Jason membalas dengan serius, “Aku juga bukan lagi perhatian sama kamu!”Reza terdiam membisu. Beberapa saat kemudian, dia baru bersuara, “Bukannya kamu sudah putus sama Kelly? Untuk apa kamu mencemaskannya?”Jason berkata, “Aku hanya perhatian sama Yana.”Reza tersenyum. “Besar sekali cintamu, sampai mencintai anaknya?”Kali ini, Jason baru merasa gusar. “Reza, kalau kamu berbicara seperti ini lagi, sepertinya kita tidak bisa melanjutkan obrolan kita lagi!”Ujung bibir Reza melengkung ke atas. “Siapa juga yang ingin mengobrol sama kamu!”Jason juga tersenyum. “Serius! Aku dengar kabar, Erwin sedang sibuk mencari orang di Kota Jembara untuk melawanmu. Tapi dia bodoh juga. Apa dia lupa dia lagi berada di Kota Jembara?”Tatapan Reza tertuju pada pemandangan malam di luar sana. Dia berkata dengan perlahan, “Kali ini, dia pasti akan mengingatnya!”Saat menyadari Reza yang begitu yakin, Jason juga tidak berkata panjang lebar lagi. “Mereka sudah memanggilku, aku ke sana dulu. Kalau kamu butu
Erwin menceritakan ulang apa yang terjadi, lalu sengaja menegaskan, “Mentang-mentang desainer yang bernama King itu cukup terkenal, dia pun tidak menganggap Cella. Ditambah lagi, temperamen Cella tidak bagus. Jadi, dia mencari orang untuk mengunggah postingan itu. Si King itu malah mencari bantuan Tuan Reza. Tuan Reza membawa putriku pergi, lalu memaksanya untuk melakukan permintaan maaf di internet.”“Paman Tommy, beberapa tahun ini, keluarga kita sering bekerja sama di bidang bisnis. Tadinya ada satu proyek baru yang akan dijalankan. Demi proyek ini, kedua belah pihak sudah mempersiapkannya dalam waktu yang sangat lama. Sekarang, Tuan Reza malah mengakhiri kerja sama demi King. Perilaku Tuan Reza sudah merusak hubungan kedua keluarga kita saja!”Erwin merasa Keluarga Herdian pasti tidak akan membiarkan seorang desainer untuk menjadi bagian dari keluarga mereka. Jadi, Erwin sengaja memanfaatkan kesempatan ini untuk memprovokasi hubungan Reza dan King. dengan begitu, Tommy akan mengira
Sementara, isi dari dokumen itu adalah bukti transfer membeli mobil dan rumah untuk wanita itu. Dari foto itu, dapat diketahui juga bahwa wanita itu telah melahirkan seorang anak untuk Erwin.Erwin melihat foto dengan syok. “Kamu … sejak kapan kamu menyelidikinya?”“Erwin! Kamu memang berengsek! Biasanya aku tidak perhitungan ketika aku tahu kamu lagi main di luar sana. Sekarang kamu malah punya anak haram di luar sana!” Saking emosinya, sekujur tubuh Elsa pun kelihatan gemetar. “Pantas saja kamu tidak peduli dengan masalah Cella. Sudah hampir dua hari, Cella masih saja belum dilepaskan. Kamu sengaja, ‘kan! Kamu sengaja ingin anggota Keluarga Herdian membunuh Cella. Kemudian, kamu pun bisa membawa pulang anak harammu untuk mewarisi seluruh harta Keluarga Tamara!”“Erwin, asal kamu tahu, kalau terjadi apa-apa sama Cella, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja. Ada banyak aibmu di tanganku. Kalau kamu berani menyinggung aku dan Cella, aku juga tidak akan tinggal diam!”“Elsa, dengarkan
Pada siang hari, ada yang mengunggah sebuah postingan di akun Cella. Dari pernyataannya, dia mengaku membenci King karena King menolak mendesain gaun untuknya. Jadi, dia menyewa akun mengarang aib King untuk balas dendam terhadapnya. Dia ingin menghancurkan reputasi dan masa depan Cella!Semua isi dalam postingan viral itu dibuat hanya untuk menjelekkan King saja. Bahkan, berita mengenai orang tua King yang hanya berdasarkan desas-desus saja. Tuduhan bahwa King sengaja membunuh orang tua asuhnya juga sepenuhnya rekayasa belaka. Cella mengaku bahwa beberapa hari terakhir, setelah melihat King ditindas, dia merasa sangat bersalah dan tidak bisa tidur dengan tenang. Jadi, dia memutuskan untuk mengungkapkan kenyataan. Gara-gara tindakannya yang impulsif, Cella telah memberikan dampak yang sangat buruk pada King. Dengan tulus, dia meminta maaf kepada King dan berharap King bisa mengampuninya.Setelah pernyataan ini diunggah, dunia maya pun heboh. Orang-orang yang sebelumnya ikut-ikutan men
Sonia menunduk. Jari tangannya meraba ke atas meja. Suaranya juga terdengar lembut. “Apa kamu lagi rapat?”“Tidak. Ada apa?” tanya Reza dengan suara rendahnya.“Nggak kenapa-napa. Aku cuma lagi kangen sama kamu.” Suara Sonia semakin lembut lagi. “Aku jemput kamu pulang kerja, ya?”Reza terdiam sesaat, baru tersenyum. “Aku merasa sangat dimanjakan!”Ujung bibir Sonia melengkung ke atas. “Kamu terima saja perlakuan spesial ini!”“Oke!” Suara si pria sangat magnetis.“Kalau begitu, kamu kerja dulu sana. Nanti aku akan ke kantor!”“Yang cepat!”“Oke.”Sonia meletakkan ponselnya. Tanpa menunda waktu, Sonia segera pergi menukar pakaiannya, bersiap-siap untuk mencari Reza.…Setelah postingan permintaan maaf Cella, bawahan Erwin menjemput Cella di salah satu kamar Hotel Owala.Cella digebuki Ranty hingga sekujur tubuhnya terasa sakit. Setelah itu, dia dibawa pergi oleh Robi. Selama dua hari ini, Cella dikurung di ruangan yang gelap gulita. Tidak ada yang mengobati luka Cella, juga tidak ada y
Sonia menatap Celine dengan tatapan berkilauan, lalu berkata dengan suara datar, “Kamu merasa Tuan Reza selalu berpihak sama aku. Sekarang, apa kamu butuh penjelasan dariku lagi?”Raut wajah Celine menjadi pucat. Dia menatap Sonia dengan tatapan tidak percaya.“Penjelasan apa?” Reza melirik Celine, lalu bertanya dengan nada bicara dingin.Tiba-tiba Celine merasa hawa dingin menjalar dari bawah kakinya. Punggungnya spontan terasa tegang. Dia pun menjelaskan dengan suara serak, “Nggak kenapa-napa. Aku … aku hanya lagi perhatian sama Sonia.”Tatapan Reza menjadi dingin. “Pandangan Keluarga Dikara terlalu pendek. Selalu mengutamakan keuntungan saja. Aku harap kamu bukan orang seperti itu!”Celine tahu Reza sedang memberi peringatan kepadanya. Dia segera berkata, “Tentu saja aku nggak akan seperti itu. Sejak Sonia kembali ke Kediaman Keluarga Dikara, aku selalu menganggapnya sebagai adikku!”Sonia hanya tersenyum sembari melayangkan tatapan sinis. Dia tidak ingin membongkar wajah asli Celin
“Emm.” Sonia mengangguk.Reza menatap mata Sonia. Hanya terlihat senyuman dan Reza di dalam bola mata wanita ini. Kali ini, dia baru merasa tenang, mulai menyalakan mesin mobil meninggalkan tempat.Hari ini bukan akhir pekan. Berhubung tamu di Restoran Moona tidak banyak, Widya juga memiliki waktu senggang untuk mengobrol dengan mereka.Widya menyeduhkan teh bunga yang baru selesai dijemurnya kepada Sonia. Menu baru Rizal juga sudah selesai diteliti. Sayuran itu adalah sejenis sayuran polos. Kelihatannya memang sangat sederhana, tetapi prosedurnya sangat rumit. Tentu saja rasanya tidak mengecewakan!Selesai makan, Sonia pergi ke halaman untuk memberi makan kelinci. Reza duduk di samping Sonia untuk menyuapinya sayuran hijau.“Kamu suka kelinci? Nanti kita suruh Pak Yanto untuk pelihara dua ekor di Vila Green Garden,” usul Reza.Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Kalau pelihara kelinci di dalam taman, setiap harinya mereka mesti menghadapi dua ekor anjing galak. Apa kamu pernah memikirka
Reza menggandeng tangan Sonia, lalu mengusapnya dengan perlahan. “Tenang saja, Keluarga Tamara masih belum hebat hingga sanggup mengendalikan satu Kota Kibau. Lagi pula, belakangan hari ini Erwin juga tidak ada waktu untuk memedulikan hal ini. Bisa jadi masa kejayaan Keluarga Tamara sudah akan menjadi masa lalu!”Sonia mengangguk. Tatapannya kelihatan tegas. “Selama ini kamu selalu membantuku. Kalau suatu hari nanti kamu butuh bantuanku, kamu bisa mengatakannya.”Reza membelai rambut Sonia. “Tentu saja, kelak kamu juga punya tanggung jawab untuk melahirkan penerus Herdian Group. Jadi, sudah seharusnya semua anggota Herdian Group mendukungmu. Kamu tidak usah sungkan. Aku cuma melakukan tanggung jawabku saja!”Sonia tersenyum, lalu bersandar di pundak Reza. “Oke, aku sudah ingat.”Reza memeluk Sonia, lalu mengusap rambut halus Sonia dengan lembut. Dia sungguh menantikan hari-hari mereka “bertempur” menghadapi masalah bersama!…Keesokan paginya, Hendri yang sedang duduk di kantor kelihat
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m