“Ayo adikku, beri kakak hiburan lagi. Atau hanya ini kekuatan yang kamu miliki?” Tanya We Biyao dengan ekspresi meremehkan Tian Sen. Dan dari tangan We Biyao ada cambuk yang membuat senyum Tian Sen semakin jelek. Itu karena nada bicara dari We Biyao benar-benar gaya kakaknya saat sedang mengejek dirinya. “Ah, sudah lupakan! Aku tidak mau di ejek seperti ini lagi olehnya. Tidak, lebih baik aku kalahkan dia dan tunjukan kalau aku benar-benar bukan pria yang dapat di tekan oleh kakak sendiri. Ayo maju, aku akan mengalahkan mu kakak!” ucap Tian Sen yang kesal melihat kesombongan We Biyao tersebut. We Biyao yang melihat Tian Sen menyerang, langsung menyerang menggunakan mental energinya. BOOOOMMM…. BOOOOMMM…. BOOOOMMM… Sosok Tian Sen yang bertarung dengan menggunakan tombak terlihat benar-benar di telan oleh seratus belati milik We Biyao. Bahkan ada pedang yang masih bergerak menyerang Tian Sen, membuat Tian Sen hanya dapat menghindar, menahan dan melemparkan belati itu menjauh dari dir
“Huf… berakhir juga lantai dua, tampaknya aku harus istirahat dulu sebelum naik!” Kata Tian Sen langsung terduduk di lantai dengan nafas yang berat. Siapa sangka apa yang dia lakukan akan begitu berat, bahkan untuk berdiri saja sekarang Tian Sen merasa sangat sulit. Meski kultivasinya belum kembali, Tian Sen bisa sadar kalau semuanya benar-benar membuat dia sangat kelelahan. Ini benar-benar sesuatu hal baru baginya, ternyata hal kecil yang dulu telah dia lupakan akan membuatnya menyadari betapa penting fisik serta cara pandangnya. Semua musuh yang telah dia lawan dulu, sempat di lupakan tapi sekarang Tian Sen sadar betapa pentingnya untuk tidak meremehkan musuh yang datang padanya. “Ini bisa jadi pelajaran yang berharga untukku, huf… sayang sekali, aku harus mendapatkan pelajaran di waktu seperti ini!” Kata Tian Sen dengan nada yang berat dan juga helaan nafas. Sekarang masalah yang datang tidak hanya ada pada setiap ujian di lantai berbeda-beda, tapi itu juga ada pada Tian Sen karen
Tian Sen terdiam, jika dia meminta bantuan kepada leluhur maka ini memang bukan lagi ujian untuknya. Dan meskipun nanti dia berhasil mungkin saja akan jadi hal memalukan bagi tian sen karena dibantu oleh leluhur, sedangkan anak-anak yang lain tidak mendapatkan bantuan apapun dari leluhur harimau putih. Tian Sen tidak lagi melanjutkan meminta bantuan kepada leluhur tersebut, dia benar-benar mencoba fokus untuk mencari tahu sebenarnya apa yang sedang dia lawan? Dan apa tujuan dari lantai satu ini? Dan jika memang caranya untuk naik ke lantai dua adalah dengan mengalahkan musuh di lantai satu maka Tian Sen tidak punya pilihan lain selain mencoba untuk menemukan jawabannya sendiri. Tian Sen menarik nafas dalam-dalam lalu mulai melangkah kembali ke depan dengan ekspresi yang serius tapi pada saat itu sekali lagi dia di serang oleh bayangan yang tidak terlihat dan tidak punya tanda kehidupan sehingga tidak dapat dirasakan oleh Tian Sen.CLANG!“Apa? Tunggu, kenapa bayangan itu hanya menyera
Dia merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang, bagi Bai Li’er sendiri kelahiran dari makhluk yang sekarang benar-benar menyemburkan api berbeda dari clan phoenix biasa adalah malapetaka bagi clan dewa mereka. Dikatakan kalau kelahiran dari phoenix itu akan membuat mereka kehilangan kontrol dalam menguasai alam semesta yang berada di bawah mereka. Gu Ho juga menatap semua dengan tatapan dingin, tapi dia tidak bisa bertarung sekarang dan dari aura phoenix itu sendiri, sudah jelas kalau kekuatan phoenix itu lebih tinggi daripada tuan muda clan kuno. Dia tidak punya pilihan lain selain mundur lalu menyusun rencana kembali setelah memulihkan diri dengan anggotanya yang juga sedang terluka sekarang.“Kita mundur, ini bisa jadi informasi yang dapat mengurangi hukuman kita nanti jika kembali!” Kata Gu Ho dengan enggan pergi dari area pagoda dengan anggotanya, mata Bai Li’er masih menatap dingin ke arah makhluk tersebut. “Aku pasti akan memusnahkan kamu makhluk rendahan!” Hanya
“Cukup Gu Ho! Kamu sendiri yang bertindak dan membuat rencana. Dan aku dengan yang lain sudah mengikuti semua keinginanmu, tapi kamu seharusnya tidak bersikap seperti ini pada kami!” Wanita yang selalu diam itu tidak lagi mau diam, sekarang dia tidak mau mengalah karena semua kesalahan seharusnya adalah milik Gu Ho. Andai saja mereka langsung menyerang dan tidak membuat jebakan disini, mungkin saja mereka bisa melakukan sesuatu yang membuat clan kuno menderita cukup serius. Tapi karena ke egoisan dan rasa tinggi dari Gu Ho sendiri membuatnya tidak percaya dengan anggota lain. Hal ini sudah dapat dipastikan dari sikap Gu Ho sekarang itu kepada mereka, tatapan Gu Ho langsung marah menatap ke arah wanita itu.“Bajingan, sekarang kau berani untuk bicara seperti itu kepadaku? Kau ingin mati? Ingin mati kah?” Gu Ho meski terluka masih tidak terima dimarahi oleh seorang anak berdarah rendahan, dia dengan marah ingin menampar wanita itu tapi dihalangi oleh anggota lain.“Tuan muda, meski kam
“Masuk? Mereka semua masih bisa bertarung dan musuh kita belum mati leluhur!” Kata Tian Sen yang merasa aneh mendengar kalau leluhur memberi perintah untuk meninggalkan musuh dan masuk ke dalam pagoda tanpa membersihkan musuh. “Kita tidak akan bisa membunuh mereka semua, apalagi dua orang itu! Jadi lebih baik kamu memberitahu mereka soal hal tersebut segera!” Kata leluhur menjelaskan kalau anak-anak dari clan dewa tidak akan mudah untuk dibunuh, apalagi dua dari keturunan utama clan yang juga memiliki perlindungan langsung dari petinggi clan dewa itu sendiri. Jadi daripada Tian Sen membantu mereka, lebih baik Tian Sen fokus kepada masalah yang saat ini ada di depan mata. Tian Sen mengangguk, dia memang tidak punya pilihan selain patuh pada leluhur karena bagaimanapun masalah sekarang bukan hanya ada pada kelompok pengkhianat ini saja. Tapi juga ada makhluk yang disebutkan oleh leluhur sebagai penghuni medan perang kuno ini. Selama mereka mencium bau kehidupan dan merasa itu sangat c