Raut wajah Tensiro berubah drastis. Dia melangkah mundur dengan ketakutan. “Jangan bunuh aku!”“Aku mohon sama kamu! Aku juga terpaksa. Anggota keluargaku ada di tangan Tritop. Aku juga kehabisan akal ….”Suara tembakan terdengar!Suara ketakutan Tensiro pun berhenti!Pada saat bersamaan, wanita di belakang segera berlari maju hendak mendorong Tensiro. Peluru itu memelesat menggores lengan si wanita, lalu menembus ke dalam dada Tensiro. Tensiro terbelalak lebar, lalu memegang dadanya, sontak melangkah mundur. Darah segar mengalir. Tidak lama kemudian, kelima jari tangan Tensiro berlumuran darah.Tensiro bersandar di rak buku dengan mata terbelalak lebar dan mengambil napas dengan mulutnya.Si wanita memegang pundaknya yang terluka, kemudian menoleh untuk menatap Sonia sembari mengangkat tangannya menunjuk ke sisi komputer.“Suki, coba kamu lihat, rekan satu timmu sudah hampir mati!”Ketika Sonia mendengar nama Suki, kepalanya kembali terasa sakit. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit,
Hati Sonia terasa sangat sakit. “Nggak! Bukan seperti itu!”“Kalau begitu, pergi selamatkan mereka. Mereka lagi menunggumu. Kalau kamu tidak ke sana, mereka akan mati!”Sonia mengangguk dengan panik. “Aku akan segera ke sana. Aku akan pergi menyelamatkan mereka!”“Ayo, segera! Kalau tidak, semuanya akan terlambat!” ujar Rayden.Raut wajah Sonia kelihatan gelisah. Dia memegang pistolnya, lalu membalikkan tubuhnya, segera berlari ke pabrik telantar di depan sana. Sonia berlari dengan sangat cepat. Kali ini, tidak terlihat rasa takut di wajahnya lagi, melainkan hanya keteguhan hati untuk mati bersama rekan satu timnya.Di belakang Sonia, tatapan Rayden kelihatan datar dan dingin ketika melihat Sonia berlari ke lantai atas.Helikopter mulai mendekat. Johan berdiri di atas pesawat, lalu berkata dengan syok, “Aku melihat Bos! Dia lagi di atas atap gedung!”Usai berbicara, kedua mata Johan terbelalak lebar. Dia kembali berkata dengan syok, “Apa yang lagi dia lakukan?”Frida mengangkat pandang
Johan dan Sonia jatuh dari ketinggian ribuan meter ke dalam hutan.Untung saja, tubuh mereka berdua masih dililit tali! Lantaran kecepatan jatuh dan beban berat, tali tersangkut di puncak pohon, membuat tali menebas lapisan ranting hingga akhirnya mereka tersangkut di batang pohon yang kokoh.Mereka tergantung di atas pohon setinggi puluhan meter dari tanah, seperti berayun di atas ayunan. Beberapa saat kemudian, kesadaran mereka perlahan pulih.Sonia menggeleng untuk menghilangkan pusing, lalu meraih tali dan mengayunkan tubuhnya dengan kuat dan merangkul batang pohon. Johan pun memanfaatkan kekuatan itu dan berhasil duduk dengan stabil di atas batang.Mereka berdua saling berpandangan. Mereka baru menyadari betapa tipisnya batas antara hidup dan mati barusan. Tanpa berkata apa pun, mereka segera melepaskan tali dan meluncur turun dari pohon.“Bamm! Bamm!” Mereka berdua jatuh ke lantai.Johan tidak memedulikan rasa sakit di tubuhnya, segera berlari ke sisi Sonia. “Bos!”“Bos, bagaiman
Setelah berjalan sekitar ratusan meter, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari belakang. Sonia dan Johan spontan bertukar pandang. Mereka berdua segera bersembunyi ke arah yang berlawanan dari orang-orang yang datang untuk mengejar mereka. Pengawal Istana Fers beranggotakan 10 orang dengan senjata di tangan mereka. Mereka sedang mencari sembari berjalan maju.Sonia turun dari atas pohon tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Dia duduk di atas pundak seseorang, lalu membekap mulut orang itu dan memelintir kepalanya. Kemudian, Sonia turun ke atas lantai, lalu mengambil senjata di tangan. Dia pun meletakkannya di dalam rerumputan.Di dalam lingkungan yang gelap dan mencekam, orang-orang yang berjalan di depan sama sekali tidak menyadari bahwa rekan mereka yang berada di belakang sudah mati.Belasan orang terus melangkah maju beberapa langkah lagi. Namun tiba-tiba, di atas sebatang pohon sekitar 10 meter di depan mereka, Johan berdiri dan langsung mengangkat senjatanya. “Tamatlah riway
Orang di belakang Johan takut dirinya dalam bahaya. Dia juga tidak mengikuti langkah Johan. Pada saat ini, dia masih sedang berjalan mondar-mandir di depan pintu. Dia juga tidak menyadari apa yang dilakukan Johan.Setelah Johan memukul pilot menjadi pingsan, orang itu baru menyusul dan mengangkat pistol hendak menembak pilot itu hingga mati.Johan segera membalikkan tubuhnya untuk menghalangi aksi pria itu. Dia berkata dengan suara serak, “Jangan! Bisa jadi dia ada gunanya!”Orang itu kelihatan agak gugup. Johan mengoles wajahnya dengan getah daun dan juga lumpur, jadi dia tidak menyadari Johan bukanlah rekan satu timnya. Saat mendengar ucapan Johan, orang itu segera mengangguk dan berkata, “Keluarkan dia.”Johan mengangkat pilot di atas pundaknya, lalu memeriksa isi pesawat. Setelah memastikan tidak ada yang aneh, mereka berdua baru meninggalkan tempat.Ketika kepala tim melihat Johan mengangkat pilot keluar pesawat, dia berkata dengan mengangguk, “Bawa dia. Ayo, kita segera pergi!”
Si Janggut kembali bertanya pada Frida, “Mau hubungi dia atau tidak?”Frida menunjukkan ekspresi kesal dan juga tegas. “Bunuh aku saja!”“Beri dia pelajaran!” Si Janggut merasa emosi dengan sikap Frida. Dia melangkah mundur selangkah, lalu memerintah.Kemudian, majulah tiga orang pria mulai mengerumuni Frida.“Dorr!”Mereka terlebih dulu melepaskan ikatan tali di kaki Frida. Saat hendak melepaskan pakaian Frida, punggung pria itu tertembak dan langsung jatuh di tempat.Disusul, Johan melakukan tembakan secara gila-gilaan.“Sialan!”Mereka semua membalikkan tubuh dengan kaget dan segera mengeluarkan pistol untuk melakukan perlawanan.Johan menangkap seorang pengawal di depan untuk melakukan perlindungan. Sonia pun melompat ke atas, hendak menendang orang yang hendak menangkap Frida. Kemudian, dia juga melayangkan pisau tajam di tangannya. Pisau itu menggores leher si pria. Darah bercipratan. Si pria pun ditendang Sonia.Sonia melepaskan tali di tangan Frida. Dia melindungi Frida sembari
Sonia membalas dengan memeluk pundak si pria. Dia berusaha mengatur napas terengah-engahnya, baru berkata, “Jangan khawatir. Aku baik-baik saja!”Suara Reza terdengar serak. “Apa semuanya tidak berjalan lancar?”Reza dan Holand pergi melakukan penyerangan ke markas Tritop. Saat menghancurkan dua bom kobalt, tiba-tiba dia menerima kabar dari Morgan. Reza disuruh untuk segera menyelamatkan Sonia. Sebab, orang yang bertempur dengannya bukanlah Rayden, melainkan adalah Winston yang menyamar menjadi Rayden.Reza segera kembali dari perbatasan ke Istana Fers. Saat di perjalanan, dia menyadari ada yang aneh dengan ritme detak jantung Sonia. Tidak lama kemudian, dia juga menerima pesan dari Frida yang mengatakan telah terjadi sesuatu dengan Sonia.Waktu itu, Reza benar-benar sangat panik!“Ada sedikit masalah!” Sonia keluar dari pelukan Reza. “Johan sudah terluka. Kamu bawa dia tinggalkan tempat ini dulu!”Johan sudah berdiri dengan dipapah Frida. Dia menahan luka yang mengalir di pundak semba
Dalam lubuk hati terdalam, Sonia kepikiran dengan masalah mereka berdua dikurung di ruang penelitian bawah tanah selama dua hari dua malam. Waktu itu, Sonia telah terluka. Seiring dengan berjalannya waktu, kesadarannya pun mulai menghilang.Pada malam terakhir, Reza memeluk Sonia di dalam pelukannya. Waktu itu, Sonia sudah tidak bisa menelan lagi, Reza melumerkan cokelat di dalam mulutnya, lalu menyuapinya. Sepertinya Reza pernah mengatakan, ‘Ayo, bertahan! Aku akan selalu bersamamu!’Setelah beberapa tahun, ketika kembali mendengar ucapan itu, perasaan Sonia memang sudah tidak sama, tetapi masih bisa memberinya kekuatan yang tidak terbatas!Justru dengan adanya tenaga ini, dia pun berhasil memecahkan kegelapan dan juga hambatan di hatinya. Berkali-kali Sonia bangun, dia pun menghadapi kenyataan dengan penuh berani.Sonia tidak pernah mengeluh akan hidupnya. Sebaliknya, dia merasa Tuhan memperlakukannya dengan sangat baik. Dia memang pernah menghadapi banyak cobaan. Namun, setelah meng
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi