Anna bahagia—sangat bahagia. Karena nyatanya, Luke lebih memilih dirinya dan mengusir pelacur yang sudah berhasil memorak-porandakan rumah tangganya berminggu-minggu lamanya. Kini, dia tidak perlu khawatir lagi dengan kehidupan rumah tangga nya yang akan dia dan Luke mulai dari awal.
Anna senyum-senyum sendiri di dada bidang suaminya yang selama ini, sudah dia idam-idamkan sebagai tempat bersandarnya. Dan hari ini, akhirnya dada bidang itu bisa dia miliki. Kemudian, lambat laun Anna akan memiliki semuanya. Bukan hanya raga Luke tapi juga cintanya.
Cup!
Tubuh Anna terkesiap saat merasakan kecupan Luke di bahunya. Sebentar, perasaan sejak tadi, sentuhan Luke sangat terasa di kulitnya? Rasanya, tidak ada kain yang menutupi tubuhnya?
Kecurigaan itu, membuat Anna menunduk dan...
“Luke! Mana bajuku?!” teriak Anna belingsatan saat melihat dirinya yang hanya memakai Bra dan celana pendek saja. “apa yang sudah kamu lakuka
Anna bersenandung ria sambil memotong sayuran dengan tangannya yang lincah. Entah, bagaimana dia harus mengungkapkan betapa bahagianya hatinya saat ini. Luke mulai menerimanya sebagai seorang istri. Hubungan mereka sudah melangkah lebih jauh, dan Anna yakin. Sebentar lagi, rumah tangga mereka akan bahagia seperti rumah tangga pasangan lainnya yang saling mencintai. Hanya ada satu yang kurang. Ya, Luke belum mencintainya.“Pagi, Sayang.”Anna sempat tersentak, kala sebuah tangan besar melingkar perutnya dan tubuh kekar suaminya yang hangat itu menempel dengan tubuhnya. Sapaan manis di pagi hari, dan kehangatan seperti ini yang belum pernah dia dapatkan sejak awal, tentu saja membuat Anna kaget. Biasanya ‘kan, setiap pagi Luke marah-marah tak jelas dan membentak dengan sangat kasar.“Pa-pagi,” jawab Anna gugup. Wajahnya mendadak panas dan pipinya pasti merona. Posisi se intim ini, masih tabu baginya.“Masih belum terbiasa. Nanti juga jad
Luke membawa Anna keluar rumah. Beberapa menit sebelumnya, mereka sudah sarapan pagi, lengkap beserta dengan serba-serbi keromantisan. Anna yang lebih terbuka dengan keinginannya, membuat Luke gemas dan melakukan apa pun yang Anna minta.Luke melirik Anna yang membuang pandangannya ke luar jendela mobil dengan wajah berbinar. Anna pasti senang, saat terbebas sejenak dari rumahnya yang memenjarakan Anna. Luke pun tau, kedekatan mereka turut menjadi sumber kebahagiaan yang terpancar di wajah Anna yang sesekali, Luke dapati merona.“Kita mau ke mana?” tanya Anna.“Nggak tau.”“Loh, bukannya kamu yang punya rencana?” lanjut Anna, tak mengerti.Luke tertawa kilas. Melihat mimik wajah Anna yang minta di garap secepatnya. “Selama kita nikah, hal wajib apa yang belum kita laku in sampek sekarang?” tanya Luke sambil menatap Anna sejenak. Memang sejak menikah, Luke tidak pernah melakukan sesuatu seperti pasangan lainnya yang ber
Tak terasa, mereka sudah sampai di rumah. Anna sampai di buat ngeri, melihat bagaimana Luke mengemudikan mobil mereka dengan sangat cepat seperti orang kesetanan, dan Anna pun tau apa penyebabnya.Luke sepertinya, akan membuat Anna tak bisa bangun dari tempat tidur, mulai sekarang.Luke turun dari mobil dengan cepat, kemudian segera menarik Anna ke dalam pelukannya.“Luke! A-apa yang—mmhh!”Perkataan Anna malah Luke bungkam dengan kecupan yang menggebu -gebu. Dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Anna harus segera dia miliki.Anna larut dalam kecupan-kecupan singkat itu. Kepalanya sampai bergerak tak tentu arah karena tak ingin kehilangan rasa panas dari bibir Luke yang membuatnya kecanduan.Tangannya malah semakin nakal. Mengalung dengan sedikit meremas rambut dan tengkuk belakang suaminya.Mereka berdua, tak peduli tempat. Mereka asyik mencumbu seperti pasangan suami istri yang saling mencintai. Padahal,
4 bulan berlalu. Rumah tangga Luke dan Anna, sudah bahagia layaknya rumah tangga pasangan suami istri lainnya. Mereka hidup harmonis, dan selama itu tidak ada pertengkaran di antara mereka, meskipun ungkapan cinta tetap ada di sebelah pihak. Tapi Anna tak mempermasalahkannya. Karena yang terpenting, Luke sudah berubah.Luke tidak lagi membatasi Anna. Sekarang, Anna bebas bergaul dengan keluarganya dan bebas ke mana pun yang Anna suka.Hari ini, Luke ada pertemuan penting dengan kolega bisnisnya yang baru. Anna dengar-dengar, pebisnis itu dari Indonesia yang merintis usaha di bidang Properti.“Pagi, sweet heart ...”Cup!Sapaan selamat pagi dan kecupan hangat itu, sudah biasa Anna dapatkan setiap pagi.Anna tersenyum lebar. Dia berbalik arah dan membalas kecupan suami tercintanya itu, di kedua pipi Luke yang tirus dan sedikit bercambang halus.“Pagi, My jerk husband ... “ balas Anna sambil tertawa dan menda
Luke menapakkan kaki di perusahaan besarnya. Perusahaan yang tergabung dari warisan ayah Alex dan ayah mertuanya, papa Axel. Kini, perusahaan miliknya, semakin besar berkat kerja keras dan ke uletan nya.Peter juga turut andil menjadi penopang, yang selalu kokoh mendorong perusahaannya dari belakang.“Astaga, Luxander. Kau baru sampai? Orang Indonesia itu sudah di sini sejak beberapa menit yang lalu.”Peter yang menyambut Luke dengan omelan panjangnya, membuat Luke hanya mendengus—sebal. Jangan lupa, Peter yang sudah membuatnya terlambat, karena bangun kesiangan. Aktivitas panasnya, bersama Anna juga harus gagal total. Karena, sepanjang malam, Jasmine dan Peter bergantian menghubunginya, hanya demi membujuknya untuk meminta istri kolega bisnisnya yang dari Indonesia, menyetujui permintaannya, yakni memasakkan Jasmine makanan bernama sate.“Luke, kau dengar aku tidak?” sungut Peter sambil mengikuti langkah Luke yang hendak memasuk
Anna mengemudikan mobilnya sedikit tergesa. Seharusnya, dia ke apotek dulu, baru menemui keluarga besarnya. Sekarang, karena ulah Davio dan Jasmine, dia harus tertahan berjam-jam di rumah besarnya, dan baru bisa pulang setelah hari mulai gelap.Anna sudah sampai di depan apotek. Dia melangkah turun dari mobil, dan masuk ke dalam apotek dengan cepat. Dia harus segera mendapatkan benda yang dia cari, sebelum Luke menyusulnya setelah meneleponnya puluhan kali.Anna menghampiri salah seorang petugas wanita yang berada di sana. Kebetulan, situasi di sana tidak begitu ramai. Tapi kenapa? Untuk sekedar mengatakan benda yang sedang dia cari, rasanya Anna begitu—bimbang?“Ada yang bisa saya bantu?” tanya wanita itu dengan ramah, tapi sukses membuat Anna sedikit tersentak. Demi penguasa jagat raya. Sungguh, Anna mendengar suara wanita itu menggelegar di pendengarannya. Dirinya yang sangat takut, atau memang mungkin kenyataannya jika pelaya
“Anna, kau sudah siap, sayang?”Suara Luke yang memenuhi ruangan, membuat Anna lekas mengambil tas nya setelah melihat penampilannya yang sempurna.Hari ini, dia harus ikut serta bertemu dengan partner kerja suaminya yang datang dari Indonesia, sekaligus bertemu langsung dengan istri pria Indonesia itu untuk mengajak mereka makan malam bersama, nanti malam. Ya—meskipun ada maksud lain, yakni meminta istri pria itu untuk memasak makanan bernama sate yang selalu Jasmine minta.“Ayo, berangkat!” tukas Anna setelah sampai di ruang tamu. Hari ini, dia sampai tidak memasak karena bangun kesiangan. Apalah daya, semalaman dia harus mengalihkan perhatian Luke dari kecurigaannya. Dengan apa? Tentu saja dengan membuat suami tercintanya itu puas di ranjang. Membuat Luke melupakan pertanyaan-pertanyaan, yang membuat Anna hampir pingsan mencari alasan untuk menjawab. Tapi tetap saja. Luke masih belum percaya jika Anna mengunjungi apotek untuk m
Anna mengerucutkan bibirnya—kesal. Inilah yang terjadi sekarang. Dia harus berganti pakaian di salah satu toilet kamar hotel dan kemudian memulai riasan wajahnya dari awal.“Pria menyebalkan itu, selalu melakukan sesuatu seenak dirinya bagai sultan!” rutuk Anna sambil mengeringkan rambutnya.Bagaimana Anna tidak kesal? Di dalam mobil tadi, Luke dengan sengaja merobek bajunya saat mereka tengah berciuman. Kemudian bisa kalian tebak kegiatan apa selanjutnya. Ya. Dia dan Luke bercinta dengan panas selama 1 jam tanpa jeda. Luke menyerangnya dengan rangsangan kenikmatan dan Anna tak mampu menolak. Anna juga tau, seberapa besar Luke menginginkannya. Seakan, Luke ingin menyampaikan ke frustasian nya , amarah, egoisme, juga rasa terpendam yang masih belum mampu Anna jabarkan.Dan setelah pergulatan dadakan mereka tadi, Luke kembali menjadi pribadi yang menyenangkan seperti semula. Sepertinya, emosi yang tadinya menutupi Akal seh