Share

LEMBAR KE-8

Penulis: DAVOBI
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-03 21:00:36

“Mulai sekarang kau akan melayani Nona Ziu. Tugasmu adalah selalu di sisinya dan melakukan apapun yang diperintahkannya. Kau mengerti?” ucap Pangeran Vajra dengan singkat.

Pelayan yang bernama Khani mengangguk. “Hamba mengerti, Pangeran. Perintah Pangeran akan hamba laksanakan sebaik mungkin,” jawabnya sambil memberi hormat.

“Mulailah dari menjaga dan merawatnya nya hingga dia bangun. Laporkan juga perkembangan kesehatannya kepadaku,” ucap Pangeran Vajra sambil berjalan meninggalkan kamar itu.

“Baik, Pangeran,” jawab Khani. Dia kemudian duduk di lantai dekat dengan ranjang Ziu. Hal ini dilakukannya agar segera mengetahui jika Nonanya sudah sadar.

Setelah keluar dari kamar Ziu, Pangeran Vajra berjalan menuju ke suatu tempat. Di sepanjang jalan terdapat berbagai macam bunga dan tumbuhan yang indah. Semua itu ditanam atas perintah Pangeran Vajra. Dia tampak puas dengan pekerjaan yang dilakukan oleh para pengurus kediamannya.

“Pangeran, ada perintah dari Istana Agung. Anda diharapkan segera menghadap Kaisar,” lapor Yaru yang tiba-tiba muncul di belakang Pangeran Vajra.

“Kaisar?” Pangeran Vajra berhenti berjalan dan berbalik untuk melihat Yaru. Dia tampak ingin memastikan sesuatu.

“Tumben sekali Kaisar memanggilku. Bagaimana dengan Noan?” Pangeran Vajra bertanya dengan nada yang berbeda.

“Pangeran Noan sepertinya juga diperintahkan untuk menghadap. Hamba melihat utusan Kaisar keluar dari Istana Utara,” jawab Yaru menjelaskan tentang hal yang dilihatnya.

Wajah Pangeran Vajra mengeluarkan ekspresi yang tidak enak dipandang. Dia selalu seperti itu ketika membicarakan kakaknya, Pangeran Noan. Walaupun saudara kandung, tapi mereka tidak sedekat itu.

“Bisakah kita tidak kesana? Suasananya pasti tidak menyenangkan. Semuanya tidak berjalan bagus setiap bertemu dengan orang itu,” keluh Pangeran Vajra setelah mendengar laporan Yaru.

Yaru menghela nafas sebentar. “Hambat tahu kenapa Pangeran mendadak tidak ingin pergi kesana. Tapi jika Pangeran tidak muncul, takutnya akan membuat Kaisar tersinggung.”

“Tentu saja. Kaisar bisa saja menghukumku seperti biasanya.”

“Harap Pangeran bisa menahannya untuk sementara.”

Pangeran Vajra menghela nafas panjang. Dia sudah memutuskan hal yang akan dilakukannya. “Baiklah kalau begitu. Kita kesana setelah aku beristirahat sebentar.”

“Pangeran! Pertemuannya dilaksanakan sekarang,” ucap Yaru sambil mengisyaratkan agar Pangeran Vajra berjalan di depannya.

Pangeran Vajra yang baru saja ingin berjalan lagi berhenti mendadak setelah mendengar kata-kata Yaru. Dia berbalik dan terlihat tidak percaya dengan perkataan pengawalnya. Wajahnya menunjukkan rasa kesal yang cukup besar.

“Woaahhh… orang tua itu benar-benar…” ujar Pangeran Vajra dengan suara yang terdengar cukup emosional.

Akhirnya dengan berat hati dan amarah yang akan meledak-ledak, Pangeran Vajra berjalan ke arah sebaliknya. Yaru mengikutinya dari belakang. Dia berusaha untuk meredakan rasa kesal yang sedang dirasakan oleh tuannya. Mereka berdua menuju ke Istana Agung, tempat kediaman Kaisar dan Permaisurinya.

-----***-----

Di dalam Istana Agung, seorang laki-laki menggunakan pakaian khusus keluarga kerajaan. Dia duduk di atas satu-satunya singgasana yang berada di dalam ruangan itu. Di samping laki-laki itu tengah duduk seorang perempuan dengan anggun. Mereka berdua tampak sangat dihormati oleh semua orang yang berada di dalam ruangan itu.

Laki-laki dan perempuan itu adalah Kaisar dan Permaisuri Kerajaan Burumun. Mereka berdua duduk selayaknya pemimpin sebuah negara. Kasim Makhun berdiri tidak jauh dari singgasana Kaisar. Dia adalah penasehat sekaligus pelayan yang selalu berada di dekat Kaisar.

Di depan Kaisar berdiri seorang pemuda yang memakai pakaian sangat mewah dan terlihat agung. Dia adalah Pangeran kedua Kerajaan Burumun, Pangeran Noan. Pangeran Noan terlihat sudah selesai melaporkan tugasnya yang sudah dilaksanakan dengan sangat bagus.

“Aku harap kau mampu mencapai kesuksesanmu di tugas-tugas lainnya,” ucap Kaisar sambil tersenyum senang.

“Terima kasih atas ucapan Yang Mulia. Hamba akan melakukan yang terbaik,” jawab Pangeran Noan.

Kaisar mengalihkan pandangannya kepada Kasim Makhun. Ekspresi wajah yang awalnya bangga mendadak berubah seratu selapan puluh derajat. Dia seperti sedang menahan amarah karena suatu hal.

“Apakah kau sudah pergi ke Istana Selatan?” tanya Kaisar kepada Kasim Makhun.

Kasim Makhun agak membungkuk di hadapan Kaisar. “Sudah, Yang Mulia. Saat itu Pangeran Ketiga sedang ada urusan yang mendesak. Jadi hamba menyampaikan pesan Kaisar kepada Yaru.”

“Tapi kenapa dia belum datang juga? Apakah seperti ini sikap menghormati ayahnya sendiri?”, geram Kaisar. Nadanya sudah meninggi.

“Hamba mohon Yang Mulia tenang. Mungkin dia sedang dalam perjalanan. Anda sendiri tahu bagaimana kesibukan Pangeran Ketiga. Hamba mohon kepada Kaisar untuk menenangkan diri,” ucap Permaisuri menenangkan Kaisar.

Kaisar yang mulai marah berusaha meredakan emosinya. Dia harus tetap kelihatan tenang di depan orang lain. Itu adalah salah satu kewajiban seorang Kaisar untuk dapat mengendalikan dirinya. Hal itu juga dapat merugikan dirinya sendiri karena dapat menghilangkan martabatnya.

“Yang Mulia,” ucap Pangeran Noah sambil memberi hormat kepada Kaisar. “Apakah pertemuan ini harus tetap menunggu Adik Ketiga? Jika berada di pertemuan umum, menunggu orang yang tidak bisa datang tepat waktu seperti itu akan membuang-buang waktu.”

Kaisar terdiam. Dia tengah merenungkan perkataan Pangeran Noan yang terdengar masuk akal. Namun, jika Kaisar mengabaikan Pangeran Noah lagi, hal ini akan membuat hubungan kakak-beradik tersebut semakin rumit. Dia tidak ingin terlihat seperti pilih kasih. Bagaimanapun juga Pangeran Kedua dan Pangeran Ketiga adalah anak kandung dari Kaisar sendiri.

“PANGERAN KETIGA SUDAH TIBA!” teriak penjaga pintu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • KITAB KUNO SANG KURATOR   LEMBAR KE-33

    Vajra berpaling dan pergi dari tempatnya berdiri tanpa mengatakan apa-apa lagi. Bahkan, dia tak bergeming ketika mendengar suara lantang dari Ziu. Vajra tetap berjalan meninggalkan Ziu yang masih berada di atas tembok dinding. Khani menghembuskan nafas panjang karena merasa lega melihat respon Vajra. Dia merasa bebas dari hukuman yang berat. Di dalam hati, Khani terus mengucap syukur atas hal baik yang baru saja dia alami. “Sial! Aku gagal lagi. Kalau begitu aku harus mencari cara lain lagi untuk melarikan diri sebelum kembali ke rumahku,” ucap Ziu yang tak punya pilihan lain. Wajah Khani menegang. “Nona Ziu, apa yang anda katakan? Anda tidak bisa pergi!” Ziu tidak mengindahkan perkataan Khani. Wajahnya tampak sudah dipenuhi tekad yang benar-benar kuat untuk pergi. “Nona, dengarkan aku! Tidakkah anda ingin menemukan buku kuno itu?” tanya Khani yang tiba-tiba membahas tentang benda yang dicari oleh majikannya. Perlahan Ziu mulai melihat mendengarkan. Usaha Khani untuk menarik per

  • KITAB KUNO SANG KURATOR   LEMBAR KE-32

    Pintu keluar tempat tinggal Ziu tergeser perlahan. Kepala Ziu keluar sedikit untuk memeriksa keadaan sekitar. Tidak tampak satu pun penjaga yang lalu-lalang di sekeliling ruangannya. Tanpa pikir panjang lagi Ziu kemudian bergegas keluar.“Nona! Nona!” Khani terus memanggil majikannya sambil berlari mengejar Ziu.Ziu yang sudah berniat berlari dengan kecepatan penuh tiba-tiba mengurangi laju langkah kakinya. Dia tidak ingin suara Khani sampai membuat para pelayan ataupun penjaga kediaman berkumpul.“Nona, anda benar-benar tidak boleh pergi dari sini,” cegah Khani sambil memegangi tangan Ziu. “Hamba mohon, Nona.”“Kau sudah mencari selama satu hari penuh tapi belum menemukannya sama sekali. Hal itu berarti benda yang kita cari tidak ada di tempat ini,” tutur Ziu menjelaskan alasannya ingin pergi dari kediaman. “Lalu, mengapa aku harus bertahan untuk tetap tinggal di sini? Kita pergi saja ke tempat lain.”Ziu melepaskan genggaman tangan Khani. Dia segera melangkahkan kakinya lagi menyusu

  • KITAB KUNO SANG KURATOR   LEMBAR KE-31

    Ziu diam saja mendengar pertanyaan Khani. Di satu sisi dia tidak ingin bertemu dengan orang menyebalkan itu lagi. Namun, di sisi lain kata-kata pelayannya itu terasa masuk akal. Ziu merasa bingung dengan hal yang harus dipilihnya.“Nona, kita harus meninggalkan kesan yang baik padanya. Di masa depan, dia akan memperlakukanmu lebih baik karena hal itu. sejak malam pernikahan kemarin, anda belum pernah sekalipun mengunjungi dia,” ucap Khani memberikan pendapatnya.“Aku tidak akan melakukan hal itu!” Putri mulai meninggikan suaranya sambil menarik kaki yang tengah dipijat oleh pelayannya itu. Wajahnya menunjukkan keengganan untuk melakukan saran dari Khani.“Dia lebih baik mengabaikan aku saja. Bagaimanapun, cepat atau lambat akuakan pergi dari sini. Mengapa aku harus berusaha untuk mengambil hatinya?” protes Ziu secara terus terang. “Pangeran Ketiga memang terlihat tampan. Namun, dia juga mempunya banyak wanita simpanan ya

  • KITAB KUNO SANG KURATOR   LEMBAR KE-30

    Selir Sinaksa dan Selir Yurian tertawa geli melihat Ziu terjatuh begitu keras. Mereka segera menyembunyikan rasa senangnya karena tidak ingin terlihat sengaja melakukannya. Mereka berdua melakukan hal itu hanya demi kesenangan semata.Ziu terbangun setelah beberapa saat tidakbergerak di lantai. Dari raut wajahnya bisa terlihat bahwa dirinya merasa kesakitan. Khani masih merasa khawatir walaupun Nonanya sudah sadar.“Nona, apa kau baik-baik saja?” tanya Khani sambil membantu Ziu duduk di lantai.“Ouch! Bagaimana aku tadi bisa jatuh? Rasanya sangat menyakitkan,” keluh Ziu yang akhirnya bisa duduk. Dia melihat bagian tubuhnya yang terasa sakit.Khani juga ikut memeriksa tubuh majikannya. Dia melihat wajah Ziu dengan seksama. Seusai melihat wajah Nona Mudanya, Khani menunjukkan ekspresi terkejut, tetapi juga senang secara bersamaan. Wanita yang kini dihadapannya bukan Ziu yang lemah lembut lagi.“Nona Ziu,” panggil K

  • KITAB KUNO SANG KURATOR   LEMBAR KE-29

    Di dalam Istana Wula, tempat tinggal Anmu Ziu sebagai Putri Permaisuri Ketiga telah kedatangan dua wanita yang tidak dikenal oleh Ziu. Seorang wanita mengenakan pakaian berwarna kuning berdiri dengan sangat tenang. Sedangkan di belakangnya perempuan berpakaian warna ungu menunggu dengan wajah masam.Mereka berdua sedang menunggu Ziu yang tengah bersiap-siap terlebih dahulu. Keduanya ingin bertemu dengan perempuan yang telah dipilih langsung oleh Pangeran Ketiga sebagai permaisuri. Khani berdiri dengan tenang namun penasaran ketika melihat kedua orang asing tersebut.Setelah beberapa saat menunggu, Ziu yang sudah berganti pakaian keluar. Busana berwarna biru langit membalut tubuhnya seolah-olah mengeluarkan auranya sebagai seorang permaisuri. Hiasan di kepalaZiu cukup sederhana tapi terasa sangat cocok dengan wajah cantiknya.“Selir Sinaksa memberi salam kepada Putri Permaisuri Ketiga,” ujar perempuan berbaju ungu sambil memberi hormat. Ziu dapat meli

  • KITAB KUNO SANG KURATOR   LEMBAR KE-28

    Khani tersenyu mendengar Nona Mudanya bicara dengan terbata-bata. “Tadi malam, Pangeran Ketiga datang melihat Nona. Beliau hanya masuk sebentar, lalu pergi. Anda dan Pangeran Ketiga tidak melakukan malam pertama”Ziu menghela nafas panjang dan tersenyum lega. Dia merasa nyaman karena tidak terjadi apa-apa dengannya tadi malam. Ziu tidak akan canggung atau malu bertemu jika setelah ini bertemu dengan Pangeran Kedua.“Lalu, apakah Pangeran Kedua datang?” tanya Ziu dengan wajah penasarannya.“Pangeran Kedua memang datang. Tapi anda memanggil Pangeran Ketiga dengan kata-kata itu tepat ketika Pangeran Kedua berada di luar ruangan ini. Dia marah dan pergi begitu saja,” cerita Khani mengenang kejadian semalam.Wajah Ziu yang mulanya terlihat ceria kini berubah bingung. “Bagaimana aku memanggil Pangeran Ketiga?”“Suamiku… cepatlah masuk! Aku tak bisa menunggu lagi,” ujar Khani menirukan Ziu ketika memanggil Pangeran Ketiga. “Nona, waktu itu anda memanggilnya seperti itu.”Ziu benar-benar tida

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status