Home / Romansa / Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah / 79. Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan yang tak Pasti

Share

79. Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan yang tak Pasti

last update Last Updated: 2025-04-22 12:46:58

Rama tak bergerak. Ia hanya menatap Chiara, lalu perlahan mengalihkan pandangan ke arah Cinta.

Cinta menunduk. Matanya tak berani menatap Rama.

Senyum di wajah Rama perlahan memudar. Tangannya yang menggenggam kotak hadiah sedikit mengencang. Angin dari pendingin ruangan seakan berubah jadi dingin yang menampar harapannya.

Rama merasa, kedatangannya sudah terlambat.

Suasana kafe yang semula hangat kini dipenuhi ketegangan yang nyaris membeku di udara. Tawa riang Chiara seolah jadi satu-satunya suara yang masih terdengar jernih di antara tiga orang dewasa yang saling menatap tanpa kata.

Cinta berdiri kaku di belakang meja kasir. Tangannya mencengkeram tumpukan buku catatan pembukuan, mencoba meredam detak jantung yang terasa menggema di dada. Di hadapannya, Kevin berdiri dengan tenang, tubuhnya tegap, wajahnya menunjukkan keterkejutan yang ia sembunyikan di balik senyum tipis yang tidak sepenuhnya tulus.

Rama melangkah pelan mendekat. Setiap langkahnya seolah menambah beban di udara. I
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Luly Chan
ada maunya aja tuh Kevin dateng. jangan mau rujuk
goodnovel comment avatar
Michellyn
jgn mau masuk ke jurang yg sma cinta
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    171. Janji yang tak Terpenuhi

    Di sebuah restoran mewah di tengah kota, di sebuah ruang private yang tertutup rapat dari hiruk pikuk luar, dua wanita duduk saling berhadapan. Ruangan itu penuh kesan elegan, bunga segar di vas kristal, dan denting halus musik klasik yang mengalun sebagai latar.Widya tampak anggun dalam balutan blus putih gading dan scarf sutra di lehernya. Di seberangnya, Sandra, mami Evita, menatap dengan mata tajam yang mengandung perhitungan. Cangkir teh di tangannya sudah dingin, namun pembicaraan mereka justru mulai memanas."Aku harap kamu belum lupa, Widya," ucap Sandra dengan suara halus tapi menusuk. “Dulu, waktu suamimu hampir kehilangan tanah warisan keluarga, siapa yang diam-diam bantu lewat koneksi ke bank? Aku.”Widya diam, mencoba menjaga wibawanya. Tapi tatapan Sandra tak memberinya ruang untuk menghindar.“Waktu ibumu sakit dan rumah tanggamu sedang hancur-hancurnya, siapa yang pertama kirim bantuan tanpa tanya balasan? Aku, Widya. Kita bukan cuma sahabat, kita pernah saling gantun

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    170. Menuntut Kepastian

    Cinta duduk di depan meja rias, menyisir rambut panjangnya perlahan. Gerakan tangannya lembut, tapi pandangannya kosong menatap bayangan dirinya di cermin. Wajah itu cantik, tapi ada kabut tipis kegundahan di matanya yang tak bisa disembunyikan.Tiba-tiba, suara pintu kamar mandi terbuka, dan Rama keluar hanya mengenakan handuk yang melingkar di panggulnya. Memperlihatkan dada bidang dan perut berototnya.Rambut Rama masih basah. Ia tersenyum kecil saat melihat Cinta, lalu tanpa ragu memeluknya dari belakang. Tubuh Cinta tersentak pelan saat tetesan air dari rambut Rama mengenai bahunya, membasahi baju tipis yang dikenakannya.“Dingin…” bisik Cinta sambil tertawa kecil, tapi tidak menolak pelukan itu.“Biar aku yang angetin,” goda Rama, mencium Pundak Cinta sekilas.Cinta berdiri, mengambil handuk kecil dari rak, lalu menarik Rama duduk di depan cermin. Dengan sabar, ia mengeringkan rambut suaminya, seperti ritual pagi yang kini mulai mereka jalani. Tak ada kata-kata, hanya keintiman

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    169. Positif

    Dengan langkah tergesa dan napas sedikit memburu, Rama membuka pintu rumah keluarga besarnya. Suasana rumah terasa sunyi, meski elegan seperti biasa. Namun, ketegangan tak bisa disembunyikan.Begitu melihat bayangan Rama di ambang pintu, Widya, langsung berbalik arah dan berjalan menjauh tanpa sepatah kata pun. Gaun panjangnya melambai seiring gerak cepatnya, menunjukkan kekesalan yang tak bisa ia tutupi.“Ma,” panggil Rama, mencoba menyapa dan mencairkan suasana. Tapi hanya punggung sang mama yang ia lihat.Rama menghela napas dalam-dalam, lalu menoleh pada Arman, yang baru muncul dari balik pilar ruang tamu. Pria paruh baya itu terlihat tetap tenang seperti biasa, seolah melihat istrinya merajuk ada pemandangan sehari-hari. Arman mengenakan pakaian rumahan santai dan menatap Rama dengan senyum tipis.“Sudahlah,” ucap Arman santai sambil menepuk bahu Rama. “Mamamu lagi ngambek. Biarin aja dulu.”Rama menatap ayahnya sejenak. “Karena aku nolak dijodohin sama Evita?”Arman hanya mengan

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    168. Ambisi Lilian

    Di dalam kabin belakang mobil mewah berlapis kaca gelap itu, Lilian duduk kaku, pandangannya menatap kosong ke luar jendela. Namun sorot matanya menyimpan amarah yang tertahan.Kedua tangannya mengepal di atas pangkuan, kuku-kuku tajamnya menekan kulit halusnya sendiri. Amarah menyelimuti dirinya seperti kabut pekat. Bibirnya tertarik kaku, dan di sela-sela giginya yang rapat terdengar gumaman penuh hasrat dan dendam yang lama tertahan.“Cinta tidak boleh meninggalkan keluarga Sanjaya,” gumam Lilian, pelan tapi tajam. “Setelah semua yang kulakukan... setelah semua rencana yang telah aku susun selama ini.”Wanita paruh baya itu membuang napas keras, lalu bersandar ke jok kulit yang wangi. Tatapannya kembali menerawang, kali ini bukan ke luar jendela, tapi ke masa lalu.Lilian ingat hari itu, beberapa tahun yang lalu, saat dia mendatangi panti asuhan kecil di pinggir kota yang dipimpin oleh seorang wanita paruh baya bernama Bunda Aminah. Di tangannya, Lilian membawa sebuah foto bayi dan

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    167. Mantan Ibu Mertua

    Cinta berdiri mematung di depan sosok itu, dan seiring cahaya yang bergeser pelan dari arah jendela rumah sakit, wajah perempuan itu terlihat jelas, Lilian.Rambutnya sedikit memutih, tapi masih ditata rapi seperti dulu. Kacamatanya kini lebih tebal. Wajahnya tampak lebih tirus, namun sorot matanya tetap sama, dingin, tajam, dan penuh tuntutan. Cinta tercekat. Ia tidak menyangka akan bertemu mantan ibu mertuanya di tempat seperti ini, setelah sekian lama tanpa kabar sejak Lilian memutuskan ke luar negeri untuk berobat.Lilian melangkah pelan mendekat. Sepasang mata itu menelusuri Cinta dari atas hingga ke bawah, lalu jatuh ke sosok kecil yang berdiri di samping ibunya.“Chiara?” Suara Lilian terdengar parau, nyaris ragu. “Tuhan... kamu sudah sebesar ini.”Chiara menatapnya tanpa takut, tapi juga tanpa antusiasme. Ia menggenggam tangan Cinta lebih erat, seperti membaca kegelisahan sang mama.Lilian menatap Cinta, matanya menyiratkan lebih banyak pertanyaan daripada yang bisa diucapkan.

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    166. Sosok Mengejutkan

    Langkah kaki Rama, Cinta dan Chiara bergema pelan di lantai putih mengilat. Lampu neon di langit-langit memantulkan cahaya redup di dinding, membentuk bayangan samar dari tubuh-tubuh yang berjalan perlahan.Chiara menggenggam tangan mamanya, kencang, seperti tak ingin dilepas. Wajahnya pucat, matanya menyiratkan ketakutan yang tak bisa dia sembunyikan. Rambut hitamnya yang halus jatuh ke bahu, sebagian menutupi pipi. Anak itu terlalu kecil untuk semua rasa sakit yang pernah dia tanggung. Terlalu muda untuk mengerti bahwa hidup kadang tidak adil.“Papa,” panggil Chiara pelan, hampir seperti bisikan.Rama menoleh lembut, memperlambat langkahnya agar bisa sejajar dengan putrinya. “Ya, Sayang?”“Aku… akan dioperasi lagi, ya?” Suaranya serak. Ada ketakutan yang tak bisa ditutupi, meski ia berusaha tegar. Anak itu sudah belajar untuk tidak menangis di depan orang tuanya, tapi gemetar di suaranya tak bisa dibohongi.Cinta menatap Rama sejenak. Di matanya ada kekhawatiran, tapi juga kepercaya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status