Share

65. Akhirnya Bertemu

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2025-08-29 16:13:19

Pernyataan Bianca membuat wajah Geo semakin tegang. Ia sangat berusaha menahan emosinya dengan mengatur napas.

“Aku ingin bertemu si kembar – Blue dan Grey.” Tanpa basa-basi lagi, Geo berkata.

Bianca tidak langsung merespon. Ia diam sejenak lalu bertanya singkat. “Untuk apa?”

“Ya Tuhan, Bianca. Mereka anak-anakku!” Lagi, nada suara Geo meninggi kembali.

Bianca memicing, lalu menaikturunkan bahunya. “Perlu tes DNA untuk memastikan apa benar kamu ayahnya.”

“Ya, Tuhan!” desis Geo lagi dengan nada frustasi. “Kamu benar-benar mau menguji kesabaranku.”

Untuk sesaat, mereka terdiam. Bianca sebenarnya sudah tau bahwa Geo ingin bertemu untuk mendiskusikan pertemuan dengan Blue dan Grey.

Tetapi, ia memang ingin mengulur waktu. Meski rasanya sekarang tidak mungkin lagi. Masalahnya, ia sudah mengulur waktu hampir empat tahun untuk mengabarkan kelahiran si kembar pada Geo.

“Jadi, kamu yakin si kembar anakmu?”

Geo menghela napas dan mengangguk tegas. “Iya. kamu pasti pun begitu saat melihat wajah m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yiming
wahh blue berani bgt sama daddynya.semoga geo gak emosi sm blue
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   87. Butuh Sekutu

    Bentakan itu membuat Bianca terkejut. Apalagi Blue. Spontan anak lelaki itu berdiri di depan Bianca dan merentangkan tangannya menghadang Geo yang akan mendekat.“Kenapa marah-marah sama Mommy aku?!” Blue berteriak dengan wajah murka.Geo berhenti dan terpaku melihat Blue yang tampak marah. Bianca segera mendekap Blue dan menenangkannya.“Aku nggak papa, Mommy.” Blue berkata datar, tapi matanya tetap menyala pada Geo.“Blue, Daddy bukan marah, tapi.... ““Aku tau orang marah seperti apa.” Blue memotong kalimat Geo. “Aku nggak suka lihat orang marah-marah pada Mommyku!”Bahkan Bianca baru pertama kali melihat Blue keras begitu. Tangan kecil Blue menarik Bianca menjauh.“Grey, ayo ke kamar!” Blue berkata pada saudara kembarnya sambil berjalan terus bersama Bianca.Bianca terlihat bingung karena harus meninggalkan Grey, sementara anak itu masih asyik berenang. Di sisi lain, Blue menariknya kencang untuk masuk ke dalam hotel.“Aku akan antar Grey.” Geo berucap, seolah mengerti tatapan Bia

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   86. Mau Jadi Orang Kaya

    Pagi harinya, Bianca bangun karena sinar matahari baru saja menembus tirai. Blue dan Grey ternyata telah bangun lebih cepat dari biasanya, dengan semangat yang jarang terlihat.“Mommy, ayo kita berenang dulu sebelum sarapan!” pinta Grey sambil menggoyang-goyang lengan Bianca.Blue yang biasanya datar ikut menambahkan, “Kolamnya sepi kalau sekarang. Enak, Mommy.”Bianca tersenyum kecil melihat antusiasme mereka. “Baiklah. Tapi hanya sebentar, ya. Setelah itu kita harus sarapan karena siang hari kita akan check out.”“Sayang ya, kita harus pulang. Padahal hotelnya bagus, aku suka.” Grey merengut sambil mengganti pakaian.“Iya. Hotelnya bagus.” Blue mengangguk setuju.Mereka bertiga berjalan ke kolam renang hotel. Benar saja, tempat itu masih sepi. Air kolam berkilau memantulkan cahaya pagi, dan hawa tenang membuat suasana terasa lebih intim.Grey langsung melompat dengan gaya heboh, cipratan airnya mengenai Bianca dan Blue.“Hahaha! Rasanya kayak punya kolam renang pribadi!” serunya ria

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   85. Yang Terpenting

    “Ka – Kamu sudah cerai dari Amara? Mudah sekali kamu bercerai, ya?” Bianca menggeleng samar.Jika Amara yang cantik dan berasal dari keluarga terpandang saja mudah Geo singkirkan, bagaimana dengan dirinya. Bianca mengembuskan napas berat.“Terserah kamu mau berpendapat apa.” Geo menerawang langit malam di depan mereka. “Awalnya, kupikir dengan menikahi Amara, ingatanku bisa kembali pada kejadian malam itu.”Spontan, Bianca menoleh. “Jadi, sebagian ingatanmu itu belum kembali?”Geo menggeleng. “Aku sudah mencoba berbagai cara, tapi belum ada hasilnya. Dan Amara – entah, aku merasa ia bukan lagi wanita yang pernah kucintai dulu. Kami sering bertengkar dan akhirnya hidup masing-masing.”“Oh, begitu.” Bianca mengerutkan dahi sedikit. “Melalui tatapan mata Uncle Atrick dan Auntie Marissa pada Blue dan Grey, kutebak... kamu dan Amara tidak memiliki keturunan?”Geo kembali menggeleng. “Semua program kehamilan sudah kami lakukan, tetapi Amara tidak juga hamil.”Ternyata kehidupan keluarga Wil

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   84. Obrolan di Balkon

    Rudolf baru selesai berbincang dengan si kembar kala Atrick dan Marissa juga menghampiri. Kelompok kecil pendukung prestasi si kembar itu saling menyapa dan berbalas kabar.Namun begitu, mungkin hanya Bianca yang merasa terhimpit di antara percakapan yang tak berujung ini. Ia ingin mengakhiri obrolan dan beristirahat.Baginya, berada di dekat keluarga Willson – terutama Marissa menguras energinya hingga ia merasa lelah sekarang.Atrick tersenyum ramah sambil menatap Rudolf.“Bagaimana kalau kita lanjutkan perbincangan ini saat makan malam? Kamu akan berkumpul untuk merayakan prestasi baru Blue dan Grey.”“Jangan! Tidak!” Bianca menjerit dalam hati. “Aku tidak mau berada dalam situasi tegang ini lagi!”Rudolf menggeleng pelan, tetap menjaga sopan santunnya.“Terima kasih banyak, Mr. Willson. Tawaran yang baik sekali, tapi saya sudah ada acara keluarga malam ini. Lain kali, mungkin saya akan dengan senang hati menerima.”Nada suaranya halus, tapi tersirat tegas, seolah ia tak ingin terj

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   83. Nyaris Sempurna

    Arena kompetisi yang megah bergemuruh oleh tepuk tangan ketika nama Blue dan Grey Willson diumumkan sebagai pemenang utama lomba Spelling Bee internasional itu.Skor mereka nyaris sempurna, mengungguli ratusan peserta dari berbagai negara.Bianca menahan napas, matanya berkaca-kaca saat melihat kedua putranya berdiri di panggung, dengan dada tegak dan wajah bangga.Geo dan Atrick berdiri sambil bertepuk tangan keras, sementara Marissa bahkan sampai menutup mulutnya dengan tangan, tidak percaya cucu-cucunya begitu luar biasa.Penghargaan demi penghargaan diserahkan. Sertifikat internasional, medali emas berkilau, hadiah uang tunai dalam jumlah besar, serta bingkisan dari sponsor yang menumpuk di samping panggung.Namun perhatian Bianca tertarik pada sosok pria kurus berkacamata tipis yang melangkah ke tengah panggung untuk menyerahkan hadiah utama. Jas hitamnya sederhana, dengan sorot mata dan wajah yang teduh dan cerdas.“Selamat untuk Blue dan Grey,” ucapnya dengan suara tenang namun

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   82. Mereka Jenius!

    Pesawat pribadi milik Geo tampak berkilau di landasan. Ini pertama kali Bianca naik pesawat pribadi. Blue dan Grey langsung berlarian kecil menuju tangga pesawat, mata mereka berbinar-binar.“Mommy! Ini seperti di film!” seru Grey. “Kami juga naik pesawat ini saat pergi dengan Kakek.”Grey menoleh pada Blue. “Betulkan, Blue. Ini pesawat yang sama?”Blue melirik nomer yang tertera pada badan pesawat. “Iya, benar. PK-XYZ 2009786.”Bianca tersenyum. Kemampuan Blue dalam mengingat simbol semakin mengesankan.Sambil menarik koper kecil mereka, Bianca menaiki tangga. Ia masih kikuk, terlebih karena Marissa juga ikut serta. Namun sebelum canggung itu menguasai, Geo maju menolongnya.“Biar aku bantu, Bianca.” Ia mengambil koper dari tangannya. “Di dalam, ada ruang khusus untuk penyimpanan.Lalu, Geo melirik ke Blue dan Grey yang hampir membuka semua laci kursi, “—ada tombol di samping kursi. Itu untuk mengatur sandaran dan layar hiburan. Jangan khawatir, semua aman untuk anak-anak.”Bianca me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status