“Ayo pulang. Aku kemari untuk menjemput kucing kecilku yang kabur” Ucap Mederick dengan sarat akan arti yang membuat Ariella merinding.“Kak Derick, Kak Ella bilang dia ingin bercerai dari kakak” Celetuk Faniya secara tiba-tiba dengan suara nyaring. Andrew langsung menahan Faniya yang mencoba mendekati Mederick“Mederick, ini semua salah paham” Ucap Andrew dengan wajah pias. Baru kali ini dia bisa bersuara setelah kedatangan Mederick. Iris abu-abu pria itu selalu menatap Andrew dengan tatapan tajam“Benar Kak Derick ini semua salah paham jadi kakak jangan bercerai dengan kak Ella yaa” Ucap Faniya dengan lirih“Benarkah itu Kitten, kau ingin berpisah denganku?” Tanya Mederick dengan seringain miring“Kau percaya dengannya?” Tunjuk Ariella pada Faniya“Mungkin saja”Ariella memutar bola matanya “Wanita bodoh mana yang ingin melepaskan pria sepertim
Mason mengendari mobil dengan kecepatan penuh. Tangannya mencengkram stir dengan kuat, menyalurkan semua amarah yang siap di ledakan. Disebelah pria itu ada sebuah dokumen berisi laporan yang diberikan oleh Carl tentang Faniya.Begitu memasuki pekarangan mansion Darwin, Mason segera turun dan masuk ke dalam. Dia berniat menuju kamar untuk menemui Faniya namun ternyata wanita itu sedang berada di ruang tamu.“Kau sudah pulang.. tumben cepat sekali, Oh kau mau menemaniku nanti?” Faniya memekik gembira. Dia mengira Mason datang untuk menemaninya cek kandungan nanti, langsung saja Faniya memeluk pria itu. Merasa tak mendapat balasan, Faniya mendongak mendapati rahang Mason yang mengetat dengan tatapan menghunus padanya“Ma-mason.. ada apa? Kau kelelahan?” Faniya berucap takutMason melirik sekilas kearah perut wanita itu lalu kembali menatap wajah wanita itu dengan tajam. Tiba-tiba Mason tertawa lantang. Terdengar menakutkan bagi Faniy
“Kau masih berhubungan dengannya?” Suara berat terdengar tepat disamping telinganya membuat Ariella menoleh. Mederick berdiri dengan kedua tangan yang disilangkan didepan dadanya. Mata abu-abu itu menyorot Ariella dengan intens.“Siapa yang kau maksud?” Ariella bertanya balik“Mason Servant” Ucap Mederick. Salah satu alisnya terangkat, mata abu-abu itu menatap Ariella dengan pandangan tak suka“Memangnya kenapa? tidak boleh?” Ucap Ariella tanpa merubah mimik wajah tenangnya“Aku tidak suka jawabanmu, kitten” Ucap Mederick menyuarakan ketidaksukaannya dengan jawaban yang diberikan Ariella.Ariella menatap Mederick, manik coklat itu menyorot ekspresi wajah Mederick dengan misterius. Terlebih pria itu memegang sebuah tab ditangannya.“Ada sesuatu yang ingin kau katakan padaku bukan?” Ucap AriellaMederick tersenyum miring “Masih ada 20 hari sejak kesepakatan kita, tapi kurasa kau hari melihat ini” Mederick menyerahkan tab ditangannya pada Ariella. dia menyeringai samar ketika memperhatik
“You Drive me crazy, Riel..” Geram Mederick lalu menjatuhkan Ariella ke ranjang.Mederick mencium Ariella dengan brutal. Tangannya melepaskan kemeja putih dan melemparnya asal. Ariella mendorong Mederick, dia menghirup udara dengan rakus.“Kau berniat membuatku mati kehabisan nafas, Der?!” Ariella menatap Mederick tajam berbeda dengan wajah Mederick terlihat seperti singa yang siap menerkam mangsanya.Mederick menyeringai lalu merangkak memposisikan tubuhnya di atas tubuh Ariella. melepaskan piyama hitam yang membalut tubuh Ella. Ariella terdiam begitu Mederick meloloskan piyamanya dan melempar piyama itu asal.Udara dingin langsung menerpa kulit terbukanya, berbanding dengan sentuhan panas Mederick yang menjalar di sekujur tubuhnya.“Jangan memandangiku seperti itu” gumam Ariella saat Mederick menggerakan jari-jarinya dengan tatapan yang terasa sangat panas.“Kau gugup?” Tanya Mederick dengan
“Riel ikut denganku” Ariella menoleh, menatap Mederick dengan tatapan bingung. Mereka baru saja selesai sarapan bersama. Dan tiba-tiba pria itu mengajaknya untuk pergi. “Kemana?” tanyanya “Ke kantor ku” Ucap Mederick. Ariella kembali mengutkan keningnya, kenapa pria itu tiba-tiba ingin mengajaknya? Bahkan mereka belum membahas kenapa Mederick menginggalkannya semalam. “Kau yakin?” “Hmm. Aku ingin semua orang tau jika kau istriku” Ucap Mederick. Bukannya meleleh Ariella justru merasa ngeri dengan ucapan pria itu. Bukankah jika dirinya terekspos itu artinya akan semakin banyak ancaman yang membahayakan nyawanya. Terlebih lagi jika dia berjalan disamping Mederick. Mederick mungkin bisa memiliki reflek yang bagus untuk melindungi diri, tapi bagaimana dengan dirinya? Ariella berniat menolak namun melihat tatapan Mederick yang lebih dahulu mengancam membuat Ariella terpaksa mengiyakan ajakan pria itu. “Sebentar aku ganti baju dulu” ucap Ariella, Mederick tersenyum lalu menangguk Cu
Dalam sebuah ruangan kerja yang gelap, suasana hening terasa mencekam. Sinar remang-remang dari lampu jalan yang masuk melalui jendela menggoreskan bayangan-bayangan aneh di sekitarnya“Lapor tuan, tersangka sudah dipindahkan” Lapor seorang ajudan pada sang tuan“Hmm, jangan biarkan dia mati dengan mudah” ucap pria itu dengan dingin“Baik Tuan” Dengan keringat dingin ajudan itu menjawab, kepalanya menunduk menunggu perintah lanjutan yang akan diberikan oleh tuannya itu“Bagaimana dengannya?” Tanya pria itu“Mederick Winston meledakan bom dan berhasil membawa Leander keluar tuan” Jawabnya dengan gugup, keringat dingin terlihat dipelipisnya.“Haha dia semakin menggila saja karena gadis itu” Ucapnya dengan kekehan yang terdengar mengerikan bagi sang ajudan “Pergi” Suara dingin itu kembali terdengarAjudan itu menunduk memberi hormat sebelum pergi.Tangan pria itu terulur meraih handphonenya yang berada di atas meja. Dia membuka galeri dan munculah ratusan foto seorang gadis cantik yang s
Ariella duduk di ruang kerja Mederick sambil menikmati secangkir teh hangat dan membaca buku. Sudah hampir 1 jam Mederick meninggalkannya sendiri karena pria itu harus menghadiri rapat dengan.Sebuah pesan singkat di ponselnya tiba-tiba mengganggu kegiatan membacanya. Itu adalah sebuah kode dari Nick, mata-mata terpercaya yang bekerja di Mansion Darwin apabila pria itu ingin melaporkan sesuatu padanya.Selama Ariella tidak berada di Indonesia Nick lah yang membantunya untuk mengetahui kondisi di Mansion itu. Ariella meraih benda pipih itu lalu menelpon Nick“Katakan” ucap Ariella saat panggilan itu tersambung"Faniya berada rumah sakit. Dia jatuh dari balkon dan mengalami keguguran." Ketika Nick akhirnya menjawab, suaranya penuh dengan ketegangan"Nona," kata Nick dengan suara berat, "Ini benar-benar tidak terduga. Saya belum tahu persis apa yang terjadi.Tapi saya melihat sendiri kondisi Faniya yang memang terguncang "“Hmm, aku tau. Bagaimana kondisinya sekarang?”"Saat ini, dia mas
“Dia mencintai Faniya, tentu saja dia peduli!” “Hah Malkin benar-benar, keponakanku itu belajar dengan baik yaa” Ariella mengerutkan keningnya, Mederick terlihat seperti menahan tawa. Sialan, pria itu mengejek ucapannya!!“Aku serius Mederick Winston!!” Ucap Ariella“Katakan tujuanmu sebenarnya kitten. Sampai kapan kau akan menyembunyikannya dariku” Ucap Mederick, dia kembali mendekati Ariella, tatapannya penuh dengan aura intimidasi“dan kapan kau akan datang padaku…” Ucap Mederick tepat didepan bibir Ariella.Bergerak sedikit saja maka sudah Ariella pastikan jika bibirnya akan bertemu dengan Mederick.“Mundur” Ucap Ariella nyaris berbisik“Takut little kitten?” Ucap Mederick tanpa mengubah posisi wajahnya yang persis berada didepan Ariella.Cup..Mederick mengecup bibir Ariella sekilas sebelum menarik diri. “Aku akan membawamu ke Skotlandia lusa” Ucapan Mederick membuat mata coklat Ariella berbinar cerah.“Kau sudah berjanji!! Jika kau ingkar aku akan membunuhmu” Ariella bahkan tida