Masuk"Muu! " Arjuna membuka matanya sedikit lebar, dia mencoba berbicara, tapi kelembutan dan kekenyalan menghalangi bibirnya, membuatnya berbicara tidak jelas.
Tanpa daya, Arjuna menggunakan lengan kuatnya, mendorong lembut wanita yang sedang memeluk kepalanya. Seorang wanita cantik berusia 33 tahun, mengenakan setelan bisnis yang elegan dan rapi. Blazer berwarna navy dengan potongan yang pas di tubuhnya, dipadukan dengan blouse sutra putih yang memberikan sentuhan feminin. Celana panjang yang matching dengan blazernya memperlihatkan kesan profesional dan modern. Sepasang sepatu hak tinggi berwarna hitam menambah kesan anggun dan tegas pada penampilannya. Aksesoris minimalis, seperti jam tangan perak dan anting-anting mutiara, melengkapi penampilannya, memancarkan kesan yang sophisticated dan berwibawa. Mata wanita dewasa itu menatap Arjuna di depannya dengan penuh kasih sayang, dua tangan putihnya itu menyentuh dada Arjuna yang kuat dan lebar. Dia adalah Lisa, CEO perusahaan Beauty Cosmetic Lisa. "Tante Lisa, berhentilah bertingkah seperti anak kecil, kamu seorang CEO bernilai puluhan miliar, jika orang-orang melihat kamu seperti ini, reputasimu bisa rusak, " ujar Arjuna menatap Lisa dengan serius. "Hmph! Bodo amat, tante gak peduli! " balas Lisa mendengus. Menarik tangannya, wanita itu kemudian mundur, dan duduk dengan elegan, kaki putihnya yang terbalut stoking hitam diletakkan di atas paha Arjuna. Wanita itu menatap Arjuna " dengan tatapan mempesona, Berbaliklah." "Apa? " Arjuna tertegun sejenak. "Cepat, berbaliklah! " desak Lisa serius. Arjuna mengangkat bahu, dia kemudian membalikkan badannya, punggungnya menghadap ke Lisa. Lisa mengulurkan kedua tangannya, menggulung pakaian olahraga Arjuna ke atas. Segera, bekas luka dan goresan menakutkan terlihat jelas di punggung Arjuna yang lebar dan kuat. Dengan jari jemarinya yang lembut, Lisa membelai bukas luka itu, dan berkata dengan penuh kasih sayang, " Arjuna, bagaimana dengan tawaran tante? Apakah kamu masih tidak mau menerimanya? "Aku..., " Arjuna hendak langsung menjawab, tapi tiba-tiba disela oleh sistem. "Ting! " "Lisa ingin menjadi Sugar Momy tuan, dia sudah tidak tahan untuk melepaskan darah pertamanya dan tidak ingin diejek oleh temannya lagi sebagai perawan tua. Sistem memberikan tiga opsi untuk tuan." {Opsi 1: Tolak tawaran Lisa dengan alasan aku adalah pria terhormat dan lurus} {Hadiah: Gelar laki-laki munafik dan kekecewaan Lisa bertambah besar} {Opsi 2: Terima tawaran Lisa dan katakan padanya' Ayo cepat kita ke hotel sekarang!'} {Hadiah: Ginjal sehat wal afiat dan pill penguat p****} (Note: Dijamin bertahan 5 jam sampai pihak lain pingsan setelah menggunakan pill ini) {Opsi 3: Terima tawaran Lisa dan bilang kepadanya kalau malam minggu dia senggang} {Hadiah: Kesukaan Lisa 100%, Pill Pencuci Sum Sum Tulang, Pill Pembuka Vena Darah} Melihat tiga opsi di depannya, Arjuna agak terkejut. Opsi pertama jelas opsi yang paling bodoh jika ia pilih. Munafik? Gelar ini tidak akan pernah ia inginkan! Opsi kedua cukup menarik, namun Arjuna yakin 100% kalau ginjalnya masih sangat baik dan sehat, adapaun pill penguat p *** *? Dengan fisiknya, mustahil keluar dalam lima menit! Dia yakin bisa bertahan 1 jam hingga dua jam! Opsi ketiga tentu saja adalah pilihan yang tepat, pill pencuci sum sum tulang dan pill pembuka vena darah adalah pill yang dia sangat butuhkan sekarang. Kedua pill ini adalah pill yang sangat langka. Hanya alkemis di Ibukota Kekaisaran Langit yang dapat membuat kedua pill ini. Juga, untuk mendapatkannya harus dari lelang, yang jika dibeli, membutuhkan lebih dari 3 miliar. Arjuna mendapatkannya secara cuma-cuma setelah dia memilih opsi. Kecuali pria impoten, pria manapun tentu saja akan memilih opsi ketiga. Tapi tunggu, dari mana sistem ini tahu wanita di belakangnya ingin merawatnya?! Tampaknya jari emasnya dapat membaca pikiran orang lain, ini agak menakutkan. Btw sekarang hari Kamis. Menghela napas, Arjuna melirik Lisa, wanita menawan dan dewasa yang masih membelai bekas luka di punggungnya, dengan senyum lebar, ia berkata, "Tante, apa temanmu itu masih terus mengejekmu sebagai perawan tua?" "Hmm! Tunggu, dari kamu tahu? " Lisa mengangguk dan menatap Arjuna dengan heran. "Hanya menebak, " ujar Arjuna mengangkat bahu. "Malam minggu aku senggang, aku akan datang ke rumah tante jam 8 malam, " kata Arjuna, membuat mata Lisa terbuka lebar setelah mendengarnya. Laki-laki ini, akhirnya menerimanya?! Lisa sangat gembira. Arjuna merasa sepasang lengan langsung memeluk pinggangnya yang lebar. "Tante tunggu malam minggu, awas saja kalau gak datang. "Tante culik kamu!" ancam Lisa dengan nada mendominasi. "Takutnya..., " Arjuna berpura-pura gemetar membuat Lisa tertawa. "Ting!" "Tuan memilih opsi ketiga." "Pill pencuci sum-sum dan pill pembuka vena darah telah disimpan ke penyimpanan sistem." "Kesukaan Lisa akan sempurna ketika tuan datang ke rumahnya pada malam minggu. Setelah mengobrol singkat dengan Lisa, Arjuna menolak diantar olehnya pulang. Lisa pun pergi bersama sekertarisnya, Liya. Arjuna menatap mobil mewahnya yang melaju dan menghilang dari pandangannya dengan helaan napas. Tiba-tiba, dia merasa pinggangnya sedikit sakit. Ariana mencubit pinggangnya, dan menatapnya dengan kesal. Arjuna bukanlah laki-laki yang tidak tahu apa-apa, melihat Ariana sedang kesal dengannya, dia tidak bisa menahan diri untuk menggoda," Kenapa? Apa Nana cemburu?" Pertanyaan ini biasanya akan membuat gadis manapun tersipu malu dan panik, tapi Ariana berbeda. Dia memutar matanya, menolak untuk mengakuinya. Sebaliknya, dia bertanya dengan tajam, " Apa yang dikatakan wanita kaya itu padamu, kakakku yang durjana? " Durjana? 'Sepertinya aku tidak pernah melakukan hal jahat dan tidak bermoral padamu, adik angkatku.' Arjuna tidak bisa menahan untuk mengeluh dalam hati. "Umurmu masih kecil, untuk apa tahu urusan kami, orang dewasa? " Arjuna membalas dengan sedikit sinis. "Kecil?! Bulan depan aku sudah 18 tahun, oke?! Aku tidak kecil lagi!" kata Ariana marah. Hatinya tidak bisa menahan kesal, semenjak kakak laki-lakinya terlibat dalam kasus perampokan bank setengah tahun lalu, wanita kaya itu selalu muncul dan muncul menganggu ketenangannya. Wanita itu sering mendekati kakaknya ini dan membujuknya untuk tinggal bersamanya. Istilah populernya, wanita itu ingin menjadi sugar momy kakak laki-lakinya! Tidak, dia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi! Ariana sama sekali tidak tahu kalau Arjuna sudah menerima tawaran Lisa, jika dia tahu, tidak tahu ekspresi apa yang dibuat olehnya. "Ya, ya, bulan depan adalah ulang tahunmu, jangan khawatir, kakakmu akan membuat hari ulang tahunmu bak putri kerajaan. " "Membual." "Tidak percaya? Bagaimana kalau kita bertaruh?" "Siapa mau bertaruh dengan laki-laki durjana sepertimu, Arjuna? " "Berhenti memanggilku durjana. " .." "Durjana, durjana, durjana! Arjuna, "....." Arjuna dan Ariana tiba di bangunan satu lantai yang memiliki desain modern dengan fasad kaca lebar yang memungkinkan cahaya alami masuk, memberikan suasana terang dan menyambut. Pintu otomatis terbuka menuju area penjualan luas yang diatur rapi dengan rak-rak yang dipenuhi berbagai produk kebutuhan sehari-hari. Lantai keramik mengkilap dan pencahayaan LED yang terang menambah kesan bersih dan efisien. Terdapat area khusus untuk produk segar seperti buah, sayuran, dan daging, serta bagian lain untuk barang-barang kering dan kebutuhan rumah tangga. Bangunan ini adalah supermarket! "Mengapa kita datang ke sini? " Ariana bertanya dengan bingung. Bagi keluarganya, terlalu boros untuk berbelanja di supermarket, untuk membeli kebutuhan dapur, biasanya mereka membeli melalui warung-warung kecil di dekat rumah mereka. Arjuna tidak menjawab, sebaliknya, dia mengeluarkan uang tunai sepuluh lembar dari tasnya dan menunjukkannya ke Ariana dengan senyum lebar, Tada! " "Lihat, kakakmu akan mengajakmu berbelanja sepuasnya hari ini! " Melihat Arjuna menunjukkan banyak uang, Ariana membuka mulutnya dan sedikit tercengang. "Banyak benget, itu uang dari mana?" tanya Ariana tersadar dan sedikit cemas. "Lupa? Bukankah kakakmu bulan kemarin menang sepak bola lawan SMA sebelah? Ini adalah hadiahnya, " ucap Arjuna, tentu saja berbohong. Mustahil baginya untuk memberitahu tentang keberadaan sistem. Sampai kapanpun, sistem akan menjadi keberadaan rahasia. Dia tidak akan memberitahu siapapun.Setengah jam kemudian. "Belajar yang rajin ya, adikku yang cantik!" Arjuna melambaikan tangan kepada Yaya yang berjalan menuju sekolah. Senyum lebarnya terpatri di wajah. Melihat lambaian Arjuna, wajah Yaya memerah, pipinya panas, dan langkahnya semakin cepat. Pikirannya dipenuhi rasa malu dan gugup mengenai percakapan yang terjadi di dapur tadi pagi. 'Aku, akan jadi istri kak Arjuna?' Yaya merasa malu. Dia terkejut mengetahui bahwa ayahnya mendapat modal usaha dari kakak angkatnya itu, dan sebagai gantinya, di masa depan, dia harus menjadi istrinya. Saat ini, perasaannya bercampur baur. Dia sangat menyukai Arjuna, namun mustahil baginya untuk membenci kakak angkatnya itu. Meskipun Arjuna sering menjahilinya, Yaya tidak benar-benar membencinya. Ketika ada yang mengganggunya di sekolah, Arjuna selalu menjadi orang pertama yang datang untuk melindunginya. Sebagai se
Pukul 14:00. "Dari mana aja? " Baru saja pulang dari rumah Lisa, Arjuna langsung dihadang oleh Ariana yang sudah menunggunya di kamar. Gadis itu mengenakan seragam olahraga, pelipisnya berkeringat. Dia memeluk dadanya sambil menatap Arjuna dengan tatapan tajam. Suaranya datar namun sarat dengan aura interogasi. Tadi malam, kakak angkatnya itu tidak ada di kamarnya, dan Ibunya menyebut bahwa dia akan menginap di rumah temannya. Namun, Ariana tidak pernah percaya alasan yang diberikan Arjuna. Dia yakin kakak laki-lakinya itu pasti menghabiskan malam dengan wanita kaya tersebut! "Emm... Nana, kenapa kamu ada di kamarku?" Arjuna bertanya dengan ekspresi keheranan, tanpa rasa panik. "Jangan coba mengalihkan topik, kakak durjana. Dari mana kamu baru saja datang? Apa kamu bersama wanita itu?" Ariana mendekat ke Arjuna sambil mengendus dengan hidung kecilnya. Memang benar, dia mencium a
Lisa baru saja menuruni tangga dari lantai dua ketika ia melihat putri angkatnya, Risa, berlari ke arahnya sambil menangis terisak-isak. Ekspresi Lisa segera berubah, wajahnya dipenuhi kecemasan."Risa, kenapa kamu menangis?" tanyanya dengan suara terkejut, menghampiri Risa dengan langkah cepat. "Ibu angkat!" Risa berlari ke arah Lisa dan memeluknya erat, air matanya mengalir tanpa henti, yang padahal hanyalah drama."Uuu! Brengsek itu menyakitiku!" Sambil memeluk Lisa, Risa menunjuk ke arah Arjuna yang baru saja memasuki Villa dengan langkah santai, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ekspresi Risa penuh dengan amarah dan rasa malu."Arjuna, apa yang kamu lakukan pada Risa? Kamu membuatnya menangis?" Lisa menatap Arjuna dengan heran dan kecurigaan.Sejak kapan lelaki kecilnya ini terlibat dalam konflik dengan putri angkatnya?"Tante, jangan percaya omong kosongnya. Itu fitnah! Dia yang memulai," jawab Arjuna dengan santai sambil
Malam pukul 19:00.Arjuna, yang memakai kaos hitam berlengan pendek dengan gambar naga megah di punggung dan celana training putih, tegak di depan gerbang villa mewah milik Lisa.Kedatangannya yang penuh tekad itu nyaris terganggu ketika alisnya berkerut tiba-tiba-instingnya memperingatkan tentang bahaya yang mengintai.Swoosh!Sebuah serangan kilat dalam bentuk kaki panjang dan putih berkilat, meluncur deras hendak membelah angin menuju pipi Arjuna.Buk!Dengan gerakan yang lincah dan penuh kejelian, Arjuna berhasil meraih pergelangan kaki sang penyerang. Matanya membulat ketika dia mengenali siapa sosok tersebut saat melirik. "Bukankah kamu Risa? Mengapa kamu menyerangku? " tanya Arjuna, nadanya campuran antara kejutan dan acuh tak acuh.Dengan ekspresi dingin yang membingkai wajahnya, Risa hanya menjawab singkat namun tegas, "Ayo bertarung."Atmosfer menjadi tegang, udara di sekitar mereka seolah me
Satu jam kemudian.Arjuna memegang black card di antara jari-jarinya, dan memutarnya dari waktu ke waktu dengan sudut mulut terangkat.Ini adalah kartu rekening bank. Direktur Halen memberikannya padanya untuk berinvestasi.Isinya ada sekitar 300 juta."Dengan dana ini, aku bisa memulai perusahaan, namun sebelum itu aku butuh seseorang untuk membantuku, "Arjuna membuang black card itu dan seketika kartu itu menghilang, tertelan oleh penyimpanan sistem.Dia tidak punya pengalaman tentang bisnis, tapi dia punya beberapa pengetahuan. Untuk memulai perusahaan, dia harus mendaftarkan ini itu ke pemerintah, dan untuk mempermudahkannya, sebaiknya dia menyuruh atau mencari seseorang.Adapaun orang itu, dia akan mencarinya nanti, tergantung keberuntungan.Sampai di rumah, Arjuna menyapa bibinya Ranti yang sedang menyapu lantai, lalu pergi ke kamarnya.Dia ingin tidur sekarang.Persiapan untuk nanti mal
Halen tertegun sejenak mendengar ucapan Arjuna. Tapi segera, dia tersenyum. "Nah... Kamu memang benar pejuang perunggu level 9, bibi yakin sekarang kamu memang jenius bela diri," ucap Halen penuh pujian. Sebagai Direktur sebuah Divisi, kekuatan Halen tentu bukan main-main. Meskipun telah berada di usia paruh baya, kekuatannya telah mencapai level 9 pejuang emas. Dengan kekuatan yang dimilikinya, dia dengan mudah bisa mengenali tingkatan Arjuna. Elena dan Risa terkejut mendengar ucapan Halen, terutama Risa. Dia menatap Arjuna dengan tatapan tak percaya. Pemuda ini tampaknya tidak jauh lebih tua darinya, namun sudah mencapai level 9 pejuang perunggu?! Padahal, dia yang baru saja masuk universitas hanya baru menembus level 8 pejuang perunggu, dan itu pun sudah dianggap jenius di kalangan teman-temannya! "Arjuna, apa kamu sudah mengetahui bakat bela diri dan kemampuan supernatural yang kamu miliki







