"Tenanglah, Ah Lin! Kakak tidak akan marah pada mereka. Justru kakak akan menuntut pertanggungjawaban Jing Cheng atas apa yang telah dilakukan oleh anaknya." Jing Yue berbicara sambil menahan perasaan marah namun harus tetap berusaha tenang di hadapan anak-anak ini."Kakak akan menuntut keadilan untuk kalian!""Tapi, Bibi!" Hua Fei merasa keberatan dengan niat Jing Yue."Tapi, Bibi. Aku khawatir nantinya dia akan menjadi lebih mendendam kepada kami dan Adik Ling yang terus ditindas oleh anak itu," sahut Hua Fei yang merasa keberatan dengan rencana Jing Yue."Ah Fei, kalau anak manja dan sombong seperti si pongah itu tidak diberi pelajaran. Mungkin dia akan terus menindas siapa saja dengan sesuka hati. Kau ingatlah tentang Nona Xiao Lu! Dia juga kerap ditindas olehnya!"Hua Fei bergumam, "Nona Xiao Lu ...."Hua Fei masih ingat dengan sangat baik nasib nona bertubuh gemuk yang selalu mengejar-ngejar Jing Yanxi. Gadis itu selalu menerima hinaan dari anak lelaki yang disukainya. Namun, Xia
"Bibi bawa saja ke balai pengobatan dan mintalah paman Wuxue untuk mengawetkannyaaa!" Hua Lin kembali berseru dari kejauhan seraya mengangkat salah satu tangannya."Oh, baiklah." Gadis pelayan itu bergidik geli saat harus mengangkat keranjang bambu yang kotor oleh darah ular. "Menjijikan sekali!"Sementara itu, Hua Lin dan Hua Fei segera kembali ke kamar masing-masing. Hua Fei sendiri langsung mendapatkan perawatan atas luka-lukanya. Sebagai salah seorang dari tiga tuan muda Keluarga Yang, dia memang sangat diistimewakan. Begitu pula dengan Hua Ling yang juga mendapatkan perlakuan sama dengan dua tuan muda lainnya.Di tempat lain .... "Ah Cheeeeng! Keluar kau!" Jing Yue berteriak di depan paviliun yang menjadi kediaman yang ditempati oleh Jing Cheng saudara sepupu lelakinya.Beberapa pria pengawal segera mengepung wanita cantik yang telah menghunus pedangnya. Tatapan Jing Yue menyiratkan kemarahan yang telah berkobar."Nyonya Yue, bisakah Anda bersikap sedikit baik dan tidak membuat k
"Hentikan!" Sebuah suara membuat para pengawal menurungkan niat menyerang wanita secantik bidadari yang juga telah bersiap melancarkan serangannya. "Dia adalah tuan rumah dan kita adalah tamu. Mengapa sikap kalian seperti itu padanya?"Demi mendengar teriakan dari Jing Yue disertai kegaduhan yang ditimbulkan oleh sepupu wanitanya ini, Jing Cheng segera keluar dari dalam bilik kediaman milik Keluarga Hua. Pria itu cukup tahu dirinya saat ini hanyalah seorang tamu yang harus menghormati tuan rumah. Namun, perbuatan anak lelakinya sungguh membuat kepala pria itu terasaseperti hendak pecah. Tak ada jalan lain baginya selain daripada mendinginkan sikap Jing Yue."Tuan Besar!" Para pengawal segera berlutut sembari mengepalkan kedua tangannya di depan wajah mereka yang seketika tertunduk."Maaf, Tuan Besar! Kami hanya menjalankan tugas dari Tuan Besar!" menjawab pengawal berbadan paling besar."Baiklah, aku mengerti. Segeralah minta maaf pada saudaraku ini!" Jing Cheng memberi perintah yang t
Sungguh teramat kejam pandangan mereka terhadap wanita dan putranya yang selama ini juga sangat mendendam kepada ayah kandung dari Jing Ling . Hal itu pulalah yang membuat Jing Yue bertekad menjadikan anak lelakinya sebagai pendekar terkuat di rimba persilatan yang akan datang. Ya! Itulah niat dan tujuan Jing Yue dalam hidupnya, melatih sang anak sejak usia dini."Yue, dia hanyalah anak kecil yang belum mengerti apa-apa. Kuharap kau maafkanlah dia!" Jing Cheng berucap sembari menuang air teh ke dalam cawan dan memberikan pada saudara perempuan yang sekarang duduk di hadapannya. "Bagaimanapun juga, Yanxi hanyalah anak kecil.""Anak kecil katamu?" Jing Yue tersenyum sinis."Benar, dia memang masih kecil. Tapi mulutnya lebih buas daripada moncong serigala! Kupikir, kaulah yang tidak becus mendidiknya!" Jing Yue bicara dengan nada tajam. Dia bahkan tak melirik barang sedikit pun pada cawan teh yang masih menggantung di udara dalam genggaman tangan Jing Cheng."Baiklah, aku juga bersalah d
Jing Yue merasa orang ini terlalu bertele-tela, dia pun membentak, "Aku tidak peduli!""Ingatlah suatu hal, Ah Cheng! Kalau sampai Hua Fei tidak lolos dalam ujian yang akan diadakan lima hari lagi, maka tujuanmu datang ke mari hanya akan menjadi kesia-siaan belaka!" Jing Yue meneguk teh yang menghangat dalam kepalan tangannya."Hua Yan tidak akan membiarkan begitu saja, seseorang yang telah menggagalkan ujian masuk keponakan kesayangannya itu, berhasil menjadi sebagai besan kami.""Jadi, kau sudah tahu akan tujuanku datang berkunjung ke mari?" Jing Cheng cukup terkejut mendengar penuturan Jing Yue.Jing Yue tersenyum kecil penuh misteri. "Di dunia ini, apa yang tidak diketahui oleh Jing Yue?""Tentu saja, itu karena kau adalah Persik Gunung Naga. Sebelum kau menikah dengan Wang ... maksudku, sebelum kau memiliki Jing Ling. Kau adalah salah satu dari anggota pasukan teliksandi khusus Keluarga Jing." Jing Cheng menyesap teh yang mulai sedikit mendingin.Jing Yue pada masa gadisnya meman
"Untuk sementara aku hanya bisa melakukan ini." Jing Yue berbisik dalam hati. "Dan selanjutnya adalah ...."Jing Yue merasa tidak yakin untuk usahanya yang kedua, akan tetapi tak ada salahnya untuk mencoba. "Cara kedua.""Bukankah lebih baik untuk mencobanya terlebih dahulu. Karena aku tidak bisa melihat Ah Ling dan Ah Fei kecewa untuk yang kedua kalinya." Jing Yue telah bertekat untuk mencoba jalan yang kedua.Seperti biasa, di dalam ruangan itu sudah tersedia sebuah wadah besar tempat pemandian dari kayu cendana yang telah berisikan dengan air hangat bertabur ratusan kelopak bunga mawar.Aroma dari bak mandi dari kayu cendana yang terkena siraman air panas saja sudah menguapkan kepulan asap wangi nan menyejukan kalbu. Ditambah lagi dengan seduhan kelopak-kelopak mawar, hingga menimbulkan bau harum menyegarkan tubuh orang yang berendam dalam wadah tersebut. Ini benar-benar sebuah bentuk pemanjaan diri menyehatkan jiwa raga penikmatnya.Selapis demi selapis, hanfu wanita itu terlepas t
"Ah Yue, apakah kamu menyembunyikan sesuatu dariku?" Hua Yan menyampaikan pertanyaan yang tentu saja membuat Jing Yue sedikit terkejut. Meskipun nada suaranya tenang, tetapi itu cukup membuat wanita secantik boneka itu merasa kebingungan. "Apakah ada hal yang merisaukan pikiranmu, Ah Yue?" Hua Yan menampung air dengan lembaran telapak tangannya, menangkap beberapa helai kelopak mawar merah dan mendekatkannya ke ujung hidung. Uap panas beraroma semerbak pun terhirup hingga ke ruang pernapasan dalam dadanya. "Atau jangan-jangan, sepupumu itu membuat masalah dengan kita?" Jing Yue tak segera menjawab pertanyaan Hua Yan. Ia berpura-pura sibuk mengeringkan rambut basahnya yang telah membuat tubuh berbalut hanfu tipis menjadi sedikit menggigil. Dalam benaknya ada keresahan, juga kekhawatiran mendalam. Ia ingin berterus terang, tetapi apakah nanti Hua Yan tidak akan melakukan sesuatu pada keluarganya yang lain?Bunga Persik Gunung Naga hanya bisa menjawab, "Memang ada kejadian hari ini. Tap
Hua Yan terus melangkah masuk ke dalam ruangan dengan rasa tidak sabar sama sekali. Ia bahkan membuka dan menutup pintu kayu secara kasar hingga menimbulkan suara berdentum disertai getaran kecil. Tentu saja itu bukanlah hal yang biasa ia lakukan. Saat ini kepalanya terasa sangat pusing bagai berputaran tiada henti. Hua Yan terpaksa bersandar pada daun pintu sambil memegangi dadanya."Untung saja aku masih bisa menahannya saat bersama Ah Yue!" Hua Yan masih berusaha untuk tetap berdiri walaupun tubuhnya terasa gemetar dan lemas. "Racun ini benar-benar ganas!" "A--aku ... tidak kuat lagi!" Detik selanjutnya, tubuh Hua Yan limbung dan jatuh bertumpu lutut. Perutnya terasa mual yang teramat sangat disertai dada sesak bagai terhimpit bebatuan. Gejolak memuntahkan darah kehitaman dengan uap panas mengepul dari cairan tersebut."Rupanya murid durhaka itu telah berhasil melukaiku!" Hua Yan menggeram marah sambil menatap asap hitam yang menguar mengepul dari muntahan darahnya."Jarum Bulu