Share

11. Jangan Ambil Nyawa Anakku

Jeritan Buk Suna dan teriakan panik Pak Abdul tidak membuat para tetangga berdatangan dikarenakan hujan deras yang sedang melanda.

Bukan mereka enggan untuk menjenguk, tetapi suara hujan membungkam semua jeritan dan teriakan sepasang suami istri tersebut, sehingga kepanikan yang melanda keluarga Pak Abdul tidak sampai ke tetangga.

“Udaaa …. Bagaimana ini?” Buk Suna masih meratap meraung-raung. “Fikriii … buka mata wa’ang, Nak! Fikriii ….”

Fikri yang berada di pangkuan Buk Suna terlihat megap-megap seperti kehabisan napas.

Belum pernah sekali pun Buk Suna melihat anaknya berada dalam keadaan mengenaskan seperti ini.

Anak yang periang, yang selalu melucu, dan ringan tangan itu terbaring tidak berdaya.

“Kawu tunggulah di sini dulu, Suna. Biar aku cari Mak Naro. Dia pasti bisa mengobati si Fikri. Aku akan panggil juga Tek Mina untuk menemani kawu di sini.”

Pak Abdul sudah tidak bisa berpikir jernih lagi. Hatinya melantunkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status