Mag-log inMenceritakan Arjuna Mahendra yang seorang pemuda sombong dan angkuh. Sebagai Reinkarnasi Kaisar Naga, dia selalu memandang rendah musuhnya. Dengan sistem, dia berjalan menuju puncak dengan dentuman keras. Sulit menemukan lawan yang setara dengannya. Ketika sadar dirinya sedang berada di telapak tangan seseorang, dia tanpa ragu memberontak dan menginjak mereka. Inilah kisah Reinkarnasi Kaisar Naga, pria sombong, bengis, bernafsu, dan memilih semua yang dia suka. Novel harem, penuh dengan cewek dan adegan pertarungan seni bela diri. Karya ini berupa fiksi semata, hanya untuk hiburan para penikmatnya saja, tidak ada moral dan pesan moral serta bacaan yang mendidik di novel ini, juga tolong jangan sangkut pautkan novel ini dengan nalar di kenyataan, jika ada yang menganggap nalar bekerja di novel ini, pergilah ke dokter psikolog, mereka pasti akan membantu masalah mental anda.
view moreJanuari, 2025.
Kekaisaran Langit. Gedung-gedung menjulang tinggi seolah-olah dapat menembus langit, layar videotron raksasa berkedip-kedip memperlihatkan iklan produk bergerak di setiap sudut. kendaraan seperti motor dan mobil melaju kencang di jalurnya masing-masing, sementara orang-orang berjalan seperti semut yang tak henti-hentinya bekerja, sesekali mengarahkan pandangan mereka ke videotron yang begitu mencolok, lalu kembali menatap pasangan mereka di samping dengan penuh kasih dan sayang. Namun, suasana yang biasa itu berubah ketika layar videotron di gedung tertinggi itu tiba-tiba menampilkan wajah seorang wanita berjubah merah dan bermakna emas yang berkilau. wajahnya memancarkan kecantikan luar biasa yang di sertai dengan aura begitu dingin yang menyelimuti sekelilingnya. Matanya yang berpupil merah pekat mampu merasuki kalbu para pengunjung yang tidak bisa menyembunyikan rasa kagum dan ketakutan mereka. Mereka yang melihatnya seakan tak mampu berkutik, otomatis berhenti dari segala aktivitas, dan membungkukkan badan mereka dalam gestur hormat yang dalam. Lalu, dengan suara yang gemetar karena gementar kagum dan hormat, mereka serempak berseru, "Salam sejahtera untuk Ratu Langit!" Atmosfer yang seketika berubah seolah membuktikan kekuasaan sang Ratu yang amat ditakuti sekaligus dikagumi oleh setiap orang yang ada di sana. ..... Di sebuah kota terpencil bernama Kota Bulan di Kekaisaran Langit, tepatnya di hutan belantara dekat lapangan sekolah menengah atas, terlihat seorang remaja berusia 17 tahun berbadan kurus dengan seragam sekolah menengah atas sedang berjalan bersama seorang pemuda berambut cokelat. Wajah remaja kurus itu tampak dingin saat memandang pemuda berambut cokelat di depannya. "Evan Jun, apa yang kau inginkan dariku?" tanya remaja kurus itu, yang bernama Toni, dengan nada acuh tak acuh. Evan Jun tersenyum muram, lalu berbalik dan menatap Toni dengan tatapan tajam. "Toni, akhir-akhir ini sepertinya kau selalu menentangku. Apakah kau lupa siapa aku sebagai raja SMA di sekolah ini?" ujar Evan dengan nada dingin. "Terus?" sahut Toni acuh tak acuh. "Hahaha, kau semakin sombong, bocah kecil. Ariana adalah gadis yang kusuka, dan aku melihat kau mencoba mendekatinya, Toni." "Apa kau memprovokasiku?" Evan bertanya dengan niat membunuh di matanya. Ariana adalah salah satu bunga sekolah di SMA Mawar. Banyak siswa yang menyukainya karena kecantikannya dan bakatnya. Meski begitu, banyak siswa tidak berani mendekatinya, karena Evan Jun, Tuan Muda dari keluarga kaya di kota Bulan ini. "Evan Jun, Ariana bukanlah pacarmu. Siapapun yang ingin dekat dengannya bukanlah " urusanmu. "Harus kubilang, aku sama sekali tidak takut padamu, meskipun kau anak orang konglomerat sekalipun," ujar Toni dengan dingin. Mendengar pernyataan berani Toni, Evan tertawa terbahak-bahak. Dia bertepuk tangan beberapa kali, mengekspresikan kekaguman yang sebenarnya adalah ejekan darinya, "Bagus! Bagus! Toni, kau berhasil membuatku marah!" "Keluarlah kalian!" perintah Evan sambil menjentikkan jarinya. Segera, dua pemuda seumuran dengan Evan muncul dari balik pohon dan berjalan mendekati Toni. "Hajar dia dan patahkan kakinya," ujar Evan dingin sambil memerintahkan dua pengikutnya untuk mencelakai Toni. "Evan, kau akan menyesal melakukan ini padaku!" Wajah Toni sama sekali tidak menunjukkan rasa takut, dia berkata dengan dingin sambil melirik dua pengikutnya Evan dengan tajam. "Toni, kau lah yang akan menyesal karena telah memprovokasi boss kami, orang kurus dan miskin sepertimu berani menentang penguasa SMA ini? Dasar udik rendahan," salah satu pengikut Evan berkata mengejek dan langsung bergegas ke arah Toni, menyerangnya dengan tinjunya. Tinju pengikut Evan seperti angin berhembus kencang, sekilas, tinju tersebut mengandung tenaga dan Power yang jauh lebih kuat dari pada orang biasa. "Hehehe, tiga orang bodoh," Toni mencibir jijik dan menangkap tinju yang mengarah ke wajahnya. "Apa?" pengikut Evan seketika terkejut melihat tinju mereka di tangkap oleh Toni. Seingatnya, Toni adalah pemuda kurus dan lemah! Dia yang pernah ikut latihan bela diri yakin dapat dengan mudah menghajar Toni sampai babak belur! Tapi, pemandangan di depannya membuatnya kaget. "Sangat lemah, " Toni mengejek dan menarik tangan pengikut Evan, lalu dengan tinjunya kanannya, dia memukul perut orang di depannya. Buk! Mata pengikut Evan melotot, perutnya terasa sangat sakit! Bam! Toni menendang dada pengikut Evan, dan menjatuhkannya ke depan dengan keras. Puff! Pengikut Evan memuntahkan seteguk air liur, dan rasa sakit yang luar biasa terlihat di. wajahnya. Melihat ini, Evan terkejut dan matanya menyipit. "Kalian berdua, serang dia bersama-sama, " kata Evan dingin kepada dua pengikutnya. "Baik! " Salah satu pengikut yang terjatuh segera berdiri dan mereka bergegas ke Toni, dan menyerangnya dari dua sisi dengan wajah ganas. Toni yang melihat ini tidak sekalipun gentar, dia meraih tangan satu orang yang menyerangnya dari kanan, dan mematahkan pergelangannya dengan mudah. Klik! "Ahh!!! " pengikut Evan itu menjerit kesakitan, namun Toni tiba-tiba menampar wajahnya keras-keras, menyebabkan teriakan pengikut Evan terhenti.. Plak! Pemuda yang terkena tamparan Toni langsung terjatuh, dan temannya yang tersisa merasa sangat marah, dia langsung melayangkan pukulannya dengan kekuatan penuh. "Toni, matilah! " Melihat tinju yang lebih kuat hendak mengenainya, Toni menarik napas dalam-dalam. "Kumpulkan energi batin ke tinju, lalu hantam!" Toni berteriak dingin, dan pukulannya menabrak tinju pemuda di depannya dan perutnya. Bang! Klik! "Arhhhg!!! Tanganku! " pemuda tersebut menjerit histeris, tubuhnya terhempas seperti layang-layang putus, lalu punggungnya menabrak pohon kuat-kuat. Bang! Engah! Pemuda tersebut memuntahkan seteguk darah, lalu pingsan di tempat. Sekarang, hanya tersisa Evan. Tuan muda terkaya di kota ini menatap Toni dengan mata menyipit,"Sungguh mengejutkan, ternyata pengecut di SMA Bulan 1 memiliki keterampilan seni bela diri dan fisik prajurit. " "Namun, apa kau pikir aku takut dengan itu, Toni?! " Evan tersenyum sinis. Kekuatan tenaga dalam yang begitu kuat berkumpul di tinju kanan Evan, dia bergegas menuju Toni dengan raut wajah ganas. Pupil mata Toni sedikit menyusut melihat gerakan Evan yang sangat cepat. "Gawat!" Toni berseru. Merasakan dia tidak bisa menghindar, Toni menyilangkan lengannya di depan wajahnya, tapi tanpa diduga, arah serangan Evan adalah perut Toni. Buk! Mata Toni terbuka lebar. Engah! Toni terhuyung kebelakang dan memuntahkan seteguk air liur. Wajahnya sedikit pucat dan matanya diliputi amarah. "Evan! Kau mencari mati! " Darah muda adalah darah yang mudah tersinggung, Toni sangat marah, mengabaikan rasa sakit di perutnya, dia menyerang Evan dengan gila. Evan kaget, dia melompat mundur, namun Toni meninju dengan sangat cepat. Buk! Buk! Perut, pipi, hidung, Toni berhasil memukul tiga bagian itu. Evan sangat kesakitan, dia hendak melawan, namun Toni menendang dengan sangat kuat di bagian dadanya. Buk! Crack! Terdengar suara tulang retak. Evan memuntahkan seteguk darah, lalu terjatuh ke belakang dan pingsan. Toni yang melihat ini bernapas tersengal-sengal. Ia tersenyum bangga, dan menatap Evan serta bawahannya itu dengan ejekan, "Haha! Rasakan itu, dasar tuan muda tidak berguna!" Setelah memastikan Evan dan bawahannya itu pingsan, Toni kemudian menatap sebuah cincin perak yang terpasang di telunjuk kirinya dengan penuh semangat. "Cincin ini benar-benar harta karun!" "Tidak hanya membuat fisikku kuat tapi juga dapat menarik energi spiritual murni dari langit, dan membuat tubuhku menjadi seorang Pejuang!" "Tidak lama lagi, aku, Toni, pasti akan menguasai dunia ini, hahaha! " Toni tertawa terbahak-bahak dan merasa sangat bersemangat. "!!! " Tiba-tiba, Toni yang sedang tertawa merasakan bahaya datang dari belakangnya. Dia hendak menoleh, namun tiba-tiba kepalanya dipukul oleh benda yang sangat keras! Tung! Mata Toni melebar, pusing yang kuat melanda otaknya, dan pandangannya pun berubah gelap. Bruk! Dirinya pingsan dan jatuh telungkup tepat di depan kedua kaki Evan yang juga pingsan. Seorang pemuda bertubuh tinggi dan kekar dengan rambut pirang, tampak sempurna bagai pria idaman, mengenakan pakaian olahraga biru yang telah lusuh. Di tangan kanannya, tergenggam erat pentungan bisbol. Diam-diam, dia memperhatikan Toni yang pingsan tak berdaya, sambil tersenyum dingin penuh niat jahat. "Jadi, cincin ini penyebab kamu jadi lebih pintar dan kuat, ya Toni?" ujarnya sinis. "Maaf, Toni, tapi cincin ini milikku sekarang." Pemuda itu dengan kejam mencabut cincin yang ada di jari telunjuk Toni yang tak berdaya. Lalu dengan angkuh dan langkah mantap, ia pergi menjauh dari sana, menuju sekolah yang menjadi saksi akan aksi kecurangannya.Setengah jam kemudian. "Belajar yang rajin ya, adikku yang cantik!" Arjuna melambaikan tangan kepada Yaya yang berjalan menuju sekolah. Senyum lebarnya terpatri di wajah. Melihat lambaian Arjuna, wajah Yaya memerah, pipinya panas, dan langkahnya semakin cepat. Pikirannya dipenuhi rasa malu dan gugup mengenai percakapan yang terjadi di dapur tadi pagi. 'Aku, akan jadi istri kak Arjuna?' Yaya merasa malu. Dia terkejut mengetahui bahwa ayahnya mendapat modal usaha dari kakak angkatnya itu, dan sebagai gantinya, di masa depan, dia harus menjadi istrinya. Saat ini, perasaannya bercampur baur. Dia sangat menyukai Arjuna, namun mustahil baginya untuk membenci kakak angkatnya itu. Meskipun Arjuna sering menjahilinya, Yaya tidak benar-benar membencinya. Ketika ada yang mengganggunya di sekolah, Arjuna selalu menjadi orang pertama yang datang untuk melindunginya. Sebagai se
Pukul 14:00. "Dari mana aja? " Baru saja pulang dari rumah Lisa, Arjuna langsung dihadang oleh Ariana yang sudah menunggunya di kamar. Gadis itu mengenakan seragam olahraga, pelipisnya berkeringat. Dia memeluk dadanya sambil menatap Arjuna dengan tatapan tajam. Suaranya datar namun sarat dengan aura interogasi. Tadi malam, kakak angkatnya itu tidak ada di kamarnya, dan Ibunya menyebut bahwa dia akan menginap di rumah temannya. Namun, Ariana tidak pernah percaya alasan yang diberikan Arjuna. Dia yakin kakak laki-lakinya itu pasti menghabiskan malam dengan wanita kaya tersebut! "Emm... Nana, kenapa kamu ada di kamarku?" Arjuna bertanya dengan ekspresi keheranan, tanpa rasa panik. "Jangan coba mengalihkan topik, kakak durjana. Dari mana kamu baru saja datang? Apa kamu bersama wanita itu?" Ariana mendekat ke Arjuna sambil mengendus dengan hidung kecilnya. Memang benar, dia mencium a
Lisa baru saja menuruni tangga dari lantai dua ketika ia melihat putri angkatnya, Risa, berlari ke arahnya sambil menangis terisak-isak. Ekspresi Lisa segera berubah, wajahnya dipenuhi kecemasan."Risa, kenapa kamu menangis?" tanyanya dengan suara terkejut, menghampiri Risa dengan langkah cepat. "Ibu angkat!" Risa berlari ke arah Lisa dan memeluknya erat, air matanya mengalir tanpa henti, yang padahal hanyalah drama."Uuu! Brengsek itu menyakitiku!" Sambil memeluk Lisa, Risa menunjuk ke arah Arjuna yang baru saja memasuki Villa dengan langkah santai, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ekspresi Risa penuh dengan amarah dan rasa malu."Arjuna, apa yang kamu lakukan pada Risa? Kamu membuatnya menangis?" Lisa menatap Arjuna dengan heran dan kecurigaan.Sejak kapan lelaki kecilnya ini terlibat dalam konflik dengan putri angkatnya?"Tante, jangan percaya omong kosongnya. Itu fitnah! Dia yang memulai," jawab Arjuna dengan santai sambil
Malam pukul 19:00.Arjuna, yang memakai kaos hitam berlengan pendek dengan gambar naga megah di punggung dan celana training putih, tegak di depan gerbang villa mewah milik Lisa.Kedatangannya yang penuh tekad itu nyaris terganggu ketika alisnya berkerut tiba-tiba-instingnya memperingatkan tentang bahaya yang mengintai.Swoosh!Sebuah serangan kilat dalam bentuk kaki panjang dan putih berkilat, meluncur deras hendak membelah angin menuju pipi Arjuna.Buk!Dengan gerakan yang lincah dan penuh kejelian, Arjuna berhasil meraih pergelangan kaki sang penyerang. Matanya membulat ketika dia mengenali siapa sosok tersebut saat melirik. "Bukankah kamu Risa? Mengapa kamu menyerangku? " tanya Arjuna, nadanya campuran antara kejutan dan acuh tak acuh.Dengan ekspresi dingin yang membingkai wajahnya, Risa hanya menjawab singkat namun tegas, "Ayo bertarung."Atmosfer menjadi tegang, udara di sekitar mereka seolah me
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Rebyu