membuka tirai jendela, dan cahaya matahari bersinar ke dalam. Dia meregangkan tubuhnya. Ketika melihat Juno tidak membalas pesannya, dia pun pergi membasuh tubuhnya. Saat Rose menyelesaikan sarapannya dan mengendarai mobil ke perusahaan, Juno juga masih belum membalas pesannya. Jangan-jangan Juno sedang makan malam?Rose terus-terusan melihat ponselnya. Hanya saja, kali ini ketika melihat tidak ada notifikasi baru di atas layar ponselnya, Rose diam-diam merasa kecewa. Perasaan ini berlangsung selama seharian.Rose sangat ingin menelepon Juno. Hanya saja, dia khawatir Juno sedang sibuk, makanya Juno tidak memiliki waktu luang untuk membalas pesannya. Hanya saja, dia juga takut dia akan membangunkan Juno yang sedang tidur.Setelah pulang kerja, Rose juga tidak memiliki suasana hati untuk menyantap makan malamnya. Dia buru-buru mengirim video kepada Juno, tetapi Juno tetap menolak untuk menerimanya.
Rose merasa kaget. Sebelumnya, Juno juga pernah bertanya pertanyaan yang sama. Waktu itu, Rose masih tidak memiliki jawaban. Dia juga tidak memberi tahu Juno jawabannya.Namun saat ini, ketika berhadapan dengan Devin, tiba-tiba Rose memiliki jawaban di dalam hatinya. Dia menatap Devin dengan terang-terangan, “Nggak peduli kapan pun, sepuluh tahun lalu maupun selama sepuluh tahun ini, seandainya kamu bersikeras ingin aku memilih satu di antara kalian, aku akan memilihnya!”Sebelumnya, Rose memang sangat menyukai Devin dan juga sangat berusaha demi dia. Namun, Devin hanyalah sebuah tipe ideal bagi Rose. Sementara bagi Rose, Juno adalah bagian dari hidupnya. Juno telah berpadu hingga ke dalam darah dagingnya hingga tidak bisa disingkirkan lagi.Satu-satunya cahaya di dalam mata Devin telah dipadamkan. Dia mengangguk. “Aku mengerti!”Rose menunduk untuk melihat ponselnya, tetapi tidak ada satu pun pesan masuk. Biasanya pada saat ini, Juno akan mengirim banyak pesan untuknya. Rose tiba-tiba
Ketika melihat pria di depan sana, perasaan Rose terasa sangat kacau. Setelah mengalami begitu banyak masalah, Rose telah berubah, begitu pula dengan Devin. Devin berubah menjadi lebih pengertian dan lembut, tetapi Rose sudah tidak membutuhkannya lagi.Nada bicara Devin terdengar agak serius. “Apa yang dilakukan Ester memang sangat kejam. Sebenarnya aku sudah jelaskan sama dia sejak awal. Aku tidak suka sama dia dan tidak akan bersamanya. Malam itu hanyalah sebuah kesalahan.”Devin menggenggam kedua tangannya. “Dia meminta uang dariku. Aku kira setelah dia mengambil uang itu, hubungan kami berdua pasti sudah berakhir. Siapa sangka dia akan merencanakan begitu banyak hal di belakang!”Rose berucap, “Dia kira setelah kejadian malam itu, dia pun bisa mendapatkanmu. Siapa sangka kamu malah nggak ingin bersamanya, makanya bisa ada rasa dengki di dalam hatinya!”Devin berkata dengan gusar, “Kalau dia benci, dia bisa menargetkanku. Kenapa dia malah mencelakaimu?”Rose tersenyum sinis. “Itu be
Luciana berkata dengan kesal, “Sekarang aku baru tahu dia punya niat buruk. Dia menyogok orang di sekitarmu untuk mengamati kita, semua itu demi memancing Stephen masuk ke dalam perangkapnya!”Semua itu memang ada hubungannya dengan campur tangan mantan istrinya Stephen, tetapi Luciana lebih membenci Ester! Betapa inginnya dia pergi ke kantor polisi untuk menghajar Ester! Kaki Rose terasa dingin. Tiba-tiba dia mengerti kenapa Devin bisa tergoda oleh Ester? Ester adalah alumni dari Kibau University. Sebelumnya saat bekerja di Kota Samuderang, dia pun dapat menduduki posisi supervisor hanya dalam waktu satu tahun. Kemampuan bahkan penampilannya juga semakin luar biasa. Ternyata dia diam-diam merencanakan segalanya. Dia ingin melihat semua orang masuk ke dalam perangkapnya.Rose bahkan curiga saat kuliah dulu Ester pernah mengambil jurusan psikologis. Ester benar-benar adalah seorang wanita yang memiliki pemikiran rumit dan juga pintar. Sayangnya, setelah bertemu dengan Devin, kepintaran
Baru saja langit di Lonson terang, Juno menerima pesan masuk dari nomor asing. Dia membuka pesan, kemudian tatapannya yang tadinya lembut perlahan-lahan mulai menjadi dingin. Di dalamnya terdapat banyak foto Rose bersama dengan Devin.Rose berdiri di depan meja resepsionis studio dengan memegang sebuket bunga segar yang besar. Dia kelihatan tersenyum dengan begitu ceria.Sore harinya saat di luar gedung perkantoran, Devin dan Rose kelihatan sedang berdiri bersama. Di antaranya terdapat foto Devin hendak mengusap wajah Rose dengan tatapan mendalam, sedangkan Rose sedang menunduk. Di bawah cahaya senja, Rose yang sedang menurunkan kelopak matanya kelihatan sedikit sendu. Foto diambil dengan sangat bagus, tidak peduli dari segi pencahayaan, karakter, maupun pemandangan, perpaduannya kelihatan sangat sempurna. Mereka berdua kelihatannya seperti gambar di dalam film saja. Padahal Rose sudah berjanji untuk tidak menemui Devin lagi, dia malah tidak berhasil menahan dirinya!Amarah membaluti
Reza memasukkan Sonia ke dalam pelukannya. Dia mengetik, lalu segera menemukan forum Kibau University. Postingan masih berada di bagian atas dan kelihatan sangat mencolok mata.Sonia juga merasa sangat emosi ketika membacanya. Reza segera memeluknya dengan erat. “Jangan marah. Suamimu akan selesaikan masalah ini.”“Ester lagi bersembunyi. Aku cari Frida dulu. Kita lihat apa dia bisa menemukan Ester atau nggak?” Sonia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Frida.Reza melihat ke bagian bawah postingan. Ketika melihat foto Juno, dia pun menghalangi Sonia. “Tidak usah telepon lagi!”“Kenapa?” tanya Sonia.Tatapan Reza kelihatan sinis. “Dia pakai foto Juno.”“Ada apa dengan foto Kak Juno?” tanya Sonia.Bibir tipis Reza melengkung ke atas. “Berhubung dia sudah mengunggah foto Juno, kamu juga tidak perlu turun tangan.”Ternyata semuanya seperti yang dikatakan Reza. Belum sampai hitungan sepuluh menit, postingan pun sudah tiada.Bukan hanya itu saja, setiap pembahasan dan topik tentang Juno







