Sonia merasa tidak masalah untuk tidak mengadakan resepsi pernikahan. Dia dan Reza juga sudah memiliki buku nikah, apalagi mereka juga sudah tinggal bersama. Mereka hanya kurang sebuah formalitas saja. Sementara, Sonia juga tidak peduli dengan hal itu.Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Johan malah minta misi dari aku setelah kalian selesai bertunangan. Jadi, masalah resepsi nggak usah dibahas dulu!”“Apa menjalankan misi ada hubungannya dengan resepsi pernikahan? Kamu bisa suruh Johan untuk jalankan misi sendiri!” balas Frida.Sonia menggeleng, lalu melihat ke sisi jendela. Dia seolah-olah sedang memikirkan sesuatu. “Aku lagi berpikir apa perlu aku membubarkan Aquila?”Beberapa tahun ini, Sonia memang tidak menerima misi lagi, tetapi masih ada banyak orang yang mencarinya. Hingga saat ini, masalah Yirla menghilang dari peredaran juga masih menjadi pembahasan orang-orang.Sekarang Frida dan Johan telah bertunangan. Dia juga berharap Johan bisa melewati hidupnya dengan tenang. Sepertinya
“Nona Kiara!” Ekspresi Jason kelihatan dingin. Dia menyapa Kiara dengan acuh tak acuh, lalu bertanya kepada ibunya, “Ada urusan apa?”“Aku tidak melihatmu dari tadi pagi. Jadi, aku panggil kamu untuk temani aku duduk di sini,” Saskia menunjuk kursi di samping Kiara. “Duduklah! Sudah tinggi, malah berdiri terus. Apa kamu ingin menghalangi sinar matahari?”Kiara pun tersenyum lembut. “Bagus dong biar kita nggak kepanasan.”Saskia pun tersenyum. “Ternyata ada bagusnya juga punya tubuh tinggi.”Jason tidak menghiraukan candaan mereka berdua. Dia duduk di samping ibunya, lalu memalingkan kepalanya melihat beberapa anak kecil di sampingnya. Tiba-tiba dia sangat merindukan Yana.Kiara sering ke klinik perawatan yang biasanya dikunjungi Saskia. Jadi, seiring berjalannya waktu dan juga unsur kesengajaan, hubungannya dengan Saksia menjadi semakin baik saja. Tentu saja Saksia mengerti maksud Kiara. Dia juga berniat untuk menjodohkan kedua anak muda ini.Kiara membuka tasnya, lalu mengeluarkan se
Kelly menemani Yana bermain sejenak, lalu membawanya kembali istirahat di dalam ruangan. Saat melewati koridor, tiba-tiba ada seorang anak berlari dan menabrak Yana. Balon di tangannya pun terbang melayang pergi.Yana sangat menyukai balonnya. Dia pun segera mengejar balon itu.Kelly mengikuti langkah Yana hingga mengejar ke lantai dua. Akhirnya, balon berhasil diambil kembali. Hanya saja, Yana masih tidak ingin pergi. Dia berdiri di depan pagar memainkan pita dan bunga segar di atas sana.Kelly duduk di bangku samping sembari menatap Yana yang sedang bermain. Acara diadakan di lantai bawah dan berlangsung di sore hari. Jadi, saat ini orang-orang sedang duduk santai sembari mengobrol. Ada juga yang pergi ke ruang makan untuk menyantap makanan lezat.Saat ini, ada pelayan datang untuk menyerahkan segelas jus dan segelas susu untuk Kelly. Ada juga camilan yang disukai anak-anak.Yana sedang mencabut kelopak bunga. Dia sedang bermain dengan seru-serunya di depan pagar.Kelly mengirim pesa
Saskia berkata dengan marah, “Apanya tidak serius? Semua hal itu perlu dipikirkan sejak dini. Jangan sampai masalah itu telah terjadi, baru kita putar otak memikirkan cara penyelesaiannya. Pada saat itu, semuanya pun sudah terlambat!”“Jason sudah sering bertemu banyak wanita. Dia juga tidak akan terpesona dengan wanita seperti itu!”“Betul juga!” Saskia mengangguk, lalu bertanya pada Maria, “Johan dan Frida bisa kenal karena dijodohkan, ‘kan?”“Iya!” balas Maria, “Awalnya Johan juga tidak setuju. Kemudian, setelah mereka berhubungan selama beberapa saat, mereka pun memiliki perasaan. Sekarang Johan selalu menjadikan Frida sebagai nomor satu. Aku sebagai ibunya saja sudah turun pangkat.”Semua orang tertawa. Saskia berkata, “Aku rasa perjodohan itu cukup bagus. Setidaknya kita sudah kenal dengan latar belakang keluarga masing-masing. Meski tidak ada perasaan, semuanya juga bukan masalah. Seiring berjalannya waktu, mereka pasti akan punya perasaan!”Maria berkata, “Kalau begitu, aku aka
Begitu melihat Jason, Yana segera berlari ke sisinya dengan gembira.Jason membungkukkan tubuhnya untuk menggendong Yana. Dia langsung tersenyum, lalu mencium kening Yana. “Apa kamu merindukanku?”“Rindu!” Yana kelihatan sangat gembira. Dia memeluk erat leher Yana, tidak bersedia untuk melepaskannya.Saat Kelly melihat ayah dan anak yang saling berpelukan, tiba-tiba dia kepikiran dengan ucapan mereka di lantai atas tadi. Dia tidak menghalangi Jason untuk mendekati Yana, sebab mereka akan segera berpisah.Jason melihat Kelly dengan tatapan tajam. Dia berkata, “Aku baru ketemu Sonia. Aku pun baru tahu ternyata kalian juga datang ke sini. Kamu ngobrol saja dengan Sonia dan yang lain. Biar Yana ikuti aku.”“Jangan! Johan itu adik sepupumu. Hari ini hari pertunangannya. Kamu pasti sangat sibuk. Yana sama aku saja. Dia patuh, kok,” balas Kelly dengan datar.“Semuanya sudah selesai. Pokoknya Yana sama aku!” Nada bicara Jason sangat tegas. Dia langsung menggendong Yana berjalan keluar ruangan.
Yana sedang tidur di atas paha Jason dengan terlelap. Pada sore harinya, saat acara pertunangan akan segera berlangsung, dia juga masih belum bangun. Kelly mengirim beberapa pesan kepada Jason, bertanya di mana mereka. Jason hanya mengatakan Yana sedang tidur saja.Kelly tidak berhasil menemukan mereka. Jadi, dia pun hanya menemani Frida saja.Upacara pertunangan sedang diadakan di taman. Jason yang sedang duduk di depan jendela bisa melihat gambaran itu. Johan dan Frida sedang berjalan dari arah yang berlawanan untuk saling bertemu. Kemudian, Johan menggandeng tangan Frida, berjalan menuruni tangga dengan perlahan. Kelopak bunga ditaburkan ke atas, menciptakan suasana yang indah dan romantis.Tatapan Jason seketika beralih pada sosok Kelly yang sedang berdiri di dalam kerumunan.Sesekali tatapan Kelly melihat ke sisi Frida. Terlihat senyuman hangat terlukis di atas wajah bulat Kelly. Jason terus menatap kedua mata Kelly. Dia sungguh menyukai kedua mata itu.Matahari mulai terbenam. Ac
Jason membalas dengan tenang, “Diberi tahu temanku!”“Oke, Ibu sudah mengingatnya!” balas Saskia, “Kamu cepat pergi sana! Jangan sampai ayahmu kehilangan kesabarannya.”“Baik!” Kemudian, Jason berpesan lagi kepada Yana untuk bermain bersama Nenek sejenak. Dia akan segera kembali untuk menjemput Yana.Yana mengangguk dengan serius. “Aku akan patuh.”Saskia sungguh gembira ketika melihat sosok imut si kecil. “Ayo, biar Nenek bawa kamu makan yang enak-enak. Sehabis makan, Nenek bawa kamu main di taman.”Saskia menggendong Yana ke aula. Para tamu yang sedang berada di dalam aula adalah para ibu-ibu. Sementara, anak muda sedang makan di restoran barat ataupun mengikuti acara api unggun di taman.Begitu Saskia ke dalam aula, para wanita paruh baya langsung berkerumun. “Dari mana asal anak itu?”“Imut sekali, ya! Wajahnya juga cantik!”“Coba lihat matanya, besar sekali. Aku juga suka dengan anak itu!”Perbincangan mereka semua tentang Yana. Yana juga tidak takut, terus memeluk Saskia.Saskia
Saskia menahan tawanya. “Sepertinya … tidak bisa.”“Pasti ibunya nggak ajari dia!” balas Yana dengan kesal.Saskia tertawa terbahak-bahak ketika melihat ulah si kecil.Sekitar setengah jam kemudian, Jason datang untuk mencari Yana. Saskia masih belum puas untuk bermain dengan Yana. “Kamu pergi sibuk sana. Biar Ibu main sebentar lagi sama Yana.”“Sudah malam, sudah saatnya dia pulang.” Jason tersenyum. “Kenapa? Apa Ibu tidak merelakan Yana?”Saskia meliriknya sekilas. “Kalau kamu bisa melahirkan cucu buat Ibu, apa mungkin Ibu malah sayang dengan anak orang lain?”Jason hanya tersenyum dan tidak berbicara. Tiba-tiba Saskia teringat dengan kecurigaannya tadi. Dia pun bertanya dengan suara kecil, “Kamu jujur sama Ibu. Apa Yana itu anak yang kamu di luar sana?”Senyuman di wajah Jason menjadi datar. “Bukan.”Saskia masih belum putus asa. “Kalaupun iya, juga bukan masalah. Apa mungkin Ibu tidak mengakui cucuku? Kamu bisa terus terang sama Ibu. Ibu janji tidak akan marah!”“Bukan! Kalau iya,
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak