Beranda / Fantasi / Kaisar Dewa Naga / BAB 5 Menghajar Kalian Sampai Babak Belur

Share

BAB 5 Menghajar Kalian Sampai Babak Belur

last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-29 10:05:50

"Eh, benarkah?!" Kecemasan Ariana menghilang, dia menghela napas lega sekaligus bersemangat.

"Ayo, kita beli kebutuhan dapur, nanti kita kejutkan Bibi dan Pamanku," Arjuna menepuk pipi Ariana dengan lembaran uang di tangannya sambil tertawa kecil.

Adegan ini terlihat cukup aneh, tapi Ariana yang pipinya ditepuk dengan uang sama sekali tidak menyadarinya.

Setelah merasa lega, gadis itu juga senang melihat Arjuna berhasil mendapatkan uang.

Selanjutnya, Arjuna dan Ariana pergi berbelanja di supermarket. Mereka membeli kebutuhan dapur dan beberapa bungkus makanan ringan.

Terlahir sebagai seorang wanita, Ariana tentu saja senang berbelanja. Namun, latar belakang keluarga sederhana membuat Ariana rendah hati dan dewasa.

Ia selalu berpikir untuk hemat dan efisien. Melihat gadis itu sedang berdiri di depan rak makanan ringan yang harganya paling terjangkau, Arjuna mengepalkan tinjunya, matanya bersinar tajam.

Ia bersumpah akan membuat gadis ini berdiri di atas kekayaan dan memandang rendah orang yang pernah merendahkannya!

Dua puluh menit kemudian.

"Ini uang sakumu, jangan bilang bibi sama paman, oke? Nanti diambil pula, " Arjuna terkekeh, dan memasukkan selembar uang ke kantong depan seragam Ariana.

Samar-samar, Arjuna merasakan kekenyalan dan pertumbuhan gadis muda di tangannya, membuatnya sedikit kaku.

Ariana menatap Arjuna dengan wajah memerah, jelas dia merasakan bagian 'itu' nya tersentuh.

"Ehem, " melihat tatapan tajam Ariana, Arjuna berdeham, menarik tangannya dengan enggan, dia membuang muka untuk menghilangkan rasa bersalah dan malunya.

"Hmm, " gadis itu bersenandung.

Memegang dua plastik berisi beberapa kebutuhan dapur dan makanan ringan, dia berjalan melewati Arjuna, keluar dari supermarket.

Arjuna juga mengikutinya sambil memegang karung berisi beras 10 kg di tangan kanannya dan plastik kebutuhan dapur seperti daging dan sayuran.

Menuju rumah, Arjuna dan Ariana diam tanpa mengobrol sedikitpun. Gadis itu membuang muka, pipinya masih merah.

Akhirnya dia tidak tahan, dan berbisik, " Terima kasih. "

Arjuna tertegun sejenak, lalu sudut mulutnya terangkat.

"Aku hanya membalas kebaikan keluarga kalian, terima kasih telah baik padaku selama 6 tahun ini," ucap Arjuna tulus, membuat Ariana terdiam dan menoleh untuk menatap wajah pahit Arjuna.

Melihat reaksi laki-laki itu, Ariana entah kenapa ingin menghiburnya, tapi kata-kata penghiburan itu tidak keluar dari mulutnya.

"Boss! Itu bocahnya!"

"Dialah yang membuat kita babak belur sebelumnya! "

Arjuna dan Ariana berjalan menuju rumah, ketika tiba-tiba mereka berhadapan dengan sebuah lorong sepi.

Di ujung lorong, sekelompok pria dengan penampilan preman, berambut botak dan wajah sangar berjumlah 6 orang, mulai menghadang langkah mereka.

Salah satu preman yang postur tubuhnya lebih pendek dan kurus, menunjuk Arjuna sambil bercerita pada bosnya yang badannya kekar bak petinju.

Bos preman itu, sambil menghisap puntung rokok, menatap Arjuna dengan pandangan tajam, menilai ketangguhannya.

Namun, Arjuna tampak tak terpengaruh, bahkan ia bersikap santai, sambil memegang plastik berisi beras yang dibawanya.

Ariana, yang melihat pemandangan ini, waspada dengan kedatangan para preman. Dia dengan sigap mundur selangkah, berlindung di belakang Arjuna.

Meskipun ia memiliki keterampilan bela diri yang cukup baik, menghadapi para pria beringas yang berkumpul di depan mereka ini membuatnya merasa gelisah dan khawatir.

Tetapi, dia yakin akan perlindungan dan keberanian Arjuna dalam melindungi dirinya.

Sebaliknya, Arjuna yang telah terbiasa berkelahi, memandang enam preman di depannya dengan senyum jahat.

"Nak, katakan dengan jujur, apakah kamu yang mengganggu pekerjaan kami sebelumnya?" tanya boss preman itu sambil menghisap rokoknya.

Suaranya acuh tak acuh namun seram.

"Pekerjaan? Memalak seorang kakek dan nenek penjual gorengan, kau sebut itu pekerjaan?" tanya Arjuna sinis.

"Kami meminta biaya perlindungan, kau tidak mengerti apa-apa, nak. Kalau kau masih ingin hidup, berlutut lah padaku dan serahkan semua barang bawaanmu itu, " balas dingin Boss preman itu menatap Arjuna dengan tatapan menyipit.

Senyum Arjuna menghilang.

Dia meletakkan barang bawaannya ke meja rusak di dekatnya. Kemudian, dia menekan lehernya, mengeluarkan bunyi derak yang lemah.

"Ting!"

"Boss preman ingin membalas dendam pada tuan dan sistem memberikan dua opsi sebagai pilihan situasi saat ini. "

{Opsi 1: Berlutut dan serahkan seluruh belanjaan tuan ke boss preman}

{Hadiah: Gelar Penjilat, Rasa puas boss preman, kesukaan Ariana -5}

{Opsi 2: Kalahkan semua preman sekarang dan porak-porandakan markas mereka pada malam hari}

{Hadiah: Kemampuan Supernatural, uang tunai 10 juta,,kesukaan Ariana 5+, kesukaan Calista 50+}

"Aku memilih, " Arjuna menyeringai.

"Menghajar kalian sampai babak belur! "

Swoosh!

Arjuna bergerak cepat ke arah para preman.

"Keparat! Berani sekali kau melawan kami! "

"Saudara-saudaraku, hajar anak ini! " kata preman pendek itu marah, dan empat temannya mengeluarkan pisau pendek, bergegas ke Arjuna dengan ganas.

Slash!

"Kakak! " Ariana berseru cemas melihat salah satu preman mengayunkan pisau ke arah Arjuna.

Arjuna yang melihat serangan pisau menuju ke arahnya mencibir jijik, kepalanya miring ke samping, dan serangan pisau preman itu melewatinya.

"Lamban! " ejeknya.

"Tinju Kaisar Naga!" tangan kanan Arjuna mengepal, ia meraung dan pukulan menakutkan menghantam wajah preman di depannya.

Preman itu tiba-tiba menatap kaku, dia seakan-akan sedang melihat pemandangan horor di depannya, ada bayangan naga menakutkan di belakang pemuda di depannya ini!

Buk!

Pufft!

Tinju Arjuna tenggelam di wajah preman di depannya, dan segera sosok di depannya terhempas jauh ke belakang.

Darah keluar dari hidung dan mulut preman tersebut, wajahnya penuh kengerian dan langsung pingsan di tempat.

Melihat teman mereka dijatuhkan, tiga preman lainnya sangat marah dan sedikit takut.

"Serang anak ini sama-sama! " teriak marah salah satu preman.

Tiga preman itu bergegas ke Arjuna bersama-sama dengan pisau di tangan mereka.

Arjuna melihat sekeliling dengan cepat, tiba-tiba, dia menemukan kursi panjang yang terbuat dari alumunium di dekatnya.

Tanpa pikir panjang, Arjuna mengambil kursi tersebut dengan kedua tangan, dan melemparkannya dengan kekuatan penuh di bawah tatapan tak terduga tiga preman.

"Rasakan ini! " teriak Arjuna dengan nada menggelegar.

Tiga preman itu kaget, mereka hendak menghindari, tapi tubuh ketiganya tidak sempat mengelak, mereka terkena hantaman kursi tersebut!

Bang!

"Ahh!"

Salah satu preman menjerit kesakitan setelah dahinya wajahnya terkena kaki kursi, Arjuna mengambil kesempatan, dia berlari ke depan seperti harimau ganas.

Meraih salah satu lengan preman, Arjuna menariknya, lalu meninju wajah preman tersebut sampai tulang hidungnya patah.

Buk!

Buk!

Bang!

Tiga preman terhempas ke sudut gang dengan keras, sementara kursi panjang yang digunakan sebagai senjata menerjang tubuh mereka tanpa ampun. Ariana menutupi matanya dengan jari-jari halusnya, tak sanggup menyaksikan adegan brutal di hadapannya.

Preman kurus yang sebelumnya mengatur strategi bagi ketiga kawannya kini berdiri pucat pasi, ketakutan menyelimuti seluruh wajahnya.

Dia sama sekali tak menyangka bahwa ketiga anggota gengnya yang terkuat bakal kalah telak oleh seorang anak SMA.

Tubuhnya gemetar seperti daun kering, ia berbalik secepat kilat dan bersembunyi di balik bos preman yang berdiri gagah di belakangnya.

"Pengecut!" bentak sang bos dengan penuh kemarahan, sambil menampar wajah preman kurus yang menggigil ketakutan tersebut.

Mata bos preman itu menyala-nyala, menandakan kekesalannya terhadap anggotanya yang tak bisa diandalkan.

Plak!

Preman kurus itu tersungkur dan rasa pusing langsung melanda kepalanya.

"B-Boss! " preman itu menyentuh pipinya yang baru ditampar dan menatap bossnya itu dengan tatapan ketakutan.

"Nak! Kau mengejutkanku, tapi apa kau pikir, aku, Boss Zekro, takut denganmu? " Zekro mencibir dingin.

Membuang puntung rokok itu ke samping, Zekro mengepalkan kedua tinjunya ke depan, dan kakinya membentuk postur bertarung.

"Boss preman ini tidak sederhana, dia pasti seorang ahli bela diri, " Arjuna mengerutkan kening dan wajahnya seketika berubah serius.

"Ting! "

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kaisar Dewa Naga   BAB 5 Menghajar Kalian Sampai Babak Belur

    "Eh, benarkah?!" Kecemasan Ariana menghilang, dia menghela napas lega sekaligus bersemangat. "Ayo, kita beli kebutuhan dapur, nanti kita kejutkan Bibi dan Pamanku," Arjuna menepuk pipi Ariana dengan lembaran uang di tangannya sambil tertawa kecil. Adegan ini terlihat cukup aneh, tapi Ariana yang pipinya ditepuk dengan uang sama sekali tidak menyadarinya. Setelah merasa lega, gadis itu juga senang melihat Arjuna berhasil mendapatkan uang. Selanjutnya, Arjuna dan Ariana pergi berbelanja di supermarket. Mereka membeli kebutuhan dapur dan beberapa bungkus makanan ringan. Terlahir sebagai seorang wanita, Ariana tentu saja senang berbelanja. Namun, latar belakang keluarga sederhana membuat Ariana rendah hati dan dewasa. Ia selalu berpikir untuk hemat dan efisien. Melihat gadis itu sedang berdiri di depan rak makanan ringan yang harganya paling terjangkau, Arjuna mengepalkan tinjunya, matanya bersi

  • Kaisar Dewa Naga   BAB 4 CEO Beuty Cosmetic Lisa

    "Muu! " Arjuna membuka matanya sedikit lebar, dia mencoba berbicara, tapi kelembutan dan kekenyalan menghalangi bibirnya, membuatnya berbicara tidak jelas. Tanpa daya, Arjuna menggunakan lengan kuatnya, mendorong lembut wanita yang sedang memeluk kepalanya. Seorang wanita cantik berusia 33 tahun, mengenakan setelan bisnis yang elegan dan rapi. Blazer berwarna navy dengan potongan yang pas di tubuhnya, dipadukan dengan blouse sutra putih yang memberikan sentuhan feminin. Celana panjang yang matching dengan blazernya memperlihatkan kesan profesional dan modern. Sepasang sepatu hak tinggi berwarna hitam menambah kesan anggun dan tegas pada penampilannya. Aksesoris minimalis, seperti jam tangan perak dan anting-anting mutiara, melengkapi penampilannya, memancarkan kesan yang sophisticated dan berwibawa. Mata wanita dewasa itu menatap Arjuna di depannya dengan penuh kasih sayang, dua tangan putihny

  • Kaisar Dewa Naga   BAB 3 Panggil Saja Aku Arjuna

    Mendengar pemberitahuan sistem, Arjuna sangat bersemangat dan senang. Senyum langsung tersungging di bibirnya, Maya yang melihat ini merasa Arjuna sedang memikirkan hal jahat, bagaimanapun, senyum laki-laki ini terlihat sangat mengerikan. Hati kecilnya sedikit bergetar. "Lihat Ariana, lihatlah kakak laki-lakimu itu, dia pasti sedang memikirkan hal-hal buruk sekarang, " Maya berbisik dengan suara rendah. Arjuna yang mendengarnya berkedut di sudut mulutnya. Gadis pendek ini benar-benar mencoba membuat hubungannya dengan adik cantiknya ini renggang, sungguh jahat! Ariana melirik Arjuna dan benar saja, senyum di wajah kakak laki-laki angkatnya itu tampak menakutkan. Gadis muda itu tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Ada apa denganmu? " "Tidak apa-apa, "Arjuna menyeringai.

  • Kaisar Dewa Naga   BAB 2 Sistem Dewa Opsi

    "Hei Santo, kau lihat tadi Toni, Evan, sama dua pengikutnya digotong rame-rame? " "Lihat lah! Mereka pingsan, njir. Kek habis gelut dan dua-duanya kalah. " "Keknya mereka memang habis bertarung, aku lihat tadi wajah Evan bengkak, bahkan sampe darahan, ngeri pokoknya. "Hiss! Ngeri ya, tapi si Toni ngakak kulihat, dia udah kurus, tapi kepalanya benjol kek tumor." "Pufft!" Di ruang kelas 12 jurusan Matematika, dua orang siswa tampak asyik bergosip sambil tertawa. Mereka sibuk membahas kisah misterius Toni dan Evan yang ditemukan pingsan di hutan dekat sekolah. Hampir seluruh kelas terpesona oleh topik yang sama, penasaran mengungkap konflik mendalam di antara kedua pria tersebut, namun misteri sebenarnya tetap tersembunyi. Perlahan, pandangan seisi kelas beralih pada seorang gadis berambut hitam panjang yang mengenakan seraga

  • Kaisar Dewa Naga   BAB 1 Cincin Ini Milikku Sekarang

    Januari, 2025. Kekaisaran Langit. Gedung-gedung menjulang tinggi seolah-olah dapat menembus langit, layar videotron raksasa berkedip-kedip memperlihatkan iklan produk bergerak di setiap sudut. kendaraan seperti motor dan mobil melaju kencang di jalurnya masing-masing, sementara orang-orang berjalan seperti semut yang tak henti-hentinya bekerja, sesekali mengarahkan pandangan mereka ke videotron yang begitu mencolok, lalu kembali menatap pasangan mereka di samping dengan penuh kasih dan sayang. Namun, suasana yang biasa itu berubah ketika layar videotron di gedung tertinggi itu tiba-tiba menampilkan wajah seorang wanita berjubah merah dan bermakna emas yang berkilau. wajahnya memancarkan kecantikan luar biasa yang di sertai dengan aura begitu dingin yang menyelimuti sekelilingnya. Matanya yang berpupil merah pekat mampu merasuki kalbu para pengunjung yang tidak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status