Home / Romansa / Jejak Cinta dari Berlin ke Christchurch / Malam di Christchurch Night Market

Share

Malam di Christchurch Night Market

Author: Myana
last update Last Updated: 2025-09-13 10:10:32

Malam itu Nadya sedang sibuk mengetik di laptop nya, saat mendengar ketukan pintu di kamar kost nya, ia langsung membuka pintu dan Ailin teman satu kost nya itu berdiri sambil tersenyum, gadis itu langsung masuk ke dalam dan mengajak Nadya untuk keluar.

“Nad baru jam tujuh nih, kita keluar yuk ke festival market sekalian cari makanan gue laper nih belum makan. ajak Ailin membuka percakapan. Tanpa berpikir panjang Nadya mengiyakan ajakan Aileen karena memang diri nya juga belum makan.

“Kita kesana nya naik mobil lu kan? tanya Nadya sambil mengenakan sweaternya.

“Naik mobil Albert aja, gue baru jadian sama dia tiga hari yang lalu” Aileen tersenyum malu.

“Whaaat? udah jadian aja lu pada, cepet juga. gua kirain baru PDKT aja”

“Kan Sat set Nad, soal nya Albert sebentar lagi mau lulus” Ucap ailieen masih tersenyum malu.

Albert mahasiswa S2 dan juga merupakan chindo, ayah nya tidak kalah kaya dengan ayah Ailin. Mereka sama- sama baik, sangat cocok pikir Nadya.

“Congrats ya, lu berdua cocok banget semoga langgeng deh”.

“thank you” jawab Ailin tersipu malu.

Nadya dan Ailin menunggu di depan kost mereka, tak lama mobil Albert pun datang, ia pun langsung turun dari mobil dan menghampiri Ailien serta Nadya.

“Hai Nad gimana kabar nya? Udah lama gak ketemu”

“So far so good” ucap nadya. 

Mereka pun langsung masuk kedalam mobil Albert. Ailien duduk di bangku depan dengan Albert, sedangkan Nadya duduk di bangku belakang.

“Cie yang baru jadian, mau traktir gua atau gimana nih? “Tanya nadya membuka percakapan saat di dalam mobil.

“Boleh boleh, lu boleh beli apa aja yang lu mau tar gue bayarin” balas Albert.

“Ehh gua cuma becanda loh”

“Halah gaya lu pake malu malu segala, dia mah kecil kecil makan nya banyak, hati hati bisa bokek kamu yang kalau traktir dia” ucap Ailin sambil cekikikan.

“Lu ya lin, bener bener temen gak ada akhlak bongkar bongkar rahasia gua” Tawa Nadya

“It's Ok yang sekali sekali gak apa apa lah” ujar Albert pada Ailin.

Sepuluh menit kemudian, mereka tiba di festival market, cukup banyak pengunjung yang datang untuk membeli street food dari berbagai negara dan menikmati live performance yang ada. Festival di penuhi oleh penjual yang menjajakan makanan, sayuran, buah- buahan serta pernak pernik.

Aroma makanan dari berbagai penjuru dunia menggoda dari kejauhan, mulai dari harum sate ayam bergaya Asia Tenggara, sizzling BBQ khas Kiwi, hingga roti pipih dan rempah-rempah Timur Tengah. Di setiap sudut, terdengar dentingan alat masak, tawa anak-anak, dan obrolan hangat bercampur dalam satu simfoni kehidupan malam yang hidup dan bersahabat.

Pengunjung datang dari berbagai latar belakang turis, keluarga lokal, pelajar internasional semua menyatu dalam suasana yang inklusif dan hangat.

Anak-anak berlarian sambil menikmati es krim, sementara orang dewasa duduk santai di kursi kayu, menyesap wine lokal atau kopi hangat, menyaksikan pertunjukan tari Māori atau fire dancing yang membara di tengah kerumunan.

“Nad lu mau makan apa?” Tanya aileen.

“Belum tau gua, yuk kita lihat- lihat dulu aja”

Mereka berjalan sambil melihat- lihat makanan yang akan mereka beli. Setelah sempat berkeliling ke beberapa stand makanan.

 “Leen kaya nya gua mau makan sushi aja deh, udah malem gua gak mau terlalu kenyang.

“Ya udah gua dan albert kan udah beli kebab on chips, kita tunggu lu di dekat danau itu ya”.

“Ok”  balas Nadya.

Nadya pun langsung pergi ke stand Japanese food, ada beberapa customer yang sedang membeli makanan, selain sushi ada beberapa menu Japanese food yang lain seperti Takoyaki, chicken ramen, udon, onigiri dan okonomiyaki. Saat sedang menunggu tiba tiba ada seorang pria yang menepuk pundak nya, Nadya pun menoleh kebelakang.

“Sam “

“Nadya kamu sendirian di sini?”

“Oh gak ko, aku ke sini sama teman- teman ku, tapi sekarang aku mau beli sushi dulu”

“Oh ya ini sepupu ku” Sam menunjukan jempol nya ke arah laki-laki yang ada di sebelahnya.

“Hi aku Mathew, kamu bisa panggil aku Mat” ujar Mat sambil mengulurkan tangan nya.

“Hi aku Nadya” ujar Nadya sambil tersenyum ramah.

“Oh ya Nadya ini berasal dari Indonesia, dia mahasiswa S2 di University of Canterbury dan dia juga bekerja di motel kami”. Sam menjelaskan.

“Wow next time aku pasti akan sering- sering ke motel uncle Charlie” ujar Math terus terang.

Nadya yang tidak begitu paham maksud Mat hanya tersenyum tipis.

“She is so cute” bisik Mat di telinga Sam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jejak Cinta dari Berlin ke Christchurch   Hidup Yang Lengkap

    Sam berjalan cepat mengikuti perawat menuju ruang perawatan. Jantungnya berdegup kencang, rasa lega bercampur haru membuat langkahnya sedikit gemetar. Begitu pintu kamar dibuka, pandangannya langsung tertuju pada sosok Nadya yang menggendong seorang bayi mungil yang terbungkus selimut putih.Wajah Nadya lelah namun penuh senyum. Sam menghampiri Nadya, Charlie mengikuti dari belakang. Sam duduk di samping ranjang, tangannya mengelus wajah Nadya. Sementara Charlie berdiri di samping ranjang.“Are you ok Nad? “ ucap Sam lembut“Yes I’m ok” Nadya tersenyum lemah.“Terima kasih, sayang…” ucap Sam dengan suara bergetar. “Kamu luar biasa.”Nadya menoleh, menatap Sam dengan mata yang lelah namun penuh cinta. “Dia sehat, Sam… anak kita.” Suaranya pelan, hampir berbisik.Charlie tak kuasa menahan senyum lebarnya, Matanya terfokus pada cucu pertamanya yang mungil itu. Ia menunduk sedikit, lalu menyentuh lembut kepala sang bayi.“Selamat datang ke dunia, Nak…” katanya lirih, penuh haru. “Kamu mem

  • Jejak Cinta dari Berlin ke Christchurch   Detik-detik Menjadi Ayah

    Malam itu Nadya merasakan sakit di bagian perutnya, awalnya ia berusaha untuk menahan rasa sakit tersebut, menurut perhitungan dokter kandungannya tiga minggu lagi dia baru akan melahirkan. Tapi kenapa lama- lama rasa sakit itu semakin intens, keringat di dahinya mulai bermunculan. Nadya memegang tangan Sam yang melingkar di perutnya, ia pun langsung membangunkan Sam dari tidurnya.“Sam… bangun. Tolong sepertinya aku akan melahirkan “ ucap Nadya sambil memegang bahu Sam.Sam terbangun, ia tidak berkata apa- apa, tapi sekilas ia melihat Nadya dan mendapati wajah Nadya yang begitu pucat, bulir keringat yang mulai berjatuhan dari dahinya serta wajahnya seperti menahan rasa sakit. Sam langsung bergerak cepat, ia membawa tas perlengkapan melahirkan yang memang sudah ia siapkan beberapa hari sebelumnya.Sam membantu Nadya berjalan ke luar rumah. Tubuh Nadya sedikit gemetar, langkahnya pelan, sementara Sam dengan sigap menopang pundaknya agar tetap kuat berjalan keluar rumah. Saat sudah di

  • Jejak Cinta dari Berlin ke Christchurch   Jejak Cinta di Pantai Senggigi

    Sore itu, langit Senggigi mulai berwarna jingga keemasan. Ombak kecil berkejaran menuju bibir pantai, membasahi pasir yang lembut di bawah kaki Mat dan Aileen. Mereka berjalan berdampingan, kadang tertawa kecil, kadang terdiam menikmati suara laut yang menenangkan. Angin membawa aroma asin laut bercampur harum bunga dari resort tempat mereka menginap.“Indah sekali ya,” ucap Aileen pelan sambil menoleh pada Mat. Senyum lembutnya membuat hati Mat terasa penuh.“Indah,” jawab Mat sambil menggenggam tangan istrinya, “tapi tetap kalah indah dibanding kamu.”“Halah gombal”Aileen sengaja memalingkan wajahnya, agar Mat tak melihat wajahnya yang memerah karena malu. Langkahnya panjang meninggalkan Mat lebih dulu.Mat tersenyum tipis “Hai I'm serious Leen” ia mengejar Aileen, kemudian menaruh sebelah tangannya di bahu Aileen dan mencium pipi istrinya gemas. Aileen terkekeh, pura-pura menggeleng, namun pipinya bersemu merah. Mereka terus melangkah, meninggalkan jejak kaki yang perlahan terhapus

  • Jejak Cinta dari Berlin ke Christchurch   Malam Pertama dan perpisahan di Pagi Hari

    Malam itu cuaca Jakarta terasa panas, Aileen duduk di tepi ranjang sambil bermain game roblox kesukaannya, sementara Mat baru saja keluar dari kamar mandi, ia hanya mengenakan handuk putih di pinggangnya, memperlihatkan bahu nya yang lebar dan berotot, rambutnya masih basah memperlihatkan kesan seksi. Saat Mat keluar, Aileen yang sempat melirik Mat menjadi tersipu malu. Sontak ia memalingkan wajahnya saat mata mereka bertemu, pura-pura bermain game lagi.Mat yang melihat tingkah laku Aileen hanya tersenyum kecil kemudian ia menghampiri Aileen yang masih menatap layar handphonenya. Mat duduk di sebelah Aileen dan mengambil handphone Aileen.“ihhh apaan sih kamu Mat, ganggu kesenangan orang aja” Aileen berusaha mengambil kembali handphonenya yang Mat pegang. Tapi hal itu malah membuat Aileen malah memegang dada Mat yang bidang, sontak ia melepaskan tangannya dan memalingkan wajahnya karena kini wajahnya sudah memerah, degup jantungnya berdegup tak karuan.Mat tersenyum tipis “kenapa… k

  • Jejak Cinta dari Berlin ke Christchurch   Hari Pernikahan Aileen dan Doa di Pusara

    Tiga bulan kemudian, Jakarta menyambut hari bahagia Aileen dan Mat. Setelah melalui perjalanan cinta yang singkat namun penuh keyakinan, keduanya akhirnya mengikat janji suci dalam sebuah pernikahan sederhana namun hangat di sebuah gedung pernikahan yang elegan. Senyum Aileen begitu cerah, gaun putihnya memantulkan cahaya lampu kristal di langit-langit ruangan, sementara Mat berdiri gagah di sampingnya dengan wajah penuh kebahagiaan.Sam, Nadya dan Charlie datang dari New Zealand untuk menghadiri hari istimewa itu. Mereka duduk di barisan tamu keluarga, menyaksikan bagaimana Aileen yang tampak begitu mantap menggenggam tangan pria yang dipilih hatinya. Nadya bahkan sempat meneteskan air mata haru ketika prosesi ijab kabul berlangsung, mengingat betapa cepat waktu berlalu sejak pertama kali ia mengenal Aileen dan kini melihatnya menemukan pasangan hidup.Saat tiba waktunya para tamu undangan di perbolehkan untuk bersalaman dengan pengantin, Nadya di dampingi Sam melangkah menuju pelami

  • Jejak Cinta dari Berlin ke Christchurch   Keyakinan Yang Tumbuh Perlahan

    Sore itu, mobil Mat terparkir di tepi jalan yang cukup sepi. Dari jendela, cahaya matahari keemasan menyusup masuk, memantul di wajah Aileen yang tengah menatap Mat sambil terdiam. Mat menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri membuka percakapan yang sejak tadi berputar di kepalanya.“Aileen,” ucapnya pelan, membuat gadis itu menatapnya lekat. Tatapan Mat begitu serius, berbeda dari biasanya yang selalu santai dan penuh canda. “Aku ingin kamu tahu… kalau aku tidak ingin main-main dengan hubungan kita. Semakin banyak waktu yang aku habiskan bersamamu, aku semakin yakin kalau aku ingin serius.”Ia berhenti sejenak, menatap Aileen dengan mata yang tulus.“Untuk sekarang, aku ingin lebih mengenal kamu, lebih dalam lagi. Aku ingin tahu apa yang membuatmu bahagia, apa yang membuatmu sedih. Aku ingin kita sama-sama belajar. Dan kalau memang kita cocok… aku berharap suatu hari nanti, aku bisa menikah denganmu.”Suasana hening sejenak, hanya terdengar suara kendaraan yang lewat dari ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status