Pada saat yang sama, berita penangkapan Kenzaki Kuro juga menjadi trending di sosial media. Kabar penangkapannya itu merebak bagai api di padang rumput kering, menjadi bahan perbincangan yang tak henti-hentinya di antara staf dan artis Golden Entertainment.“Ian benar-benar hebat! Aku tak menyangka dia bisa melakukan semua ini!”“Tidak hanya itu, dia juga kaya, kuat, dan tampan. Dia benar-benar keren, saat dia menantang Kenzaki Kuro tadi malam. Jujur saja, aku sendiri sempat tidak percaya Ian dapat membunuh karir Kenzaki Kuro dalam sehari. Namun nyatanya, dia benar-benar menghancurkan semua karir dan perusahaannya!”“Aku dulu cuma tahu bahwa Ian hanyalah pemilik kedai kecil dan juga seorang penulis naskah skenario baru. Tapi sekarang aku tahu, bahwa Ian sangat keren.”“Tampan, kuat, pemberani, dan luar biasa. Hanya itu yang bisa aku deskripsikan tentang Ian.”Baik para staf maupun kalangan artis, banyak yang menaruh rasa hormat dan kekaguman pada Ian. Kini Ian telah menjelma menjadi s
Selang beberapa hari setelah ditangkap, Pengadilan Negeri Surabaya resmi menetapkan Kenzaki Kuro sebagai tersangka. Biasanya, proses peradilan membutuhkan waktu yang cukup panjang. Namun, karena kuatnya bukti yang ada, proses ini mampu berjalan dengan cepat. Alhasil, Kenzaki Kuro menerima hukuman 12 tahun penjara dan denda sebesar 500 juta rupiah. Sebelum keputusan pengadilan diketuk, Kenzaki Kuro sudah mencoba meraih bantuan, menghubungi teman-temannya satu per satu, namun jawaban yang ia terima hanya penolakan dan keheningan. Mereka yang pernah berdiri di sisinya kini berpaling, meninggalkannya terperangkap dalam kesendirian dan kemarahan yang membara.Kini, sudah dua minggu berlalu sejak keputusan pengadilan. Dalam sel isolasi yang suram, Kenzaki Kuro terkulai tak berdaya. Matanya yang dulu penuh percaya diri kini hanya tinggal cekungan kosong. Wajahnya, yang pernah dihiasi senyum sinis, kini dilukis dengan memar keunguan dan air mata penyesalan.Di balik jeruji besi, ia bukan lag
Drama televisi "Hantu? Siapa Takut!" telah menemukan wajah-wajah yang akan menghidupkan ceritanya. Ian, dengan karisma yang tak terbantahkan, akan memerankan Rian Morfran, tokoh utama pria yang menarik. Di sisi lain, keanggunan Lisa akan memancar melalui Alena Rothschild, tokoh utama wanita yang kuat dan mandiri.Xavier, dengan aura otoritatifnya, akan menjadi Arta, Wali Kelas yang bijaksana. Alicia, penuh semangat dan keceriaan, akan mengisi layar sebagai Livia Arun, teman masa kecil Rian yang setia dan menaruh rasa pada Rian. Linda, dengan kehangatan yang selalu terpancar dari dirinya, akan menjadi Tika, sahabat Alena yang jute.Tak hanya itu, drama ini juga diperkaya oleh kehadiran para aktor terkenal dan berpengalaman. Sophia, yang namanya sudah tidak asing lagi, akan memerankan sosok kepala sekolah SMA Avernus dengan segala kebijaksanaan dan ketegasannya yang telah diakui banyak pihak. Dan Richard, yang tak kalah tenarnya, akan memerankan Dokter Denis Rothschild, ayah dari Alena
Setelah adegan berakhir, Ian menghampiri rekan-rekan setimnya dengan senyum hangat. "Tanpa dukungan kalian, adegan ini tak mungkin sempurna," katanya, sambil berjabat tangan dengan mereka yang telah menjadi bagian dari perjalanan SMP sang tokoh utama."Kita semua di sini karena satu sama lain, Ian. Dan jujur, aktingmu itu... luar biasa. Kamu berada di liga yang sama dengan Sophia dan Richard," ujar salah satu rekan setimnya, memberikan jempol sebagai tanda pengakuan."Ian, kamu memang baru di dunia drama, tapi talentamu itu... sungguh luar biasa, seolah kamu dilahirkan untuk ini!" timpal yang lain, tak kalah kagum.“Itu benar, kamu sangat hebat Ian. Padahal kamu baru pertama kali bermain drama hari ini, tapi kemampuan aktingmu setingkat Dewa!”“Tidak salah jika kami menyebutmu setara Sophia dan Richard.”Ian hanya tersenyum, merendah. "Sophia dan Richard adalah maestro yang telah mengukir sejarah di dunia akting. Aku masih belajar, dan kemampuan aktingku masih biasa saja, sangat jauh
Produser Ram Singh menatap Benny dengan pandangan yang terbuka lebar, seolah-olah mencari jawaban di wajahnya. “Benny, Ian itu penulis skenario, bukan? Bagaimana mungkin dia mengerti seluk-beluk menyutradarai?”Biasanya, sutradara adalah penguasa panggung sebelum lampu sorot menyala, memilih artis yang akan menghidupkan naskahnya. Jika ada yang tergelincir dalam peran mereka, dengan isyarat tangannya yang tegas, sutradara akan memotong adegan dan memerintahkan pengambilan gambar ulang hingga setiap gerak dan kata sempurna. Kekuasaannya mutlak.Namun, di balik layar adegan kedua, Sutradara Ben merasakan kepuasan. Akting Ian dan para pemain lainnya telah menyatu dengan harmonis, seolah-olah mereka bukan lagi berakting, melainkan menjadi nyata.Tetapi, ketika Ian meninjau rekaman tersebut, matanya berbinar-binar dengan ide-ide baru. Dengan semangat yang tak terbendung, dia berbagi pandangannya kepada Sutradara Ben, memberikan saran tentang penempatan kamera y
Adegan pembuka ini cukup penting. Karena pada adegan ini, tokoh utama pria akan bertemu tokoh utama wanita untuk pertama kalinya. Oleh sebab itu, syuting adegan ini menarik perhatian semua orang. Pemeran tokoh utama pria dan wanita adalah jiwa dari sebuah serial drama televisi. Sutradara Ben dan seluruh staf juga mulai bekerja dengan serius. Mereka memiliki satu tujuan yang sama, yaitu untuk memfilmkan adegan ini dengan baik. “Sutradara Ben, apakah menurutmu mereka dapat memerankan adegan ini dengan baik? Aku pribadi, masih merasa khawatir mereka akan kesulitan. Lagi pula, mereka berdua tidak memiliki pengalaman apapun, terutama adegan seperti ini,” ucap Produser Ram Singh. "Mari kita coba dulu. Jika mereka tidak melakukan pekerjaannya dengan baik, mereka dapat berlatih lagi lebih banyak. Kami memiliki begitu banyak aktor veteran dengan kemampuan akting yang bagus di sini. Jika mereka tidak bisa melakukannya dalam sekali syuting, maka kami akan melakukan sepuluh kali syuting. Dengan
Xavier melihat es krim di tanah, mengambilnya, dan diam-diam menaruhnya di tempat sampah. Cuacanya panas, tapi hati Xavier dingin.‘Mengapa Ian melakukan semua yang aku juga pikirkan? Dan pertengkaran mereka, seperti sepasang kekasih yang sedang bergurau!’ gumamnya penuh kepedihan.Tak lama kemudian, Linda berjalan ke sisi Xavier dan memberinua sebotol air mineral dingin. Suaranya uang merdu terdengar di telinga Xavier. “Apa kamu mau air?”Xavier mengangguk. “Terima kasih.” ucaonya seraya memandang Linda di sampingnya. Ia tiba-tiba merasa bahwa dunianya tidak tampak begitu sepi, seakan ada cahaya hangat yang datang meraihnya.“Apa kamu sedang bersedih? Apakah kamu ingin aku menyanyikan sebuah lagu untukmu?” Linda duduk di samping Xavier. Kakinya tertutup saat dia diam-diam menyaksikan pertengkaran Ian dan Lisa yang tampak seperti pasangan suami-istri."Baiklah." Xavier mengangguk.“Kalau begitu aku akan menyanyikan ‘I Love 3000'.
Sutradara Ben terus memuji Ian, “CEO Lex, bakat seperti Ian harus kita ikat. Apalagi, aku yakin drama ini, ‘Hantu? Siapa Takut!’, pasti akan populer di Internet. Deretan artis yang tergabung dalam drama ini sangat megah. Ditambah dengan kemampuan akting Ian dan Lisa yang luar biasa serta plot yang menakjubkan, itu akan cukup untuk menarik perhatian penonton.”CEO Lex mengangguk. Ia menyadari bahwa dirinya telah meremehkan kemampuan Ian. Ia mengira Ian hanya bisa menulis naskah. Tapi ia tidak menyangka selain menulis naskah, kemampuan Ian lainnya juga mengejutkan. Memikirkan semua itu, CEO Lex tersenyum. Dengan adanya seseorang seperti Ian, ia yakin industri entertainment Indonesia akan lebih maju.Sementara drama “Hantu? Siapa Takut!”, jika drama itu menjadi populer, CEO Lex tentu saja akan membeli naskah musim keduanya dengan harga tinggi.“Tidak banyak artis yang bisa menerima pujian seperti itu dari Sutradara Ben. Sepertinya Ian benar-benar bukan orang