Share

Bab 26. Sang Pemesan Bunga

Berhenti mengunyah, pria atletis itu menoleh, Langit menatap Bumi bingung.

“Maksudmu?” tanyanya ganti bertanya kemudian duduk di samping Bumi.

“Itu,” jawab Bumi menunjuk kemeja Langit yang masih berantakan.

Segera Langit meletakkan wadah berisi ketela goreng. Menelan sebagian ketela yang masih ada di mulut dan meminum air putih. Menatap horor da** bidangnya. Yang ada di pikirannya hanya satu, apakah Dara memberikan cetakan cumbuannya di sana? Sekilas kelihatannya aman, tidak ada bekas merah di sana. 

Sikap Langit yang aneh jelas mengakibatkan Bumi memandangnya makin penuh selidik.

“Mas Langit kenapa, sih?” tanyanya heran.

Mencoba tenang, Langit mengancingkan kemejanya, mengatur deru nafas yang mendadak membuatnya merasa panas di hadapan Bumi. Kenapa jadi panik begini?

Senyap menggantung. Merasa Langit diam, Bumi berdiri, lebih baik ia ke tempat Bude Siti dan segera memilih bunga yang akan dibaw

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status