Vina masih tertegun saat mendengar Sharla mengatakan jika Ibu Rima mengalami deman tinggi. Tadi pagi Vina melihat kondisi ibu Rima sangatlah baik bahkan tadi pagi Anya masih mengajak mertua Sharla untuk jalan jalan ka taman belakang rumah, sekedar untuk berjemur. Atau mungkin ibu Rima mendengar perkataan Vano tadi pagi. Secara tidak sengaja tadi pagi Vina melihat Vano sedang menelpon seseorang dan kemungkinan yang sedang di telpon adalah Nadia. Kalau bukan telpon Nadia tidak mungkin dia menjauh begitu, dan bertepatan saat itu, Vina melihat jika Ibu Rima sedang ada di bawah tempat Vano menelpon. Mungkin karena terhalang oleh tembok penyekat dan bunga bunga di taruh di atasnya, sehingga Vano tidak melihat jika di bawahnya ada Mamanya. Entah di situ ada Anya atau tidak yang Vina lihat hanyalah Ibu Rima yang duduk berjemur di kursi roda. ‘ Nanti aku harus memastikan terhadap Anya, dia ada sama Ibu Rima atau tidak saat Vano sedang menelpon’“ Woi.... bengong! Kesambet setan ompong nant
Operasi Ibu Rima telah selesai di lakukan dengan lancar namun kondisinya masih sangat kritis dan belum siuman, Sharla dan Vano bergantian menjaga ibunya. Dan terkadang Vina juga ikut menemani Sharla. Banyak juga teman teman Sharla dan juga Vano datang sekedar untuk menjenguk.Seperti halnya hari itu Nadia di temani oleh Renata dia datang ke Rumah sakit untuk menjenguk Ibu Rima. Saat Sharla melihat Nadia datang, ia merasa muak dengan Sahabatnya yang sudah menusuknya dari belakang . Kenapa ada orang yang sungguh tidak tahu malu! Sudah menghancurkan kehidupan orang tapi masih saja tidak merasakan bersalah sedikitpun. ‘ Untuk apa P*****r murahan itu datang kesini? Mau pamer? Atau sudah tidak tahan untuk bertemu dengan ba*****n itu? Batin Sharla merasa geram. Beruntungnya Sharla di temani Oleh Olivia yang kebetulan jadi ia tidak begitu merasa sedih ketika melihat Nadia datang. “ Haii.... Shar, bagaimana kondisi Mama mertua kamu” sapa Nadia menghampiri Sharla yang duduk tidak jauh dar
Nadia masih merasakan sakit hatinya kala melihat Devano sedang makan bersama Sharla, Ia tidak terima melihat itu semua. Api cemburu telah membakar hatinya.Kenapa Sharla selalu mendapatkan semua yang dia inginkan? Sedangkan dirinya hanya mendapatkan belas kasihan dari keluarga Sharla. Ini tidak bisa di biarkan terus menerus. Ia akan membuat Sharla kehilangan semuanya yang dia miliki. Jalan satu satunya adalah memaksakan Vano untuk kembali keperusahaan dan merebut apa yang menjadi milik Sharla. Besuk ia harus bertemu dengan Veno untuk membuat rencana. “ Nad, kenapa ya, aku melihat Sharla sepertinya sedikit Acuh pada kamu? Apakah mungkin dia sudah mengetahui perselingkuhan kamu dan Vano? Tanya Renata memecahkan lamunan Nadia. “ Tidak mungkin, aku tahu Sharla seperti apa, jika tahu hubungan aku dan Devano pasti dia akan ngamuk” ucap Nadia yakin. “ mungkin saja dia capek atau bisa jadi karena Sahabat sahabat kecilnya sudah muncul kembali” Kata Nadia sambil merenungkan dengan sikap Sharl
Devano masih merasa geram dengan Sharla dan Vina. Gara gara Sharla tidak mau menjaga Mama di rumah sakit, Vano batal lagi untuk menemani Nadia malam ini. Padahal dirinya sudah berjanji akan menemui Nadia selain itu dirinya juga sudah rindu dengan belaian cinta Nadia. Kini Vano harus menerima kenyataan ia harus menahan kembali hasratnya.‘ Pasti ini semua gara gara Vina yang membujuk Sharla untuk pulang bersamanya, sepertinya Vina sudah tahu jika malam ini aku akan bertemu dengan Nadia’ perasangka Vano. “ Aaarrrgggghhh.......S**t!” Vano merasa Frustrasi dengan keadaan ini. Andai saja dirinya tidak bodoh, mungkin sekarang dia tidak akan merasa tertekan seperti ini. Harusnya sejak dulu ia meminta Sharla untuk membalikan nama aset atas menjadi nama dirinya, jadi ia bisa mengendalikan Sharla yang mau tidak mau dia akan tunduk padanya. Sekarang semuanya terlambat, harus hati hati jika mau bertindak. ' Sharla kenapa kamu sekarang menjadi wanita liar? Harusnya penurut, atau jangan jangan
Sementara itu, di rumah sakit Maya menangis karena Mamanya sudah tidak bisa di tolong, ia telah menghembuskan nafas terakhirnya. Namun tadi subuh sebelum menghembuskan nafas terakhirnya mamanya sempat sadar bahkan mamanya bisa berbicara meskipun suaranya lirih. Mamanya masih sempat menyuruhnya untuk meminta maaf pada Sharla atas nama Vano.Maya tidak mengerti apa artinya, kenapa harus meminta maaf pada Sharla, apa yang telah di lakukan oleh Vano pada Sharla? Apakah mamanya mengetahui sebuah rahasia Kakaknya dan itu yang memicu ia jatuh sakit.Karena beberapa minggu yang lalu Sharla sudah bilang jika kesehatan Mamanya mulai membaik. Pasti ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Ibunya. Beribu pertanyaan memenuhi pikiran Maya.Setelah bisa menguasai diri ia mulai menelpon kakaknya namun tidak di angkat sama sekali. Akhirnya ia menelpon Sharla, meskipun Kakak iparnya terkadang bersikap tegas namun jika menyangkut Mama Sharla akan menomor satukan urusan Mamanya. Lagipula selama ini Sharla te
Di rumah Sharla sudah di penuhi dengan saudara dan teman temannya, ada Saudara Vano juga sudah ada di situ hanya tinggal menunggu satu saudara laki lakinya yang ada di kota seberang. Mungkin tiga jam lagi akan sampai. Mereka sibuk untuk mempersiapkan segalanya untuk menyambut jenazah ibu Rima. Para tetangga juga ikut datang untuk berduka cita. Di dalam rumah, Vina juga ikut sibuk mempersiapkan segalanya. Beberapa saat kemudian Mobil ambulan tiba di kediaman keluarga Sharla. Para keluarga menyambut Jenazah ibu Rima di iringi tangisan para anak anaknya. Mereka langsung membawa ke ruang depan, tinggal menunggu anak anak Ibu Rima yang belum datang. Rencananya sore harinya akan di makamkan di pemakaman Elit di dekat Bukit Warna. Sharla mengedarkan pandangannya mencari sosok suaminya yang tidak terlihat dalam menyambut Ibunya. “ Bang, Vano mana? Tanya Sharla kepada salah satu Kakak Vano. “ Bukannya kamu tadi sama dia di Rumah Sakit? Jawabnya.“ Vano tidak ada di rumah sakit dari semala
Selesai dari pemakaman semuanya kembali ke rumah Sharla, termasuk saudara saudara Vano. Mereka masih di liputi dengan duka atas kepergian Ibu Rima. Bibi Asih dan di bantu oleh Anya menyiapkan makan malam untuk mereka semuanya. Saat itu Sharla berada di ruang tengah di temani dengan Vina dan teman temannya. Sementara Vano menemani saudara saudaranya di rumah utama. Saat ini Sharla masih belum bisa menemui suaminya. Perlakuan suaminya masih membuat Sharla merasakan sakit di dadanya. Sharla berpikir Vano hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri, ia telah mengabaikan istri, anak dan mamanya bahkan hingga Akhir kehidupan mamanya dia tidak menemaninya. “ Sharla, kamu yang sabar ya, ini pasti berat untuk kamu, tapi percayalah kita sebagai sahabat kamu akan selalu mendukung semua keputusan yang kamu ambil” kata Olivia sambil memeluk Sharla yang bersandar pada Sofa panjang. “ Thanks Olive dan semuanya tanpa kalian aku tidak akan sekuat ini” Sharla merasa bersyukur karena keberadaan t
Di pagi hari Sharla bangun dengan kepala yang sedikit sakit, karena semalam suntuk ia tidak tidur. Ia sibuk Memereskan barang barang suaminya kemudian ia masukan ke dalam koper. Kali ini Sharla betul betul akan mengakhiri rumah tangganya dengan Devano. Sudah terlalu banyak kesempatan yang di berikan pada Vano namun dia tidak mau mengambilnya.secepatnya ia akan bertemu dengan pengacaranya untuk mengurus perceraian. Ia berharap prosesnya berjalan dengan lancar dan semoga suaminya juga tidak menyulitkan dirinya. Setelah semuanya selesai ia menaruh koper Vano di luar kamarnya. Kemudian ia turun untuk mengurus anaknya. Dan ternyata Al sudah bangun dan berada di ruang belajarnya di temani dengan Bibi Asih. Sharla melihat anaknya sepertinya tidak dalam suasana yang baik, Al tampak lebih pendiam tingkahnya sama seperti waktu dia kecewa dengan Papinya. Apa mungkin Al sudah mengetahui jika dirinya akan bercerai dengan Vano, bagaimanapun juga hubungan Anak dan orang tua tidak akan pernah bisa