Share

Memo Darurat

Auteur: Caramelly
last update Dernière mise à jour: 2025-05-22 13:35:04

Mata Lizbeth terasa panas, dia tahu kalau Lucien akan selalu membelanya. Dia akan tetap berada di sisinya, dan menguatkannya. Lucien tidak pernah goyah untuk tetap di sisinya, mencintainya, menjaganya, melindunginya.

Namun, perlakuan Lucien rupanya sedikit membebani hati dan pikirannya. Lizbeth tidak ingin karena mencintainya, pria itu mengalami banyak kerugian. Lizbeth tidak ingin menjadi beban hidupnya.

***

Di hari yang berbeda, suasana kantor mendadak begitu sunyi, tapi bukan karena tidak ada aktivitas. Justru sebaliknya. Banyak mata mengawasi, berbisik, dan menatap tajam ke arah Lizbeth saat ia melangkah masuk. Langkah kakinya tenang, namun ada getaran samar di ujung bibirnya. Dia tahu. Semua orang sudah tahu. Tentang insiden tamparan itu. Tentang dirinya yang ‘hilang kendali’. Dan tentang siapa yang ia tampar—seorang staf senior yang dikenal dekat dengan manajemen.

Isu sudah berkembang ke mana-mana. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Lizbeth memang sejak awal tidak pantas bekerja d
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Restu Victoria

    Lizbeth mengangkat wajahnya saat mendengar suara langkah kaki yang sudah sangat ia kenal, pelan dan hampir tidak terdengar menyusuri lorong villa. Lucien akhirnya kembali.Lizbeth menarik Edwina ke sofa yang ada di dapur.“Lucien,” ucapnya pelan.Lucien muncul dari balik pintu, dan langsung menghampiri mereka. Pandangannya pertama kali tertuju pada Lizbeth yang duduk di sofa, lalu berpindah kepada Edwina yang memeluk bantal dengan mata sembab.“Ada apa?” tanyanya pelan, namun dengan nada sedikit tegas.Lizbeth tersenyum tipis. “Kami hanya berbicara dari hati ke hati. Tidak ada yang serius.”Lucien mengerutkan dahi. Ia menatap Edwina sejenak, namun adiknya itu hanya tersenyum kecil lalu berdiri.“Aku akan menyiapkan teh. Kalian pasti ingin bicara berdua,” ucap Edwina sebelum berlalu.Lucien duduk di sebelah Lizbeth dan langsung meraih tangannya. Ia menggenggamnya erat.“Kamu pucat,” bisiknya khawatir. “Apa kamu mual lagi?”Lizbeth mengangguk pelan. “Tapi sudah jauh lebih baik. Edwina m

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Menjaga Lizbeth

    Lizbeth menatap suaminya. “Ada Edwina, di sini, jadi kamu tidak perlu khawatir lagi.”Lucien mengecup kening Lizbeth dan kembali mengecup bibirnya.”Hubungi aku kalau ada apa-apa.”Edwina tertegun, dia tidak pernah melihat kakaknya protektif itu kepada keluarganya. Namun, berbeda pada Lizbeth, istrinya. Lucien pergi, ia sempat menoleh kepada Edwina sesaat. Dan mobilnya meninggalkan villa, Edwina tersenyum tipis kepada Lizbeth.Edwina mengamati wajah Lizbeth yang pucat. Sorot mata kakak iparnya yang membuatnya merasa khawatir. Lizbeth memang selalu bisa menyembunyikan perasaannya, namun tidak dari gadis yang sudah lama hidup dalam tekanan seperti Edwina.“Kak, wajahmu pucat. Apa kamu sedang sakit?” tanya Edwina.“Tidak, aku hanya sedikit kelelahan saja.”Namun, Edwina tidak bisa mempercayainya begitu saja.“Kak, kamu benar-benar baik-baik saja?” tanya Edwina pelan, sambil membawakan sebotol air putih dan sapu tangan bersih miliknya.Lizbeth tersenyum lemah, ia menggeleng pelan dan mena

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   PENGUMUMAN PENTING

    Mohon maaf sebelumnya, dalam seminggu terakhir ini updatenya malam. Atau bahkan sedikit. Bukan apa-apa, tetapi saat ini saya sedang sakit. Dan membutuhkan istirahat yang cukup. Hari ini saya kembali lagi bertemu dengan Dokter untuk pemeriksaan lanjutan. Dengan besar hati saya mohon kalian bersabar. Jangan mengeluh kalau bab nya sedikit, dengan kondisi saya yang harusnya istirahat. Saya sebisa mungkin buat update bab untuk kalian walaupun sedikit. Saat saya sudah pulih dan sehat kembali. Saya pasti update di jam awal lagi. Dan insyallah akan memberikan bab terbaik. Jadi, saya mohon dukungannya dan do'akan saya agar segera sehat kembali. Sehingga bisa memberikan karya terbaik. Terima kasih. Kalian di sana selalu jaga kesehatan. 🍓❤❤

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Merebut Posisi Lucien

    Cameron terkejut mendengar pertanyaan istrinya dan ia tahu arah pertanyaan Victoria kemana. Cameron tersenyum tipis seraya meraih tangan Victoria. “Bukan waktu yang tepat untuk membahas ini. ““Kau hanya perlu menjawabnya. Apa itu terlalu sulit?” tanya Victoria. Cameron menggeleng pelan. “Aku tidak tahu kabar mereka. Aku tidak pernah berhubungan dengan mereka. Mereka juga menolak uang dariku.”Victoria tersenyum miring. “Aneh sekali. Aku tidak percaya dia memutuskan hubungan begitu saja.”“Apa yang kamu pikirkan? Kamu pikir dia akan merebut posisi Lucien?” terus terang Cameron. Victoria memejamkan matanya. Dia tidak ingin berdebat di tengah kondisi yang seperti ini. Cameron menatap istrinya yang sudah tertidur. Cameron diam memikirkan anak di luar sana. Yang memang sejak awal tidak boleh dimasukkan ke dalam keluarga Kingsley oleh Keegan di masa lalu. ***Pagi hari udara di villa terasa sejuk, langit tampak cerah. Lizbeth berharap akan turun hujan lagi. Hujan membuatnya tidur nye

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Masa Lalu yang Mengusik

    Victoria terdiam, ujung jarinya memegang pegangan kursi roda perlahan.Sorot matanya menatap keluar jendela yang terbuka, melihat langit yang cukup cerah. Namun, tidak dengan hatinya yang mendadak mendung.“Aku tahu, cepat atau lambat, kalian pasti akan mendengar mengenai hal ini.”Edwina tidak menjawab. Ia tetap berjongkok di sana, menatap ibunya penuh harap, tetapi juga waspada.“Dulu ... sebelum pernikahan kami, ayahmu pernah mencintai perempuan lain, namun cintanya kandas. Dan bertepuk sebelah tangan. Setelah menikah, dan kehilangan perempuan yang dicintainya. Setelah itu, ia juga pernah dekat dengan wanita lain, bisa dikatakan pelarian. Mereka bersama, tetapi tidak menikah. Aku pikir hubungan mereka tidak berarti apa-apa. Tapi ternyata wanita itu mengandung anak Cameron.”Edwina mengernyit. “Jadi... Daddy tahu?”Victoria mengangguk pelan. “Ya. Tapi dia tidak pernah mengakui anak itu secara resmi. Wanita itu menolak, dan pergi begitu saja. Tidak mau berurusan dengan keluarga ini.”

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Mendengar Rumor

    Lizbeth mempertimbangkan ajakan Lucien. Dia mengangguk pelan.“Kenapa tidak. Di manapun sama saja,” jawab Lizbeth tersenyum kepada Lucien.Lizbeth duduk di window seat, angin berhembus kencang menyapu rambutnya tergerai. Bercampur dengan aroma harum bunga-bunga di taman. Jendela bergaya Prancis itu terbuka lebar memperlihatkan keindahan sekitar.Meskipun jarang sekali ditempati. Namun, villa ini terawat dengan sempurna.“Lucien, jika hari-hari kita tenang seperti ini akan lebih menyenangkan. Dan harus aku akui, perusahaan tidak cocok denganku.”Mendengar itu Lucien terkejut. Ia duduk di sebelah Lizbeth menatapnya lembut.“Apa maksud ucapanmu?”“Aku ingin bekerja di belakang layar. Lagipula kita sudah menikah, apa lagi yang harus diperebutkan. Sebentar lagi kita akan memiliki anak. Uangku memang uangku, asetku memang asetku. Tidak akan ada yang berubah.”Lucien meraih tangan Lizbeth menatap matanya. “Apa kamu tidak takut aku mengkhianatimu?” Lucien menatapnya tajam.Lizbeth tersenyum m

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status