Mantiko Sati - Kitab 1: Harimau Dewa

Mantiko Sati - Kitab 1: Harimau Dewa

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-11
Oleh:  Minang KWTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
50 Peringkat. 50 Ulasan-ulasan
217Bab
102.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Di usianya yang masih belia, Buyung Kacinduaan harus menjadi yatim piatu. Ayahnya dibunuh, ibunya diperkosa dan berakhir bunuh diri; semua itu dilakukan oleh Angku Mudo Bakaluang Perak, putra dari sang Panghulu Nagari. Berhasil melarikan diri, Buyung bersembunyi di goa kecil yang berada di tebing Ngarai Sianok dan hidup dalam perlindungan seekor harimau putih bermata biru. 10 tahun berlalu, dan harimau putih pun mencapai hayatnya. Demi bertahan hidup, Buyung memakan bangkai sang harimau. Di dalam goa itu pula ia menciptakan tinju Harimau Mengaum. Berhasil menyempurnakan kemampuan bela dirinya, pemuda itu memutuskan untuk keluar dari goa dan membalaskan dendam kedua orang tuanya. Akankah Buyung berhasil menjatuhkan Angku Mudo yang telah menjadi pemimpin kerajaan itu dan membalaskan dendam orang tuanya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Senja Membara

Api berkobar dari sebuah rumah, membakar habis bangunan yang hanya terdiri dari papan dan atap dari susunan daun rumbia. Besarnya kobaran api bisa terlihat dari kejauhan.

Areal di depan rumah itu, tergeletak beberapa jasad, bergelimpangan dengan kondisi tubuh yang mengenaskan, bersimbah darah.

Ada tiga orang lainnya di sana yang berdiri tegak seolah mengabaikan rasa panas dari api yang berkobar-kobar.

Seorang dengan menggenggam dua golok berkilat. Dua bilah golok itu sisi tajamnya masing-masing berlumuran darah. Darah-darah itu masih menetes di ujung golok yang mengarah ke tanah. Sosok yang satu ini adalah seorang laki-laki tinggi besar, namun wajahnya tidak terlihat dengan jelas sebab tertutup tudung kepala yang menyatu dengan jubah pendeknya. Tudung dan jubah itu terbuat dari kulit dan bulu beruang coklat.

Seorang lainnya bertubuh lebih kecil dari pria di sampingnya. Ia seorang wanita. Dan sebagaimana dengan pria di sampingnya, kepala dan sebagian tubuh wanita itu tertutup tudung dan jubah dari kulit dan bulu beruang berwarna hitam.

Wanita itu tidak memegang senjata apa pun di tangannya. Akan tetapi, sepuluh kuku jari tangannya itu panjang dan berlumuran darah. Darah-darah menetes dari ujung-ujung kukunya ke tanah.

Dan seorang pria lainnya dengan pakaian yang jelas lebih baik dari dua orang di belakangnya itu, dia juga terlihat lebih muda dari dua yang lain.

Saat itu, pria muda sedang mencengkeram leher seorang pria sepantaran 40 tahun.

“Sialang Babega,” ujar si pria muda. Ia memaksa pria dalam cengkeramannya berjinjit. “Keperkasaanmu hanya tinggal nama saja, kemampuanmu belum seberapa dibanding dua orang di belakangku itu. Kau menyedihkan. Cuih!”

Ludah si pria muda tepat mengenai sebelah mata Sialang Babega—dalam bahasa Indonesia berarti: Elang Perkasa.

Kondisi pria itu sangat menyedihkan. Selain wajah yang lebam dan sebelah matanya itu tertutup ludah si pria muda, hidungnya juga patah, darah mengalir dari sudut bibirnya yang pecah, juga kedua tangannya yang terkulai pun berlumuran darah. Cukup jelas bahwa kedua tangannya itu remuk dengan beberapa luka menganga.

Begitu juga dengan kakinya. Salah satu kakinya bahkan terlihat berputar ke arah sebaliknya karena patah seperti dipelintir.

Jadi, ia terpaksa menahan beban tubuhnya dengan berjinjit satu kaki saja.

“K—kau…” ujar Sialang Babega di tengah kesulitannya untuk bernapas sebab cengkeraman tangan pria muda itu begitu kuat di lehernya. “Kau tidak akan bisa lari. Orang-orang Kerajaan Minanga pasti akan membalas perbuatanmu.”

Pria muda terkekeh, ia melirik ke belakang, pada dua orang yang berdiri layaknya dua buah patung batu itu.

“Bukankah sudah kukatakan padamu,” kata si pria muda, “semenjak tiga purnama yang lalu?” pria muda menyeringai. “Kukatakan sekali lagi padamu, Sialang Babega. Kau hanya seorang Wali Jorong[1], sedangkan aku Hulubalang Nagari[2]. Kau bisa apa, hah? Aku hanya meminta satu hal saja darimu, kenapa kau begitu keras kepala?”

“Aku tidak peduli kau siapa,” sahut Sialang Babega yang sedikit pun tidak takut akan kematiannya sendiri. “Cepat atau lambat, kau akan menerima karma perbuatanmu.”

“Begitu, ya?” pria muda menyeringai seraya menepuk-nepuk pipi Sialang Babega dengan tangannya yang lain. “Kuakui,” ujarnya, lagi. “Kau memang memiliki jiwa yang kuat. Kau bahkan tidak gentar dengan kematianmu sendiri.”

“Apa takutnya dengan kematian? Semua yang bernyawa pasti mati, kecuali kau adalah seorang dewa. Tapi sayang sekali, Angku Mudo Bakaluang Perak, kau sepertinya tidak memiliki kriteria semacam itu.”

“Kau bilang apa?” si pria muda mendekatkan telinganya ke mulut Sialang Babega. “Hemm?!”

Sementara ia mendekatkan sebelah telinganya ke mulut Sialang Babega, Angku Mudo Bakaluang Perak yang bernama asli Darna Dalun, menekuk tangannya yang tadi ia gunakan menepuk-nepuk pipi Sialang Babega. Empat jari tangannya rapat dan lurus, ibu jari menekuk.

“Aku bilang,” ujar Sialang Babega yang semakin kesulitan untuk berbicara, “kau tidak akan mencapai tahap itu—”

Jlept!

Bola mata Sialang Babega membesar, perutnya ditembus jari tangan Darna Dalun hingga sebatas pergelangan tangan. Ia tersedak, dan semakin banyak darah yang meleleh dari dalam mulutnya.

Tidak puas menyiksa Sialang Babega sampai di situ, Darna Dalun menggenggam organ-organ di dalam tubuh Sialang Babega, lalu…

Cras…!

Sialang Babega akhirnya tewas dengan organ dalam tubuhnya terputus-putus dan kini berada di dalam genggaman tangan kanan Darna Dalun.

Pria muda itu menyeringai memandangi organ tubuh dalam genggamannya itu, lalu dibuang begitu saja.

Sialang Babega yang sudah tidak lagi bernyawa ia jatuhkan begitu saja ke tanah.

“Kenapa kau malah membunuh dia?” tanya pria yang memegang dua golok berlumuran darah itu.

Pria muda hanya terkekeh saja. Ia berjongkok di hadapan jasad Sialang Babega, lalu menggunakan punggung pakaian jasad tersebut untuk mengelap tangannya yang berlumuran darah.

“Kau belum mendapatkan tanda khusus itu, Angku Mudo.”

“Hei,” sang wanita melirik pada pria tinggi besar di sampingnya itu. “Biarkan saja.”

Meski kesal sebab tujuan utama mereka belum tercapai, namun si pria sepertinya lebih memilih untuk kembali diam saja.

“Jangan kau khawatir, Rumada,” ujar si pria muda, dan kembali berdiri.

Ia melangkah mendekati pria besar yang ia panggil Rumada itu. Lalu menepuk-nepuk bahu pria tersebut.

“Jangan khawatir,” ujarnya, lagi. “Tanda khusus itu pasti dibawa lari istrinya. Mari,” pria muda pun melangkah meninggalkan kawasan yang panas karena api yang masih membara. “Kita hanya perlu menemukan di mana istri dan anaknya bersembunyi.”

CATATAN ...

[1] Pejabat negeri setingkat Kepala Dusun.

[2] Pejabat negeri setingkat Bupati.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
98%(49)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
2%(1)
9.8 / 10.0
50 Peringkat · 50 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
Zhu Phi
Ijin promote thor ... Pendekar Naga Biru S2 : Iblis Naga Biru. Mampir ya ... Terima kasih
2023-09-26 12:28:59
1
user avatar
Indri Septiani
Cerita minang keren juga ya...tp koinnya mahal
2023-08-03 21:51:44
1
user avatar
Aldho Alfina
Numpang neduh thor 'Penguasa Dewa Naga'
2023-03-20 15:42:32
1
user avatar
Zen Slanker
Ini baru lain dari yg lain… Biasa nya kebanyakan cerita novel tentang dunia persilatan berlatar belakang wilayah dan budaya jawa klo gk cina.
2022-12-24 00:04:59
1
user avatar
Styaningsih Danik
saya jadi terhibur dan menghilangkan rasa rindu karena tidak banyak karya2 dengan genre seperti ini ...bagus dan mantap
2022-11-12 16:44:22
2
user avatar
Aldi pga
Mampir ke novel legenda Galuh Tapa, kali aja ada yang mau membaca tulisan sederhana ini, ditunggu ya kak.
2022-08-29 00:06:09
1
user avatar
aldo.paikerz15
Luar biasa min Jangan lupa mampir di karya saya "Legenda Naga Langit" Insyaallah menghibur.
2022-08-07 01:08:12
1
user avatar
Srigede Hanif
saya lihat banyak novel baru yang rilis, tapi ko yg Sibunian Tongga terkesan tidak dlirik sama pihak GN,, apakah sesulit itu untuk mnerbitkan novel baru dsini?, babang Tothor ayo dong lebih smangat lagi ngajuinnya biar novel Sibunian Tongga sgera rilis, sdikit kurang sabar nih nunggunya, T.T
2022-06-15 05:44:12
2
user avatar
kailani gech
sy masi nunggu sibunian tongga... semoga segera rilis...
2022-06-13 18:53:41
1
default avatar
richocaduak
season ke2 kapan di rilis thor
2022-05-18 14:53:15
1
user avatar
Fahmi Hakim
menarik cukup lama tidak membaca cerita cerita seperti ini sejak terakhir baca Bastian Tito dengan Wiro Sablengnya
2022-05-10 11:44:43
1
user avatar
Astri Yani
kisah adiknya Buyung nggak pernah disinggun g di cerita cerita ini
2022-04-02 21:01:42
1
user avatar
kailani gech
suka dengan jalan ceritanya yang mengalir dan mudah dicerna... semangat terus, sehat terus biar update tetap berlanjut...
2022-03-22 02:42:07
2
default avatar
Allysia
bagus banget ceritanya kak. Ditunggu kelanjutannya.
2022-03-01 10:53:05
1
user avatar
Mey Riska
mana kelanjutannya
2022-02-13 22:59:49
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
217 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status