Marrying The Mute Girl

Marrying The Mute Girl

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-10-12
Oleh:  Daes EagOngoing
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
5Bab
5Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Noah, seorang streamer game, terpaksa menikahi Tiana, pelayan kafe bisu yang lembut dan penyayang setelah insiden mabuk yang tidak terduga di suatu malam. Meskipun awalnya pernikahan ini terasa seperti beban, Noah merasa bertanggung jawab atas anak yang Tiana kandung meski sikap dingin dan kasarnya terkadang membuat Tiana merasa rapuh dan takut. Namun, di balik sikap dinginnya, Noah menyembunyikan luka masa lalu yang membuatnya sulit untuk membuka hati. Tiana dengan sabar berusaha menembus dinding hati Noah, tetapi apakah itu cukup untuk mengubah pandangan pria itu terhadapnya? Apakah cinta mereka dapat perlahan tumbuh, atau justru perbedaan di antara mereka akan menjadi penghalang?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Hasil Test Pack

Sudah lebih dari dua jam lamanya sejak Noah mendaratkan bokongnya di kursi yang biasa ia gunakan untuk melakukan live streaming sebuah game. Ia sengaja mematikan lampu kamarnya dan membiarkan cahaya dari layar komputernya mendominasi ruangan itu. Jari tangan kirinya aktif menekan-nekan beberapa tombol di keyboard dengan penuh ambisi, sementara jari telunjuk kanannya bertugas menekan mouse dan menggesernya di atas permukaan mousepad.

“Pergi dari tempat itu dan bantu aku di sini!” katanya dengan penuh semangat. Sebuah headphone terpasang di kepalanya lengkap dengan mikrofon untuk memudahkannya berkomunikasi dengan teman-temannya yang lain. Keningnya mengkerut, kedua alis sesekali saling bertaut, serta pandangannya yang tak lepas dari layar komputer di depannya barang sedetik pun.

Musuh berhasil disudutkan berkat kerja sama tim yang kompak. Jarinya nyaris kembali menekan tombol keyboard sebelum sebuah tepukan pelan mendarat di salah satu bahunya. Noah menggeram pelan, kemudian ia mematikan mikrofon dan menolehkan kepalanya hanya untuk menatap ke arah seorang wanita yang saat ini berdiri di sebelahnya entah sejak kapan dengan mengenakan gaun selutut berwarna peach dan sebuah kardigan putih. Rambutnya yang digulung asal sudah cukup memperlihatkan leher jenjangnya kepada dunia.

“Ada apa?” Noah membuang napasnya kasar seraya menurunkan posisi headphone-nya hingga mengalung di leher.

Tiana—wanita itu, tampak berkedip dua kali dan segera memberikan secarik sticky note.

“Apa kita bisa bicara sebentar?”

Noah memutar kedua matanya dan menyilangkan masing-masing tangannya di depan dada. Tak ada sedikit pun niat untuk mengambil kertas itu atau bahkan melirik tulisan yang ada tertera di sana.

“Katakan saja dengan bahasa isyarat. Aku tidak mau repot-repot membaca tulisanmu yang jelek itu,” katanya enteng seolah ucapannya tak menyakiti lawan bicaranya.

Tiana mengangguk. Namun, di luar dugaan, wanita itu malah mengulangi pertanyaannya tadi. Bedanya kali ini dengan bahasa isyarat. Tentu, hal itu sudah cukup untuk membuat darah Noah naik. Ia bukanlah tipe pria penyabar yang bisa setiap waktu meladeni tingkah laku wanita lugu seperti Tiana dan ia tak terbiasa berbicara lemah lembut.

“Ya, ya. Soal apa?” tanya Noah tak sabar. Ia sesekali melirik layar komputernya di mana teman-temannya masih bermain.

Dengan sedikit keraguan, Tiana perlahan mengeluarkan sebuah amplop kecil dari dalam kantung kardigannya dan segera memberikannya pada Noah.

Noah menatap sekilas raut wajah wanita itu sebelum akhirnya ia mengambilnya. Dibukanya perlahan benda itu dan ia menemukan adanya sebuah testpeck dengan garis dua yang terlihat jelas. Ia terdiam sejenak memandanginya, kemudian bertanya, “Jadi, kau benar-benar hamil?”

Tiana menganggukkan kepala. Dengan bantuan kedua tangannya, wanita itu lantas membalas, “Aku pergi ke dokter tadi pagi untuk memastikannya dan dia bilang aku hamil. Sudah dua minggu.” Ia menatap Noah, berasumsi kalau raut wajah pria itu akan tiba-tiba berubah, akan tetapi nihil.

“Baiklah.”

Adalah jawaban singkat yang justru terdengar. Noah bahkan sudah mengembalikkan benda tadi ke tangan milik Tiana hingga wanita itu mengedip-ngedipkan kedua matanya. “Kau tidak terkejut?” tanyanya.

Noah menatapnya sekilas dan hanya mengangkat kedua bahu. “Untuk apa? Hal itu sudah pasti akan terjadi cepat atau lambat mengingat kita pernah—ya, kau tahu maksudku,” jawabnya. Ia langsung kembali memakai headphone-nya, menyalakan mikrofon dan meminta maaf pada teman-temannya karena adanya ‘gangguan kecil’.

Di sebelahnya, Tiana  masih berdiri sembari menatap Noah yang tampak begitu fokus—tepatnya, santai sekali untuk ukuran pria yang baru saja mengetahui kalau dirinya telah benar-benar menghamili seorang wanita yang bahkan baru dikenalnya beberapa minggu terakhir.

Sejujurnya tidak ada yang menginginkan hal ini terjadi. Semula Tiana hanya berniat menolong Noah yang saat itu tergeletak di sebuah gang sempit di malam hari. Pria itu mabuk berat usai pulang dari sebuah party. Tiana beberapa kali melihat Noah mengunjungi kafe tempatnya bekerja dan memesan americano, sesekali menu ringan untuk makan siang. Karena itulah wanita itu mau menolong. Ia bahkan sampai memesan taksi dan membawanya ke rumah mengingat tak tahu alamat di mana Noah tinggal. Ia juga tak mungkin membiarkan pria itu di sana semalaman karena tak ingin jika ada orang jahat yang menyerangnya selama tak sadarkan diri.

“Dia adalah salah satu pelanggan kami dan aku harus menolongnya.” Pemikiran seperti itulah yang ada di dalam kepala Tiana saat ia memindahkan tubuh Noah ke dalam taksi dengan bantuan sopir.

Sayangnya, semua tak berjalan sesuai apa yang Tiana pikirkan. Saat itu Noah berada di dalam kendali alkohol sepenuhnya dan mulai melantur tak jelas saat tak sengaja terbangun begitu Tiana membantunya melepas sepatu di sebuah sofa. Nahasnya, Tiana berujung ditiduri setelah beberapa perlawanan sia-sia yang ia berikan.

Paginya, dengan bermodalkan sticky note, Tiana menceritakan semua yang terjadi di ruang tamu apartemen kecilnya. Serta bukti beberapa tanda merah di area leher—kissmarks, gigitan, bahkan mencapai ke area dada dan Noah dengan segera menolak untuk melihatnya saat Tiana nyaris menunjukkannya juga.

“Aneh rasanya jika wanita ini melakukannya hanya demi uang,” pikir Noah saat itu. Apartemen milik Tiana masih terlihat ‘cukup’ meski ukurannya agak kecil. Ia juga tak terlihat seperti wanita liar yang senang menjerat pria-pria mabuk lalu memeras isi dompetnya hingga kering. Dengan artian, Tiana terlihat seperti wanita baik-baik apalagi dengan kekurangan yang ia miliki.

Noah memutar kepalanya. Ia tak mau terkena masalah jika sewaktu-waktu keluarganya atau keluarga Tiana tahu soal ini. Jadi, untuk berjaga-jaga, ia meminta wanita itu untuk tinggal bersamanya sampai hasilnya keluar. Dan hari ini, ia sudah melihat hasilnya sendiri. Wanita bisu itu hamil dan mengandung anaknya di dalam rahim.

**

Kali ini pagi tampak tidak sedang bersahabat. Langit biru cerah yang sejak kemarin menunjukkan diri, kini justru didominasi oleh awan-awan kelabu dan juga rintik-rintik air yang terus berjatuhan sejak satu jam yang lalu.

Tiana menolehkan kepala ke arah tangga begitu mendengar adanya suara langkah kaki.

“Selamat pagi,” katanya dengan isyarat dan juga seulas senyuman tipis.

Noah tak membalasnya dan hanya menatapnya sejenak, berjalan melewatinya begitu saja. Ia membuka sebuah lemari es yang berada tak jauh di belakang Tiana dan mengambil sebotol air mineral.

Tiana tiba-tiba menyodorkan sebuah sticky note ke hadapan Noah yang berhasil terbaca oleh pria itu saat sedang meneguk air di tangannya.“Pagi ini hujan. Ada payung?”

“Entah, cari saja jika butuh,” jawabnya singkat.

Tiana manggut-manggut, lalu kembali menuliskan sesuatu di atas permukaan kertas yang baru. “Aku akan berangkat sekarang. Makanlah selagi masih hangat.”

Usai membacanya, Noah lantas melirik ke arah meja makan dan menatap menu sarapan yang wanita itu maksud.

Oh, sebuah piring berisi pancake dengan sirup maple dan juga segelas susu hangat. Noah hanya mengangguk pelan, kemudian menatap ke arah perut Tiana yang masih rata. Beberapa minggu lagi perut wanita itu dipastikan akan mulai menunjukkan perubahan sampai akhirnya benar-benar membesar.

Sementara itu kini Tiana tengah mencari-cari benda bernama payung di dekat pintu, tempat biasa orang menyimpannya.

“Payung ... Payung ... ” Tiana terus bergumam dalam hatinya, lalu membuang napas pelan saat tak kunjung menemukannya. Ia pun menolehkan kepalanya ke arah Noah yang saat ini sedang sibuk menyantap pancake buatannya. “Aku jadi tidak yakin dia punya payung di rumah ini,” katanya lagi. Ia ingin bertanya tapi sadar kalau hal itu hanya akan merusak suasana hati Noah. Jadi, ia pun memutuskan untuk langsung pergi dengan hanya berbekal kardigan tipis yang ia kenakan.

Begitu suara pintu terdengar ditutup, Noah menoleh dan tak lagi melihat Tiana di sana. “Aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali melihat benda itu di sini,” gumamnya sambil tetap melanjutkan kegiatan mengunyahnya, kemudian beralih manatap jendela di mana hujan masih terlihat turun di luar sana. “Apa wanita itu benar-benar pergi tanpa membawa payung? Apa dia akan berlarian menuju halte? Bagaimana jika dia terpeleset—ah, sudahlah. Dia akan baik-baik saja,” lanjutnya, kemudian meminum segelas susu di hadapannya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
5 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status