Hari-hari tenang Leoni tiba-tiba terguncang atas beredarnya berita kelahiran cucu keluarga Miller. Entah dari mana berita itu berasal, tapi saat ini ponselnya selau sibuk berdering entah itu datang dari media atau orangtua Tavel yang ingin memastikan. Amat pusing diirinya oleh keadaan yang tiba-tiba mendesak. Lantas ia segera menghubungi Tavel sebab pria itulah satu-satunya keluaraga Miller yang mengetahui kondisi Leoni sebelum memutuskan untuk pindah dari kediaman Miller. Lalu, di sinilah Leoni berada kini. Pada ruang tamu sebuah villa mewah di pinggir kota, duduk bersama Tavel pun wanita cantik yang tengah mengandung, yang Leoni ketahui wanita tersebut adalah terapi yang rutin datang untuk memeriksa pria itu. Menganga kecil bibir Leoni mendapati fakta yang amat mencengangkan jika kabar yang beredar sengaja dibuat oleh kekasih Tavel karena menuntut diakui keberadaanya. Pun, amat mencengangkan lagi jika selama ini dua orang itu menjalin hubungan. Leoni meminum jus di dalam gela
Terpaksa Leoni harus mau mendatangi kediaman Miller untuk memberikan klarifikasi atas semua hal yang sedang terjadi. Menjadi saksi sekaligus korban atas terjadinya kekeliruan di antara rumah tangganya bersama Tavel.Duduk dikumpulkan bersama-sama pada ruang utama mansion. Tavel bersama wanitanya, Leoni serta dua orangtua Miller pun ada juga Xander bersama calon tunanganya. Mau tidak mau Leoni harus bertemu dengan pria itu lagi."Coba ceritakan semua yang telah terjadi." Pero Miller menuntut penjelasan dari Tavel serta Leoni, tentu saja ia menuntut juga pada wanita hamil besar yang dibawa oleh putranya.Ini semua menyangkut nama baik keluarga. Tentu nama besar keluarga Miller yang sedang dipertaruhkan. Dunia tahu jika satu-satunya menantu keluarga Miller ialah Leoni Calis. Serta kabar kehamilan yang tengah marak diperbincangkan semua orang mengira kabar itu datang dari pasangan Tavel dan Leoni.Leoni tampak duduk tenang dengan ekspresi datar. Tak terlihat terguncang sama sekali, berbed
Xander terdiam seraya terus terpaku pandanganya pada bayi mungil yang terbaring di atas ranjang tengah mengusal wajahnya yang memerah menggunaan tangan mungilnya. Meringis-meringis bayi kecil itu pun berakhir menangis. Ia melirik Leoni yang datang membawa botol susu lalu menggendong bayi kecil itu. Memberinya susu hingga tangisanya berangsur tenang. Amat lucu dan cantik bayi kecil di dalam gendongan Leoni lantas membuat Xander bertanya-tanya. "Siapa dia?" tanya Xander benar-benar bingung pria ini. Sebab jika dilihat teliti, bayi itu sangat mirip dengan Leoni. "Itu putrimu?" tanya Xander lagi. Apakah patah hatinya akan berwujud kenyataan sebab ternyata Leoni dan Tavel telah memiliki bayi sebesar itu. Leoni berdecak pelan. Lantas ia mengalihkan bayi kecil itu pada Xander dan membiarkan pria itu menggendongnya meskipun kaku. "Tolong jaga dia, aku ingin tidur sebentar." Kondisi tubuh Leoni benar-benar lemah setelah dua hari penuh dirinya menjaga bayi kecil yang sakit. Sebab ia
Pada sebuah gedung besar nan mewah tengah diadakan acara lelang yang hanya bisa dihadiri oleh orang-orang khusus penerima undangan. Terdiri dari pejabat-pejabat tinggi, pemimpin perusahaan ternama serta aktris-aktris terkenal pada industri hiburan. Pun Leoni, namanya masuk ke dalam deretan pemimpin perusahaan ternama. Hadir membawa serta nama besarnya dalam ranah bisnis bersama didampingi oleh sang adik, Theodore Calis. Cantik penampilan Leoni malam ini. Terbalut long dress indah berwarna abu tubuh sintalnya yang terbelah hingga bagian paha. Dipadukan dengan higheels putih setinggi tujuh inchi. Rambutnya yang bergelombang dibiarkan terurai, make up halus pada wajah serta ia kenakan aksesoris sebagai penambah kesan penampilanya. Elegan pun cantik. Berjalan beriringan saling bergandeng tangan. Leoni dan Theodore memasuki aula utama gedung. Disorot oleh banyaknya kamera wartawan yang mengambil moment kebersamaan mereka. Kag
âApa alasanmu bercerai dengan Tavel Miller, Leoni?â âBagaimana dengan kabar kehamilanmu?â âBenarkah ada orang ketiga diantara kalian?â âKenapa tiba-tiba terjadi perceraian setelah beredarnya kabar kehamilan?â Leoni menghela napasnya. Mengambil remote lalu mematikan saluran televisi yang sedang marak membicarakan dirinya. Begitu menganggu serta semakin banyak anggapan-anggapan orang yang melenceng mengenai perceraiannya bersama Tavel. Pandanganya melirik ke arah samping di mana terdapat Xander yang tengah terlelap pada sofa. Semalaman penuh pria itu berada di sana, tidak pulang. Dan dapat Leoni pastikan jika pria itu mabuk sebab satu botol whisky miliknya telah kosong. Ponsel Xander di atas meja terus saja berdering. Menampilkan nama Liza pada layar ponselnya. Puluhan panggilan tak terjawab serta pesan chat memenuhi layar ponsel pria itu.Tiba-tiba Leoni dikejutkan dengan bel penthouse yang berbunyi. Segera ia pergi menuju pintu untuk melihat siapa yang datang dari layar in
"Jadi kau tahu siapa bayi yang selalu kalian bawa itu?"Sebenarnya Xander tidak terlalu peduli dengan identitas bayi itu. Hanya saja wajah mungil yang tampak persis seperti Leoni versi mini sedikit menganggu pikirannya. Dalam benaknya, Xander tidak yakin bayi itu anak Leoni sebab keberadaan bayi itu selalu terlempar-lempar, kadang bersama Leoni, Theodore, atau bahkan Kizzie dan juga Lucas.Sengaja Xander bertanya pada Lucas sebab pria itu sepertinya tahu identitas dari bayi tersebut."Bagaimana jika kusebutkan jika dia adalah putrimu?" ucap Lucas menimpali. Wajahnya tampak santai sama sekali tidak serius."Katakan itu dengan benar, Lucas. Aku tidak bermain-main.""Aku juga tidak bermain-main, Xander."Lucas berlalu pergi menghampiri Kizzie yang telah turun dari komedi putar seraya menggendong bayi kecil. Sementara Leoni yang berjalna di belakang mereka seketika ditarik pun dibawa pergi oleh Xander menuju samping penjualan tiket p
Pada sebuah restoran mewah, telah Xander reservasi satu meja untuk makan malamnya bersama Liza. Tampak senang wanita itu karena Xander membawanya pada sebuah restoran mewah berbintang lima nan romantis. Liza tampil maksimal malam ini. Dia memakai gaun pendek biru langit berpadu dengan higheels berwarna cream yang membalut kaki jenjangnya yang ramping pun mulus. Berjalan wanita itu di samping Xander pun menggandeng tangan kekasihnya. Duduk keduanya pada meja yang telah direservasi. "Aku suka suasana restoran ini, tenang dan damai," ungkap Liza. Tersenyum simpul seraya pandanganya mengedar pada setiap sudut restoran. "Aku tahu kau akan menyukai tempat ini," timpal Xander. Tatapanya turun pada buku menu yang tengah ia buka di atas meja. "Apa yang ingin kau makan? Oyster salad?" Xander menawarkan. Liza mengangguk setuju. Makanan itu i
Leoni datang pada kediaman Miller untuk menghadiri undangan makan malam yang diadakan oleh Pero dan Deliana. Membawa serta hadiah yang ditujukan untuk Xander serta Liza sebab alasan makan malam itu diadakan ialah karena telah berlangsung pertunangan keduanya."Selamat atas pertunanganmu, Liza." Leoni memberikan hadiah yang ia bawa kepada Liza. Kontan membuat atensi wanita itu tertuju pada brecelet di pergelangan tangan Leoni yang ia tahu, Xander membelinya pada acara lelang.Liza melirik wajah cantik yang tersenyum di hadapanya. Leoni tahu jika Liza menyadari brcelet yang ia gunakan ialah milik Xander seharusnya."Terimakasih, Ms. Calis." Liza menunduk sopan, menerima hadiah yang Leoni berikan. Serta merta menyebutkan identitas Leoni yang kini bukan lagi anggota keluarga Miller."Tentu, Liza." Pun dengan lantang Leoni membalas, hanya menyebutkan nama Liza tanpa embel-embel Mrs. Miller.Pandangan keduanya saling bertemu. Menyala memancarkan api pertaruangan sengit di antara keduanya.