Share

7. Menyewa pembunuh

Penulis: Cloudyouandme
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-27 23:00:37

Setelah cukup lama pingsan, Ethan akhirnya sadar. Ia perlahan membuka matanya dan mencoba untuk duduk. Begitu duduk, ia dapat merasakan sensasi sakit di perut dan punggungnya akibat benturan dan pukulan dari penatua Myra.

Tiba-tiba Ia teringat dengan kejadian sebelum ia pingsan. Bagaimana keadaan ibu? Apakah dia baik-baik saja? Kenapa bisa penatua Myra datang dan menangkap ibu? Pemikiran itu membanjiri kepalanya saat ini.

Pelan-pelan ia mencoba untuk berdiri, meskipun tidak dapat berdiri dengan normal karena sakit di perut dan punggungnya, itu tidak menghentikan kekhawatirannya pada ibunya.

Dengan langkah tergopoh-gopoh, ia pergi keluar dari kamarnya. Dari kejauhan, ia melihat bercak merah di halamannya. Segera ia pergi kesana untuk memeriksa apa yang terjadi. Suasananya sudah sepi, ia hanya dapat melihat noda darah pada lantai halaman rumahnya dengan beberapa potongan kain baju.

Ethan mencoba untuk berpikir positif, namun terpatahkan saat melihat potongan kain itu bercorak seperti baju yang dipakai ibunya tadi malam.

Dengan panik ia segera pergi menuju kamar ibunya. Begitu ia masuk,matanya terbelalak begitu melihat kondisi ibunya yang memprihatinkan.

Punggungnya kini ditutupi oleh balutan perban, dengan beberapa belas noda darah di tubuhnya. Ethan merasa sangat marah, ia ingin sekali membalas penatua yang menyebabkan semua ini.

Namun, perhatiannya teralihkan pada kepala klan yang sedang tertidur di kursi samping tempat tidur ibunya. "Apakah kepala klan benar-benar peduli pada mereka?" pikirnya.

Ethan mendekati ibunya untuk melihat lebih dekat, wajahnya yang pucat dengan nafas serta nafasnya yang terengah-engah saat tidur membuat hatinya semakin sakit.

Karena tidak ingin mengganggu, Ethan meninggalkan kepala klan dan ibunya agar beristirahat di kamar. Lalu berjalan menuju kamarnya sembari termenung.

Ternyata, ia sekarang hanyalah hanyalah seorang anak kecil yang dapat dengan mudah di kalahkan. Meskipun sudah mencapai tingkat awal Spirit Disciple, tetap saja tenaganya sama dengan anak berumur lima tahun.

Ethan sampai di kamarnya, ia mengunci pintunya dengan rapat, lalu duduk di tempat tidurnya sembari menatap dirinya pada cermin yang menempel di lemarinya.

"Dulu, aku adalah orang yang paling mulia dan selalu di puja-puja. Sekarang—bukan pujaan— melainkan hinaan, cacian, dan perbuatan semena-mena yang ia dapatkan." bisiknya lirih, seolah sedang berbicara pada bayangan dirinya di cermin.

Pandangan Ethan tak sengaja melirik ke arah kolong lemarinya, ia teringat pada pusaka Celestia yang dulu pernah menyembuhkan inti kultivasinya.

Ethan mengambil pusaka itu dari kolong lemarinya, lalu ia membersihkan debu-debu yang menempel pada pusaka itu dengan kain bajunya.

Meskipun sekarang kondisi pusaka itu seperti gagang pedang biasa, Ethan tetap mencoba untuk memeriksa dan memperbaikinya. Namun, itu tidak membuahkan hasil sama sekali.

Ethan lalu duduk bersila di atas tempat tidurnya, bersiap untuk berlatih kultivasi. Tanpa diduga, saat sedang menyerap energi, pusaka Celestia bereaksi lalu terbang di depan dada Ethan.

Penyerapan energi kultivasi Ethan pun tiba-tiba menjadi lebih cepat dari biasanya, Ethan terkejut lalu menghentikan latihannya. Pusaka Celestia pun berhenti terbang lalu jatuh ke pahanya.

Menyadari bahwa pusaka Celestia dapat membantunya untuk melatih kultivasinya, ia menjadi sangat gembira. Ethan pun melanjutkan latihannya bersama pusaka Celestia hingga larut malam.

Pelayan yang selalu menyediakan makanan Ethan dan ibunya menjadi khawatir. Biasanya, Ethan akan datang ke ruang makan sebelum malam tiba. Namun, Ethan tidak terlihat di manapun sejak kejadian dengan penatua.

Pelayan itu pergi ke kamar Ethan dan mengetuk pintu kamarnya. "Tuan muda? Apakah anda baik-baik saja? Saya sudah menyiapkan makan malam Tuan dan Nyonya"

Karena panggilan itu, Ethan menyudahi latihannya dan keluar dari kamarnya menuju ruang makan. "Apakah ibu sudah sadar?" tanya Ethan pada pelayan tersebut.

"Nyonya sadar sejak petang tadi tuan. Begitu sadar, nyonya bertanya tentang tuan dan saya menjawab anda sedang istirahat di kamar." balas pelayan.

Ethan mengangguk pelan, ia mengambil semangkuk sup hangat dan nasi. "Kamu bisa istirahat sekarang, sisa makanannya tolong simpan di dapur." perintah Ethan pada pelayan sebelum pergi mengantarkan makanan ke kamar ibunya.

Setelah sampai, ia mengetuk pintu kamar ibunya dua kali lalu masuk. Ia melihat ibunya sudah sadar dan berbaring diam di tempat tidur, sementara kepala klan tampaknya sudah pergi dari sana.

"Ibu, aku membawakan makanan untukmu. Biarkan aku menyuapimu hari ini." ucap Ethan sembari meletakkan makanan yang ia bawa dan duduk di samping ibunya.

Ibu Ethan tersenyum pada anaknya, memikirkan bahwa anaknya yang masih berumur lima tahun, namun tak dapat hidup seperti anak-anak lainnya membuat hatinya sakit.

"Maafkan Ibu, ya." Lirihnya dengan suara bergetar.

Ethan menggelengkan kepalanya sembari berkata. "Tidak, Ibu, seharusnya akulah yang minta maaf padamu. Karena aku sama sekali tak bisa melindungi mu. Sekarang, mari lupakan hal itu dan mari makan."

Ethan mengambil sesendok sup, lalu menyuapi ibunya. Malam itu, Ethan menghibur ibunya dan menemaninya hingga tertidur.

Setelah ibunya tertidur pulas, Ethan keluar dari kamarnya dan berencana untuk membalas perbuatan penatua pada ibunya. Meskipun ia yakin tidak dapat membunuhnya, setidaknya penatua Myra dapat merasakan bagaimana rasanya hampir mati.

Ethan kembali ke kamarnya dan mengambil seluruh uang yang ia curi dari anggota klan setiap harinya. Semuanya terkumpul sebanyak seratus dua puluh sembilan koin emas, jumlah itu lebih dari cukup untuk menyewa beberapa anggota assassin pembunuh.

Diam-diam dia menyelinap keluar, dan pergi ke kota. Dari informasi yang ia kumpulkan selama ini, terdapat sebuah kelompok pembunuh yang menyamar dan membuat sebuah bar di tengah kota.

Jika ingin menyewa mereka, maka dia harus masuk ke dalam bar dan duduk di dekat meja kasir selama 30 detik tanpa mengatakan apapun. Setelah itu, harus mengetuk meja sebanyak sebelas kali dengan sangat pelan, lalu memesan segelas bir dan satu ekor ayam panggang dengan perasan lemon diatasnya.

Setelah cukup lama mencari, akhirnya dia sampai tepat di depan pintu bar. Saat hendak masuk, seorang pria dengan bekas luka sayatan di wajahnya menghentikannya.

"Hei bocah! Ini sudah larut malam, dimana kau tinggal? Aku akan mengantarmu kesana, sebaiknya jangan berkeluyuran dan pulanglah ke rumahmu!" ucap pria itu pada Ethan.

"Aku datang bukan untuk bermain, aku mengikuti ayahku dan sepertinya dia ada di dalam." balas Ethan pada pria itu, berusaha untuk mengelabuinya.

"Sial!" Pria tersebut membuka pintu bar lalu berteriak. "Hei! Orang bodoh mana yang tidak menyadari anaknya mengikutinya sampai ke tempat ini?!"

Semua orang memperhatikan pria itu, "Apa maksudmu anak-anak?" tanya salah satu pelanggan bar itu.

"Anak i.." Pria itu terdiam, "Kemana perginya anak tadi?" celetuknya penuh heran.

Semua pelanggan di bar menyoraki pria itu, dan mengatakan bahwa dia telah berhalusinasi karena lelah. "Tapi!" Pria itu berusaha untuk menjelaskan, namun tampaknya semua orang mengabaikannya.

Pria itu pun pergi duduk di dekat meja kasir untuk memesan makan malamnya. Begitu pria itu duduk, dia terkejut. Ternyata anak yang tadi ia temui bukan hilang melainkan sudah duduk di dekat kasir.

Pria itu memperhatikan Ethan dengan seksama, sepertinya anak yang duduk disampingnya bukanlah anak biasa. Setelah Ethan duduk tanpa melakukan apapun selama tiga puluh detik, ia mengetuk meja di depannya dengan pelan sebanyak sebelas kali.

Dari situ, sang pria mulai curiga. Apa jangan-jangan anak yang disampingnya ingin menyewa seorang pembunuh bayaran? Namun ia tetap berusaha untuk berpikir positif.

Setelah Ethan selesai mengetuk meja, ia memesan menu satu ekor ayam panggang dengan perasan lemon. Saat itulah pria itu langsung memegang pundak Ethan, "Nak, sebaiknya kau memikirkannya sekali lagi, jika kau tidak ingin menyesal!"

Ethan menepis tangan pria itu lalu berkata. "Sebaiknya kau jangan ikut campur."

Menyadari kode dari Ethan, kasir bar tersebut menuntunnya ke ruangan khusus untuk menerima misi membunuh. Mendengar ada seorang anak kecil yang datang, membuat pemimpin kelompok pembunuh itu tertarik untuk bertemu langsung dengannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   43. Nerathos dan Ethan

    Ethan mulai merasakan bahwa Nerathos telah semakin dekat dengannya. Ia mengeluarkan Pusaka Celestia dari cincinnya, lalu menebasnya di udara.Tebasan itu mengakibatkan pohon-pohon disekitarnya terbelah dan terlempar ke arah Nerathos. Serangan sederhana seperti itu bukan apa-apa bagi seorang ketua sekte iblis.Dengan mudah, Nerathos menghempaskan pohon-pohon itu kembali ke arah Ethan. Kini mereka berdua saling berhadapan, perasaan Ethan menjadi sedikit panik, karena ia masih tengah bersiap untuk mengumpulkan energi mengeluarkan jurus pembangkit naga."Hmm... Aneh. Kemana para cecunguk itu semua? Kenapa mereka hanya meninggalkan seekor kecoa disini?!" ucap Nerathos sembari mencoba menekan Ethan dengan auranya.Aura sekecil itu bukan apa-apa bagi Ethan yang merupakan seorang kaisar di kehidupan sebelumnya, ia masih dapat berdiri tegak tanpa kesulitan sedikitpun.Melihat kejadian itu membuat ketua sekte iblis itu tertarik. "Hoo... Aku tidak m

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   42. Jurus pembangkit Naga

    Murid-murid itu langsung sadar, mereka semua segera ikut menggali tanah itu secepat yang mereka bisa. Hingga, mereka akhirnya sampai pada lubang yang berada di ruangan tempat para manusia yang akan di tumbal kan berada.Ethan masuk terlebih dahulu, demi memastikan tidak ada iblis yang menjaga ruangan itu. Ia memperhatikan sekeliling, ruangan itu begitu senyap, semua orang didalam tampak tidak sadarkan diri dan tergelatak begitu saja di ujung ruangan.Setelah merasa aman, ia mengajak para murid untuk ikut masuk ke dalam, membantunya memindahkan orang-orang yang tidak sadarkan diri ke luar dari ruangan itu.Namun, tindakannya itu telah dilihat oleh Drev dan Vyx yang menggantung di atasnya. Ethan tidak terpikir untuk memeriksa bagian atas ruangan tersebut.Tiba-tiba terdengar suara cekikikan yang amat kuat, "hihihi!" Vyx turun dengan cepat lalu melayangkan tendangan pada Ethan.Ethan dengan cepat menangkis serangan itu dengan menyilangkan ke

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   41. Kultivasi yang mengalami kemunduran

    Ethan mengajukan dirinya untuk ikut, ketua sekte, Nona Elira, dan Kael juga mengajukan diri. Namun, setelah melihat tingkatan kultivasi mereka, hanya Ethan yang sudah berada di tingkat tinggi Void Guardian. Karena itu, pemimpin sekte Dragon Warrior hanya memperbolehkan Ethan untuk ikut bersama mereka. Sementara yang lain, ia menyarankan mereka semua untuk beristirahat saja sementara di sekte Dragon Warrior bersama penatua Ying, Ethan juga mengatakan hal serupa, cukup dirinya saja yang ikut diantara mereka. Tak lama, Penatua Kang datang pada pemimpinnya dengan ekspresi serius, "Master, seluruh murid telah bersiap di lapangan untuk menyerang persembunyian para iblis itu." Pemimpin sekte mengangguk, "Kita tidak bisa membuang waktu, ayo!" ia mengajak Ethan untuk pergi menuju halaman tempat para murid sekte Dragon Warrior telah dikumpulkan. Ethan pergi menuju barusan belakang, sementara pemimpin sekte berdiri dihadapan seluruh anggota sekteny

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   40. Iblis dan naga

    Ethan mengajukan dirinya untuk ikut, ketua sekte, Nona Elira, dan Kael juga mengajukan diri. Namun, setelah melihat tingkatan kultivasi mereka, hanya Ethan yang sudah berada di tingkat tinggi Void Guardian. Karena itu, pemimpin sekte Dragon Warrior hanya memperbolehkan Ethan untuk ikut bersama mereka. Sementara yang lain, ia menyarankan mereka semua untuk beristirahat saja sementara di sekte Dragon Warrior bersama penatua Ying, Ethan juga mengatakan hal serupa, cukup dirinya saja yang ikut diantara mereka. Tak lama, Penatua Kang datang pada pemimpinnya dengan ekspresi serius, "Master, seluruh murid telah bersiap di lapangan untuk menyerang persembunyian para iblis itu." Pemimpin sekte mengangguk, "Kita tidak bisa membuang waktu, ayo!" ia mengajak Ethan untuk pergi menuju halaman tempat para murid sekte Dragon Warrior telah dikumpulkan. Ethan pergi menuju barusan belakang, sementara pemimpin sekte berdiri dihadapan seluruh anggota sektenya lalu berkata. "Hari ini, kita akan pergi m

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   39. Dragon Warrior

    Usulan Kael disetujui oleh Ethan dan yang lain. Mereka berjalan mendekati pintu gerbang sekte Dragon Warrior yang di jaga oleh dua pengawal. Ethan mendekati salah satu pengawal dan bertanya. "Permisi, apakah kami boleh ikut masuk ke dalam?" Pengawal itu hanya diam, tidak menanggapi perkataan Ethan. Kedua pengawal itu tidak bergerak sama sekali, bagaikan sebuah patung yang dapat bernafas. Tiba-tiba, terdengar suara yang amat keras datang dari pintu gerbang sekte. "Kau boleh berbicara!" Seketika, pengawal yang diam ditanyai Ethan sebelumnya menjawab pertanyaan Ethan. "Maaf, sekte kami tidak terbuka untuk orang asing." ucapnya tegas, lalu kembali diam layaknya patung. Ethan memperhatikan pintu gerbang itu, sekilas memang tampak seperti pintu gerbang biasa. Namun, bila diperhatikan dengan jelas, terlihat sebuah lubang kecil yang diisi sebuah permata pada setiap sudut. Ada enam permata juga yang menempel pada pintu dibagian belakang para pengawal itu. Ethan menjadi yakin, bahwa penga

  • Kaisar Altair: Kembalinya Penguasa   38. Meminta Bantuan

    Kael menundukkan pandangannya, ia murung, hatinya merasa bersalah karena tidak berdaya untuk menyelamatkan orang-orang yang masih bersama para iblis itu.Semua orang melihat Kael dengan perasaan iba. Sebenarnya, mereka juga ingin menyelamatkan orang-orang yang tertinggal di sana. "Apakah tidak ada cara untuk menyelamatkan mereka?" tanya ketua sekte pada Ethan.Melihat, teman-temannya yang tetap ingin menyelamatkan orang-orang tadi, Ethan berpikir sejenak. Ia kemudian mengusulkan untuk segera pergi ke kekaisaran untuk mendapatkan bantuan setelah beristirahat. Mereka semua pun setuju dengan usulan Ethan.Sementara itu, tikus-tikus Vyx masih mencari keberadaan mereka. Binatang itu mencari melalui jejak-jejak bau yang ditinggalkan pada tanah.Beberapa orang yang berhasil kabur akhirnya ditangkap satu persatu, termasuk pria botak yang keluar setelah Kael sebelumnya. Tiba-tiba, hujan turun dengan sangat deras, menyamarkan jejak mereka semua.Akibatnya, tikus-tikus Vyx tidak dapat melanjutka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status