"Om Swastiastu! benarkan ini rumah De Raga?" terdengar suara pak Bagus."Ayah! mengapa dia kemari?" sahut Dayu panik."Akulah yang menghubungi bos, anak gadis satu-satunya pingsan di rumah orang, tentu saja aku hari memberi kabar kan?" jawab Robertus.Dayu bergegas bangkit dari kamar itu dan keluar untuk menyambut ayahnya yang sudah bersama De Raga."Ayah… !" serunya."Dayu! apakah kamu tidak apa-apa?" sahut pria itu sambil memeluk putri satu-satunya.Pria tua itu mengelus pundak Dayu dengan penuh kasih sayang. Namun ketika tatapan matanya menangkap sosok
Malam itu, De Arya dan Dayu terlihat duduk berdua diatas tempat tidur hotel King Lotus. Sesaat keduanya terlihat saling memandang mesra. Kedua tangan mereka saling bergenggaman. Kemudian mereka saling berpelukan. "Dayu, aku bahagia sekali bisa kembali padamu," kata De Arya. "Aku juga De Arya, aku sangat sedih ketika kau meninggalkan aku seperti itu. Tolong… jangan pernah lagi, percayalah, hatiku sepenuhnya milikmu," kata Dayu dengan memeluk pria itu erat. Setelah puas saling melepas rindu. Dayu meraih beberapa benda dari tasnya. Benda benda kecil itu dibungkus dengan kertas tissue. Lalu ia membukanya satu persatu dan menaruhnya di atas tempat tidur. De Arya menatap deretan koin dan cincin itu dengan heran. Benda-benda itu tampak kusam dan kuno. "Coba lihat dan pegang benda ini, katakanlah padaku kalau kau ingat sesuatu," kata Dayu. De Arya meraih satu per satu benda itu, tetapi dia tidak menunjukkan expresi apapun. "Jujur Dayu… aku tidak mengenali benda- benda ini, maaf… ," k
Melihat kemesraan De Arya dan Dayu, hati pria yang duduk di bangku taman yang gelap di kebun hotel King Lotus bergejolak penuh amarah.Setelah yakin bahwa kedua orang yang diamati nya tidak menyadari kehadirannya. Pria itu pergi meninggalkan tempat itu.Dengan mobil mewahnya, ia keluar dari parkiran hotel King Lotus dengan ugal-ugalan.Mobil sport berkecepatan tinggi itu melaju kencang.Gung Yoga duduk di balik kursi kemudian itu marah, dan air mata yang berderai.Tak sanggup mengendalikan amarah.Pria itu menepi dan menendang ban mobilnya.
Melihat tubuh yang molek, ranum, lekuk yang indah dan tak mengenakan sehelai benang pun bergerak condong ke arahnya dan mulai membuka kancing baju yang ia kenakan satu per satu. Gung Yoga segera merengkuh tubuh gadis itu dan mencium bibirnya dan tangannya membelai kulit halusnya. Wanita yang sudah dibutakan nafsu itu membalas ciuman itu dengan semangat. "Ayo, kita bersenang-senang malam ini, sebagai pembalasan atas perbuatan mereka, puaskanlah aku Gung Yoga, malam ini aku milikmu… " kata Mang Selly dengan nafasnya yang memburu.Tanpa pikir panjang lagi, Gung Yoga segera melucuti pakaiannya dengan dibantu oleh gadis itu. Setelahnya, keduanya berciuman, berpelukan sambil berbansa menikmati musik romantis yang mengalun pelan bagaikan dua insan yang jatuh cinta. Ruangan gelap yang dihiasi kelap kelip lampu diskotik, membuat suasana tempat itu menjadi tempat yang sempurna untuk bercinta. Setelah puas berdansa, Gung Yoga mengangkat tubuh wanita itu, dan membaringkannya di sofa. Mang Sel
"Luh…." rintihan pedih seorang pemuda.Tubuhnya penuh penuh luka, Ia merangkak mendekati seorang gadis yang terkapar bersimbah darah. Dengan sisa tenaga yang ia miliki, pemuda itu menggenggam tangan gadis itu dan berkata;"L-Luh…. j-jangan lupakan j-janjimu, a-ayo… kita bertemu di dunia tanpa kasta… "“Aaaah!” jerit Dayu terbangun dari tidurnya.Gadis yang tersengal-sengal itu, segera meraih gelas berisi air yang ada di sebelah tempat tidurnya. Setelah meneguk beberapa kali, ia menghembuskan nafasnya.Lalu, ia membaringkan kembali tubuhnya diatas tempat tidur untuk menenangkan diri.
Pentas di Art Center. Suara gamelan terdengar sangat indah membahana, Dayu terlihat sedang mengikuti gladi resik pentas tari di sebuah panggung terbuka. Tempat itu terlihat sangat sibuk. Adanya kunjungan beberapa pejabat penting pada sore itu, membuat pengamanan di tempat itu dilipat gandakan. Terlihat ada banyak aparat polisi yang berjaga di pintu masuk. Ketika matahari sudah terbenam, Dayu dan Gek Trisha sedang bersolek bersama beberapa penari lain di ruang rias. Mereka sedang bersiap untuk menarikan Tari Pendet, tarian pembuka pada pentas malam itu. Gek Trisha adalah sahabat karib Dayu sejak SMA. Ia adalah seor
Keesokan harinya, di sebuah pantai berpasir putih yang terletak di bawah sebuah tebing,terlihat 2 orang pria duduk diatas bebatuan berwarna coklat.Mereka berdua sedang memancing ikan."Entah kenapa, setiap kali aku duduk disini, aku merasa sedih," ucap De Arya."Memangnya kenapa komandan?" tanya Parto."Mungkin karena cerita sedih dipantai ini.Konon katanya, ada sepasang kekasih yang meninggal di sini setelah mengikat sumpah setia satu sama lain.Karena cerita itu, penduduk disini menamai tempat ini Pantai Tebing Perjanjian."
Malam harinya di kantor polisi."komandan, lihat!" Parto tergopoh gopoh sambil menunjukkan layar ponselnya."Ada yang menemukan dompet komandan, lihat ini nomor whatsapp nya," sambungnya.Kapten muda itu memeriksa postingan itu dengan cermat. Lalu ia mencatat nomor orang yang memasang pengumuman itu, dan menulis pesan kepadanya.Selamat malam, saya Made Aryajaya, apakah benar bapak/ibu menemukan dompet saya?Tak lama kemudian terlihat ada jawaban.Iya, saya memang menemukan dompet bapak, tapi untuk memastikan bahwa dompet ini milik bapa