Share

21. Semakin Dekat Bahkan Ada Yang Terikat

          Qiano mengkunci pintu, mengusap lengannya yang masih sakit lalu menghampiri Syasya yang sudah terlelap di atas kasur miliknya.

Di suruh pulang pasti tidak mau. Jelas saja gadis itu tidak mau pulang, pasti saat di rumah nanti akan kembali di pukuli.

Qiano meraih beberapa salep luka di nakas, mengoleskannya pada lengan mungil, kurus  yang kini banyak lebam itu.

Sungguh jahat! Pasti sakit saat di cubitnya karena berbekas ketara sekali.

Dalam tidurnya sesekali Syasya meringis, alis dan dahinya mengkerut.

Qiano memperiksa yang lainnya, kaki yang putih itu kini ada garis - garis merah seperti bekas di pukul oleh beberapa lidi. Di paha Syasya kembali ada memar, sungguh kekerasan pada anak.

Qiano menatap wajah yang masih terlelap itu. Nasib mereka begitu sama walau Qiano sudah tidak lagi.

Rasa iba mulai tu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status