Share

Jerat Ambisi Cinta sang Dokter
Jerat Ambisi Cinta sang Dokter
Penulis: Selfie Hurtness

BAB 1

Clara tengah melangkah menuju OK ketika dering ponsel menyapanya. Ia merogoh saku snelli, mengambil ponsel itu dan memeriksa kira-kira siapa yang mengirimkan pesan kepadanya itu? Sejawat residen? Atau salah satu konsulen? Wajah Clara sontak berubah masam, ketika di layar itu tampak potongan pesan terpampang jelas, berikut nama si pengirim pesan.

‘Kutunggu di apartemen, aku rindu aroma tubuhmu!’

Clara menghela nafas panjang, ia segera memasukkan ponsel itu ke dalam saku snelli. Lantas melanjutkan langkahnya menuju OK. Dia tidak perlu membuka pesan itu, karena tanpa membukanya, Clara sudah tahu apa isi dari pesan yang dikirimkan Arga Yoga Saputra, seorang kardiolog yang juga bekerja di rumah sakit ini, menantu dari pemilik rumah sakit dan suami dari Indira Yustina Pramudita, seorang pediatric yang merupakan anak bungsu profesor Dicky Pramudita.

Kenapa laki-laki itu mengirimkan pesan bernada mesum kepada Clara? Rasanya tidak perlu dijelaskan dengan detail apa alasannya, karena tanpa perlu dijelaskan, semua orang sudah tahu apa maksud dan ada apa di balik pesan yang masuk ke dalam ponsel Clara itu.

Ia terus melangkah, pikirannya melayang pada saat itu, saat di mana dia harus rela terjerumus dalam hubungan toxic ini.

“Sampai kapanpun, aku cuma cinta kamu, Ra! Cuma kamu meskipun aku harus menikahi dia.”

Clara menghapus air matanya, saat itu dia tengah duduk di mobil bersama sosok itu, sosok laki-laki yang sudah dipacarinya sejak dia menjalani pendidikan koas. Yoga meremas lembut tangan Clara, membuat hati Clara makin pedih.

“Kamu harus lupakan semua tentang kita, Ga. Besok kamu sudah menikah dan tidak pantas laki-laki yang sudah beristri masih menyimpan perasaan cinta pada wanita lain.” Clara menatap manik yang berurai air mata itu dengan pedih, mau bagaimana lagi? Memang Clara bisa apa?

Arga sontak menggeleng cepat, mengangkat tangan Clara dalam genggamannya dan mengecup lembut telapak tangan itu. Tampak Arga begitu terpukul, syok dan entah apa lagi. Clara bisa melihat semua itu dari paras laki-laki yang sudah hampir tiga tahun dikenalnya ini.

“Tidak, Ra! Di hatiku cuma ada kamu, aku cuma cinta kamu dan tidak ada satu pun orang di dunia ini yang mampu melarangku untuk tidak mencintaimu, memaksaku membunuh cintaku padamu, tidak ada yang bisa!”

Hati Clara mencelos, hari ini harusnya Arga berada di rumah. Ada serentetan acara untuk pernikahannya besok pagi, dan nyatanya sekarang dia malah duduk berdua bersama Clara dalam mobilnya, terparkir di sebuah taman dengan kaca sedikit dibuka, membicarakan hal yang sebenarnya sudah tidak perlu dibicarakan lagi.

“Yang berhak atas kamu adalah isterimu, Ga. Bukan aku.” Clara masih mencoba tegar, masih mencoba kuat walaupun dia sendiri hancur, dia sendiri rapuh dan terluka atas takdir yang begitu kejam memisahkan dia dari kekasihnya ini.

“Ra, please! Kita tetap seperti ini, ku mohon!”

Clara sontak terkejut. Tetap seperti ini? Seperti ini yang bagaimana? Arga ingin Clara menjadi wanita simpanan Arga? Menjadi kekasih gelap dari laki-laki yang sudah beristri? Yang benar saja!

Clara sontak menggeleng, membuat Arga menatap nanar wanita cantik dengan lesung pipit yang begitu manis itu. “Nggak, aku nggak bisa, Ga. Lebih baik kita-.”

“NGGAK!” potong Arga keras, “Sampai kapanpun kamu tetap jadi milikku, Ra! Sampai kapanpun!”

Clara membeku, menatap Arga yang wajah dan matanya nampak memerah itu. Tetap jadi miliknya? Kenapa Arga begitu egois? Bisa habis Clara kalau sampai keluarga Arga dan isterinya tahu perihal hubungan antara mereka! Clara bukan siapa-siapa, dan kalau harus melawan orang-orang itu, tentu Clara tidak akan bisa.

“Ga, ini nggak benar!” Clara mencoba menolak, mencoba berpikir jernih dan waras menghadapi masalahnya ini.

Pacarnya direbut, dipaksa menikah dengan wanita lain oleh orang tuanya. Clara memang hancur, tapi itu tidak lantas membuat Clara harus kehilangan akal sehat dengan setuju pada kemauan Arga. Semua itu tidak benar!

“Mereka memaksaku menikahi wanita yang tidak aku cintai, apakah itu benar, Ra?” suara Arga meninggi, wajahnya merah padam, membuat rasa takut itu sedikit mencengkeram hati Clara.

“Tapi mereka orang tuamu, mereka ingin yang terbaik buat kamu, Ga.”

Kini Arga melepaskan genggaman tangan mereka, menggeleng cepat dan menyandarkan tubuhnya di jok mobil. Clara bisa melihat dengan jelas air mata itu menitik membasahi pipi laki-laki itu, membuat air matanya ikut menitik.

Bukan salah Clara kalau dia tidak lahir dari sperma dan rahim seorang dokter. Kalau bisa meminta, dia juga ingin seperti sejawatnya yang berasal dari golongan darah biru! Dia ingin punya privilege sepanjang pendidikan dan kariernya, tapi apa ada? Tuhan menakdirkan Clara dari sperma dan rahim pasangan suami-isteri yang biasa-biasa saja. Hal yang kemudian membuat kekasihnya harus dipaksa menikahi gadis pilihan orang tuanya.

“Mereka hanya ingin yang terbaik untuk finansial mereka, Ra. Ini semua cuma pernikahan bisnis.” desis Arga lirih.

Clara membisu, memang Clara harus bilang apa lagi? Tidak perlu Arga jelaskan, Clara sudah tahu semua itu. Sudah mengerti apa alasan orang tua dari sang kekasih menjodohkan Arga dengan wanita lain. Rasanya semuanya sudah cukup dan Clara harus tahu diri. Dia tidak diinginkan dan oleh karena itu dia harus segera pergi. Membiarkan Arga menjalani kehidupan barunya.

“Tolong, aku harap ini terakhir kali kita bertemu, Ga. Aku tidak ingin menyakiti isterimu.” Clara memaksakan diri tersenyum, membuka seat belt-nya lalu melangkah turun. Diam-diam dia sudah pesan ojek online, sang driver tampak mencari dirinya, membuat Clara cepat-cepat melangkah naik dalam boncengan motor matic berwarna hitam itu.

Arga terpekur di tempatnya duduk, memandangi gadisnya pergi dengan membonceng motor tanpa menoleh lagi ke arahnya. Terakhir kalinya mereka bertemu? Arga tersenyum sinis, jangan harap Arga akan mengabulkan permintaan itu, karena dia akan melakukan apapun agar tetap bisa memiliki gadis yang begitu ia cintai itu.

“Kau tidak akan bisa kemana-mana Clarabella Sutomo, tidak akan bisa!”

Arga tidak peduli dengan perubahan statusnya esok pagi. Dia tidak peduli dengan wanita yang besok akan duduk bersamanya di depan penghulu. Arga memang akan melakukan semua itu, hanya demi membuat kedua orang tuanya senang. Dan apa yang akan Arga lakukan kemudian, adalah bayaran atas apa yang sudah Arga lakukan demi menyenangkan kedua orang tuanya.

“Kau pikir bisa lari dariku? Aku hanya ingin kamu, Ra. Dan aku tidak akan pernah biarkan laki-laki lain memilikimu.” Suara Arga begitu dingin, sedingin angin malam yang membelainya dalam kesendirian.

“Jika kedua orang tuaku bisa memaksaku melakukan apa yang mereka mau, maka aku pun bisa memaksamu untuk melakukan apa yang aku mau, Ra.”

Komen (10)
goodnovel comment avatar
حمه عبسلام
aplikasi novel terburuk yg sy baca..di samping harus beli point' utk buka bab..point' per bab pun mahal...aturan slu berubah..point' bonus..nilai beli per bab..dan TDK bisa menghasilkan..rugi banget baca goodnovel..mending baca gonovel atau fizoo..bisa dapat cuan yg di tukar pula..menyebalkan
goodnovel comment avatar
Winda672 WINDA MUGI ASTUTI
msiaw Hyakr...
goodnovel comment avatar
Neli
Ceritanya sangat menarik...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status