Home / Young Adult / Kalau Cinta Kejar Aku! / Bukannya Terima Kasih!

Share

Bukannya Terima Kasih!

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2024-11-04 23:45:42

Pukul setengah sepuluh malam Elvano diam-diam keluar dari dalam rumahnya lewat pintu belakang. Setengah jam yang lalu dirinya telah memesan taksi online dan disuruhnya untuk menunggu di perempatan dekat gapura pintu masuk kompleks rumahnya.

Tak sampai satu jam perjalanan, Elvano telah sampai di klub tempatnya mencari hiburan tiap ada panggilan. Hobinya yang mengutak-atik lagu membuatnya terkenal sebagai DJ profesional termuda di klub malam itu.

Wajah tampannya jadi salah satu jimat Elvano untuk menarik pelanggan.

"Woy, dateng juga lo. Hari ini main sebentar aja. Soalnya ada yang ulang tahun tuh," sapa Ray, teman Elvano yang memperkenalkannya pada dunia malam.

"Main atau enggak nih? Sebenarnya lagi suntuk juga sih." Elvano memilih duduk di sofa paling ujung. Ia menggelengkan kepalanya saat ditawari minuman dan rokok. Cukup cola saja karena ia masih ingin hidup jika tak ingin dipukuli ibunya saat pulang dalam keadaan mabuk.

"Terserah aja. Eh, Maya tadi nyariin lo. Doi kangen kayaknya." Ray terkekeh melihat senyum sinis Elvano. Decihannya membuat tanda tanya beberapa orang yang duduk di sana. "Jangan gitu, nanti lo suka beneran sama dia."

"Dia freak, bang. Gue paling anti dikejar sama cewek. Lagian, gue udah punya tunangan. Jaga hati tunangan gue lah," jawab Elvano panjang lebar.

"Wah, hebat. Masih kecil udah punya calon istri. Cantik?" Elvano mengangguk.

Tengah menikmati pesta, ponsel Elvano berbunyi.

Ting!

Sebuah pesan dari nomor tak dikenal masuk ke ponselnya. Elvano sempat mengerutkan dahinya lalu menyeringai.

[Ini nomor gue, disimpen!]

Elvano membalasnya. "Siapa? Sok kenal nih."

[Gue, Elsa!]

"Ok!"

Elvano tersenyum membaca balasan pesan Elsa. Gadis unik yang tadi siang kesal dengan cilok. Namun, mengingat perkenalan dirinya dan Elsa yang terbilang buruk sepertinya akan sulit untuk mendekatinya. Memberikan nomor ponsel saja pasti diperintah oleh orangtuanya.

"Kenapa diem? Turun enggak?" Elvano menyambar jaket dan ponselnya yang tergeletak di meja lalu menepuk bahu Ray sekilas.

"Gue pulang dulu, bang. Salam aja buat kru," pamit Elvano.

"Iya, hati-hati."

***

Belajar dari salah satu web pakar cinta di internet, hal pertama yang harus dilakukan oleh pria jika ingin dimaafkan wanitanya adalah dengan memberinya hadiah romantis. Untuk permulaan, Elvano memilih cokelat yang telah dibungkus rapi dengan kotak khusus.

Ini pertama kalinya ia akan meminta maaf pada seorang wanita.

Elvano datang ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Dia masuk ke dalam kelas Elsa lebih dulu lalu menaruh coklat yang sudah diberinya surat ucapan permintaan maaf. Berbekal info dari temannya, ia berhasil mengetahui dimana letak meja Elsa. Ia berharap akan segera dimaafkan.

"Nah, sudah."

Elvano pun kembali ke kelasnya karena sekolah sudah mulai ramai.

Tak berapa lama kemudian, Elsa dan Mia masuk ke dalam kelas. Elsa lapar dan sempat mampir dulu ke warung pak Mamat. Untung saja ada Mia, Elsa tak harus takut membeli makanan disana.

"Mia..." panggil Elsa. mia yang sedang menaruh tasnya menoleh. "Ini dari siapa?"

Mia membaca sekilas lalu mengangkat bahunya. Ia tidak mengetahuinya.

"Ada suratnya. Dia bilang minta maaf. Dari siapa ya?" Elsa mengetuk dagunya berusaha mencari tahu siapa pemilik tulisan tangan dan juga coklat premium kesukaannya itu.

"Dari Bagas kali. Kan kemarin dia bilang mau anterin Kamu pulang, tahunya dia ada rapat OSIS," celetuk Mia.

"Benar juga. Dia tuh so sweet banget. Kalau suka, kenapa enggak bilang sih?"

'Apa gara-gara cilok ya?'

"Idih..."

Bagas pun datang. Ia tersenyum lega karena Elsa baik-baik saja setelah kemarin didengarnya dari mulut elvano kalau mereka habis bertengkar. Ia menghampiri Elsa dan berdiri tepat di belakangnya.

"Kamu enggak apa-apa?" tanya Bagas. Yang ditanya hanya diam saja. Entah kenapa tiba-tiba tubuh Elsa membeku saat bertatapan langsung dengan Bagas.

"Enggak apa-apa kok."

"Aku minta maaf karena—"

Elsa cepat-cepat memotong kalimat yang akan dilontarkan Bagas. "Enggak usah minta maaf. Aku udah maafin."

Bagas tersenyum. Ternyata, Elsa tahu apa yang ia resahkan malam ini. Tangan Bagas pun terulur mengacak rambut Elsa lalu merapikannya kembali. Jantung Elsa berdetak dua kali lebih kuat dari biasanya. Perlakuan Bagas benar-benar membuatnya mabuk.

"Sehat terus Elsa."

Elsa tak mengerti dengan apa yang Bagas ucapkan. Ia hanya mengangguk saja. Selebihnya ia hanya lewatkan begitu saja di kepala.

***

"Elsa, tungguin." Mia berteriak dari depan mading lalu berlari mengejar Nayya yang lebih dulu berjalan menuju kantin belakang sekolah.

"Lama sih."

"Gue baca pesan dulu di mading," ujar Mia. Elsa melirik temannya yang sejak tadi tersenyum tak berhenti.

"Kenapa sih lu?"

"Ada yang nulis pesan untuk aku. Katanya, dia suka sama aku. Tapi belum mau nunjukin mukanya," ujar Mia yang terlihat lesu tiba-tiba.

Elsa berhenti lalu menatap mata Mia. Ia pun bertanya padanya, "Kenapa?"

"Dia mau aku fokus belajar. Nanti kalau udah lulus, baru dia mau kasih tahu siapa dia sebenarnya."

"Dih, sok misterius banget."

Mereka pun sampai di kantin belakang sekolah. Suasana tak terlalu ramai siang ini karena sebagian murid masih mengikuti pelajaran olahraga di halaman.

"Duduk disana," tunjuk Elsa. Mia pun mengangguk.

"Pesen apa kamu?" tanya Mia yang masih berdiri di tempatnya. Elsa berpikir sejenak, ia ingin makan apa hari ini.

"Sama aja deh."

"Aku mau makan soto. Kamu mau?" tanya Mia yang diangguki oleh Elsa. Mia pun pergi ke warung soto meninggalkan Elsa yang duduk di bangku dekat es kelapa muda.

Elsa sibuk dengan ponselnya hingga tak sadar jika ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Orang itu menyodorkan satu botol teh manis kemasan dingin di mejanya. Elsa meliriknya. Tanpa banyak tanya lagi ia mengambil botol itu lalu membuka dan meminumnya.

"Ah, leganya. Mia kok ta—" mata Elsa membola saat ia menoleh ke samping. Ternyata bukan Mia yang duduk disana melainkan Elvano dengan wajah datarnya.

"—kok lo sih? Minggir!" Elsa mengusir Elvano.

"Gue mau minta maaf. Gue—" belum selesai Elvano bicara tiba-tiba ada yang memanggil Elsa dari belakang.

"Elsa, sendirian?"

Wajah Elsa yang tadinya penuh emosi seketika berubah menjadi ramah. Ada Bagas di belakangnya.

"Sama Mia.Tuh lagi beli soto. Ayo duduk sini." Elsa menepuk bangku di sebelahnya lalu menyuruh Bagas untuk duduk. "Heh, lo minggir." Elsa mengusir Elvano yang masih diam di tempatnya.

"Gue duluan disini," sahutnya tak mau kalah. Elsa mendengus tak suka.

"Aku duduk di depan kamu." Bagas pun memutar di samping Elsa dan duduk berhadapan dengannya.

Tak lama kemudian Mia pun datang. Ia membawa dua mangkuk soto dan es teh manis.

"Loh, kamu beli minum juga?" tanya Mia. Elsa menoleh lalu menatap botol teh kemasan yang ada di sampingnya.

"Oh, ini punya dia tuh." Elsa menunjuk Elvano dan menyerahkan botol itu padanya. "Nih, punya lo."

Tak terima dengan ucapan Elsa, Elvano pun membanting kasar botol yang ada di depannya. Sontak saja ketiga orang yang sedang duduk di kantin menoleh kaget ke arahnya. Begitupun dengan Elsa yang duduk di sampingnya.

"Lo tuh bukannya terima kasih gue beliin air minum, tapi malah ngusir gue. Mau lo apa sih?" tunjuk Elvano pada Elsa penuh emosi.

"G-gue enggak tahu."

Elvano kembali membanting botol itu hingga jatuh ke lantai.

"Nyesel gue minta maaf."

Elvano pun pergi dari hadapan mereka bertiga. Elsa menunduk ketakutan. Tangannya gemetar dan ada gumpalan air mata di sudut matanya.

"A-aku mau ke kelas." Elsa pun pergi menuju kelasnya dengan mata sembab dan air mata yang siap jatuh meleleh di pipinya.

Bagas pun berdiri. Namun tangannya ditahan oleh Mia.

"Habisin sotonya Elsa dong. Aku enggak sanggup."

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Ini Menyakitkan

    Seminggu setelah kejadian itu, Elsa dan Bagas kembali saling menyapa seperti sedia kala. Elsa kadang tersenyum menanggapi ocehan Bagas begitupun sebaliknya. Semua tampak biasa, tapi tidak dengan penglihatan Mia. Ada dinding diantara mereka yang terbentang tak kasat mata. Bagas tak lagi mengusap kepala Elsa dan Elsa pun tak lagi manja pada Bagas. Mia masih mencoba berpikiran positif. Bisa saja keduanya memang sengaja bersikap layaknya sahabat agar orang lain tidak menganggap ada yang istimewa antara keduanya. Pagi itu, Elsa datang diantar sang kakak ke sekolah. Tak ada yang berbeda. Namun seseorang yang juga baru tiba di sekolah memanggilnya dengan suara lantang. "Elsa..." Elsa menoleh. Orang yang memanggil Elsa adalah Serly. "Elsa, ini buat kamu." Elsa mengerutkan dahinya lalu tangannya menerima sebuah bungkusan kecil berisi makanan. Dari aromanya ini pasti bolu tape kesukaan Elsa dari merk tertentu. "Buat aku? Dalam rangka

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Aku Cemburu

    Bagas terdiam. Menunggu dua orang yang sedang sibuk mengerjakan tugas membuatnya bosan. Dia hanya bisa menghela nafas saat keduanya bertukar canda dan senyuman. Terkadang Elsa yang lebih dulu menggoda Elvano lalu dibalas dengan cubitan jahil oleh pria itu. Bagas cemburu, amat cemburu. "Bisa enggak, kerjain tugasnya jangan sambil bercanda?" tiba-tiba saja Bagas berteriak cukup keras hingga keduanya terdiam. Elvano mengerutkan dahi lalu menoleh ke arah Bagas yang tampak kesal. Guratan di dahinya menandakan ia cukup emosi karena ulah dirinya dan Elsa."Ini sudah jam empat sore dan Elsa harus segera pulang," tambahnya. Elvano dan Elsa saling berpandangan. Tak ada jawaban, Elsa segera menyelesaikan sebagian tugasnya yang belum diselesaikan. Begitupun dengan Elvano dan dalam waktu singkat keduanya sudah menyelesaikannya. Elsa menutup laptop dan menghabiskan sisa makanan dan minumannya. Sedangkan Elvano pergi sebentar menuju meja kasir meninggalkan Elsa dan Bagas berdua di meja. "Kamu p

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Aku Tahu Kamu Adalah Dia

    Bagas tak sanggup menatap mata Elsa yang terlihat berkaca-kaca. Mata yang sering ikut tersenyum jika melihatnya, kini ia buat bersedih. Bagas tak bermaksud menyakiti hati kesayangannya. Hanya saja tadi siang dia tak sengaja mengatakan hal burukl padanya untuk pertama kali. "Elsa, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud untuk mengatakan hal itu sama kamu." Bagas mengulurkan tangannya mengajak Elsa untuk bersalaman. Elsa menoleh perlahan lalu menyambut tangan itu. "Iya, sudah aku maafkan kok." sambutannya dingin. Setelah itu, Elsa langsung pergi dari hadapan Bagas tanpa berkata apa-apa. Ia menyusul Mia yang sudah lebih dulu berjalan ke luar kelas. Bagas mengikutinya, ingin memastikan Elsa masih seperti biasa. Ternyata dugaannya salah. Di luar kelas, Elsa dan Elvano sedang bercengkrama hingga tak sadar mereka tengah diperhatikan oleh Bagas. Lagipula, sepertinya mereka tidak peduli dengan kehadirannya. "Laptopnya dibawa kan?" Elsa

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Aku Tidak Bodoh

    Elsa membuka lagi buku diarynya setelah sekian lama ia tak melihat apalagi menulis sesuatu di dalamnya. Terakhir, ia menuliskan betapa ia sangat mengagumi sosok Bagas yang terkenal ramah dan baik hati. Saat itu, Elsa menyukainya. Ia sangat menyukai Bagas yang begitu perhatian dan selalu mengerti apa yang dia inginkan. Lembaran terakhir yang ia baca seketika membuatnya termenung memikirkan sosok Bagas yang akhir-akhir ini sangat membuatnya kesal. Bukan hanya karena sikapnya tapi juga cara dia menyelesaikan masalah. Semuanya terkesan ada yang disembunyikan. Elsa semakin yakin jika Bagas dan Serly memiliki hubungan. "Bagas sepertinya sudah susah untuk diraih. Dia benar-benar dekat sama Serly," gumam Elsa sembari membuka lembar selanjutnya. Ia mengambil spidol warna-warni dan menulis sesuatu yang berbeda di halaman kosong itu. Bukan tentang Bagas, tapi tentang Elvano. 'Elvano, seseorang yang tiba-tiba datang entah dari mana. Dia yang dul

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Bingung Memilih

    Elsa belum paham soal cinta, belum paham bagaimana bentuk cinta yang sesungguhnya. Elsa hanya tahu bahwa saat ia menyukai seseorang, itu adalah cinta. Layaknya seorang ibu yang mencintai anaknya, itu yang ia pikirkan. Namun sekarang setelah mengetahui semuanya, ia berpikir ulang. Ternyata cinta itu sangatlah rumit. Baginya, lebih baik memecahkan soal matematika dengan segala rumus daripada memahami arti perasaan seseorang. Bagas, pria yang pertama kali disukainya adalah pria pertama yang mematahkan hatinya. Mereka belum berhubungan resmi tapi rasanya bagai dikhianati pasangan yang telah menemaninya bertahun-tahun. Rasanya sakit. "Enggak fokus?" Elsa mengangguk. "Ngantuk atau lapar?" Elsa tersenyum. Elvano membuka sebungkus permen mint lalu disuruhnya Elsa untuk membuka mulutnya. "Nih, biar enggak ngantuk." Suasana perpustakaan yang sepi dan dingin membuat keduanya sayup-sayup hampir mengatupkan mata. Elsa tampaknya tak pedu

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Rencana Pertunangan

    Rencana pertunangan itu sudah ada di depan mata. Dua bulan lagi ujian tengah semester dan setelah itu mereka akan bersiap untuk ujian akhir. Entah mengapa kedua keluarga tak sabar untuk menjodohkan mereka berdua. Padahal usia mereka masih terlampau muda. Tapi tenang saja, Elvano adalah remaja yang sudah matang pemikirannya. Ia lebih mementingkan perasaan orangtuanya dibanding dirinya sendiri. Lagipula, siapa yang bisa menolak Elsa. Gadis cantik, pintar dan juga baik perilakunya. Dia adalah harta berharga keluarga Wiguna. Siapa saja pasti tak akan berani menolaknya. Termasuk Elvano, yang sejak lama tak pernah terpikirkan menjalin cinta dengan seorang gadis. "Keluarga Wiguna sudah setuju untuk mengadakan acara pertunangan secara tertutup. Kamu tidak masalah kan?" tanya Farah yang dibalas anggukan oleh Elvano. "Elvano harus sembunyikan atau terus terang sama teman sekolah?" tanya Elvano. Pasalnya, ia tak mau kejadian seperti Bagas kembali terjadi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status