Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO

Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO

last updateLast Updated : 2025-09-25
By:  CaramellyCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
7 ratings. 7 reviews
256Chapters
64.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Satu hari sebelum pernikahan, Lizbeth menemukan calon suaminya berhubungan badan dengan kakaknya sendiri karena Lizbeth tidak menarik dan terkesan cupu, berbeda dengan kakaknya. Malam itu juga, Lizbeth bertekad membuktikan bahwa ucapan itu salah dengan tidur bersama pria asing yang baru saja ditemuinya. Ia tidak tahu bahwa pria tersebut adalah pria paling berkuasa yang tidak akan melepaskannya! Follow IG Otor :Caramelly_lp

View More

Chapter 1

Malam yang Membara

“Puaskan aku malam ini.”

Bisikan sensual itu meluncur dari bibir Lizbeth sebelum kemudian ia dibungkam oleh pria di hadapannya dalam sebuah ciuman panas. Tangan kokoh pria itu menariknya mendekat, lalu menyentuhnya.

Setiap jejaknya terasa membakar tubuh Lizbeth, apalagi saat jemari pria tersebut menyusuri bagian dalam gaun merah yang dikenakan Lizbeth. Menyentuh area yang belum pernah disentuh siapa pun sebelumnya.

“Uhh–” Lizbeth meloloskan suara kecil yang membuat gerakan pria itu makin intens, menghapus semua keraguan, menggantinya dengan gejolak hasrat yang tak tertahankan.

Membuat Lizbeth melupakan alasan utama yang membuatnya berada dalam situasi ini.

“Aku pasti akan memuaskanmu,” ucap sosok itu seraya membelai wajah Lizbeth dengan lembut.

Pakaian mereka satu per satu jatuh ke lantai, meninggalkan tubuh yang saling bersentuhan tanpa jarak. Lizbeth memeluk pria itu erat, membalas setiap sentuhan dan ciuman dengan penuh semangat. Semakin lama, semakin dalam Lizbeth menciumnya, ia merasakan semakin tenggorokannya terasa kering, membuatnya semakin tidak bisa berhenti menciumnya.

Napas yang semakin memburu membuat keduanya semakin tidak bisa menahan gejolak di dada. Sentuhan tangannya menyapu punggung halus Lizbeth yang terekspos, menyentuh kulitnya yang halus dan dingin, menciptakan kontras dengan panas yang membara di antara mereka.

Kelopak mata Lizbeth bergetar, saat sesuatu yang hangat baru saja menyapu dadanya. Rasanya hangat dan terasa panas, membuatnya tubuhnya bergetar dan membuat pusarnya terasa merinding.

Aku akan membuatmu tak melupakan malam ini,” bisiknya seraya membelai pipi Lizbeth.

“Cium aku,” ucap Lizbeth parau.

Tanpa ragu, pria itu mencium bibirnya lagi. Ia mengangkat tubuh Lizbeth dan membawanya ke tempat tidur, tanpa melepas ciuman yang semakin menggila. Ketika punggungnya menyentuh kasur, Lizbeth menarik leher pria itu.

“Cepat, lakukan!” titahnya.

Senyum tipis terukir di wajah pria itu. “Aku tidak akan menahan diri.”

Pria itu mencium lembut bibir Lizbeth, leher, dan dadanya. Lalu turun ke bawah, hingga menyapu hangat tubuhnya hingga ke bawah kakinya.

“Aaah!” rintih Lizbeth seraya menutup mulutnya. Saat sesuatu yang hangat terasa bermain di bawah sana.

Bukan lagi percikan api, Lizbeth merasa tubuhnya sudah terbakar. Sampai tidak bisa mengontrol rintihan yang keluar dari mulutnya. Tangannya mulai meremas seprai dan rambut pria tampan itu.

Malam itu, mereka terbakar dalam gairah. Lizbeth melenguh, mengerang, dan menangis dalam kenikmatan. Melupakan sepenuhnya pengkhianatan calon suami yang seharusnya menikahinya esok pagi. 

***

Lizbeth terbangun dengan tubuh yang masih terasa lelah. Sakit di beberapa bagian membuatnya sadar bahwa semua yang terjadi semalam bukan mimpi. Ia menatap tubuhnya yang penuh bekas kemerahan.

Ia duduk, lalu melirik ke samping. Pria itu masih tertidur lelap. Dengan perlahan dan hati-hati, ia turun dari ranjang, memungut pakaiannya satu per satu, lalu berpakaian secepat mungkin.

“Aku benar-benar melakukannya…” batin Lizbeth.

Ia tidak menyangka bahwa dirinya akan bertindak impulsif. Tidur dengan pria asing yang ia temui di bar semalam.

Lizbeth ingat. Semalam, ia ingin melampiaskan kesedihan dan rasa kecewanya. Wanita itu memulai dengan menjual cincin pertunangannya. Benda itu dihargai cukup mahal karena memakai berlian–sesuatu yang dulunya membuat Lizbeth berpikir bahwa calon suaminya benar-benar mencintainya.

Namun, rupanya tidak. Pria itu bahkan membawa kakak Lizbeth untuk melakukan hal panas di ranjang pengantin yang seharusnya Lizbeth dan kekasihnya gunakan.

Setelah menjual benda itu, Lizbeth membeli baju mahal untuk ia pakai ke klub, lalu ke salon untuk perawatan diri. Ia menanggalkan kacamata bergagang tebal yang ia kenakan sehari-hari, rambutnya ia geraikan, lalu ditata sedemikian rupa hingga mampu membuat para pria tergoda. Wajahnya dirias dengan apik, membuat Lizbeth yang biasanya tampil polos, terlihat cantik.

Hilang sudah wajah cupu dan penampilannya yang dikatai membosankan oleh mantan kekasihnya itu.

Kala itu, Lizbeth ingin bersenang-senang–sekaligus membuktikan bahwa ia juga bisa melakukan apa pun, seperti sang kakak. 

Tapi sekarang ia harus pergi. Lizbeth sudah mendapatkan apa yang ia inginkan.

Wanita itu kemudian mengecek dompetnya dan meninggalkan segepok uang yang tersisa di dompetnya–uang sisa penjualan cincin berlian itu.

Setelahnya, gadis itu pergi.

Satu jam sejak kepergian Lizbeth, pria asing itu bangun. Ia mengangkat selimut dan melihat sisi ranjang yang kosong. 

Sosok itu mengernyit. “Di mana dia?” gumamnya.

Tatapannya jatuh pada segepok uang di atas nakas, dengan secarik kertas di atasnya.

Ia meraih secarik kertas itu dan membaca pesan singkat dari Lizbeth. 

[Aku puas!]

Sepasang mata sosok itu tercengang, lalu sedetik berikutnya, ia tertawa pelan dengan suara rendah.

Lucien Cassian Kingsley, salah satu konglomerat muda paling berkuasa di negara ini, merasa terhina.

Bisa-bisanya gadis itu memperlakukannya seperti gigolo!

Dan lagi–Lucien melirik ke tumpukan uang di meja–apakah pelayanannya semalam hanya dihargai semurah itu?

Lucien mengisar hanya ada sekitar lima juta di atas meja.

Pria itu meremas kertas yang ditinggalkan Lizbeth dengan geram. Di saat yang sama, ia menitahkan pada asistennya yang baru saja masuk, “Cari dia. Aku ingin tahu siapa dia.”

Kilian, sang asisten, mengangguk. “Akan saya kerahkan tim untuk melacaknya. Tapi … bagaimana jika gadis itu membocorkan pada media?”

Lucien menatap tajam. “Tugaskan seseorang untuk mengawasinya. Tapi, jangan sakiti dia.”

Lucien meninggalkan kamar hotel, masuk ke dalam mobil mewahnya. Ia menyandarkan tubuh ke kursi kulit mobilnya. Wajahnya tak menunjukkan marah, tapi ada sesuatu yang lebih berbahaya dari amarah.

Rasa kepemilikan.

“Setelah semalam, jangan harap kamu bisa melarikan diri dariku, Nona.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Seo Hyunjin
alurnyaa menarikkk
2025-09-01 10:25:15
0
user avatar
yoenyoen
seru dan menarik
2025-08-24 23:58:17
0
user avatar
Tina9088 martinah
berapa bab semuanya..
2025-08-03 01:13:19
0
user avatar
Seo Hyunjin
alurnya kerenn......
2025-07-26 11:57:11
0
user avatar
Wita W
ceritanya baguuus, sukaa sukaa...️
2025-07-02 17:28:16
0
user avatar
Alika
KerenNN crtanya, saya suka alurnya
2025-06-05 14:11:39
0
user avatar
Manila Z
Semangat, lanjut ceritanya Kak.
2025-05-03 18:54:44
0
256 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status