Thalia berkata dengan kegirangan, “Teman dari kecil?”“Bukan, hanya pernah melakukan sesuatu bersama.”“Oh!” Thalia terlihat iri. “Biasanya Pak Reza suka ngapain? Apa benar setiap harinya dia akan menghadiri pesta malam mewah, acara amal …. Ke mana-mana selalu naik pesawat pribadi? Bisa keluarin uang triliunan dengan gampangnya?”Sonia tersenyum. “Kamu tahu dari mana?”“Dari novel!” balas Thalia dengan wajah lugunya.Tiba-tiba Sonia kepikiran dengan Yeni, dia pun tersenyum. “Nggak. Biasanya dia sibuk sekali, jarang hadir dalam acara pesta begitu. Mengenai uang triliunan itu, itu memang benar. Hanya saja, uang itu untuk investasi bisnis.”Tiba-tiba Thalia kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Dengar-dengar Pak Reza adalah salah satu sponsor dalam film kali ini. Pantas saja Pak Delon dan yang lainnya baik banget sama kamu!”Darren langsung menyela, “Pak Delon dan yang lain bisa bersikap baik sama Sonia juga bukan karena Pak Reza. Semuanya karena kemampuan dari Sonia. Lagi pula, mereka juga m
Reza membukakan pintu mobil samping pengemudi untuk Sonia. Setelah mobil melaju pergi, dia baru bertanya dengan tersenyum, “Kamu lagi pamer kekasihmu?”Sonia langsung melirik Reza. “Memangnya nggak boleh?”“Boleh! Tentu saja boleh!” Reza menatap Sonia dengan tatapan mendalam. “Aku bahkan ingin kamu beri tahu semua orang!”Sonia tersenyum, lalu memalingkan kepalanya untuk memandang ke luar jendela.“Kamu dekat dengan cewek yang bernama Thalia itu?” tanya Reza dengan tersenyum.“Lumayan,” balas Sonia, “Dia itu pendatang baru yang gantiin peran Siska.”“Emm!” Reza juga berharap Sonia bisa banyak berteman. Dia menggenggam tangan Sonia, lalu berkata, “Sepertinya dia cukup baik. Wajahnya agak mirip sama kamu.”“Darren juga pernah bilang begitu.”Kemudian, mereka berdua tidak membahas masalah Thalia lagi. Reza bertanya, “Kamu mau makan apa malam ini? Chinese food atau western food?”“Aku ingin makan mi telur kepiting. Kita pergi makan mi saja, ya?” usul Sonia.“Oke!” balas Reza dengan langsun
Sonia dapat merasakan ketegangan dari diri Kelly. Dia pun menuangkan segelas jus jeruk, lalu memberikannya kepada Kelly. “Ruangan agak panas. Ini diminum.”Kelly mengangguk. Telapak tangan yang memegang gelas itu pun sudah basah lantaran berkeringat.Entah dirinya terlalu gugup atau memang sedang maag, Kelly malah merasa mual.Saat ini, Kelly mendengar suara Bondan yang sedang menelepon. “Kak Jason, kenapa kamu masih belum sampai? Tinggal kamu saja!”Kelly refleks menegakkan tubuhnya, lalu melihat ke arah Bondan.Entah apa yang dikatakan Jason di dalam telepon, Bondan mengisap rokoknya, lalu berkata, “Oke, kalau begitu yang cepat, ya! Kami tunggu kamu!”Jantung Kelly berdetak kencang. Padahal dia masih belum ketemu dengan Jason, dia bahkan sudah gugup hingga pikirannya jadi kosong.Tere terus menyajikan kue tar kepada Sonia. Ketika orang lain melihatnya, semuanya juga ikut mengerumuni Sonia. Alhasil, malah Gina jadi menyendiri.Gina biasanya selalu disanjung oleh penggemar dan juga tem
Tatapan Sonia berubah dingin. “Bukankah tunangannya bulan depan? Sekarang mereka juga masih belum bertunangan.”Kelly terbengong. Awalnya dia sudah bertekad untuk berterus terang dengan Jason. Namun, kondisi sekarang membuat Kelly merasa bimbang.Sonia menuangkan segelas air hangat untuk Kelly. “Jangan panik!”Kelly menggenggam tangan Sonia, lalu menggeleng. “Sonia, sepertinya aku sudah nggak punya kesempatan lagi!”Sonia memalingkan kepalanya menatap Jason yang sedang dikerumuni orang-orang. Masalah ini sungguh di luar dugaan Sonia.Jason dan Yerin tidak bersama, tapi dia malah bersama dengan wanita lain. Meski Jason menerima Kelly dan anaknya, apa dia adalah cowok yang bagus untuk Kelly?Saat ini, Gina terus mengajak Beatrice untuk mengobrol. Jason pun pergi merokok di balkon.Reza berjalan menghampirinya, lalu bertanya, “Kenapa tiba-tiba ingin tunangan? Bukannya kamu tidak ingin nikah?”“Sebelumnya kamu juga tidak ingin nikah. Setelah kamu ketemu dengan Sonia, bukankah kamu sudah be
Si lelaki sudah berjalan pergi, meninggalkan Kelly yang canggung di dalam koridor.Kelly mengepal erat tangannya dan tatapannya menjadi dingin. Tiba-tiba Kelly sadar bahwa dirinya tidak perlu mengatakan apa-apa lagi. Sikap Jason sudah menjawab segalanya.Hubungan mereka berdua sudah berakhir sejak kepergiannya dari Imperial Garden waktu itu. Kelly sendiri saja yang terus bimbang.Kelly seolah-olah bisa melihat bayangan Yerin dari dirinya. Dia melihat bayangan kekasih-kekasih yang diputuskan oleh Jason dulu. Jason sudah terlepas dari masa lalu dan sudah membuka lembaran baru. Sementara, Kelly malah mengira hubungan mereka masih bisa kembali seperti semula. Mungkin Kelly terlalu percaya diri mengira dirinya berbeda dengan wanita lain. Sebenarnya di mata Jason, dia tidak ada bedanya dengan wanita-wanita lainnya.Kelly berdiri di tempat dalam waktu lama. Setelah berpikir dengan jernih, hatinya terasa bergejolak. Dia segera masuk ke toilet dan terus merasa mual.Mulutnya terasa sangat pahi
Kelly segera meneruskan, “Aku bukan sedang menghindar. Sebelumnya mentorku pernah menyarankan aku untuk mengikuti program pertukaran pelajar ke Kowloon University. Waktu itu aku masih belum kepikiran untuk mengikuti program itu. Tapi sekarang … aku ingin mengikutinya.”Sonia mengerutkan keningnya. “Gimana dengan anakmu?”“Aku juga sudah mempertimbangkan masalah anak. Aku ingin mempertahankannya. Aku akan bawa dia untuk pergi ke Negara Madani. Meski dia terlahir tanpa ayah, setidaknya di luar sana, dia tidak akan menjadi bahan gosipan orang-orang dan tidak ada yang akan merendahkannya.” Tatapan Kelly sangatlah jernih. Ketika tersenyum, dia pun menunjukkan lesung pipinya. “Aku sudah memutuskan!”Sonia malah tidak tenang. “Kalau kamu pindah ke luar negeri, nanti kamu akan sendirian melewati masa-masa kehamilanmu dan masa-masa membesarkan anakmu tanpa keluargamu. Bahkan, mungkin nggak bakal ada yang bersedia untuk bantuin kamu. Apa kamu sudah memikirkan semua ini?”“Sudah! Aku rasa aku bis
Hubungan Jason dengan kekasih barunya tidak bertahan lama. Bahkan, berakhir lebih cepat daripada yang dibayangkan.Alasan berakhirnya hubungan mereka adalah Jason memergoki Beatrice sedang bersenang-senang dengan seorang lelaki di hotel di bawah grup Jason.Saat Jason membawa orang menerobos ke dalam kamar, situasi di dalam kamar menakjubkan semua orang. Beatrice yang berada di dalam kamar tidak terlihat bagai wanita yang malu-malu kucing di hadapan semua orang.Jason melihat lelaki dan wanita di atas ranjang tanpa ekspresi apa-apa. Sepertinya dia sudah mengetahui perbuatan si wanita dari awal.Asisten Jason terus memotret. Jason melihat foto dengan tersenyum puas. Dia melemparkan foto ke atas lantai sambil mengeluarkan suara dingin, “Beri foto ini kepada orang tuamu, lalu batalkan pertunangan kita.”Mereka berdua terbengong di tempat. Si lelaki sepertinya mengenal Jason. Dia langsung berondok di bawah ranjang dengan sekujur tubuh merinding!Beatrice spontan menarik selimut untuk menut
Sonia tersenyum ringan. “Kalau begitu, aku jadi kepercik rezeki!”Mereka berdua duduk bersama. Kelly menuangkan segelas anggur merah untuk Sonia dan untuk dirinya sendiri. “Minum sedikit harusnya nggak apa-apa. Sonia ….”“Kalau kamu ingin ucapkan terima kasih, nggak usah katakan lagi.” Sonia menyela, lalu berkata dengan tersenyum, “Teman itu memang harus saling membantu. Kamu juga sudah menjagaku. Jadi, kamu nggak usah berterima kasih sama aku.”Kedua mata Kelly berlinangkan air mata, tapi dia menunjukkan senyum di wajahnya. “Oke, kalau begitu, aku nggak bilang lagi. Ayo, minum!”Sonia mengerutkan keningnya. “Jangan minum banyak-banyak!”“Kamu tenang saja!” Kelly meletakkan gelas, lalu mengambil makanan untuk Sonia. “Ini daging sapi dan telur kepiting kesukaanmu. Makan yang banyak!”Sonia berkata, “Apa kamu sudah dapat tempat tinggal?”“Emm!” Kelly mengangguk. “Temanku rekomendasiin aku untuk tinggal di tempat kakak tingkatnya. Aku juga sudah telepon dia. Orangnya cukup baik. Dia bahka
“Kalau tidak mau minum obat, kamu jangan sakit!”“Kamu kira aku bersedia untuk sakit?”“Kalau tidak mau sakit, kenapa kamu tengah malam malah berdiri di tengah angin dingin? Apa hubunganmu dengan angin dingin bagus sekali?”Rose tidak sanggup mengalahkan ucapan Juno. Dia langsung mengambil obat, lalu memasukkan semuanya ke dalam mulut.Kening Juno berkerut. Dia langsung menyerahkan air kepada Rose.Rose minum dengan terlalu buru-buru. Dia pun tersedak, membungkuk di samping ranjang sembari terbatuk-batuk.Rose mengenakan piama kartun berbahan katun dengan model longgar. Saat membungkuk ke depan, tampak hamparan kulit putihnya.Tiba-tiba Juno teringat dengan masalah sore hari itu. Tubuhnya yang panas dan lembut meringkuk ke dalam pelukannya hingga tidak bisa dilepaskan. Aliran hangat yang aneh melintas di hatinya. Tangan yang tadinya hendak menepuk punggung Rose pun berhenti di udara, tidak berani menempel.Rose terbatuk hingga wajahnya memerah dan terengah-engah, lalu kembali berbaring
Rose berkata, “Oke, aku akan telepon Sonia. Tapi, sepertinya Sonia nggak begitu ikut campur dalam urusan bisnis Herdian Group. Kamu juga jangan memeluk harapan yang terlalu besar.”Devin segera berkata, “Asalkan dia bisa membantuku untuk bicara dengan Tuan Reza, masalah ini seharusnya bukan masalah.”Sonia adalah istri dari presdir Herdian Group. Seharusnya dia memiliki kekuasaan sekecil itu. Apalagi dari masalah King, Devin dapat melihat bahwa Reza dan Keluarga Herdian sangat peduli terhadap Sonia. Jadi, kedua belah pihak bisa bekerja sama atau tidak, semuanya hanya tergantung ucapan Sonia saja!Rose berkata dengan tersenyum, “Biar aku coba!”Devin berucap dengan gembira “Terima kasih, Rose. Setelah aku berhasil bekerja sama dengan Herdian Group, aku pun bisa santai untuk sementara waktu. Nanti aku akan temani kamu dengan baik.”“Oke!” Rose berkata dengan tersenyum, “Tapi kamu jangan beri dirimu tekanan yang terlalu besar. Kamu bisa melakukannya dengan sangat baik.”“Sekarang aku masi
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem