Share

Bab 13

Kak Murni tiba-tiba sulit menggerakkan kakinya dan tangan. Semua persendian tiba-tiba terasa nyeri dan sakit. Ya Tuhan, aku tak sanggup melihat kakakku seperti ini.

"Kak, sekarang Kakak tidur dulu, besok pagi ditanya ke dokter tentang gejala yang Kakak alami." Mama bersedih, ia hanya bisa meneteskan air mata.

Aku duduk dan menatap wajah Kak Murni. Menciumi telapak tangannya. Aku lihat Kak Murni menangis terisak-isak melihat kondisinya saat ini.

"Kakak nggak bisa tidur," ucapnya dengan isak-tangis. Entahlah, Kak Murni sedang menyesali takdir atau menangisi penyakitnya.

"Kamu sudah berapa lama tidak ibadah salat, Nak?" tanya mama. Kak Murni menggelengkan kepalanya.

"Aku ambilkan mukena, ya Kak. Masih ada waktu untuk salat isya." Aku mengambilkan mukena yang berada di laci pasien. Kak Murni masih sesegukan. Sebentar-sebentar ia mengelap air mata yang tumpah.

"Apakah sakit ini karena dosaku yang teramat banyak, Mah?" tanya Kak Murni dengan nada sesegukan.

"Tidak ada yang tahu dosa dan ama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status