Cerita Tentang Penghianatan Part 2Terlibat dalam waktu yang sama sepanjang bergeraknya jarum jam tidak lantas memberi jaminan jika dua orang yang memiliki ego dan isi kepala yang berbeda mampu disatukan dalam satu kesepakatan, kecuali rasa mengalah walau hanya demi menghindari pertengkaran".Saya dan Hendra akan menikah, dengan dasar cinta, rasa ingin menyayangi dengan jutaan mimpi dan harapan yang semuanya tergambar indah dalam pikiran yang lebih banyak berupa khayalan dan angan angan. Menikah, sebagian orang takut dengan kata itu, bagi mereka menikah selayaknya seperti sebuah borgol yang siap mengikat, lalu menggiring pemilik tangan kedalam ruangan sempit, sedikit bau, lembab dan tidak nyaman. Tapi percayalah, menikah itu sebuah keindahan yang harus dipahami dengan sedikit akal sehat dan perbanyak penyerahan diri pada cinta yang sudah digariskan Tuhan, karena keyakinan kita tidak mampu mengganti, mengundur, menukar jodoh yang sejatinya adalah takdir seperti halnya kematian.Menik
Cerita Tentang Penghianatan Part 3Mobil melaju, menjauh dari rumah yang dulunya penuh dengan cinta dan keteduhan.Sepanjang jalan, saya tidak henti menangis, saya tidak berhenti meratapi nasib yang akan berubah per hari ini. Suami saya telah berkhianat, saya tidak bisa menerima itu. Sebesar apapun cinta saya pada suami, dia lebih memilih untuk merubah cinta itu menjadi sebuah kebencian.Saya membuka tas, lalu mencari sebuah kartu nama. Di kartu nama itu tertera nama dr. Arya.“Kita pergi ke alamat ini,” ucapku pada supir seraya menyerahkan sebuah kartu nama.Beberapa koneksi di dunia farmasi pembuat rumor pekerjaan sampingan dr Arya menjadi informasi umum, bagi mereka yang mencari solusi untuk permasalah seperti itu. Seolah mereka tidak lagi khawatir, jika kehamilan tak diinginkan menjadi masalah mereka, ada tempat yang dituju, sebagai jalan solusi, klinik aborsi.Saya menunggu di depan tempat ruang praktek dokter Arya. Dengan segala perasaan yang campur aduk. Mungkinkah keputusan s
ChildfreeRey terlihat mengendap endap di ruang jaga perawat, dia membuka komputer yang menyimpan data pasien. Mencari satu nama yang membuatnya begitu penasaran. Romansa, ya dokter Romansa, keberadaannya sungguh mencuri segenap rasa penasaran yang ada di dalam dirinya.“Aku pasti bisa menemukannya,” gumam Rey.Dia berusaha mencari setiap nama, meneliti satu persatu, sangat serius.Tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya. Rey terlihat kaget, namun berusaha menahan suaranya. Dia menoleh ke arah seseorang yang menepuk pundaknya.“Simon,” ucap Rey setelah mendapati bahwa orang yang mengagetkannya adalah Simon, sahabatnya.“Mengagetkan saja,” ucap Rey.“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Simon.“Bukan apa apa,” ucap Rey.“Ah, aku tahu, kau sedang mencari dokter itu, dokter misterius. Aku yakin dia tidak ada di sini, percuma kau mencari,” ucap Simon.“Aku yakin dia di sini,” ucap Rey.“Seyakin apa?” tanya Simon.“Sangat yakin, karena perasaanku tidak pernah salah,” ucap Rey.“Ya, c
Childfree Part 2“Itu adalah masalah terbesarnya, ada cinta di dalam prinsip hidup yang anda ambil,” ucapku seraya menatap matanya.“Aku tidak mengerti,” ucap Mariana.“Cinta adalah masalahnya, jika anda ingin hidup dengan prinsip yang anda anut, bahkan hingga akhir, jangan libatkan cinta, jangan bercinta karna cinta, percintaan karna cinta akan membuat anda lepas kendali. Anda tidak akan mampu mengontrolnya, perasaan dan cinta itu. Hasil cinta sudah anda dapatkan, anda harus menerimanya,” ucapku.“Apa kau ingin karir yang aku bangun runtuh hanya karna menghianati perinsip yang sudah melambungkan namaku?” tanyanya dengan mata bulat penuh.“Hah, itu tidak terjadi,” lanjut Mariana seraya menunjukkan sorot mata tajam, menusuk, seolah menabuh genderang perang dengan semua orang yang berusaha menentang keyakinannya.“Aku tidak akan melakukan hal bodoh,” ucapnya lagi seraya membuang muka.“Apa calon anak kalian adalah sebuah kesalahan? apa cinta kalian juga kesalahan? apa anda tidak akan me
Childfree Part 3Mereka berdua tidak menyadari, tidak mengira, bahwa malam itu mereka sedang menanam benih, benih kehidupan, buah dari cinta mereka berdua, cinta yang begitu luar biasa dari sepasang anak manusia yang sudah menikah dan sah dimata agama juga hukum negara.Mariana menangis sejadi jadinya, dia tahu rasa cinta yang dia miliki untuk suaminya adalah cinta yang luar biasa dalam, namun ada hal besar yang harus dipertahankan, karir yang dibangunnya dari nol, dari bawah, merangkak, terseok seok. Nama besar yang dimilikinya saat ini, bisa dipastikan akan terjun bebas dan runtuh tanpa bekas, bahkan mungkin hujatan dan bullyan yang akan didapatkannya.Mariana tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi, karna dia sudah berusaha yang terbaik untuk mencegah kehamilan menghampirinya. Sudah berusaha dengan maksimal, semaksimal mungkin usaha manusia, walaupun tetap Tuhan adalah Maha Segalanya.Aku memikirkan Mariana, mengenai keputusan apa yang akan diambilnya. Aku menikmati secangkir teh
Hal Gila Yang Terjadi (Tukar Pasangan)“Siapa itu?” terdengar suara seorang perawat wanita. Mendengar itu, Simon dan Rey kaget, mereka buru buru menutup komputer yang dihidupkan Rey.“Cepat cepat ayo,” ucap Simon gugup.“Iya, sebentar,” ucap Rey gugup.Rey dan Simon segera meninggalkan ruang perawat setelah mematikan komputer. Rupanya ada perawat yang mendengar suara mereka.“Sepertinya aku mendengar ada suara di sini,” ucap seorang perawat setelah berada di ruang perawat yang ternyata kosong.“Aneh,” ucap perawat itu yang kemudian dia segera meninggalkan ruang perawat yang ternyata kosong.Rey dan Simon bersembunyi di balik lemari, mereka menghela nafas lega setelah perawat itu pergi.“Syukurlah, dia sudah pergi,” ucap Simon.“Wah, kau hampir saja membuat nilai kita jelek,” lanjut Simon.“Yang penting tidak ada yang tahu, aku akan tetap mencarinya, besok, satu per satu, di setiap kamar,” ucap Rey.“Kau ini, kenapa begitu terobsesi dengan seseorang yang belum tentu ada,” ucap Simon.“
Hal Gila Yang Terjadi Part 2“Fera?” tanyaku dengan pandangan mata ke arah Fera, tertuju padanya, untuk memastikan semuanya.“Iya bu dokter, Fera,” ucap Hani seraya menunjuk ke arah Fera yang duduk di sebelahnya.“Fera, berapa usiamu?” tanyaku berusaha tetap tenang.“Dua belas,” ucap Fera lirih.“Baiklah, apa orang tua kalian mengetahuinya?” tanyaku menelisik dengan sangat hati hati. Mendengar pertanyaan itu, mereka menggelengkan kepala, mereka berdua, kompak.“Apa yang membuat kalian datang ke sini?” tanyaku.“Aborsi,” ucap Fera dengan lantang.Sekali lagi ada dentuman keras di jantungku, kali ini benar benar suara yang begitu terasa menyakitkan, menindih, menghimpit, hingga aku tidak mampu bernafas dengan baik.“A-aborsi?” tanyaku gugup.“Dari mana kalian tahu tentang hal itu?” lanjutku.“Dari pacar kami berdua,” ucap Hani.“Apa?” ucapku yang masih benar benar belum bisa memahami semua ini.Aku mencoba mengambil sedikit waktu untuk berpikir cepat. Memahami dengan benar apa yang sebe
Hal Gila Yang Terjadi Part 3Mereka terlihat bergidik, menunjukkan ekspresi takut dan khawatir.“A-apa itu benar dok? kata Roy semuanya akan baik baik saja,” ucap Fera.“Ya, darah akan mengucur dari tubuh, kau akan kehilangan darah, mengalir deras, itu yang membuatmu kehilangan nyawa, karna itu sebaiknya kau datang dengan kedua orang tuamu, itu akan lebih baik dan seharusnya begitu. Bu dokter juga tidak akan melakukan apa apa jika tidak ada wali,” ucapku.“Dokter, saya bisa mati jika ayah dan ibu saya tahu, mereka akan memukuli saya, sama saja, saya akan mati,” ucap Fera.“Kau tahu kan, tidak mungkin orang tuamu melakukan itu jika kau tidak melakukan kesalahan besar, jadi secara sadar atau tidak sadar kau sudah tahu bahwa hamil adalah hal yang tidak boleh,” ucapku yakin.“Iya dok, saya tahu jika saya tidak boleh hamil, tapi saya tidak tahu jika kegiatan cinta bisa menyebabkan hamil. Roy bilang, semuanya akan baik baik saja, tapi dia berbohong,” ucap Fera yang terlihat mulai menangis,