Share

62. Sesal Effren

Penulis: Lucy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 23:30:21
Simon tak banyak bicara dalam memberikan perawatan pada Luca. Namun Zeze sigap membantu di sebelahnya, termasuk siap sedia dengan lap handuk untuk menyerap darah Luca yang keluar.

Sementara Luca sendiri telah dibius lokal namun pria itu tak membuka mulut ataupun kelopak matanya sama sekali. Hal ini meringankan tugas Simon melakukan pembedahan darurat mengeluarkan peluru juga memperbaiki kerusakan pada perikardum parietal, lapisan luar pelindung jantung, tempat bersarangnya peluru.

"Bawakan air hangat lagi," pinta Simon pada Megan yang membantu membawakan dan mengganti air hangat untuk steril alat-alat medis yang akan digunakan oleh Simon.

Massimo mengelap keringat Simon juga sesekali membantu pekerjaan sepupunya tersebut seperti mengambilkan pinset dan lain-lain. Sedangkan Effren berjaga dengan senapan dan kacamata yang di berikan Luca pada Zeze, bertengger pada atas batang hidung mancungnya.

Kacamata canggih yang bisa berfungsi seperti teropong jarah jauh dan mendeteksi suhu tubuh
Lucy

Apakah Luca tidak selamat?

| 4
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Lucy
Gimana yaa wkwkwkwk
goodnovel comment avatar
Lucy
Hihihi ... ...
goodnovel comment avatar
Lucy
Nemenin Effren tangis yak hahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   63. Nasehat Luciano

    Rombongan Effren, Zeze, Massimo, Megan dan Simon membawa Luca tiba di kediaman Salvatore dengan pengawalan ketat pasukan khusus yang dipimpin langsung oleh Ubba dan Bonnie. "Luca ...." Langkah kaki Lucy terseok menyongsong sampai ke pintu depan, pada genggaman telapak tangannya masih terdapat handuk kecil yang bernoda darah. Ikatan bathin Luca dan Lucy masih seperti biasa, Lucy tiba-tiba mengalami mimisan parah di kediaman. Effren langsung berlari memeluk Lucy ke depan dada, "Young Lady ..." bisiknya tercekat dan beban berat seakan berkumpul memberatkan sekaligus membuat rongga dadanya terasa seperti membengkak. Zetha, Ariana dan Luciano bersama Simon sudah membawa Luca ke ruangan khusus perawatan yang sengaja disediakan dalam kediaman Salvatore. "Aku menghentikan pernapasan paman untuk sementara. Pelurunya sudah dikeluarkan dan pendarahannya juga telah dihentikan." lapor Simon pada Zetha dan Ariana yang membuka pakaian Luca, hanya melihat bebat perban mengeliling tubuh Luca bagi

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   62. Sesal Effren

    Simon tak banyak bicara dalam memberikan perawatan pada Luca. Namun Zeze sigap membantu di sebelahnya, termasuk siap sedia dengan lap handuk untuk menyerap darah Luca yang keluar. Sementara Luca sendiri telah dibius lokal namun pria itu tak membuka mulut ataupun kelopak matanya sama sekali. Hal ini meringankan tugas Simon melakukan pembedahan darurat mengeluarkan peluru juga memperbaiki kerusakan pada perikardum parietal, lapisan luar pelindung jantung, tempat bersarangnya peluru. "Bawakan air hangat lagi," pinta Simon pada Megan yang membantu membawakan dan mengganti air hangat untuk steril alat-alat medis yang akan digunakan oleh Simon. Massimo mengelap keringat Simon juga sesekali membantu pekerjaan sepupunya tersebut seperti mengambilkan pinset dan lain-lain. Sedangkan Effren berjaga dengan senapan dan kacamata yang di berikan Luca pada Zeze, bertengger pada atas batang hidung mancungnya. Kacamata canggih yang bisa berfungsi seperti teropong jarah jauh dan mendeteksi suhu tubuh

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   61. Darurat

    Effren tetap berjaga di depan ruangan Michele meskipun Zetha melarangnya masuk ke dalam, begitu matanya melihat Simon keluar dari ruangan tergesa-gesa membawa tas berisi peralatan medis, Effren langsung berdiri siaga, "Kau mau kemana?" "Massimo ..." Belum selesai perkataan Simon menjawab pertanyaan Effren, lengannya sudah ditarik cepat, "Ayah akan mengantarmu, ayo!" Simon mengangguk setuju karena kehandalan Effren menyetir mobil bisa lebih gila, sama seperti Mumma dan Didinya."Massimo ada di mana?" "Di Trapani, kediaman paman Luca." Setelah pertanyaan pendek Effren dan jawaban singkat Simon, tidak ada lagi pembicaraan terjadi selama dalam perjalanan. Kini, mobil yang dikemudikan Effren sangat cepat tersebut telah sampai di depan pintu gerbang kediaman Luca yang berpagar besi tinggi juga kokoh. "Sensornya sepertinya rusak, aku akan memeriksanya." ucap Simon karena berkali-kali ia mencoba membuka pintu gerbang menggunakan sistim protokol, tetap tidak terbuka. Baru saja beberapa l

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   60. Gadis Serigala

    Massimo membaringkan tubuh Luca telentang dan ia sudah memberikan totokan guna menghentikan pendarahan keluar. "Luca, please ...bertahan demi Michele dan anak kalian," biisk Massimo lirih. Tangan Luca meraih pergelangan tangan Massimo, lalu berkata pelan, "Tolong lindungi Zee, sepertinya ada pengkhianat diantara para pekerjaku." "Zee sudah melesat ke hutan, Megan menyusulnya." sahut Massimo sambil mengeluarkan ponsel di kantung celana, langsung menghubung Simon di kediaman Salvatore. "Jangan tidur, Luca!" Massimo menepuk sedikit keras pipi Luca yang kelopak matanya mulai terpejam rapat, "Simon sudah dalam perjalanan ke sini." "Aku lelah, Mass ...tolong ambilkan aku minum ..." Luca berkata terbata dengan kelopak matanya tetap terpejam rapat. Sebenarnya Luca sengaja menutup kelopak matanya karena sedang mengolah napasnya sendiri perlahan-lahan dari rasa panas, ngilu, perih, sakit dan sesak pada rongga dadanya. Gegas Massimo bangkit dan mengambil botol air minum yang sebelumnya su

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   59. Tertembak

    Ponsel Hera berdering, panggilan telpon dari kontak Jessy yang memintanya bergegas keluar dari bandara, ada mobil sudah menunggunya. Baru saja Hera duduk di dalam mobi MPV mewah berwarna hitam yang menurut Jessy telah menunggunya, seorang dari dua pria di dalam mobil meminta chip yang diperintahkan Jessy untuk Hera ambil dari database Luca. "Ijinkan aku bertemu Jessy dulu ..." perkataan Hera terhenti karena dua orang pria tersebut sama sekali tak bereaksi selain salah satunya mengulurkan tangan ke arahnya. Dengan sangat terpaksa, akhirnya Hera memberikan chip kecil hasil ia mengcopy database Luca ke tangan salah satu pria. Niat wanita itu ingin bernegosiasi dengan Jessy gagal total. Ciiitttt ...Mobil berhenti mendadak, lalu pria lain membukakan pintu yang tepat di samping Hera duduk. "Nanti Nona Jessy akan menghubungi Anda. Silakan turun!" ucap sang pria yang memegang chip di telapak tangannya pada Hera. Terang saja Hera melotot terkejut. pikirannya langsung berubah gelisah, ber

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   58.

    Zeze sudah kembali ke kediaman Luca, menemukan Paman tampannya sedang berada di ruangan kerja. "Kau lapar?" tanya Luca lembut ketika Zeze melingkarkan kedua lengan rampingnya ke leher Luca dari belakang. "Uhm! Ada menu apa? Apakah ada daging?" Zeze membaringkan kepalanya santai ke pundak Luca, mengecup rahang berbulu Pamannya tanpa sungkan. "Michele dan Damon akan baik-baik aja. Keadaan mereka berdua stabil saat terakhir kali aku berada di dalam ruangan perawatan mereka." ucap Zeze pelan saat Luca menekan tombol di ponselnya untuk menanyakan stok daging pada Megan dan Massimo yang berada di pantry. Luca memiringkan wajahnya, membelai puncak kepala Zeze penuh kasih, "Terima kasih, Young Lady." sahutnya lembut. "Megan akan pergi berbelanja daging bersama Massimo, kau ada titipan lain?" "Aku mau makan hot pot yang kuahnya pedas, gurih dan sedkit asam." gumam Zeze manja namun tetap berhasil didengar Luca dengan baik. Luca tertawa pendek, "Kau sudah seperti Rooney yang menyukai

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status