Share

Menggeledah Kamar

Author: Calibrie
last update Last Updated: 2025-07-25 23:39:41

Duniaku seolah berhenti berputar. Udara di sekitarku terasa menipis. Kata-kata itu, keluar begitu saja dari bibir Wulan, menghantamku telak. Aku menatapnya, mencari jejak candaan di matanya, tapi yang kutemukan hanyalah keseriusan yang mengerikan.

“Aku… aku ingin balas dendam, Aryo,” Wulan berbisik lagi, suaranya terdengar getir namun penuh tekad. “Aku ingin merasakan tubuh lelaki lain. Aku ingin dia tahu rasanya.”

Darahku berdesir panas, bukan karena gairah, melainkan karena kemarahan dan jijik. Bagaimana bisa dia menawarkan hal serendah ini? Di tengah semua kekacauan yang kurasakan, di tengah kehancuran rumah tanggaku, dia justru memanfaatkannya untuk kepuasan pribadinya.

“Wulan, apa-apaan ini?!” desisku, berusaha menahan suaraku agar tidak menarik perhatian.

Wulan mengangkat bahu, acuh tak acuh. “Ya, itu syaratnya. Kamu butuh bukti, kan? Aku punya. Tapi aku juga butuh sesuatu.”

Aku bangkit dari kursi, tak sanggup lagi duduk di sana. Perasaanku campur aduk: marah, jijik, frustrasi,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Fakta Mengejutkan Lainnya

    Pikiranku benar-benar kacau. Sepanjang pagi di kantor, aku hanya bisa menatap layar monitor tanpa benar-benar mencerna apa pun. Kata-kata Wulan, gambar Dinda yang ceria di CCTV, dan tanda merah samar di lehernya, semua berputar-putar di kepalaku bagai gasing. Aku sungguh dimakan oleh pikiran negatifku sendiri.Ada beberapa tahapan yang harus kulalui. Pertama, aku harus mendapatkan bukti kuat dan tak terbantahkan. CCTV, penyadap suara, mungkin juga dari Wulan jika terpaksa. Dan setelahnya, jika bukti itu sudah di tangan, aku akan menceraikan istriku.Terdengar mudah diucapkan, tapi memikirkan prosesnya saja sudah membuat dadaku sesak. Dan sebelum itu, sebelum semuanya berakhir, sebuah bisikan jahat terus menggoda: aku juga tergoda untuk membalas sakit hati itu dengan berselingkuh juga. Seperti yang Wulan katakan, perselingkuhan dibalas perselingkuhan. Apakah itu adil? Apakah itu akan mengurangi rasa sakitku? Aku tak tahu, tapi godaan itu terus-menerus merayap.Semua pemikiran yang sali

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Selingkuh Dibalas Selingkuh?

    Pagi itu, suasana di meja makan terasa aneh; seperti ada selaput tipis yang memisahkan kami berdua meski duduk berhadapan. Sinar matahari pagi menyusup melalui tirai berwarna krem, menerangi wajah Dinda yang tampak lebih bercahaya dari biasanya.Aku dan Dinda sarapan seperti biasa, tawa dan obrolan kecil mengisi keheningan. Sendok bersentuhan dengan piring keramik putih, bunyi gemerisik koran yang sesekali kubalik, dan aroma kopi yang menguar dari cangkir favoritku. Semuanya terasa begitu normal, begitu biasa.Namun, di balik senyumku yang kuupayakan tampak natural, ada ketegangan yang menyesakkan, seperti tali yang ditarik terlalu kencang dan siap putus kapan saja. Setiap gigitan roti bakar terasa seperti mengunyah kardus. Ini adalah awal dari sandiwara yang sudah kurencanakan sejak semalam, ketika aku berbaring terjaga di tempat tidur, menatap langit-langit kamar yang gelap."Kamu baik-baik saja, Sayang? Kelihatannya agak pucat," tanya Dinda sambil menyendokkan selai strawberry ke r

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Jejak Merah Di Leher Istriku

    Pukul empat sore, jarum pendek jam dinding kantorku yang berwarna cokelat tua seolah bergerak dalam sirup kental. Detik berganti dengan lambatnya, setiap tik-tok terasa seperti pukulan palu kecil di pelipisku. Berkas dokumen laporan keuangan yang biasanya bisa kuselesaikan dalam sejam, kini tergeletak begitu saja di meja kerjaku. Huruf-huruf di layar komputer tampak buram, tidak fokus. Mataku terus melirik ke ponsel yang tergeletak di samping keyboard, layarnya yang gelap seperti menggodaku untuk segera dibuka.Pikiranku terus melayang ke rumah, ke empat kamera CCTV berteknologi tinggi yang baru saja kupasang kemarin malam dengan susah payah. Kamera-kamera kecil berwarna putih itu kini tersembunyi di sudut-sudut strategis rumah: ruang tamu, dapur, kamar tidur, dan lorong. Rasa penasaran yang mencekam bercampur dengan kegugupan yang membuatkan dadaku terasa sesak. Keringat dingin mulai membasahi telapak tanganku meski AC kantor menyala penuh.Dengan tangan yang sedikit gemetar, aku mem

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Solusi Dari Andri

    Waktu terus merayap. Pukul tujuh malam, tapi Dinda tak kunjung pulang. Rumah terasa sunyi dan dingin, padahal biasanya, di jam seperti ini, tawa Dinda atau aroma masakannya sudah memenuhi seisi ruangan. Keresahanku semakin menjadi, menggerogoti setiap inci ketenanganku yang tersisa. Aku mondar-mandir di ruang tamu, sesekali melirik pintu depan, berharap mobil Dinda segera muncul. Aku sudah sangat yakin dia selingkuh, dan setiap menit penantian ini terasa seperti siksaan.Lalu, ponselku berdering. Nama Dinda lagi. Jantungku berpacu. Aku mengangkatnya dengan napas tertahan.“Sayang, maaf banget, ya. Sepertinya aku nggak bisa pulang malam ini,” suara Dinda terdengar dari seberang, ada nada lelah tapi juga sedikit panik. “Aku harus tugas ke luar kota sama timku.”Kepalaku langsung pening. Rasanya seperti dihantam godam. Keluar kota? Malam-malam begini? Tanpa memberitahuku sebelumnya? Kecurigaanku yang tadinya mengeras, kini berubah menjadi keyakinan absolut. Ini pasti ulahnya. Dia ingin b

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Menggeledah Kamar

    Duniaku seolah berhenti berputar. Udara di sekitarku terasa menipis. Kata-kata itu, keluar begitu saja dari bibir Wulan, menghantamku telak. Aku menatapnya, mencari jejak candaan di matanya, tapi yang kutemukan hanyalah keseriusan yang mengerikan.“Aku… aku ingin balas dendam, Aryo,” Wulan berbisik lagi, suaranya terdengar getir namun penuh tekad. “Aku ingin merasakan tubuh lelaki lain. Aku ingin dia tahu rasanya.”Darahku berdesir panas, bukan karena gairah, melainkan karena kemarahan dan jijik. Bagaimana bisa dia menawarkan hal serendah ini? Di tengah semua kekacauan yang kurasakan, di tengah kehancuran rumah tanggaku, dia justru memanfaatkannya untuk kepuasan pribadinya.“Wulan, apa-apaan ini?!” desisku, berusaha menahan suaraku agar tidak menarik perhatian.Wulan mengangkat bahu, acuh tak acuh. “Ya, itu syaratnya. Kamu butuh bukti, kan? Aku punya. Tapi aku juga butuh sesuatu.”Aku bangkit dari kursi, tak sanggup lagi duduk di sana. Perasaanku campur aduk: marah, jijik, frustrasi,

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Ajakan Check-in

    Jantungku berdebar. Aku sungguh tidak nyaman dan ingin pergi saja dari hadapannya. Tapi di sisi lain, aku butuh informasi darinya. Maka aku harus mencoba untuk sabar.“Memangnya apa yang kamu mau?” tanyaku, mencoba menyembunyikan ketidaksabaranku.Wulan masih bermain-main dengan ekspresi wajahnya. Ia menatapku dengan sedemikian rupa, lalu tersenyum genit.“Temenin aku makan siang. Kamu yang traktir.” jawabnya enteng, sambil berjalan kembali ke kursinya. “Aku malas kalau makan sendirian.”Seketika aku merasa lega. Hanya mentraktir makan siang; aku masih bisa melakukannya. Ya tapi memang ada rasa jengkel. Dia tahu aku sedang gelisah, tapi justru mempermainkanku. Namun, aku tak punya pilihan. Informasi ini terlalu penting. Aku harus tahu."Baiklah," jawabku singkat, berusaha mengendalikan emosiku. "Jam berapa?""Sebentar lagi. Aku beres-beres dulu. Kita pakai mobilku aja, ya? Kamu yang nyetir," pintanya.Aku hanya mengangguk kaku.Tak lama kemudian, aku sudah duduk di balik kemudi mobil

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status