Mata biru tua Rina terus menatap Kase. “Dengar-dengar kamu bawa seorang wanita ke istana? Kita akan bertunangan. Aku sangat nggak senang ketika mendengar kabar itu!”Rina tahu Kase memiliki banyak wanita di luar sana. Namun, tidak masalah jika mereka di luar, jika dibawa pulang, itu sama saja dengan memprovokasi Rina.Rina menyukai istana ini. Dia bahkan berencana untuk mengadakan pernikahan mereka di sini. Sebelum Rina tinggal di sini, dia tidak akan mengizinkan ada wanita lain yang tinggal di sini.“Akan bertunangan, itu berarti belum bertunangan!” Kase tersenyum sinis. “Kamu masih tidak berhak untuk bertanya soal urusanku!”Terlihat ekspresi iri di wajah Rina. “Apa kamu sangat menyukai wanita itu?”Kase mengangguk. “Iya, sangat menyukainya!”Saking marahnya, Rina kelihatan terengah-engah. “Apa dia cantik sekali? Aku mau pergi menemuinya!”“Jangan ganggu dia!” Nada bicara Kase sangat dingin. “Aku akan bicara dengan ayahku untuk membatalkan pernikahan. Wanita model apa di sisiku juga
Sonia berkata dengan syok, “Calon istrinya Kase?”“Iya!” Reza tersenyum tipis. “Aku sudah menolaknya!”Wanitanya Kase ingin mengadakan jamuan makan malam. Sepertinya dia telah mengetahui keberadaan Sonia. Jadi, dia ingin menunjukkan kekuasaannya dan memamerkan kepemilikannya!Menyuruh wanita itu bersaing memperebutkan perhatian dengan Sonia? Dia sama sekali tidak berkualifikasi!Sonia tidak tertarik terhadap calon istrinya Kase. Tentu saja bagus untuk menolak ajakan itu. Dia menatap langit malam indah di luar jendela, lalu memalingkan kepala untuk berdiskusi kepada Reza. “Aku ingin pergi melihat matahari terbenam. Sebentar saja!”“Apa lukamu masih sakit?” tanya Reza.“Nggak sakit lagi!” Sonia sama sekali tidak menganggap cedera itu.Reza mengambil pakaian untuk membungkus tubuh Sonia, kemudian menggendongnya ke luar balkon.Kemudian, Reza menurunkan Sonia di atas sofa. Reza duduk di sampingnya, lalu merangkulnya. “Lihatlah, setelah lihat, kamu kembali untuk rebahan!”Sonia memalingkan
Sebelum Rina kemari, Sonia sudah memastikan identitasnya. Saat ini, Sonia berkata dengan suara datar, “Mengenai masalah ini, seharusnya kamu tanya dia saja!”“Sekarang aku lagi tanya kamu, kenapa kamu nggak mau hadiri acara malam?” Si wanita berkata dengan arogan, “Apa karena nggak berani?”Ekspresi Sonia masih kelihatan tenang. Dia berkata dengan lembut, “Aku lagi terluka, nggak boleh minum alkohol. Kalian main sendiri saja!”“Terluka apaan?” Rina kembali mengamati Sonia, lalu berkata dengan tersenyum dingin, “Kamu itu manja, berlagak lemah lembut. Kamu ingin Kase kasihan sama kamu, kemudian kamu bisa terus tinggal di kastil? Wanita Negara Cendania memang licik sekali, ya!”Kening Sonia berkerut ketika melihat Rina. Apa dia sendiri tidak sadar betapa konyol dirinya saat cemburu gara-gara Kase?Sonia berpikir sejenak, lalu mengangguk. “Oke, aku akan ikut!”Kedua mata Rina langsung berkilauan. “Kalau begitu, sampai jumpa nanti malam. Aku akan menunggumu di acara malam nanti!”“Emm.” Son
Keluarga Loren memiliki garis keturunan yang sangat bagus. Rina sendiri sudah memiliki penampilan seperti tuan putri kecil yang anggun dan menawan. Dengan mengenakan gaun seperti itu, dia tampak semakin bersinar saja.Hallie berkata dengan takjub, “Cantik sekali!”Frida menatap Hallie yang polos. Dia lalu melihat ke luar jendela dengan ujung bibirnya melengkung ke atas.Rina mengangkat rok gaunnya berjalan kemari. Dia kelihatan arogan bagai seekor burung merak saja. “Selamat datang ke acara malamku!”Theresia tersenyum tipis. “Terima kasih atas jamuan hangat Nona Rina!”Rina mengangkat sedikit dagunya. “Di mana si Sonia? Apa dia masih belum datang? Apa dia lagi pilih gaun? Kalau nggak ada yang cocok, aku bisa kasih gaunku kepadanya!”Frida melirik Rina sekilas dengan tatapan tajam.Senyuman di wajah Theresia tidak berubah. Suaranya juga semakin lembut lagi. “Terima kasih atas niat baikmu, tapi nggak usah. Sonia nggak bisa pakai gaunmu. Dia nggak begitu pendek!”“Pftz!” Hallie yang bera
Istri?Rina yang baru saja dipapah untuk berdiri itu semakin kaget lagi. “Kalian sudah menikah?”Sonia mengangguk dengan tersenyum tipis. “Iya, biar kuperkenalkan kepada Nona Rina, dia itu suamiku, namanya Reza Herdian!”Rina melirik Kase sekilas dengan sedikit canggung dan sedikit gembira. Dia pun tersenyum. “Ternyata begitu!”Kase menurunkan kelopak matanya sembari berkata dengan datar, “Semuanya sudah tiba. Ayo, kita mulai acaranya!”Kase tidak ingin Sonia berdiri terus.Setelah semua orang duduk di tempat, pelayan pun datang dengan menyajikan alkohol dan juga berbagai jenis sayuran.Rina membuka acara. Tadinya dia ingin memamerkan identitasnya untuk mengalahkan Sonia. Namun, ketika melihat pria beraura dingin di samping Sonia, ditambah lagi setelah mengetahui ternyata pria itu adalah suaminya Sonia, pemikiran untuk memamerkan identitasnya menjadi sirna.Theresia merasa gembira dengan Rina yang canggung itu, lalu semakin gembira lagi ketika melihat sosok muram Kase.Dia menurunkan n
Saat menjelang pagi, Theresia pergi ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya. Setelah selesai mandi, dia masih mengenakan pakaian yang telah dikoyak dengan perlahan, seolah-olah sedang mengenakan gaun termewah saja, bersiap-siap untuk menghadiri acara mewah.Yandi bersandar di atas ranjang, lalu menatap Theresia dengan datar. “Apa kamu yang bikin Theresia?”“Iya!” Theresia memalingkan kepalanya sembari tersenyum datar. “Apa enak untuk didengar?”“Kenapa mesti bermarga Bina?”“Aku dibesarkan olehmu. Tentu saja aku mesti mengikuti margamu!” balas Theresia dengan terus terang.Tatapan Yandi menjadi muram. Dia tidak berbicara lagi, lalu memejamkan matanya dengan perlahan.Setelah merapikan diri, Theresia membalikkan tubuhnya untuk melihat langit yang mulai terang. Kemudian, dia berkata dengan nada rendah, “Aku akan pergi setelah langit terang nanti! Nyawaku dibeli oleh Tuan Morgan. Kemudian, aku juga sudah mengabdi beberapa tahun kepadamu. Masalah kali ini ditambah lagi dengan masalah semala
“Nggak!” Sonia tersenyum. “Jangan gugup!”Sonia membalas pesan Theresia.[ Hati-hati di jalan. ]Theresia membalas Sonia dengan sebuah senyuman.Sonia bertanya pada Reza, “Kapan kita berangkatnya?”Reza berkata, “Satu jam lagi. Kita akan naik pesawat dari Federasi Mali untuk kembali ke Kota Jembara.”Sonia memutar bola matanya. “Cederaku nggak serius lagi. Gimana kalau kita kembali ke Kota Atria untuk mengunjungi Kakek?”Reza membungkukkan tubuhnya untuk mencium pipi Sonia. “Tidak, Sayang. Kita mesti kembali ke Kota Jembara dulu.”Tiba-tiba Sonia kepikiran dengan berita dan komentar yang diperlihatkan Serigala. Waktu itu, Sonia tidak membaca dengan saksama, dia hanya melihat ada banyak orang yang menghujatnya di bagian kolom komentar. Kemudian karena kematian Serigala, dia juga tidak memiliki suasana hati untuk memperhatikan hal itu. Saat ini, dia baru bertanya dengan penasaran, “Terjadi masalah apa lagi?”Reza menatap matanya. “Sayang, hubungan kita mesti segera dipublikasikan!”Kedua
Sonia menutup ponselnya dan menatap ke luar jendela. Sinar matahari yang cerah menyinari kastil kuno, memancarkan cahaya keemasan yang penuh semangat. Kastil itu berdiri megah dan khidmat, menciptakan perpaduan yang membangkitkan harapan dan keteguhan hati.Hal yang paling disesali Reviana pasti adalah telah melahirkannya!Sebenarnya tidak seharusnya Reviana membencinya. Jika dia tidak melahirkan Sonia, bagaimana mungkin dia bisa menukarnya dengan Stella, putri yang begitu menggemaskan, berbakat, dan membuatnya bangga?Putri kesayangan Reviana dia dapatkan dengan ditukar dengan Sonia!Raut wajah Sonia masih kelihatan sedikit pucat, tetapi matanya yang hitam pekat kelihatan jernih seperti bintang di langit malam. Dia menggenggam erat ponselnya.Sudah saatnya untuk kembali!…Sebelum pergi, Hallie dan Frida kemari untuk mengunjunginya. Sonia pun menyuruh Hallie untuk tinggal. “Apa rencanamu setelah pulang nanti?” tanya Sonia.Hallie menggeleng dengan galau. “Aku sudah putus hubungan sama
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak